BAB V PEMBAHASAN
5.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Diet
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet. Penelitian ini sama hasilnya dengan penelitian Desitasari, dkk. (2014) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa dengan hasil pvalue 0,046 yang berarti ada hubungan antara
47
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet, walaupun tidak sama dengan diet yang peneliti lakukan tetapi pada penelitian ini membahas pengetahuan dan kepatuhan diet yang bisa peneliti bandingkan dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui penyuluhan ataupun komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien agar dapat melaksanakan diet dengan baik.
Menurut peneliti, tingkat pengetahuan akan mempengaruhi pola pikir, tindakan dan pengambilan keputusan oleh pasien. Apalagi dalam pelaksanaan diet yang mungkin akan membuat tidak nyaman bagi pasien pada awalnya, karena pasien tidak bisa lagi makan seenaknya. Jika pengetahuan pasien tentang diet khususnya diet hipoalbumin baik, maka pelaksanaan diet tersebut juga akan baik, karena pasien mengetahui dampak apa yang akan terjadi jika tidak melaksanakan diet tersebut.
5.7 Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan Diet
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet ETPT pada pasien hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto. Hal ini seiring dengan penelitian Melti Suriya (2017) yang berjudul Hubungan Motivasi Kesehatan Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017. Hasil penelitian
48
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kepatuhan pasien GGK untuk menjalani hemodialisa dengan nilai p 0,000.
Motivasi adalah pada kekuatan yang ada di dalam diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland (2017), individu dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya.
Menurut peneliti motivasi sangat berpengaruhi terhadap kepatuhan diet karena motivasi timbul dari dalam diri pasien. Apalagi jika pasien menyadari pentingnya pengaturan diet dalam proses penyembuhan hipoalbuminemia. Peran penting diet harus diketahui pasien agar bisa menimbukan motivasi untuk selalu patuh dalam pelaksanaannya. Responden dalam penelitian ini mengerti jika diet yang baik bisa membantu proses penyembuhan lebih maksimal, sehingga responden memiliki motivasi untuk patuh terhadap pelaksanaan diet agar proses penyembuhan penyakit lebih cepat dan lebih baik.
5.8 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet ETPT pasien Hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto. Hal ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Fitri Mailani (2017) yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan hasil ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet.
49
Dukungan keluarga menurut Fridman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya
Menurut Peneliti Keluarga merupakan bentuk hubungan yang paling berpengaruh bagi pasien dalam mengambil keputusan untuk patuh atau tidak terhadap pelaksanaan diet yang telah diberikan. Pasien memiliki sikap ketergantungan kepada keluarga, karena keterbatasan beraktifitas akan dialami pasien. Jadi dukungan keluarga sangat penting dalam membentuk sikap patuh terhadap diet yang dijalani pasien.
Pada kuisioner dukungan keluarga pertanyaan yang paling tinggi nilainya adalah apakah keluarga menyediakan makanan khusus sesuai dengan diet, jawaban responden keluarga menyediakan makanan sesuai diet yang dianjurkan, artinya keluarga mendukung responden untuk mematuhi diet dengan menyediakan makanan sesuai yang dianjurkan. Pertanyaan yang paling rendah nilainya adalah apakah keluarga selalu berusaha mencari informasi tentang penyakit yang diderita dan cara pengobatan yang dapat dilakukan, jawaban responden hanya sedikit keluarga yang mencari info tentang penyakit responde. Mencari info terbaru tentang penyakit yang diderita responden tidak terlalu menjadi perhatian khusus bagi keluarga.
50 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
a. Kepatuhan diet baik berjumlah 37,8 dan responden dengan tingkat kepatuhan buruk sebanyak 62,2%.
b. Kategori pengetahuan baik 11,7%, kategori pengetahuan cukup sebanyak 32,4%, dan kategori tingkat pengetahuan rendah kurang adalah 37,8%.
c. Responden pada kategori kurang motivasi lebih tinggi jumlahnya yaitu (59,5%) dan kategori ada motivasi sebanyak 40,5%.
d. Pasien yang ada dukungan keluarga sebanyak 43,4% dan pasien yang tidak mendapat dukungan keluarga sebanyak 67,6%.
e. Hasil penelitian ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet ETPT pada pasien hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto.
f. Hasil penelitian ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet ETPT pada pasien hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto.
g. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet ETPT pasien Hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto.
