• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENTANG PENGGUNAAN SHISHA DAN VAPE PADA MAHASISWA PRODI ILMU KEPERAWATAN DAN FARMASI STIKES SARI MULIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENTANG PENGGUNAAN SHISHA DAN VAPE PADA MAHASISWA PRODI ILMU KEPERAWATAN DAN FARMASI STIKES SARI MULIA"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

FARMASI STIKES SARI MULIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

Devi Kharismawati Nim: 14.IK.385

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

v

DEVI KHARISMAWATI. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tentang Penggunaan Shisha dan Vape Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi STIKES Sari Mulia. Dibimbing oleh YP. RAHAYU dan AGNES CHRISTIE RINDA.

Latar Belakang: Data Global Adult Tobacco Survey 2015 menunjukkan prevalensi keseluruhan perokok di Indonesia sekitar 59,9 juta jiwa. Jenis rokok yang saat ini marak digunakan di Indonesia adalah shisha dan vape. Studi pendahuluan pada 10 mahasiswa menunjukkan terdapat 6 orang yang mengetahui dan 4 orang lainnya tidak mengetahui tentang shisha dan vape. Dari 6 orang tersebut terdapat 4 orang yang setuju dan 2 orang tidak setuju dengan penggunaan shisha dan vape. Pengetahuan berperan penting dalam penentuan sikap seseorang, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape.

Tujuan:Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi Stikes Sari Mulia.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 60 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan dan Farmasi STIKES Sari Mulia semester II dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji spearman rank.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi STIKES Sari Mulia dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan keeratan hubungan kuat (r = - 0.709).

Simpulan: Adanya hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan tentang shisha dan vape pada mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi STIKES Sari Mulia

Kata kunci: Mahasiswa, Pengetahuan, Sikap, Shisha, Vape

(6)

vi

DEVI KHARISMAWATI. The Relationship Between Knowledge and Attitude About the Use of Shisha and Vape on Nursing and Pharmacy students of STIKES Sari Mulia. Guided by the YP. RAHAYU and AGNES CHRISTIE RINDA.

Background: Data Global Adult Tobacco Survey in 2015 that the prevalence of smokers in Indonesia is around 59.9 million. Type of cigarette that is currently used in Indonesia is rampant shisha and vape. The use of shisha and vape have increase in the last decade. Based on the preliminary study on 10 students there are 6 people who know and 4 other people do not know about shisha and vape.

From 6 people who know, there are 4 people who agree and 2 do not agree with the use of shisha and vape. Knowledge plays an important role in determining a person's attitude, so it’s important to analyze the relationship between knowledge and attitude about the use of shisha and vape.

Aim: To analyze the relationship between knowledge and attitude about the use of shisha and vape on Nursing and Pharmacy students of STIKES Sari Mulia.

Method: This research is a quantitative research with cross sectional approach.

The study involved a sample of 60 students of Nursing and Pharmacy STIKES Mulia Sari second half with a simple random sampling technique. Data were analyzed using test Spearman rank.

Results: These results indicate that there is a relationship between knowledge and attitude about the use of shisha and vape on Nursing and Pharmacy students of STIKES Sari Mulia with p = 0.000 (p <0.05) and the result has a strong (r = - 0709).

Conclusion: There is a relationship between knowledge and attitude about the use of shisha and vape on Nursing and Pharmacy students of STIKES Sari Mulia.

Keywords: Students, Knowledge, Attitude, Shisha, vape

(7)

vii

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat merasakan indahnya beriman Islam dan menyelesaikan penulisan penyusunan Skripsi.

Setelah mengalami berbagai rintangan, halangan dan cobaan, serta pasang surutnya semangat yang penulis hadapi, akhirnya telah sampai pada tahap akhir penyusunan Skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai S1 Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia.

Terwujudnya penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan segala rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Ibu RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah.

2. Bapak dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia.

3. Ibu Dini Rahmayani, S.Kep.Ns., MPH selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia.

4. Ibu YP. Rahayu, M.Pd., M.Keb selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan penulisan Skripsi ini.

5. Ibu Agnes Christie Rinda, M.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan penulisan Skripsi ini.

(8)

viii kesempurnaan Skripsi ini.

7. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia yang telah memberikan ilmu selama penulis menjalani pendidikan perkuliahan dan telah memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa dan pengertian selama penulis menjalani perkuliahan dan akhirnya bisa menyelesaikan Skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah bersedia untuk berdiskusi dan saling memberikan motivasi satu sama lain.

Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-teman diberikan mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam perbuatan dan penulisan Skripsi ini memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan. Semoga penelitian ini yang di tuangkan dalam bentuk Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan. Amin.

Banjarmasin, 16 Agustus 2018

Penulis

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Teori ... 11

1. Pengetahuan ... 11

a. Pengertian Pengetahuan ... 11

b. Proses Perilaku “TAHU” ... 11

c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 12

(10)

x

2. Sikap ... 18

a. Pengertian Sikap ... 18

b. Komponen Sikap ... 18

c. Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 19

d. Fungsi Sikap ... 20

e. Perubahan Sikap ... 21

f. Pengukuran Sikap ... 22

g. Sikap Penggunaan shisha dan vape ... 23

B. Kerangka Teori ... 25

C. Kerangka Konsep ... 26

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Sasaran Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian yang Digunakan ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

E. Jenis dan Sumber Data ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Uji Kualitas Data ... 34

G. Analisa Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

B. Gambaran Karakteristik Reponden ... 43

C. Hasil Penelitian ... 44

D. Pembahasan ... 47

(11)

xi

A.Simpulan ... 52 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

1.1 Keaslian Penelitian ... 8

3.1 Penghitungan jumlah sampel ... 30

3.2 Definisi Operasional ... 31

4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 44

4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Shisha dan Vape ... 45

4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Penggunaan Shisha dan Vape ... 45

