• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

B. Kerangka Pikir

Memperhatikan uraian pada tinjauan pustaka, maka pada bagian ini diuraikan beberapa hal yang dijadikan sebagai landasan berpikir yang dimaksud akan mengarahkan memecahkan masalah yang telah dipaparkan. Permasalahan dalam rumusan masalah pada penelitian novel Negeri 5 Menara akan dianalisis dengan

menggunakan kajian Sosiolinguistik. Kajian ini mengambil objek dengan masalah campur kode yang disajikan pengarang dalam karyanya.

Penulis terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang membantu dalam pemecahan masalah dan dibahas dengan menggunakan alat bantu analisis.

Permasalahan yang ada dalam novel Negeri 5 Menara dihubungkan dengan cerita yang disajikan pengarang seperti peristiwa atau rentetan perjalanan tokoh, karakter tokoh, konflik tokoh dari awal hingga akhir cerita.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kerangka pikir, perhatikan bagan kerangka pikir berikut ini:

Bagan Kerangka Pikir Variasi Bahasa

dalam Novel

Campur Kode

Analisis Campur Kode dalam Novel Negeri 5 Menara Karya

A. Fuadi

Temuan Kode

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sifat umum yang berkarakteristik objek orang dan lain- lainnya yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda pada waktu dan tempat yang berbeda. Variabel sebagai gejala yang bervariasi.

Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi variabel penelitian adalah campur kode pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

2. Desain Penelitian

Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, dalam penyusunan desain harus dirancang berdasarkan prinsip metode kualitatif, yaitu mengumpulkan, mengolah, mereduksi, menganalisis dan menyajikan data secara objektif atau sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bungin (2010: 200) Hal ini dilakukan agar dalam penyaringan data pendeskripsian dapat secara objektif atau apa adanya, sebagaimana prinsip metode deskriptif kualitatif.

Bahan bacaan yang berhubungan dengan objek kajian yang dikumpulkan dijadikan sebagai informasi untuk disesuaikan dengan masalah-masalah yang ditemukan peneliti dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang bentuk campur kode dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi berdasarkan fakta secara objektif.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan, harus dipahami langkah awal yang ditempuh dan desain penelitian agar terlaksana semaksimal mungkin.

Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan peneliti untuk mengungkap masalah-masalah yang terdapat dalam objek kajian. Metode ini lebih mengutamakan penghayatan terhadap makna data yang dikaji, kemudian pendalaman pikiran terhadap data sangat mendukung untuk menghasilkan penelitian yang relevan dan memadai terhadap novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.

B. Definisi Opersional Penelitian

Penjelasan pemahaman tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, akan diuraikan definisi variabel yang akan dioperasionalkan dalam penelitian. Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas definisi operasional penelitian yang dimaksud.

Analisis bisa diartikan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti stuktur bahasa secara mendalam,atau menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks.

Novel merupakan karangan prosa panjang, mengandung rangkain cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Depdikbud, 2004: 694 ).

Pengertian campur kode adalah suatu keadaan berbahasa lain (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran bahasa itu. Dalam keadaan yang demikian, hanya kesantaian penutur atau kebiasaannya yang dituruti.

Negeri 5 menara merupakan lima negara yang ingin didatangi atau diimpian oleh enam orang santri untuk menuntut ilmu,mimpi itu berawal di bawah menara masjid pondok madani dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah campur kode dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dengan jumlah halaman 423 halaman. Sebuah novel yang terinspirasi kisah nyata yang termasuk novel best seller pada tahun 2009 ditulis oleh seorang praktisi konservasi, novelis dan wartawan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2000: 234) dokumentasi adalah:

”mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan sebagainya”.

Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan data menggunakan dokumen dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan.

Peneliti mengumpulkan data dengan membaca bahan tertulis yakni novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi. Mencatat semua data berupa bentuk campur kode sebelum data tersebut dianalisis.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data mengenai campur kode dalam novel Negeri 5 Menara dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membaca novel dengan cermat dan teliti.

2. Menganalisis berbagai wujud peggunaan campur kode dalam novel Negeri 5 Menara yang ditulis pengarang.

3. Menyajikan wujud penggunaan campur kode yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara kemudian membuat kesimpulan penelitian.

