• Tidak ada hasil yang ditemukan

gambaran pengetahuan, sikap dan praktik - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "gambaran pengetahuan, sikap dan praktik - SIMAKIP"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Gambaran pengetahuan, sikap dan praktik pengobatan dismenore menggunakan obat tradisional pada remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Link Profil Seeip : http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/1245 Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi dan Sains/Farmasi. Surat kontrak merupakan scan surat kontrak penelitian yang ditandatangani oleh Peneliti, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Wakil Rektor Uhamka II.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan praktik pengobatan dismenore menggunakan obat tradisional pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Subjek penelitian adalah 79 remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat berusia 15-19 tahun yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji chi square dan Spearman rho dimana tingkat pengetahuan remaja putri dalam mengatasi dismenore menggunakan obat tradisional cukup baik sebesar 54,4% dengan respon positif sebesar 65,8% dan praktik 60,8%.

Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat sikap dimana p-value < 0,05 dan koefisien korelasi sebesar 0,546 yang berarti kedua variabel memiliki hubungan yang sedang.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Dengan demikian, penggunaan obat tradisional masih menjadi pilihan dalam pengobatan dismenore yang dialami remaja putri. Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang pemanfaatan obat tradisional untuk mengatasi dismenore. Bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang penggunaan obat tradisional untuk mengatasi dismenore.

Untuk menilai pengetahuan remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang penggunaan obat tradisional untuk mengatasi dismenore. Untuk mengetahui sikap remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang penggunaan obat tradisional untuk mengatasi dismenore. Untuk mengetahui praktik remaja putri di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang penggunaan obat tradisional untuk mengatasi dismenore.

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tentang penggunaan obat tradisional untuk pengobatan dismenore.

TINJAUAN PUSTAKA

State of the Art

Penelitian yang dilakukan di Bandar Lampung oleh Asri tahun 2014 pada siswa SMA Al-Kautsar menunjukkan bahwa remaja putri memiliki pengetahuan yang baik tentang dismenore sebanyak 69,0% dan perilaku penatalaksanaan dismenore yang baik sebanyak 62,1%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku dalam penatalaksanaan dismenore pada remaja putri di SMA Al-Kautsar14. Remaja putri yang mengalami dismenore saat menstruasi umumnya tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, terutama di sekolah.

Dengan pengetahuan yang cukup, diharapkan remaja putri dapat mengelola gejala dismenore dengan baik agar tidak mengganggu aktivitasnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2014), salah satu pengobatan dismenore yang dilakukan remaja putri selain penggunaan obat sintetik adalah penggunaan obat tradisional. Penelitian Sukini (2017) menunjukkan bahwa pemberian lidah buaya dan temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) berpengaruh terhadap penurunan dismenore17.

Dengan demikian peneliti ingin mengetahui gambaran profil tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penatalaksanaan dismenore (nyeri haid) pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.

Teori Umum

Literatur sebelumnya masih sangat minim tentang penggunaan obat tradisional dalam pengobatan dismenore, mengingat Indonesia memiliki kekayaan hayati yang begitu besar. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui gambaran profil tingkat pengetahuan, sikap dan praktik mengatasi dismenore (nyeri haid) pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.. kesiapan merespon objek pada lingkungan tertentu sebagai bentuk apresiasi terhadap sebuah objek21. Dismenore atau yang lebih dikenal dengan nyeri haid merupakan masalah ginekologi umum yang terjadi setiap bulan pada wanita.

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi saat menstruasi akibat luruhnya lapisan endometrium. Dismenore primer umumnya dimulai saat seorang wanita berusia 2-3 tahun pascamenarke dan akan mencapai puncaknya pada usia 15-25 tahun. Nyeri haid pada dismenorea terjadi akibat beberapa penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi pada wanita.

Perbedaan dismenore primer dan dismenore sekunder Klasifikasi dismenore primer Dismenore sekunder Usia Di bawah 25 tahun Antara 25 – 30 tahun Sifat Nyeri Kram perut. Hal ini dikarenakan obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat sintetik. Obat Tradisional menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2012) adalah ramuan atau campuran ramuan yang berupa ramuan tumbuhan, hewan, mineral, ekstrak galenik, bahkan campuran dari bahan-bahan tersebut yang digunakan untuk pengobatan secara turun-temurun. komunitas8.