4.4 Hubungan pengetahuan dengan sikap penggunaan tentang shisha dan vape pada mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi STIKES Sari Mulia ... 46

(13)

xiii

2.1 Shisha ... 15

2.2 Vape (rokok elektrik) ... 15

2.3 Kerangka Teori ... 25

2.4 Kerangka Konsep ... 26

(14)

xiv Lampiran 2 Surat Pengajuan Judul Penelitian

Lampiran 3 Surat Permohonan Melakukan Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Balasan Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 5 Surat Permohonan Melakukan Uji Validitas Lampiran 6 Surat Perizinan Uji Validitas

Lampiran 7 Surat Permohonan Melakukan Penelitian Lampiran 8 Surat Perizinan Melakukan Penelitian

Lampiran 9 Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lampiran 10 Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap

Lampiran 11 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Lampiran 12 Master Tabel Uji Validitas

Lampiran 13 Master Tabel Penelitian

Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 15 Hasil Penelitian

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Pembimbing I Lampiran 17 Lembar Konsultasi Pembimbing II Lampiran 18 Berita Acara

Lampiran 19 Riwayat Hidup

(15)

1 A. Latar Belakang

Merokok merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat masih sulit untuk dihentikan. Bahaya merokok bukan saja pada perokok tetapi juga berdampak pada orang-orang disekelilingnya (perokok pasif) (Indra et al.

2015).

Persentase penduduk dunia yang mengkonsumsi tembakau adalah sebanyak 35% pada penduduk Asia dan Australia, 43% pada penduduk Eropa, 12% penduduk Amerika, dan 11% pada penduduk Timur Tengah serta Afrika.

Sementara itu ASEAN merupakan sebuah kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab kematian global diakibatkan oleh tembakau.

Persentase perokok pada penduduk ASEAN terbesar terdapat di Indonesia (33%), Bangladesh (20%), Thailand (18%), Myanmar (16%), dan Sri Lanka (11%) (WHO, 2015).

Menurut data Global Adult Tobacco Survey 2015 prevalensi keseluruhan perokok di Indonesia sebesar 34,8% atau sekitar 59,9 juta jiwa yang terdiri dari perokok laki-laki 67,0% (57,6 juta jiwa) dan perempuan 2,7% (2,3 juta jiwa), diantara perokok tersebut jumlah perokok harian sebesar 50,3 juta jiwa dan sebesar 9,7 juta jiwa merupakan perokok sesekali. Non-perokok di Indonesia sebesar 65,2% dari populasi orang dewasa secara keseluruhan atau sekitar 111,2 juta jiwa (GATS, 2011).

(16)

Para perokok di Indonesia mulai mengenal penggunaan rokok sejak usia dini. Hasil survey RISKESDAS pada tahun 2013 menunjukan bahwa usia mulai menggunakan rokok adalah usia 5-9 tahun sebesar 1,7%. Angka terbesar terlihat pada kelompok usia remaja dan usia sekolah yaitu sebesar 43,3%, sedangkan usia merokok saat usia dewasa yaitu sebesar 14,3%, angka ini jauh lebih rendah dari jumlah usia mulai menggunakan rokok pada saat remaja.

Penggunaan tembakau di Kalimantan Selatan menyumbang angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 22,1% perokok yang merokok setiap harinya dan 3,6% perokok yang merokok sewaktu-waktu dengan rata-rata penggunaan rokok 17 batang perharinya (RISKESDAS, 2013).

Rokok dari India/Timur Tengah yang dikenal dengan istilah narghile, hookah, waterpipe-smoke (WPS) atau di Indonesia sendiri sering disebut dengan shisha dalam dekade terakhir ini semakin marak digunakan. Bahan utama pada instrument shisha adalah tembakau padat yang menggunakan pembakaran langsung oleh pembakar aktif (WHO, 2015).

Jenis rokok lain yang juga tengah menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia selain shisha adalah rokok elektronik, yang tentu saja memancing rasa penasaran dan rasa ingin tahu lebih jauh. Banyak kalangan muda dan bahkan anak-anak yang ingin mencoba menggunakan rokok jenis ini. Begitu juga di kalangan perokok, banyak yang mencoba beralih ke rokok elektronik karena dianggap lebih aman dan lebih stylish tanpa mengurangi sensasi merokok seperti rokok konvensional. Beberapa pihak menganggap rokok elektronik merupakan inovasi kesehatan untuk membantu mengurangi ketergantungan dan sebagai alat berhenti merokok. Rokok elektronik identik dengan istilah vape, personal vaporizer (PV), e-cigs, vapor, electrosmoke, green cig, smartcigarette (BPOM, 2015).

(17)

Efek bahaya shisha dan vape bagi kesehatan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Tobacco Control Research and Education University of California adalah adrenalin meningkat, tekanan darah meningkat, mengakibatkan ketagihan, keracunan, pneumonia, bronkitis, asma, gagal jantung, disorientasi, kejang, hipotensi, luka bakar akibat meledaknya rokok elektronik di mulut. Selain efek langsung terhadap pengguna, efek terhadap orang lain (second hand smoke) juga tetap ada yaitu dapat menyebabkan sesak nafas dan iritasi pada saluran nafas (WHO, 2015).

Fakta–fakta mengenai dampak negatif dari shisha belum banyak terpublikasi ke masyarakat. Salah satu penyebab sulitnya penyebaran fakta mengenai shisha adalah lebih maraknya mitos–mitos mengenai shisha yang mempunyai dampak lebih positif dibandingkan dengan rokok biasa. Beberapa mitos yang ada di masyarakat tentang shisha diantaranya adalah guci air/water seal yang dapat mengikat racun, menghasilkan nikotin lebih sedikit dibandingkan rokok biasa, sari buah yang ditambahkan pada shisha baik untuk kesehatan (Knishkowy and Amitai, 2012).