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Penelitian mengenai bentuk campur kode dalam novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi telah dilakukan melalui teknik analisi dokumen data yang diperoleh sebanyak 184 data. Bentuk campur kode berupa penyisipan kata sebanyak 85 data, penyisipan frasa sebanyak 54 data, penyisipan klausa sebanyak 24 data, penyisipan ungkapan atau idiom sebanyak 8 data, penyisipan bentuk baster sebanyak 8 data dan penyisipan kata ulang sebanyak 5 data.

1. Penyisipan Kata

Bentuk campur kode berupa penyisipan kata dianalisis berdasarkan makna kata yang menyisipinya. Hasil analisis dalam novel Negeri 5 Menara terdapat 85 data campur kode berupa penyisipan kata, yaitu sebagai berikut:

1) “Waang anak pandai dan berbakat. Waang akan jadi pemimpin umat yang besar. Apalagi waang punya darah ulama dari dua kakekmu.”

(Fuadi, 2009: 7).

Kalimat tersebut merupakan campur kode dengan penyisipan kata waang yang artinya kata panggilan kasual kepada laki-laki yang lebih muda atau anak sendiri.

Waang juga berarti kamu.

2)“Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amak selalu punya cita-cita.”

(Fuadi, 2009: 8).

Ada beberapa penyisipan kata dalam kalimat tersebut, seperti kata buyuang merupakan panggilan untuk anak laki-laki di kampung Minangkabau. Kata waang dan kata Amak atau Ibu.

3) “Masya Allah, ini ente, Atang Bandung? Sutradara Batutah?” (Fuadi, 2009:4).

Penyisipan kata ente dalam kalimat tersebut membuktikan bahwa terjadi proses campur kode. Kata ente merupakan bahasa Arab yaitu kamu.

4) “Ana juga datang mewakili al Azhar untuk ngomongin peran muslim melayu di negeri Arab.”(Fuadi, 2009: 4).

Kalimat tersebut membuktikan bahwa terjadi campur kode dengan ditandai penyisipan kata ana, kata ana merupakan bahasa Arab maksudnya saya.

5) “Tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmu agama. Ambo ingin menjadi insiyur dan ahliekonomi,” tangisku sengit.(Fuadi,2009: 9).

Kutipan tersebut termasuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ambo, kata ambo merupakan bahasa Minangkabau yang maksudnya adalah kata ganti saya.

6) “Baik-baik di rantau urang, Nak.”(Fuadi, 2009: 14).

Kutipan tersebut merupakan campur kode dengan ditandai penyisipan kata urang, kata urang maknanya adalah orang.

7) “Orang tua lain mengirim anak yang kurang cadiak masuk madrasah…”

(Fuadi, 2009: 9).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata cadiak, kata cadiak dalam kalimat tersebut maknannya pintar.

8) “Anak teman saya, cuma setahun di pondok langsung berubah menjadi anak baik. Padahal dulunya, sangat mantiko.”(Fuadi, 2009: 19.

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata mantiko. Penyisipan kata mantiko maknanya nakal.

9) “Ping…bunyi halus dari messenger menghentikan tanganku.” (Fuadi, 2009: 3).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata messenger. Penyisipan kata messenger maknanya pesan.

10)“…yang ada di buku reading di kelas tiga dulu.” (Fuadi, 2009: 4).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata reading. Penyisipan kata reading maknaya membaca.

11)“Pagi mulai beranjakdhuha.”(Fuadi, 2009: 25).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata dhuha. Penyisipan kata dhuha maknanya siang.

12)“…saya ingin mendalami agama islam dan menjadi hafiz.” (Fiadi, 2009:

47).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata hafiz. Penyisipan kata hafiz maknanya penghapal Al-Quran.”

13)“Ini dia kiai kita, almukarram Kiai Rais yang menjadipanutan kita dan semua orang selama di PM ini.”(Fuadi, 2009: 49).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata almukarram. Penyisipan kata almukarram maknanya Yang mulia.

14) “Malam ini akan di bacakan qanun, simak baik-baik. Tidak ada yang tertulis, karena kalian harus tulis dalam ingatan.”(Fuadi, 2009: 57).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata qanun. Penyisipan kata qanun maknanya peraturan.