6.2 Saran
a. Bagi RSUD Sawahlunto
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan di pengaruhi oleh pengetahuan, motivasi dan dukungan keluarga. Hal ini berarti untuk untuk meningkatkan
51
kepatuhan diet terutama pada pasien hipoalbuminemia RSUD Sawahlunto khususnya instalasi gizi harus meningkatkan pengetahuan pasien dengan edukasi, penyuluhan dan selalu menanyakan umpan balik setiap selesai melaksanakan konseling gizi, sehingga motivasi pasien untuk sehat akan lebih baik. Keluarga juga harus dilibatkan dalam proses pelaksanaan kepatuhyan diet.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti terhadap faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada pasien hipoalbimunemia sehingga hasil penelitian ini nantinya akan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan pasien terhadap diet yang harus dilaksanakan oleh pasien hipoalbuminemia dan diharapkan meningkatkan motivasi pasien untuk sehat dengan mematuhi aturan diet.
DAFTAR PUSTAKA
Abror. Abdul Rachman. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Agusjaya, dkk. 2013. Dampak pemberian Putih telur terhadap peningkatan Kadar albumin Penderita Hipoalbuminemia di BRSU Tabanan Prov Bali. Jurnal Skala Husada
Allison S.P., Lobo D.N., Stanga Z. (2000) The treatment of hypoalbuminemia.
Clinical Nutrition, 20(3), pp 275-9
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Ayu. 2019. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Kepatuhan Diet Pasien Penyakit Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Rawat Jalan Di Rsud Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo. Naskah Publikasi.
Budiyanto. 2001. Buku pedoman dan penyuluhan pelatihan gizi. Jakarta : Depkes RI.
Desitasari, dkk.. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal.
Erdiana, Yuyun. (2015). Dukungan Keluarga Dalam kunjungan Lansia Di posyandu lansia Di Desa Karanglo lor Kecamatan Sukerejo Kabupaten Ponorogo. KTI.
Tidak diterbitkan ponorogo : Program studi D III Keperawatan Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Evans, WT. 2002. Albumin as a drug biologycal effect of albumin unrelated to oncotic Pressure. Aliment Pharmacol Ther: New York.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Hasan, Irsan, Anggraini T., 2008. Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirois Hati. Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM – Jakarta
Kaplan & Sadock. (2002). Sinopsis psikiatri jilid2. (Edisi 7). Jakarta : Binarupa Aksara.
Khafaji, A., dan Web, A.R. (2003). Should Albumin Be Used To Correct Hypoalbuminemia In The Critically Ill. TATM. 5: 392-396.
Khomsan. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, Fakultas Pertanian Bogor.
Lajuck, K., Moeis, E., & Wongkar, M. 2016. Status Gizi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang Menjalani Hemodialisis Adekuat dan Tidak Adekuat.
Jurnal e-Clinic (eCl), 4(2).
Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W. (2003). Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 270.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nurhidayati. dkk. Pengaruh pemodelan terhadap motivasi berprestasi PadaSiswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama(SMP). Tesis.
Nursalam. 2013. Pendekatan Praktis Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nurul Huda Syamsiatun. 2015. Pemberian Ekstra Jus Putih Telur Terhadap Kadar Albumin dan Hb pada penderita hipoalbuminemia. Jurnal Gizi Klinik.
Paath, dkk, 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Putri. 2016. Gambaran Kadar Albumin Serum pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialisis. Jurnal eBm.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. 2011. Health Psychology Biopsychosocial Interactions Seventh edition. United States of America
Suriya, Melti. 2017. Hubungan Motivasi Kesehatan Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017. Jurnal.
Supriyanto.2009. Pengaruh pemberian medisco putih telur (MPT) Terhadap perubahan kadar Albumin pasien dengan hipoalbuminemia di IRNA Bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sripsi.
Susetyowati,dkk. 2017. Gizi Pada Penyakit Ginjal Kronis. Gadjah Mada University Press.