Ada beberapa jenis obat tradisional yang dikenal masyarakat, namun yang paling banyak diminati adalah obat herbal, sedangkan obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka masih cukup asing di masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap tentang mengatasi dismenore primer yaitu pengetahuan, pengalaman pribadi, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga keagamaan. Sikap tumbuh yang diawali dengan pengetahuan yang dimaknai sebagai sesuatu yang baik (positif) atau buruk (negatif), kemudian diterapkan padanya.

Remaja putri yang pengetahuannya kurang tentang dismenore akan menunjukkan kecemasan dengan stres yang berlebihan dalam menghadapi gejala dan keluhan yang dialami atau cenderung negatif. Sebaliknya remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang dismenorea akan bereaksi dengan berpikir dan berusaha mengatasi gejala dan keluhan yang dialaminya dalam bentuk sikap positif.

Road Map Penelitian

METODE PENELITIAN

METODE

  • Jenis Penelitian
  • Populasi
  • Sampel Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Kriteria Inklusi dan Eksklusi
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisa Data
  • Diagram Alir Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan obat tradisional untuk meredakan nyeri haid yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Validasi isi angket dilakukan oleh 2 orang ahli dengan hasil CVI 0,982 yang menyatakan instrumen tersebut termasuk dalam kategori validitas sangat baik32. Ketiga isian tersebut memiliki hasil Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan pada ketiga isian kuesioner dinyatakan reliabel.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan bantuan kuesioner online melalui Google form yang dibagikan kepada responden melalui link aplikasi.

3.1.9. Diagram Alir Penelitian
3.1.9. Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Tingkat Pengetahuan
  • Tingkat Sikap
  • Tingkat Praktik
  • Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Obat Tradisional adalah ramuan atau ramuan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, zat mineral dan ekstrak galenik yang telah digunakan secara turun-temurun untuk keperluan pengobatan. Melihat definisi tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase remaja putri yang memahami pengertian obat tradisional adalah sekitar 88,6% dan 91,1% mengetahui bahwa tumbuhan merupakan sumber obat tradisional. Sikap Remaja Putri Menghadapi Dismenore Dengan Obat Tradisional Menurut Faturochman (2006) ada 3 aspek dalam tingkatan sikap yaitu perasaan, keyakinan dan perilaku.

Gambaran sikap dalam penelitian ini merupakan bentuk respon atau tanggapan yang diterima remaja putri dalam pengobatan dismenore (nyeri haid) dengan menggunakan obat tradisional. Hal ini dapat terjadi karena remaja putri dibekali dengan pengetahuan yang dimilikinya tentang dismenore dan pengobatan tradisional. Sikap positif remaja putri dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan obat tradisional untuk mengurangi dismenore (nyeri haid), menggunakan obat tradisional yang lebih murah dibandingkan obat sintetik dan lebih memilih obat tradisional dalam bentuk sediaan siap pakai di negara asalnya.

Hasil penelitian Patty (2017) menunjukkan bahwa sikap positif yang digambarkan responden terhadap praktik swamedikasi memungkinkan mereka untuk melakukan pengalaman mandiri yang memiliki hasil yang diharapkan yaitu tidak adanya gejala yang muncul dan sembuh, sehingga sebagian besar responden melakukannya. tidak ragu untuk kembali melakukan pengobatan sendiri36. Jenis-jenis tindakan atau tindakan yang dilakukan remaja putri terkait dismenore (nyeri haid) dengan menggunakan obat tradisional dapat dilihat pada tabel berikut. Respon praktis yang diperoleh diimbangi dengan tingkat pengetahuan yang baik dan sikap positif remaja putri dalam mengatasi dismenorea dengan menggunakan obat tradisional.

Penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2014) menunjukkan bahwa salah satu tindakan yang dilakukan oleh remaja putri untuk mengatasi dismenore (nyeri haid) adalah penggunaan obat tradisional sebesar 32,16%, dimana remaja putri menggunakan daun sirih (67%), rimpang kunyit (20%). ). dan daun pepaya (13%). Meskipun sebagian besar remaja putri menggunakan obat-obatan siap pakai atau modern dalam pengobatan dismenore dengan persentase 54,35%, namun efek samping yang ditimbulkannya tidak dapat dihindari9. Menurut Sumayah, dkk (2017), sebagian besar penggunaan obat tradisional dinilai cukup aman dibandingkan dengan penggunaan obat modern dimana obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat sintetik37.