Masyarakat pada umumnya juga tidak terganggu dengan adanya tempat usaha yang menyediakan shisha dan vape di sekitar mereka. Mereka menganggapnya sebagai hal yang lumrah sebagai tempat usaha. Tidak sedikit dari pengunjung yang datang adalah remaja bahkan anak-anak di daerah tersebut. Tingginya jumlah perokok di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan. Salah satu yang mempengaruhi kebiasaan merokok dikalangan remaja adalah pengetahuan dan sikap terhadap bahaya rokok itu sendiri (Fitriani, 2011).

Kompleksnya masalah rokok di dunia termasuk Indonesia, terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan yang

(18)

kurang baik mengenai bahaya rokok akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Sebaliknya jika seseorang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang baik mengenai zat-zat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok, maka perilaku merokok juga dapat dicegah (Araujo, 2009).

Pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting dalam penentuan sikap seseorang. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang yang memiliki sikap positif akan cenderung melakukan atau meniru suatu perilaku (Azwar, 2011). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dan sikap seseorang merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarfa pada tahun 2015 meneliti gambaran tingkat pengetahuan, perilaku merokok dan nikotin dependen mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap rokok mayoritas tinggi 90,8%. Untuk perilaku merokok menunjukkan mayoritas dalam kategori sedang 65,7% dan sebagian besar termasuk dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin atau nikotin dependen sebanyak 60%.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Munir pada tahun 2018 meneliti pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko merokok pada santri mahasiswa di asrama UIN Sunan Ampel Surabaya menunjukan bahwa Tingkat pengetahuan tentang resiko merokok pada mahasiswa di asrama putra UIN Sunan Ampel Surabaya, menunjukkan bahwa hampir semua responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu 98% mahasiswa dan hanya 2% yang memiliki pengetahuan kurang baik sedangkan sikap mahasiswa tentang risiko

(19)

merokok terbilang cukup baik, karena 64% mahasiswa bersikap baik, 23%

bersikap kurang baik, dan 13% bersikap tidak baik.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi Muliyana, Ida Leida M.

Thaha tahun 2013 yang meneliti faktor yang berhubungan dengan tindakan merokok pada mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, sikap, kemudahan mengakses rokok, dukungan keluarga, dukungan teman sebaya, promosi/iklan memiliki hubungan dengan tindakan merokok.

Hasil penelitian lain yang juga dilakukan oleh Chalampa pada tahun 2010 yang meneliti hubungan pengetahuan remaja tentang dampak rokok bagi kesehatan dengan sikap siswa terhadap rokok di SMKN 1 Makassar menunjukkan bahwa pengetahuan responden dengan kategori baik lebih banyak, dibandingkan pengetahuan dengan kategori kurang sedangkan sikap responden dengan kategori baik lebih banyak, dibandingkan sikap responden dengan kategori kurang Sedangkan hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Pradana pada tahun 2014 yang meneliti Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang merokok di program studi ilmu keperawatan semester 4 dan 6 universitas muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang merokok secara keseluruhan berpengetahuan baik dan memiliki sikap mendukung tentang merokok, sedangkan perilaku tidak mendukung responden tentang merokok.

Berdasarkan studi pendahuluan pada 09 Oktober 2017 melalui diskusi terbuka pada 10 mahasiswa yang terdiri dari 4 perempuan dan 6 laki-laki di STIKES Sari Mulia dari prodi ilmu keperawatan 5 orang dan farmasi 5 orang, diketahui bahwa dari 10 mahasiswa terdapat 6 orang yang terdiri dari 2 perempuan dan 4 laki-laki yang menjawab pertanyaan tentang shisha dan vape, mereka mengatakan bahwa shisha dan vape memiliki varian rasa yang

(20)

berbeda-beda dan memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Respon dari 6 orang tersebut terdapat 4 orang laki-laki yang setuju dan 2 orang perempuan tidak setuju dengan penggunaan shisha dan vape, sedangkan 4 orang lainnya yang terdiri dari 2 perempuan dan 2 laki-laki tidak dapat menjawab pertanyaan tentang shisha dan vape karena mereka belum pernah mendapatkan informasi mengenai shisha dan vape.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa Stikes Sari Mulia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi Stikes Sari Mulia ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi Stikes Sari Mulia.

2. Tujuan Khusus

Beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah :

a. Mengidentifikasi pengetahuan tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi di Stikes Sari Mulia.

(21)

b. Mengidentifikasi sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi di Stikes Sari Mulia.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi Stikes Sari Mulia.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Hasil penelitian ini dari segi teoritis diharapkan menambah pengetahuan dan menanamkan sikap negatif tentang penggunaan shisha dan vape.

2. Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi baru dan sumber inspirasi bagi mahasiswa maupun dosen di institusi pendidikan untuk meningkatkan keinginan melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan shisha dan vape.

b. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan akan pentingnya pengetahuan dan sikap untuk memperbaiki perilaku dalam penggunaan shisha dan vape.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keilmuan penulis dalam penelitian selanjutnya dan menambah referensi yang telah ada.

(22)

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Desain Hasil

1 Gambaran tingkat

pengetahuan, perilaku

merokok dan nikotin

dependen mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Syarfa, Ilyati (2015)

1. Penelitian deskriptif 2. Pendekatan

cross sectional

1. Tingkat pengetahuan terhadap rokok mayoritas tinggi 90,8%.

2. Perilaku merokok

menunjukkan mayoritas dalam kategori sedang 65,7%.