15)“… Selalu pasang kuping untuk mendengarkanjaras.”(Fuadi, 2009: 57).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata jaras. Penyisipan kata jaras maknanya lonceng.

16) “Thayyib,… ini buku wajib kelas satu. Ada yang lain tanyanya.” (Fuadi, 2009: 60).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata thayyib. Penyisipan kata thayyib maknanya Baiklah.

17) Posisinya seperti pelari sprint yang memimpin paliing depan, ringan, enteng, cepat.”(Fuadi, 2009: 64).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata sprint. Penyisipan kata sprint maknanya lari jarak pendek.

18)“Kumahacepat, ini beratnya minta ampun!”(Fuadi, 2009: 64).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata kumaha. Penyisipan kata kumaha maknanya Bagaimana bisa cepat.

19)“Tenangakhisebentar lagi kita akan selamat.”(Fuadi, 2009: 65).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata akhi. Penyisipan kata akhi maknanya saudara.

20)“Layaknyastrikerhabis mencetak gol tunggal…”(Fuadi, 2009: 71).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata striker. Penyisipan kata striker maknanya penyerang.

21)“Kalian kami angkat sebagaijasus.”(Fuadi, 2009: 75).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata jasus. Penyisipan kata jasus maknanya mata-mata.

22) “Kalau kalian tidak berhasil menemukan dalam 24 jam, maka kalian akan mendapatkan hukuman tambahan. Fahimta?”(Fuadi, 2009: 75).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata fahimta. Penyisipan kata fahimta maknanya Mengerti.

23)Marhaban,… anak-anakku para pencari ilmu, welcome.” (Fuadi, 2009:

49).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata marhaban dan welcome. Penyisipan kata marhaban dan welcome maknanya adalah Selamat datang.

24)“Ijlisuu, silakan pilih tempat duduk yang paling nyaman buat kalian.”

(Fuadi, 2009: 42).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ijlisuu. Penyisipan kata ijlisuu maknanya Silakan duduk semua.

25)Dari pada masduk, coba kalian lihat ini sebagai permainan.” (Fuadi, 2009: 79).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata masduk. Penyisipan kata masduk maknanya pusing.

26)“Yes, terima kasih Allah, kataku sambil mengepalkan tangan ke udara.”

(Fuadi, 2009: 83).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata yes. Penyisipan kata yes maknaya iya.

27) “Stokar meliuk-liuk mengikuti alunan lagu sambil menggantungkan badannya di luar badanbus yang berlari kencang.”(Fuadi, 2009: 89).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata stoker. Penyisipan kata stoker maknanya kenek.

28)“Kami melewatiambunpagi.”(Fuadi, 2009: 89).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ambun. Penyisipan kata ambun maknaya embun.

29)“Sebuahnagaridi puncak kelok 44.” (Fuadi, 2009: 89).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata nagari. Penyisipan kata nagari maknaya negeri.

30)Yah, boleh ambo minta diajar marosok?”(Fuadi, 2009: 91).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ambo. Penyisipan kata ambo makanya saya.

31)“Minta diajarmarasok?” (Fuadi, 2009: 91).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata marasok. Penyisipan kata marosok maknanya adalah tawar menawar dengan memakai isyarat tangan.

32)“Tidak ketinggalan, ini tempat yang pas mendengarkan kalam ilahi yang dibaca sangat indah oleh para qaripilihan PM.”(Fuadi, 2009: 94).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata qari. Penyisipan kata qari maknaya pembaca Alquran.

33)“Walau sudah dilarang dan dikejar-kejar gharin, kami para anak-anak kampong selalu berhasil mengelabuinya untuk diam-diam naik tangga melingkar ke puncak menara.”(Fuadi, 2009: 95).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata gharin. Penyisipan kata gharin maknaya penjaga mesjid.

34)“Biasanya dia menggunakan seperempat jam terakhir sebagai ajang memberitasyi’yang membakar semangat kami.”(Fuadi, 2009: 105).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tasyi’. Penyisipan katatasyi’maknaya motivasi.

35)“Atang berkali-kali bongkar pasang kacamata dari hidungnya, tanda dia sedang excited.” (Fuadi, 2009: 108).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata excited. Penyisipan kata excited maknaya bersiaga.