Menurut BPOM (2019), obat tradisional dibagi menjadi tiga kelompok menurut penggunaannya, cara pembuatannya hingga tingkat pembuktian efektivitasnya38. Sikap positif atau negatif yang ditunjukkan seseorang bergantung pada pemahamannya terhadap objek tersebut, yang pada gilirannya akan mendorong seseorang untuk memilih tindakan apa yang akan diambil.

Tabel 3. Gambaran Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Dismenorea  (Nyeri haid) Menggunakan Obat Tradisional
Tabel 3. Gambaran Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Dismenorea (Nyeri haid) Menggunakan Obat Tradisional

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

LUARAN YANG DICAPAI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pengobatan dismenorea dengan obat tradisional pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan oleh Berkley (2013) mengungkapkan bahwa kejadian dismenore primer banyak dialami oleh remaja putri sebanyak 90% dan lebih dari 50%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2014) yaitu penelitian tentang pengobatan dismenore pada remaja putri, dimana penggunaan obat tradisional dimanfaatkan oleh 32,61% remaja putri dengan tingkat pemanfaatan daun sirih 67%, kunyit 20% dan pepaya. daun 13%.

Penggunaan obat tradisional mampu mengatasi dampak dismenore yang muncul pada remaja putri, selain penggunaan obat sintetik. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan praktik pengobatan dismenore dengan obat tradisional pada remaja putri. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh 79 data remaja putri yang disurvei di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yang memenuhi persyaratan kriteria inklusi.

Dismenore menimbulkan beberapa masalah, salah satunya mempengaruhi prestasi akademik remaja putri di sekolah.Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat pengetahuan dan praktik remaja putri dalam menggunakan obat tradisional untuk mengatasi dismenore. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dan pengobatan tradisional baik dengan persentase 80,8%, sikap positif 83,8%, dan praktik 45,5%. Dengan demikian perlu dilakukan survei untuk melihat pengetahuan, sikap dan praktik remaja putri dalam mengatasi dismenore dengan menggunakan obat tradisional.

Gambaran sikap remaja putri pada Tabel 2 menunjukkan sebagian besar memberikan sikap positif, hal ini sesuai dengan persentase pengetahuan baik (80,8%) tentang dismenore dan pengobatan tradisional. Pada penelitian yang dilakukan Gumanga et al (2012), 51,1% remaja putri usia 14-19 tahun mengalami dismenore. Penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2015) pada remaja putri diketahui dapat mengobati dismenore menggunakan obat tradisional sebesar 32,16% yaitu daun sirih, rimpang kunyit dan daun pepaya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri di SMA Muhammadiyah 23 dan SMA Muhammadiyah 11 Jakarta Timur memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif dan praktik penggunaan obat tradisional dalam mengatasi dismenorea negatif.

Tabel  3.1.  Tingkat  Pengetahuan  Remaja  Puteri  Mengenai  Dismenorea  (Nyeri Haid) dan Obat Tradisional
Tabel 3.1. Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Mengenai Dismenorea (Nyeri Haid) dan Obat Tradisional

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Prevalensi dan penatalaksanaan dismenore pada remaja putri di Kecamatan Bangko Kota Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. Minuman kedelai (Glycine max) dan kombinasi asam jawa (Tamarindus indica) dengan kunyit (Curcuma domestica) dalam mengurangi nyeri haid. WHO.2010.Dysmenorrhea.http://www.who.int/gho/mdg/poverty_hunger/dismi norea_text/en/index.html.

Hubungan usia, paritas dan status gizi dengan prevalensi dismenore pada wanita usia subur di Gampong Baitussalam Aceh Besar.

Gambar

Gambar 1. Road map penelitian
3.1.9. Diagram Alir Penelitian
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Mengenai Dismenorea (Nyeri  Haid) dan Obat Tradisional
Tabel 3. Gambaran Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Dismenorea  (Nyeri haid) Menggunakan Obat Tradisional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak perubahan

Kesimpulannya, hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup tentang faktor resiko kanker serviks, demikian

Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kanker serviks, meskipun demikian diharapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat mengenai cuci hidung pada masa pandemi Covid-19.. Mengidentifikasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DAN PRAKTIK HYGIENESANITASI TENAGA PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI UPTD RUMAH SAKIT JIWA BANGLI ABSTRAK Masalah kesehatan khususnya masalah

Tabel Silang Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri tentang Kebersihan Organ Reproduksi Eksternal di SMP Negeri 18 Banjarmasin Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tabel Silang Pengetahuan dan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DAMPAK ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA KELAS 10 SMA NEGERI 8 TASIKMALAYA ABSTRAK Syaqila Fadia Haya1, Hadiyat