3. Sebagian besar termasuk dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin atau nikotin dependen sebanyak 60%.

2 Pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko merokok pada santri mahasiswa di asrama UIN Sunan Ampel Surabaya Munir, Misbakhul (2018)

1. Penelitian deskriptif 2. Pendekatan

cross sectional

1. Tingkat pengetahuan tentang resiko merokok pada mahasiswa di asrama putra UIN Sunan Ampel Surabaya, menunjukkan bahwa hampir semua responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu 98% mahasiswa dan hanya

2% yang memiliki

pengetahuan kurang baik.

2. Sikap mahasiswa tentang risiko merokok terbilang cukup baik, karena 64% mahasiswa bersikap baik, 23% bersikap kurang baik, dan 13%

bersikap tidak baik.

3 Faktor yang berhubungan dengan tindakan

merokok pada mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar

1. Penelitian analitik

observasional 2. Desain cross

sectional study

3. Uji chi square

1. Semua variabel memiliki hubungan dengan tindakan merokok, yaitu pengetahuan (p=0,000, φ=0,232), sikap (p=0,000,φ=0,396),kemudahan mengakses rokok (p=0,000, φ=0,264), dukungan keluarga (p=0,044, φ=0,104), dukungan teman sebaya (p=0,000, φ=0,605), dan promosi/iklan rokok (p=0,000, φ=0,366).

(23)

Dwi Muliyana, Ida Leida M.

Thaha (2013) 4 Hubungan

pengetahuan remaja tentang dampak rokok bagi kesehatan dengan sikap siswa terhadap rokok di SMKN 1 Makassar Chalampa, Bams (2010)

1. Penelitian observasional analitik 2. Rancangan

cross sectional study

3. Uji chi square

1. Pengetahuan dengan kategori baik lebih banyak yaitu 35 orang (61,4 %), dibandingkan pengetahuan dengan kategori kurang yaitu 22 orang (38,6 %).

2. Sikap responden dengan kategori baik lebih banyak yaitu 36 orang (63,2 %), dibandingkan sikap responden dengan kategori kurang yaitu 21 orang (36,8 %).

3. Berdasarkan hasil uji chi- square maka diperoleh nilai p = 0,001 dengan menunjukan p <

0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak rokok bagi kesehatan dengan sikap siswa terhadap rokok di SMKN 1 Makassar.

5 Hubungan antara

pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang

merokok di program studi ilmu

keperawatan semester 4 dan 6 universitas muhammadiyah Yogyakarta Pradana, Harsa Tri (2014)

1. Penelitian kuantitatif 2. Desain

penelitian korelasional 3. Uji chi square

1. Tingkat pengetahuan responden tentang merokok secara keseluruhan yaitu sebanyak 61 responden (81,3%) berpengetahuan baik.

2. Sikap mendukung responden tentang merokok yaitu sebanyak 48 responden (64%).

3. Perilaku tidak mendukung responden tentang merokok yaitu sebanyak 39 responden (52%).

4. Nilai p pengetahuan dan sikap adalah 0.07, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara dua variabel.

Sedangkan nilai p antara sikap

dan Perilaku yang

menunjukkan hubungan dengan p = 0,06. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan

(24)

perilaku remaja tentang merokok di program studi ilmu keperawatan semester 4 dan 6 universitas muhammadiyah yogyakarta.

Perbedaan penelitian dengan yang peneliti laksanakan adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi STIKES Sari Mulia semester II.

2. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018.

3. Variabel dalam penelitian yang diteliti adalah pengetahuan dengan sikap penggunaan shisha dan vape.

4. Sampel dalam penelitian yang diteliti adalah mahasiswa yang mengetahui tentang shisha dan vape dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian.

5. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian Correlation Study dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan uji korelasi spearman rank.

(25)

11 A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2010).

Pengetahuan adalah informasi yang di peroleh seseorang dari berbagai sumber terhadap suatu objek yang baik maupun buruk sehingga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. (Agus, 2013).

b. Proses Perilaku “TAHU”

Menurut Wawan dan Dewi (2010), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

(26)

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi.

4) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng (ling lasting). Namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya. (Wawan dan Dewi, 2010)

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor pengetahuan menurut Wawan dan Dewi (2010) dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal :

1) Faktor internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

(27)

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseeorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berrfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari

(28)

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu :

1) Baik : hasil persentase 76% - 100%

2) Cukup : hasil persentase 56% - 75%

3) Kurang : hasil persentase < 56%

e. Pengetahuan tentang shisha dan vape 1) Pengertian Shisha dan vape

Rokok dari India/Timur Tengah dalam dekade terakhir ini semakin marak yang dikenal dengan istilah narghile, hookah, waterpipe-smoke (WPS) atau di Indonesia sendiri sering disebut dengan shisha. Shisha adalah alat berupa tabung besar seperti gelas piala yang dilengkapi dengan selang untuk menghisap tembakau. Secara umum, bagian dari shisha adalah kepala dengan penutup (bowl and windscreen), leher/body, guci air (water

(29)

seal), dan selang/hose penghisap. Bahan utama pada instrument shisha adalah tembakau padat yang menggunakan pembakaran langsung oleh pembakar aktif. Umumnya pembakar aktif adalah batu bara. Prinsip pengoperasian instrument ini adalah asap dilewatkan melalui cekungan air/water seal (sering kaca based) sebelum dihisap (WHO, 2015).