36)Sejarah bukan seni bernostalgia, tapai sejarah adalah ibrah…” (Fuadi, 2009: 112).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ibrah. Penyisipan kata ibrah maknaya pelajaran.

37)“Sekilas, ustad berusia 40 tahun ini mirip dengan tauke barang elektronik di pasar Atang Bukittinggi.”(Fuadi, 2009: 112).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tauke. Penyisipan kata tauke maknaya juragan.

38)“Di usia muda dia telah merantau ke Madinah untuk menuntut ilmu hadis dan Alquran, di Madinah University dan kembali ke PM dengan gelar ad- Duktur.”(Fuadi, 2009: 112).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ad- duktur. Penyisipan kata ad-duktur maknaya dokter.

39)“Teuku mendemonstrasikan kemampuannya memakai beraneka qiraah yang sulit dengan napaspanjang seprti kuda pacu.”(Fuadi, 2009: 114).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata qiraah. Penyisipan kata qiraah maknaya irama.

40)“Selamat dan jaga etika menulis dan patuhi deadline, kata Ustad Salman.”

(Fuadi, 2009: 159).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata deadline. Penyisipan kata deadline maknaya tulisan.

41)“Ingat perlakukan qalam kalian seperti kuas, ayungkan dengan perasaan, dan kelokkan dengan hati.”(Fuadi, 2009:115).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata qalam. Penyisipan kata qalam maknaya pena.

42)“Untunglah Taufik yang bertugas menjadi chairman mengetok meja menenangkan massadan mulai membuka acara.”(Fuadi, 2009: 153).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata chairman. Penyisipan kata chairman maknaya protokol atau pembawa acara.

43)“Untuk memperkuat skill menulis inilah kemudian aku melamar…”

(Fuadi, 2009: 159).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata skill. Penyisipan kata skill maknaya keterampilan.

44)“Privilege yang aku punya sebagai wartawan kampus adalah izin untuk memegang kamera dan menggunakannya.”(Fuadi, 2009: 160)

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai Penyisipan kata privilege yang berasal dari bahasa Inggris.

45) “Sementara, kelompok guru yang relatif lebih tua juga tidak mau kalah, mereka punya playmaker…”(Fuadi, 2009: 168).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata playmaker. Penyisipan kata playmaker maknaya pelatih pemain.

46)“Tidak perlu susah mengarang suratnya, para senior kami sudah punya templatesurat dengan kalimat…”(Fuadi, 2009: 173).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata template. Penyisipan kata template maknaya kumpulan.

47)“Anak-anakku, ilmu bagai nur.”(Fuadi, 2009: 190).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata nur. Penyisipan kata nur maknaya cahaya.

48)“…siapa menuntut ilmu dengan niat yang iklas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid.”(Fuadi, 2009: 190).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata munjid. Penyisipan kata munjid maknanya adalah pejuang Allah.

49)“Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired.”(Fuadi, 2009: 190).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata expired. Penyisipan kata expired maknaya berakhir.

50)“Alhasil,conditioning ini menghasilkan…”(Fuadi, 2009: 191).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata conditioning. Penyisipan kata conditioning maknanya situasi seperti ini.

51)“Ustad… afwan, tolong terangin bab ini apa maksudnya?” (Fuadi, 2009:

192).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata afwan. Penyisipan kata afwan maknaya adalah maaf.

52) “Kami telah ketagihan, kami candu belajar dan imtihan adalah pesta merayakan candu itu.”(Fuadi, 2009: 200).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata imtihan. Penyisipan kata imtihan maknanya adalah ujian.

53)“…masalahku sama dengan Alif, aku muflis…”(Fuadi, 2009: 217).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata muflis. Penyisipan kata muflis maknanya adalah bokek.

54)“Punten, ini sedikit infaq dari para jemaah untuk pejuang agama, mohon diterima dengan ikhlas.”(Fuadi, 2009: 220).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata punten. Penyisipan kata punten maknanya adalah mohon.

55)Tafadhal, anggap rumah sendiri ya, katanya.”(Fuadi, 2009: 223).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tafadhal. Penyisipan kata tafadhal maknaya adalah silakan.

56) “Aku traktir makrunah sebulan kalau kau sampai kenal dengan dia.”

(Fuadi, 2009: 233).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata makrunah. Penyisipan kata makrunah maknaya adalah mie.

