KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tujuan penelitian ini maka peneliti membatasi kerangka pikir penelitian ini dimana yang menjadi input pada penelitian ini adalah, Sdm, dana, sarana dan prasarana. Proses pada penelitian ini adalah komitmen politis, penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis, pemberian Obat yang diawasi secara langsung, ketersedian obat, pencatatan dan pelaporan. Sedangkan output dari penelitian ini adalah angka penemuan kasus dan angka keberhasilan pengobatan.
Adapun alur pikir peneltian ini terlihat pada bagan sebagai berikut:
Bagan 3.1 kerangka berfikir
Output : Pelayanan dan Keberhasilan Program
Penanggulangan TB Paru
Proses:
1. Komitmen Politis 2. Penemuan Kasus
melalui pemeriksaan dahak mikroskopis 3. Pemberian obat yang
di awasi secara langsung
4. Ketersediaan OAT 5. Pencatatan dan
pelaporan Input :
1. Kebijakan 2. SDM 3. Dana 4. Sarana dan
Prasarana
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat dilihat bahwa kerangka penelitian ini terdiri dari input, proses dan output. Adapun yang dinilai dari komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Input
a. Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
b. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan.Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro.Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah penduduk
suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.
c. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana termasuk didalamnya yaitu : tersedianya OAT, peralatan untuk pemeriksaan laboratorium (pot dahak, kaca sediaan), formulir pencatatan dan pelaporan untuk menunjang keberhasilan pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS.
d. Dana
Pendanaan adalah adanya materi dalam bentuk uang yang digunakan untuk pelaksanaan program penanggulangan TB Paru.
2. Proses
1. Komitmen Politis
Komitmen politis dari pemerintah adalah keputusan pemerintah untuk menjadikan tuberkolosis sebagai prioritas penting atau utama dalam program kesehatannya,termasuk dukungan dana.
2. Pmeriksaan dahak melalui pemeriksaan Dahak mikrokopis.
Proses penanggulangan TB Paru adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau
kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negative yang ditimbulkan akibat Tuberculosis.
3. Pemberian obat
Pemberian obat yang diawasi secara langsung oleh PMO.
4. Ketersediaan obat
Kesinambungan persediaan OAT, 5. Pencatatan dan pelaporan
Sistem monitoring serta pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan serta hasil pengobatan TB.
3. Output
Output Adalah untuk pengetahui angka penemuan kasus dan angka kesembuhan TB paru.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap informan agar diketahui secara jelas dan mendalam tentang implementasi program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Kota Bukittinggi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2011).
Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui penatalaksaanaan Implementasi program penanggulangan TB paru di Puskesmas Kota Bukittinggi tahun 2022.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada juli tahun 2022 yang diawali dengan survey pendahuluan sampai dengan proses penelitian hingga Selesai.
C. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah perangkat yang digunakan untuk mengungkapkan data, dalam penelitian ini yang menjadi instrument atau alat penelitian ini adalah penelitian sendiri. Selain itu agar agar penelitian yang dilakukan tersimpan dan terekam dengan jelas (Sugiyono, 2014)
Maka peneliti menggunakan beberapa alat bantu untuk mengumpulkan data antara lain :
a. Pedoman wawancara : pedoman wawancara yang sudah disusun secara tertulis sesuai dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi.
b. Recorder (Handphone) : alat untuk merekam wawancara dengan sumber informan.
c. Buku catatan : alat untuk mencatat hasil wawancara dari sumber informan.
d. Kamera : berfungsi untuk memotret pada saat penelitian sedang melakukan pembicaraan dengan sumber data dan untuk mendokumentasikan dengan objek lain.
D. Informan Penelitian
Pada pendekatan kualitatif diperlukan informan yaitu orang yang memberikan informasi yang adekuat dan terpecaya mengenai elemen- elemen atau permasalahan penelitian. Penentuan informan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sumber data yang
didasarkan pada pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2016).
Adapun sumber informasi atau informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria informan yaitu informan yang bersedia dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topic penelitian yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
2. Staf bidang P2P Dinas Kesehatan kota Bukittinggi
3. Kepala puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi
4. Pemegang program TB Paru di puskesmas Kota Bukittinggi
5. Anggota keluarga sebagai PMO
6. Penderita TB di Kota Bukittinggi
Adapun Kreteria Informan adalah sebagai berikut :
1. Terlibat dalam kegiatan Implementasi program penanggulangan TB Paru dengan strategi DOTS.
2. Mampu berkomunikasi dengan baik
3. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dibuktikan dengan menanda tangani surat pernyataan persetujuan penelitian.
E. Teknik / Cara Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam hal ini, digunakan wawancara terstruktur, di mana menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban yang disusun dengan ketat. Metode wawancara digunakan untuk menggali data terkait implemantasi pelaksanaan strategi DOTS dalam program penanggulangan TB di Kota Bukittinggi. Dalam wawancara mendalam berlangsung diskusi diantara peneliti dan informan menyangkut masalah yang diteliti.