Gambar 2.1 Shisha

Jenis rokok lain yang juga tengah menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia selain shisha adalah rokok elektronik atau dikenal dengan sebutan vape. Rokok elektronik atau vape merupakan sebuah alat elektronik yang berbentuk seperti rokok dan bila dihisap akan mengeluarkan asap. Vape dapat menyalurkan nikotin melalui sistem kerja baterai dalam bentuk uap. WHO mengistilahkannya sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) karena menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang kemudian dihirup oleh pengguna. Struktur dasarnya terdiri dari 3 elemen utama yaitu baterai, pemanas logam (atomizer) dan katrid berisi cairan zat kimia (BPOM, 2015).

Gambar 2.2 Vape (rokok elektrik)

(30)

2) Kandungan shisha dan vape

Shisha menggandung bahan seperti tembakau, nikotin, tar, karbon monoksida, arsenik, timah dan beberapa bahan lainnya yang bias ditambahkan sesuai dengan keinginan pengguna. Tembakau yang digunakan terdiri atas tiga jenis:

maasel mengandung tembakau yang dicampur dengan madu atau sirup gula, tumbak atau ajami adalah tembakau murni dan jurak biasanya mengandung tumbuh-tumbuhan atau minyak. Beberapa pengguna menambahkan alkohol, hashish atau ganja dalam pipa mereka. Pemakaian bahan baku arang, tidak semua jenis arang bisa dipakai pada shisha. Hanya kayu oak yang terbaik untuk digunakan pada proses pembakaran. Aroma Shisha merupakan kombinasi dari sari rasa yang diolah dengan molasis, daun tembakau khas yang diendapkan dengan madu (WHO, 2015).

Vape memiliki cairan isi dalam katrid yang diistilahkan e- juice, e-liquid. Kandungan pada cairan rokok elektronik berbeda- beda, namun pada umumnya berisi larutan terdiri dari 4 jenis campuran yaitu nikotin, propilen glikol, gliserin, dan flavoring (perisa) seperti rasa cokelat, vanila, buah-buahan, dan lainnya.

Shisha dan vape mengandung nikotin yang akan memberikan efek kecanduan bagi penggunanya selain itu shisha dan vape juga memiliki varian rasa yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan pengguna sehingga dapat menikmati sensasi rasa tertentu dalam setiap hisapannya (BPOM, 2015).

3) Dampak shisha dan vape bagi kesehatan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Tobacco Control Research and Education University of California

(31)

dampak dari penggunaan shisha dan vape adalah adrenalin meningkat, tekanan darah meningkat, mengakibatkan ketagihan, keracunan, pneumonia, bronkitis, asma, gagal jantung, disorientasi, kejang, hipotensi, luka bakar akibat meledaknya rokok elektronik di mulut. Selain memberikan efek langsung terhadap pengguna shisha dan vape juga memberikan efek terhadap orang lain (second hand smoke) juga tetap ada yaitu dapat menyebabkan sesak nafas dan iritasi pada saluran nafas.

Penggunaan shisha yang bergantian dapat menyebabkan penyakit menular seperti TBC serta penyebaran infeksi. (WHO, 2015).

Satu jam menghisap shisha, itu setara dengan menghirup asap 50-100 batang rokok. Proses di dalam Shisha menghasilkan lebih banyak karbon monoksida daripada rokok. Ruang dalam shisha relatif terpencil, sehingga kandungan racun yang dihasilkan Shisha lebih banyak dibandingkan dengan rokok (WHO, 2015).

Rokok elektronik pada awalnya memang pernah digunakan sebagai salah satu alat bantu berhenti merokok atau terapi pengganti nikotin (Nicotine Replacement Therapy, NRT) dengan cara mengurangi kadar nikotin rokok elektronik secara bertahap di bawah supervisi dokter. Namun pada tahun 2010, WHO tidak lagi merekomendasi penggunaannya sebagai NRT karena beberapa studi menemukan kandungan zat yang dapat menjadi racun dan karsinogen sehingga dinyatakan tidak memenuhi unsur keamanan. Berbagai negara sudah memiliki kebijakan atas pelanggaran dan pembatasan penggunaan vape seperti hukuman

(32)

penjara 10 tahun dan penyitaan vape di bandara jika ada turis yang berkunjung ke negera tersebut (BPOM, 2015).

2. Sikap

a. Pengertian sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2011).

b. Komponen sikap

Menurut Azwar (2011) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu:

1) Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

2) Komponen Afektif (Komponen Emosional)

Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen ini menunjukan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen Konaktif (Komponen Perilaku atau Action Component) Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku terhadap objek sikap.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

(33)

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:

1) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat.

Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah

(34)

mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

d. Fungsi Sikap

Menurut Azwar (2011) menyatakan bahwa ada 4 fungsi sikap yaitu:

1) Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat

Fungsi ini menunjukkan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal – hal yang diinginkan dan menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, maka individu akan membentuk sikaf positif terhadap hal – hal yang dirasakan akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal – hal yang merugikan.

2) Fungsi pertahanan ego

Fungsi ini menunjukkan keinginan individu untuk menghindarkan diri serta melindungi dari hal – hal yang mengancam egonya atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut.

3) Fungsi pernyataan nilai

Fungsi ini menunjukkan individu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.

(35)

4) Fungsi pengetahuan

Fungsi ini menunjukkan keinginan individu untuk mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.

e. Perubahan Sikap

Menurut Azwar (2011) ada tiga proses yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu :

1) Kesediaan (Compliance)

Terjadinya proses yang disebut kesediaan adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi positif, seperti pujian, dukungan, simpati, dan semacamnya sambil menghindari hal – hal yang dianggap negatif. Tentu saja perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan.

2) Identifikasi (Identification)

Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku tau sikap seseorang atau sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan menyenangkan antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada dasarnya proses identifikasi merupakan sarana atau cara untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan cara menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut.

(36)

3) Internalisasi (Internalization)

Internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percaya dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka isi dan hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh individu.

Sikap demikian itulah yang biasnya merupakan sikap yang dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama system nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.

f. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal positif mengenai objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan favorable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap bersikap tidak mendukung maupun kontrak terhadap objek sikap.

Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favorable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas penyataan favorable atau tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Demikian penyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap (Azwar, 2011)

Menurut Azwar (2011), pengukuran sikap masuk dalam skala likert untuk pertanyaan positif di beri skor nilai yaitu :

Sangat setuju : skor 4

Setuju : skor 3

(37)

Tidak setuju : skor 2 Sangat tidak setuju : skor 1

Untuk pertanyaan negatif diberi skor nilai yaitu : Sangat setuju : skor 1

Setuju : skor 2

Tidak setuju : skor 3 Sangat tidak setuju : skor 4

Menurut Azwar (2011) cara menentukan skor sikap individu adalah dengan menghitung mean atau rata-rata matematika nilai- nilai tersebut, yaitu:

X = (∑𝑆/𝐹) Keterangan:

X : skor sikap S : jumlah nilai F : banyak nilai

Bila ≥ mean : sikap positif Bila < mean : sikap negatif

g. Sikap Penggunaan shisha dan vape

Fakta– fakta mengenai dampak negatif dari shisha dan vape belum banyak terpublikasi ke masyarakat. Salah satu penyebab sulitnya penyebaran fakta mengenai shisha dan vape adalah lebih maraknya mitos–mitos mengenai shisha dan vape yang mempunyai dampak lebih positif dibandingkan dengan rokok biasa, guci air/water seal yang dapat mengikat racun, menghasilkan nikotin lebih sedikit dibandingkan rokok biasa, sari buah yang ditambahkan pada shisha baik untuk kesehatan. Mayoritas pengguna shisha percaya bahwa shisha tidak mengandung nikotin,

(38)

CO2, tidak meningkatkan risiko kanker paru–paru, masalah dental dan gangguan kardiovaskuler. Penggunaan shisha dan vape saat ini masih terbatas, dan hanya dapat diakses di tempat–tempat tertentu, bukan tidak mungkin kebiasaan ini akan menjadi semakin marak jika tidak ada usaha preventif untuk mengendalikannya (Knishkowy and Amitai, 2012).

Menurut Aiken dan Marnat (2008) sikap merupakan respon seseorang secara positif atau negatif terhadap suatu objek. Respon yang negatif terhadap suatu objek akan menumbuhkan sikap negatif terhadap objek sikap tersebut, dan begitu juga sebaliknya.Respon seseorang terhadap rokok termasuk shisha dan vape dapat membahayakan kesehatan akan membentuk sikap negatif terhadap penggunaan shisha dan vape. Sikap negatif terhadap penggunaan shisha dan vape didasarkan pada keyakinan-keyakinan bahwa menggunakan shisha dan vape akan memberikan konsekuensi negatif bagi dirinya dan orang di sekitarnya. Keyakinan yang demikian dapat membuat seseorang untuk tidak menggunakan shisha dan vape.

(39)

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah rangkuman dari penjabaran teoriyang sudah diuraikan sebelumnya dalam bentuk naratif,untuk memberikan batasan tentang teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2007). Berdasarkan dengan teori diatas, faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya, media massa, pengetahuan dan faktor emosional. Sikap dapat timbul dengan adanya pengetahuan dari individu, sedangkan untuk pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu pendididikan, pekerjaan dan umur, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya.

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Sumber : Wawan dan Dewi (2010), Azwar (2011)

Sikap Pengalaman pribadi

Pengaruh orang lain

Pengaruh budaya Media massa

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

Faktor Internal : 1. Pendididikan 2. Pekerjaan 3. Umur

Faktor Eksternal : 1. Lingkungan 2. Sosial Budaya

Pengetahuan

Faktor emosional

(40)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2007).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan sikap. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu pengetahuan tentang shisha dan vape dan variabel terikat yaitu sikap penggunaan shisha dan vape.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data emperis yang telah dikumpulkan dalam penelitian ( Hidayat, 2007).

Berdasarkan hasil hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan signifikan alpha 0,05% maka akan menjawab hipotesis sebagai berikut : Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap penggunaan shisha

dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi STIKES Sari Mulia.

Pengetahuan tentang shisha dan vape

Sikap penggunaan shisha dan vape

(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Sasaran Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di STIKES Sari Mulia.

2. Waktu penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Juli tahun 2018, di mulai dari pengambilan data sampai dengan penyusunan hasil sesuai jadwal penelitian yang telah ditentukan.

3. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi semester II STIKES Sari Mulia.

B. Metode Penelitian yang Digunakan

Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Correlation Study dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi STIKES Sari Mulia.

(42)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Hidayat, 2007). Berdasarkan definisi tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIKES Sari Mulia. Mahasiswa semester II yang berasal dari prodi Ilmu Keperawatan yang berjumlah 46 orang dan Farmasi yang berjumlah 106 orang sehingga jumlah populasi yang digunakan sebanyak 152 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010).

Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling (memilih sampel secara acak) dengan cara undian. Cara undian meminimalkan ketidakadilan dalam memilih sampel karena pengambilan dari masing-masing kelasnya dilakukan secara acak (Sugiyono, 2010).

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut:

n = N

1+N(e2)

n = 152

1+152(10%)2

= 152

1+152(0.01)

= 152

2,52 = 60,31 = 60

(43)

Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi e : Standar error (10%)

Penelitian didapatkan hasil 60,31 jadi dibulatkan menjadi 60 orang sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini merujuk pada rumus yang dikembangkan Slovin dengan mengambil tingkat kesalahan 10%, yang melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 10%.