Syakira. (2009). Konsep Kepatuhan. dari http://syakira-blog.blogspot.
Widiany. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi diet Haemodialisa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Lampiran 1 Persetujuan Responden
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa STIKES Perintis Padang Jurusan Ilmu Gizi yang bernama Nurfita Sari dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet energi tingii protein tinggi pada pasien hipoalbuminemia di RSUD Sawahlunto tahun 2019”. Saya memahami dan mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.
Padang, September 2019
Peneliti Responden
( Nurfita Sari ) ( )
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DIET ENERGI TINGGI PROTEIN TINGGI PADA PASIEN HIPOALBUMINEMIA
DI RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2019.
A. Identitas Responden
Nama :
Nomor responden : Tanggal pengisian : Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
Rawatan pertama kali / rawatan Berulang
B. Tingkat Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud hipoalbumin?
a. Keadaan nilai albumin rendah daripada nilai normalnya (1) b. Keadaan albumin tinggi dari nilai normalnya (0)
c. Keadaan albumin nilainya normal (0) 2. Salah satu penyebab hipoalbumin adalah
a. Asupan nutrisi yang kurang (10 b. Adanya pendarahan (0)
c. Penyakit flu (0)
3. Salah satu diet yang cocok untuk penderita hipoalbumin adalah a. Diet jantung (0)
b. Diet ETPT (1)
c. Diet Diabetes melitus (0)
4. Albumin adalah protein darah yang dihasilkan oleh....
a. Jantung (0) b. Ginjal (0) c. Hati (1)
5. Berapa persen komposisi albumin dalam protein darah a. 50% (0)
b. 60% (1) c. 75% (0)
6. Tes apa yang dilakukan untuk mengetahui kadar albumin?
a. Rontgen
b. Tes laboratorium c. Plano test
7. Apakah pengertian diet a. Makanan untuk kurus (0)
b. Makanan yang ditentukan dan dikendalikan untuk tujuan tertentu (1) c. Makanan 4 sehat 5 sempurna (0)
8. Salah satu fungsi albumin adalah
a. Mempertahankan tekanan osmotik plasma (1) b. Menjaga imunitas tubuh (0)
c. Untuk menjaga kecantikan kulit (0) 9. Salah satu gejala hipoalbuminemia adalah
a. Nyeri dada (0)
b. Bengkak pada selurruh tubuh (1) c. Mata mengantuk (0)
10. Diet ETPT adalah....
a. Diet sehat tinggi serat (0)
b. Dirt yang mengandung kalori dan protein diatas kebutuhan normal (1) c. Diet untuk membuat langsing (0)
11. Tujuam diet ETPT adalah a. Untuk l;angsing (0)
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal (1) c. Untuk meningkatkan imunitas (0)
12. Berikut jenis diet ETPT kecuali a. ETPT I (0)
b. ETPT II (0) c. ETPT III (1)
13. Bahan makanan yang tidak dianjurkan pada diet ETPT adalah a. Lemak dan minyak (1)
b. Susu (0) c. Yogurt (0)
14. Salah satu sumber protein yang tinggi albumin adalah a. Putih tekur (1)
b. Kuning telur (0) c. Santan kelapa (0)
15. Jenis sayuran yang sesuai dengan diet ETPT kecuali a. Bayam (0)
b. Buncis (0)
c. Asinan Sayur/acar (1) C. Motivasi
1. Apakah Bapak/Ibu akan menjalankan diet yang diberikan karena diet penting dalam upaya penyembuhan?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
2. Apakah Bapak/Ibu akan menjalankan diet meskipun tidak ada yang mengawasi?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
3. Apakah Bapak/Ibu akan menghindari jenis makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita hipoalbuminemia?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
4. Apakah Bapak/Ibu menghindari untuk mengkonsumsi makanan yang diolah menggunakan santan kental?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
5. Apakah Bapak/Ibu melanjutkan diet yang dianjurkan pihak rumah sakit setelah berada di rumah?
a. Ya (1) b. Tidak (0) D. Dukungan Keluarga
1. Apakah keluarga menyediakan makanan khusus sesuai dengan diet Bapak/Ibu?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
2. Apakah keluarga selalu mengawasi Bapak/Ibu dalam menjalankan diet?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
3. Apakah keluarga selalu mendengarkan keluhan yang Bapak/Ibu rasakan tentang perkembangan penyakit Bapak/Ibu?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
4. Apakah keluarga selalu mengingatkan tentang makanan yang dapat memperburuk keadaan Bapak/Ibu?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
5. Apakah keluarga Bapak/ Ibu selalu berusaha untuk mencari informasi tentang penyakit yang Bapak/ Ibu derita dan cara pengobatan yang dapat dilakukan?