57)“Aku tulis surat permohonan wawancara, lengkap dengan alasan wawancara dan beberapa pointerpertanyaan.”(Fuadi, 2009: 237).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata pointer. Penyisipan kata pointer maknaya nomor/poin.

58) “Cepat berkumpul di kantor keamanan pusat untuk briefing dan pembagian lokasi kalian” Katanya.(Fuadi, 2009: 238).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata breafing. Penyisipan kata breafing maknaya adalah melapor.

59)“Mohon kesediaanantumuntuk diwawancara…”(Fuadi, 2009: 251).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata antum. Penyisipan kata antum maknanya adalah anda.

60)“Thayib, begini akhi, terima kasih untuk tawaran wawancara ini.” (Fuadi, 2009: 252).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata thayib. Penyisipan kata thayib maknanya baiklah.

61) “Awas jangan terlambat, jam 8 pas,khalas.”(Fuadi, 2009: 258).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata khalas. Penyisipan kata khalas maknaya sudah.

62) “Felicitation, kalian telah memperlihatkan…”(Fuadi, 2009: 267).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata felicitation. Penyisipan kata felicitation maknanya selamat.

63)“Lif namaantaada!”(Fuadi, 2009: 269).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata anta. Penyisipan kata anta maknaya adalah anda.

64) “Ashaabi, kita sambut Al-Barq!”(Fuadi, 2009: 279).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ashabi. Penyisipan kata ashabi maknaya adalah saudara-saudara.

65)“Hanya untuk meminta maaf atastacklingkemarin.”(Fuadi, 2009: 284).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tackling. Penyisipan kata tackling maknanya kejadian.

66)“Sir, kami punya beberapa pilihan…” (Fuadi, 2009: 287).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata sir.

Penyisipan kata sir maknaya adalah pak.

67) “Kami punya beberapa pilihan dessert ala Timur Tengah. Apakah anda tertarik mencoba.”(Fuadi, 2009: 287).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata dessert. Penyisipan kata dessert maknaya adalah makanan penutup.

68)“Ta-fadhalMas.!”(Fuadi, 2009: 289).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata ta- fadhal. Penyisipan kata ta-fadhal maksudnya silakan.

69)“Kami adalah survivor dari seleksi alam bertahun-tahu merasai hidup militant di PM.”(Fuadi, 2009: 290).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata survivor. Penyisipan kata survivor maknanya adalah orang yang selamat.

70) “Malam ini kami merayakan kenaikan kelas kami dengan tajammu.”

(Fuadi, 2009: 293).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tajammu’. Penyisipan katatajammu’maknaya adalah berkumpul bersama.

71)“…ini kata-kata penting untuk leadershipdi PM.”(Fuadi, 2009: 297).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata leadership. Penyisipan kata leadership maknanya adalah pemimpin.

72)“Penentuanfit and proper berliku-liku. (Fuadi, 2009: 299).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata fit and proper. Penyisipan fit and proper makanaya adalah sesuai dan tepat.

73)“Catatan pengeluaran penting, catatan belanja di pakan…” (Fuadi, 2009:

324).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata pakan. Penyisipan kata pakan maksudnya pasar.

74)“Sekarang kita mau membuat yang instant?”(Fuadi, 2009: 332)

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata instant. Penyisipan kata instant maknaya adalah ringkas.

75)“Gara-gara show tahun lalu itulah kami tersudut untuk membuat lebih bagus lagi darithan lalu.”(Fuadi, 2009: 338).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata show. Penyisipan kata show maknaya adalah pertunjukan.

76)“Untuk membuat penonton benar-benar merasakan ada di dalam sebuah scene.”(Fuadi, 2009: 340).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata scene. Penyisipan kata scene maknaya adalah adegan.

77)“Ustad Torik segera menekan tashrih.” (Fuadi, 2009: 343).

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata tashrih. Kata tashrih maknaya adalah surat izin.

78)“…karena berhektar-hektar sawah milik PM mengirim padi yang kemudian digiling di huller sendiri. (Fuadi, 2009: 360)

Kutipan tersebut merupakan bentuk campur kode dengan ditandai penyisipan kata huller. Kata huller maknanya adalah pabrik.

Dokumen terkait