Jadi sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 90% terhadap populasi. Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus Slovin, maka dari jumlah populasi 152 orang didapat sampel 60 orang. Karena jumlah populasi masing-masing responden tiap prodi berbeda, maka peneliti membagi jumlah responden sebanyak 60 orang agar memiliki peluang yang sama. Teknik yang digunakan proportional random sampling, maka besarnya sampel dapat dihitung sebagai berikut :

Untuk mengetahui besarnya sampel yang akan diambil dari setiap prodi, dapat dihitung sebagai berikut :

ni = 𝑁𝑖

𝑁× n Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut lokasi n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut lokasi N = jumlah populasi seluruhnya

(44)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka proporsi sampel untuk setiap prodi dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Penghitungan jumlah sampel mahasiswa semester II berdasarkan program studi

No Program studi ni = 𝑁𝑖

𝑁× n Jumlah

1 Ilmu Keperawatan 46

152x 60

18,15 dibulatkan 18

2 Farmasi 106

152 x 60

41,84 dibulatkan 42

Jumlah 152 60

Berdasarkan tabel diatas maka sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan sebanyak 18 orang dan Program Studi Farmasi sebanyak 42 orang.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau suatu ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Ada dua kelompok variabel dalam penelitian ini, yaitu:

a) Variabel Bebas (Variable Independent) Pengetahuan tentang shisha dan vape

(45)

b) Variabel Terikat (Variable Dependent) Sikap penggunaan shisha dan vape 2. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang dianalisis, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat suatu objek.

Tabel 3.2 Definisi Operasional.

E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Berdasarkan judul dan tujuan penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), data kuantitatif yaitu data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka untuk mengetahui pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi Stikes Sari Mulia.

Variabel Definisi

Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengetahuan

tentang shisha dan vape

Informasi yang didapatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh mahasiswa tentang shisha dan vape.

Kuesioner

Baik : 76%- 100%.

Cukup : 56%- 75%.

Kurang : <56%

Wawan dan Dewi (2010)

Ordinal

Sikap

penggunaan shisha dan vape

Respon mahasiswa terhadap penggunaan shisha dan vape.

Kuesioner Positif, jika skor 27-44

Negatif, jika skor 11-26

Azwar (2011)

Ordinal

(46)

2. Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari. Kelebihan data primer adalah tingkat akurasinya lebih tinggi (Sugiyono, 2010).

Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung melalui hasil dari wawancara menggunakan kuesioner yang meliputi pengetahuan dengan sikap tentang penggunaan shisha dan vape pada mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi Stikes Sari Mulia.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, dimana data ini tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian.

Data sekunder biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. (Sugiyono, 2010). Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer diperoleh dari data yang berada di STIKES Sari Mulia berupa jumlah data mahasiswa prodi ilmu keperawatan dan farmasi yang aktif di kampus tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Cara Pengambilan Data

a. Tahap Persiapan

1) Mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian ini.

(47)

2) Membuat proposal penelitian dan dilanjutkan dengan pengujian proposal penelitian ini.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mengumpulkan data primer dan data sekunder.

2) Menentukan besar populasi dan sampel.

3) Melakukan informed consent dan meminta persetujuan menjadi responden dalam penelitian ini.

4) Membagikan kuesioner kepada responden c. Pengumpulan Data akhir

Dilakukan pengumpulan data akhir untuk selanjutnya dilakukan analisis data.

2. Instrument/alat pengumpul data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar mempermudah bagi peneliti untuk mengolah data sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dari responden, laporan yang diketahui tentang pribadinya (Notoatmodjo, 2010).

a. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang pengetahuan shisha dan vape Kuesioner pengetahuan ini untuk mengetahui pengertian serta kandungan dan dampak dari shisha dan vape yang diketahui mahasiswa. Terdapat 8 butir pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Skala dalam penelitian ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu “ya dan tidak”. Instrumen penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang berbentuk kuesioner, responden hanya diminta untuk

(48)

memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap sesuai dengan responden. Penilaian pada kuesioner ini yaitu: “ya dan tidak”.

b. Kuesioner B berisi pertanyaan tentang sikap penggunaan shisha dan vape

Kuesioner sikap penggunaan shisha dan vapeini untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap penggunaan shisha dan vape yang meliputi komponen kognitif, afektif dan konaktif. Terdapat 11 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Skala dalam penelitian ini, akan di dapat jawaban, yaitu “ss = sangat setuju, s = setuju, ts = tidak setuju, dan sts = sangat tidak setuju”. Instrumen penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang berbentuk kuesioner, responden hanya diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap sesuai dengan responden. Penilaian pada kuesioner ini yaitu:

yaitu “ss = sangat setuju, s = setuju, ts = tidak setuju, dan sts = sangat tidak setuju”.

G. Uji Kualitas Data

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dengan jumlah responden 30 mahasiswa Ilmu Keperawatan dan Farmasi semester II.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi

(49)

product moment adalah sebagai berikut : rxy = NΣXY−(ΣX)(ΣY)

√{NΣ𝑋2− (ΣX)2} {NΣY2− (ΣY)2}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Nilai masing-masing item

Y = Nilai total

ΣXY = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat variabel X ΣY2 = Jumlah kuadrat variabel Y N = Jumlah subjek

Nilai-nilai korelasi yang sudah didapatkan selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritis dan r tabel Pearson Product Moment. Nila r tabel untuk 30 responden dan tingkat kemaknaan 5% berdasarkan tabel, taraf signifikansi yang diperlukan ialah 0,361. Penentuan kategori dari validitas instrumen mengacu pada pengklasifikasian validitas adalah sebagai berikut :

0,80 - 1,00 : validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 - 0,80 : validitas tinggi (baik)

0,40 - 0,60 : validitas sedang (cukup) 0,20 - 0,40 : validitas rendah (kurang)

0,00 - 0,20 : validitas sangat rendah (jelek atau tidak valid).