a. Ya (1) b. Tidak (0) E. Kepatuhan
Jumlah porsi makanan/diet yang dihabiskan
PENGOLAHAN DATA
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
motivasi .387 37 .076 .624 37 .068
dukungan keluarga .373 37 .064 .631 37 .051
pengetahuan .244 37 .101 .790 37 .096
a. Lilliefors Significance Correction
2. Distribusi Frekuensi
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 16 43.2 43.2 43.2
perempuan 21 56.8 56.8 100.0
Total 37 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30 tahun 6 16.2 16.2 16.2
31-40 tahun 15 40.5 40.5 56.8
41-50 tahun 16 43.2 43.2 100.0
Total 37 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SLTP 11 29.7 29.7 29.7
SMA 20 54.1 54.1 83.8
PT 6 16.2 16.2 100.0
Total 37 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PEGAWAI 7 18.9 18.9 18.9
IRT 18 48.6 48.6 67.6
SWASTA 12 32.4 32.4 100.0
Total 37 100.0 100.0
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 11 29.7 29.7 29.7
CUKUP 12 32.4 32.4 62.2
KURANG 14 37.8 37.8 100.0
Total 37 100.0 100.0
motivasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ADA MOTIVASI 15 40.5 40.5 40.5
KURANG MOTIVASI 22 59.5 59.5 100.0
Total 37 100.0 100.0
dukungan keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid ADA DUKUNGAN
KELUARGA 12 32.4 32.4 32.4
TIDAK ADA DUKUNGAN
KELUARGA 25 67.6 67.6 100.0
Total 37 100.0 100.0
kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PATUH 14 37.8 37.8 37.8
TIDAK PATUH 23 62.2 62.2 100.0
Total 37 100.0 100.0
3. Uji chisquare
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * kepatuhan 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%
pengetahuan * kepatuhan Crosstabulation
Count
kepatuhan
Total PATUH TIDAK PATUH
pengetahuan BAIK 8 3 11
CUKUP 6 6 12
KURANG 0 14 14
Total 14 23 37
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2- sided)
Pearson Chi-Square 14.969a 2 .001
Likelihood Ratio 19.555 2 .000
Linear-by-Linear Association 13.944 1 .000
N of Valid Cases 37
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,16.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
motivasi * kepatuhan 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%
motivasi * kepatuhan Crosstabulation
Count
kepatuhan
Total PATUH TIDAK PATUH
motivasi ADA MOTIVASI 12 3 15
KURANG MOTIVASI 2 20 22
Total 14 23 37
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2- sided)
Exact Sig. (2- sided)
Exact Sig. (1- sided)
Pearson Chi-Square 19.066a 1 .000
Continuity Correctionb 16.171 1 .000
Likelihood Ratio 20.666 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 18.551 1 .000
N of Valid Casesb 37
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,68.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dukungan keluarga *
kepatuhan 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%
dukungan keluarga * kepatuhan Crosstabulation
Count
kepatuhan
Total PATUH TIDAK PATUH
dukungan keluarga ADA DUKUNGAN
KELUARGA 10 2 12
TIDAK ADA DUKUNGAN
KELUARGA 4 21 25
Total 14 23 37
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2- sided)
Exact Sig. (2- sided)
Exact Sig. (1- sided)
Pearson Chi-Square 15.629a 1 .000
Continuity Correctionb 12.897 1 .000
Likelihood Ratio 16.285 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 15.206 1 .000
N of Valid Casesb 37
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,54.
b. Computed only for a 2x2 table
DOKUMENTASI