Cresswell (1998) menjelaskan bahwa prosedur wawancara seperti tahapan berikut ini:
a. Mengidentifikasi informan berdasarkan prosedur sampling yang dipilih sebelumnya.
b. Menentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi apa yang relevan dalam menjawab pertanyaan peneliti.
c. Memepersiapkan alat perekam yang sesuai.
d. Mengecek alat perekan yang sesuai.
e. Menyusun protokol wawancara.
f. Menentukan tempat untuk melakukan wawancara.
g. Menetapkan inform konsent pada calon informan. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dapat di gambarkan pada matrik di bawah ini:
Tabel 4.1
Matrik Wawancara Mendalam Informasi yang
diperlukan
Kepala Dinkes
Pemegang program TB Paru di Dinas puskesma s
Kepala Puskesma s
Pemegang program TB paru Di
Puskesma s
PMO Pender
ita TB Paru
Input
SDM
Dana
Sarana dan Prasarana
Proses
Komitmen Politis
Penemuan Kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
Pemberian obat yang di awasi secara
langsung
Ketersediaan OAT
Pencatatan dan
pelaporan
Output Pelayanan dan Keberhasilan Program
Penanggulangan TB Paru
Wawancara Mendalam
2. Dokumentasi
Dalam pelaksanaan dokumentasi, dilakukan penyelidikan pada benda-benda tertulis seperti dokumen, gambar, foto, video, grafik dan lain-lain (Sugiyono, 2016). Penelusuran dokumen dilakukan untuk memperoleh data-data tambahan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara. Data tersebut didukung oleh gambar, tulisan yang merupakan bukti data primer.
F. Metode Analisa Data
1. Prosedur Analisa Data
Menurut Miles dan Huberman tahun 1998 dalam buku Sugiyono tahun 2011, analisis data dalam penelitian Kualitatif terdiri dari 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
a. Tahap Reduksi Data Pada tahap ini peneliti mereduksi data yang tidak dibutuhkan dan memilih data yang penting, berguna, dan baru dalam penelitian ini.
b. Tahap Penyajian Data Tujuan penyajian data adalah untuk memudahkan memahami apa yang terjadi serta merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami c. Tahap Penarikan Kesimpulan Setelah data disajikan dan dapat
dipahami maka ditarik kesimpulan. Verifikasi dan kesimpulan dari penelitian ini dapat menjawab pertanyaan dari peneliti.
2. Triangulasi Data
Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas / validitas) dan konsestensi (Reabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan.
Triagulasi bukan bertujuan mencari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya. Hal ini di pertegas oleh Wiersma yang mengemukakan triagulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartiakn sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiono 2017, p.372).
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan triagulasi merupakan cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan pendekatan metode ganda. Triagulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.
3. Analisa dilapangan
Bogdan & biklen (2007) mengemukakan ada tiga aspek penting yang dikategorikan sebagai analisis selama dilapangan dan analisis akhir, yaitu:
a. Peneliti hendaknya tidak terlalu takut melakukan spekulasi atau membuat pertimbangan spekulasi. Spekulasi ialah kepedulian akan keterbukaan suatu gagasan .
b. Perlu meningkatkan tinjauan data yang diperoleh selama periode penelitian. Peneliti hendaknya mencatat gagasan- gagasan pada margin catatan lapangan. Menandainya seperti melingkari kata-kata kunci dan ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh informen.
4. Analisa Setelah Pengumpulan Data
Pekerjaan analisis setelah pengumpulan data tidak lain adalah mengembangkan sistem kode untuk mengorganisasikan data. (Matja . 2007; 93-102) mengemukakan klasifikasi kategori kode yaitu :
a. Kode latar, menunjukkan kode berdasarkan ketika sebgian besar informasi umum dalam latar, topik, dan subjek dapat dipilah-pilahkan
b. Kode situasi, menempatkan unit-unit data yang menjelaskan bagaimana subjek menentukan latar atau topik tertentu.
c. Kode perspektif subjek, mengacu pada cara berpikir yang dikemukakan oleh beberapa atau seluruh subjek, yang pada umumnya secara keseluruhan tidak sama dengan defenisi situasi mengacu pada aspek-aspek khusus latar.
Kode itu mencakup peraturan normaatau beberapa pendirian.
d. Kode menurut cara berfikir subjek, mengenai orang dan objek menunjukkan kede yang diberikan kepada pengertian subjek mengenai seseorang terhada orang lain, mengenai orang-orang diluar darinya dan mengenai objek yang menjadi bagian dari dunianya.
e. Kode proses, menunjuk pada periode waktu, tahapan, fase, bagian, lngkah, atau kronologis kejadian.
f. Kode kegiatan, jenis prilaku yang terjadi secara tetap.
g. Kode peristiwa menunjuk pada peristiwa khusus yang jarang terjadi, atau hanya terjadi sekali saja.