Jika nilai r hitung > r tabel (0,361) berarti butir-butir pertanyaan tersebut butir valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel (0,361) tetapi masih dalam rentang > 0,20 berarti butir-butir pertanyaan harus dilakukan revisi dan jika nilai validitasnya < 0,20 berarti item soal harus dihapus atau dibuang.

(50)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen merupakan syarat pengujian validitas instrumen, karena itu instrumen yang valid umumnya pasti reliabel tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui reliabilitas angket menggunakan rumus K−R20, yaitu:

r11 = [ n

(𝑛−1)] [1 − ∑ 𝜎𝑖2

𝜎𝑡2 ] Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan.

σ𝑖2 = Jumlah varian butir 𝜎𝑡2 = Varian butir

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel, maka alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan model Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut :

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah.

(51)

H. Analisa Data

1. Teknik pengolahan data

Teknik analisis data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan atau diinterprestasikan menjadi informasi (Hidayat, 2007).

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah - langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Memeriksa (editing)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi dan formulir atau kuesioner, untuk mengetahui kelengkapan, kejelasan tulisan, jawaban yang relevan terhadap pertanyaan, dan jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan yang lain.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka), atau mengubah data yang berbentuk kalimat menjadi data angka atau bilangan.

c. Tabulating

Tabulasi adalah membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

d. Memasukkan data (Data entry)

Data entry adalah memasukkan jawaban dari masing-masing responden yang berbentuk kode kedalam computer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Pengecekkan terhadap setiap data atau sumber data atau responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi pada data tersebut.

(52)

2. Analisa Data

a. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakterisrik suatu variable penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran dan distribusi karakteristik frekuensi yang dipakai untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti. Analisa univariat dilakukan masing-masing variabel yang diteliti yaitu ada 2 variabel independen Sikap dan Pengetahuan.

1) Pengetahuan

Keterangan :

P = Persentase (%)

F = Jumlah jawab dengan benar n = Jumlah soal

Pengetahuan dikategorikan menjadi :

a. Baik : hasil persentase 76% - 100%

b. Cukup : hasil persentase 56% - 75%

c. Kurang : hasil persentase < 56%

2) Sikap

Sikap di kategorikan menjadi :

a) Pernyataan Positif diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 4

Setuju : Skor 3

Tidak Setuju : Skor 2

Sangat Tidak Setuju : Skor 1 𝑃 =𝑓

𝑛𝑋 100 %

(53)

b) Pernyataan Negatif diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 1

Setuju : Skor 2

Tidak Setuju : Skor 3

Sangat Tidak Setuju : Skor 4

Hasil dari skor akan dikategorikan sebagai berikut : a) Bila ≥ Mean (jika skor 27-44) : Sikap Positif b) Bila < Mean (jika skor 11-26) : Sikap Negatif b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara variabel, karena variabel tersebut berbentuk ordinal maka uji yang dipakai adalah uji korelasi spearman rank (Sugiyono, 2010).

Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji korelasi spearman rank akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.

Analisis bivariat menggunakan rumus uji korelasi spearman rank :

𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝑑2 𝑛(𝑛2− 1) Keterangan :

rs = nilai korelasi Spearman rank d2 = selisih setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank untuk spearman ( 5 < n < 30 ) Dari uji statistik diatas dapat disimpulkan :

1) Hipotesa penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika dengan p value lebih kecil dari alpha 0,05 artinya, ada hubungan antara

(54)

pengetahuan dengan sikap penggunaan shisha dan vape.

2) Hipotesa penelitian Ha ditolak dan Ho diterima jika dengan p value lebih besar dari alpha 0,05 artinya, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap penggunaan shisha dan vape.

(55)

41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sejarah bedirinya STIKES Sari Mulia Yayasan Indah sebagai institusi kesehatan yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dibidang pelayanan kesehatan dengan memiliki Rumah Sakit Umum Swasta Sari Mulia.

Bidang pendidikan Yayasan Indah telah dahulu memiliki Akademi Kebidanan Sari Mulia, setelah itu pada tahun 2009 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia dengan Program Studi Ilmu Keperawatan dan pada tahun 2015 didirikannya Program Studi Farmasi.

Untuk mengembangkan STIKES Sari Mulia menuju Perguruan Tinggi Swasta yang bermutu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh ketua yayasan, ketua program studi, staf dosen, staf administrasi, mahasiswa dan masyarakat. Proses diawali dengan mengembangkan visi dan misi. Adapun visi dan misi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia adalah sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan unggulan di bidang kegawatdaruratan dan menghasilkan lulusan profesional sesuai standar profesi tahun 2020.

2. Misi

a) Melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan tinggi melalui dukungan sumber daya internal dan eksternal secara optimal serta menjalin kemitraan dengan institusi lain untuk mendukung pencapaian Visi.

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor

Neuroticism (N) merupakan dimensi yang mengukur tingkat kecemasan seseorang. Orang dengan nilai Neuroticism yang tinggi cenderung lebih mudah merasa kuatir dalam

[r]

Pada tahun 2004, kestabilan ekonomi makro tetap terjaga, kepercayaan interna- sional semakin meningkat, agenda ekonomi didefinisikan dengan jelas, dan kemampuan kelembagaan

Conveyor lantai akan menerima rokok dari conveyor rokok kemudian conveyor lantai akan menggeser rokok ke sangkar elevator. Motor penggerak menggunakan jenis motor DC dengan tegangan

1. Melakukan usaha menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sesuai dengan prinsip syariah untuk mengatasi masalah permodalan, pembiayaan dan jasa keuangan

dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujan dan kriteria yang.. telah