• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KABUPATEN NIAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA DAERAH KABUPATEN NIAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA DAERAH

KABUPATEN NIAS

NOMOR : 12 SERI : E

PERATURAN BUPATI NIAS NOMOR 12 TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PESANGGRAHAN/

VILLA DI KABUPATEN NIAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NIAS,

Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan

salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan kemandirian daerah;

b. bahwa sebagai implementasi dari

Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa di Kabupaten Nias;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Nias tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa di Kabupaten Nias;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7

Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(2)

4.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5.Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

7.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun

2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun

2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

(3)

13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 130);

14.Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Penerimaan Pendapatan Lain-Lain;

15.Peraturan Daerah Kabupaten Nias

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias (Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2008 Nomor 12 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nias Nomor 13);

16.Peraturan Daerah Kabupaten Nias

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nias (Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2008 Nomor 6 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nias Nomor 7);

17.Peraturan Daerah Kabupaten Nias

Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Kabupaten Nias (Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2008 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nias Nomor 8);

18.Peraturan Daerah Kabupaten Nias

Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2011 Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nias Nomor 7);

19.Peraturan Daerah Kabupaten Nias

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2011 Nomor 11 Seri C, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nias Tahun 2011 Nomor 11);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI NIAS TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PESANGGRAHAN/VILLA DI KABUPATEN NIAS.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

(4)

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Nias.

4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten

Nias.

5. Kepala Dinas Pendapatan adalah Kepala Dinas

Pendapatan Kabupaten Nias.

6. Bagian Umum dan Perlengkapan adalah Bagian Umum

dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Nias.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya

disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nias.

8. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas

tertentu di bidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Bendahara Penerimaan adalah Bendahara Penerimaan

pada Bagian Umum dan Perlengkapan Setda Kabupaten Nias.

10. Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa adalah

fasilitas Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah termasuk fasilitas penunjangnya.

11. Retribusi Daerah, adalah pungutan Daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

12. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa Milik

Pemerintah Kabupaten Nias yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan tempat tempat penginapan/pesanggrahan/villa milik pemerintah Kabupaten Nias.

13.Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya

disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

14.Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya

disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa denda.

15.Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha

dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

16.Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

17.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

18.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang

menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

19.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya

disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

(5)

20. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD adalah rekening kas umum pemerintah daerah pada PT. Bank Sumut Cabang Gunungsitoli dengan Nomor AC. 004.

21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang

selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun

dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/ villa dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat penginapan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk menginap termasuk fasilitas lainnya yang disediakan di tempat penginapan/pesanggrahan/villa.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan tempat

penginapan/pesanggrahan/villa termasuk fasilitas penunjang lainnya yang disediakan/dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.

(2) Dikecualikan dari obyek Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Pasal 4

(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau memanfaatkan pelayanan jasa tempat penginapan/pesanggrahan/villa milik Pemerintah Daerah.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk membayar retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi penginapan/ pesanggrahan/villa.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Penginapan/Pesanggrahan/Villa digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga diukur berdasarkan fasilitas kamar dan lamanya waktu penggunaan/pemanfaatan penginapan/pesanggrahan/ villa.

(6)

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

(2) Biaya yang dipungut dalam bentuk retribusi meliputi biaya administrasi, biaya pemeliharaan pembangunan, perawatan dan kebersihan.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

(1) Besarnya tarif retribusi penggunaan/pemanfaatan/

pemakaian Mess/Pesanggrahan di Medan ditetapkan sebagai berikut :

a. Mess/Pesanggrahan yang lengkap fasilitas, sebesar Rp. 150.000,-/hari.

b. Mess/Pesanggrahan yang tidak lengkap fasilitas, sebesar Rp. 100.000,-/hari.

(2) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(3) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas usul Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan bersama Kepala Dinas Pendapatan, dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

(4) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 9

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat dialihkan kepada

pihak ketiga atau diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Pemungutan retribusi dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan atau petugas yang dihunjuk.

(4) Petugas yang dihunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melakukan penyetoran retribusi melalui RKUD secara harian untuk jangka waktu paling lama 1 X 24 jam.

(5) Petugas yang dihunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyusun Rekapitulasi penerimaan dan penyetoran retribusi setiap bulan.

(6) Rekapitulasi penerimaan dan penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berikut tanda bukti penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan setiap tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.

BAB IX KEBERATAN

Pasal 11

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(7)

(3) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kemampuannya.

(4) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban

membayar retribusi.

Pasal 12

(1) Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima, Bupati atau pejabat yang ditunjuk harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau, menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut tidak dikabulkan.

BAB X

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 13

(1) Retribusi yang berdasarkan SKRD, STRD, Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh Wajib Retribusi pada waktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan surat teguran/peringatan atau surat lainnya yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan.

(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis diterima, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(4) Surat teguran/peringatan atau surat lainnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

BAB XI KEDALUWARSA

Pasal 14

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika : a. diterbitkan surat teguran; atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(8)

(5) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan dari Wajib Retribusi.

Pasal 15

(1) Piutang retribusi tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tatacara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Pada saat Peraturan Bupati Nias ini mulai berlaku, maka segala peraturan atau ketentuan yang mengatur tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penginapan/Pesanggrahan/Villa di Kabupaten Nias dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan Bupati Nias ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati Nias ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Nias.

Ditetapkan di Gunungsitoli Selatan pada tanggal 24 April 2013

BUPATI NIAS, ttd

SOKHIATULO LAOLI

Diundangkan di Gunungsitoli Selatan pada tanggal 24 April 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NIAS,

O’OZATULO NDRAHA

Referensi

Dokumen terkait

Selama proses persalinan di Rs Arofah terdapat penyulit yaitu selama kala I kontraksi tidak teratur dan lemah sehingga dilakukan Oksitosin Drip dan pada saat proses

(3) Persetujuan Prinsip dan Izin Tetap bagi Perusahaan Kawasan Industri yang penanaman modalnya dilakukan dalam rangka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Dalam tingkatan ini, tipe sistem yang digunakan dinamakan sistem pendukung bagi eksekutif (ESS) atau seringkali disebut dengan Sistem Informasi Eksekutif (EIS), yaitu sistem

Dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan bahwa pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang dan jasa,

Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapatkan hasil signifikansi variabel secara simultan adalah 0,018 dimana hasil tersebut menunjukkan nilai yang lebih kecil

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan mengacu kepada Dokumen Pengadaan serta berdasarkan Berita Acara

Unduh audio pelajaran gratis di NHK

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan