• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berfikir

Dalam dokumen DI KPP PRATAMA MEDAN BARAT (Halaman 40-43)

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berfikir

Pajak merupakan penerimaan Negara yang terbesar, untuk itu sangat dibutuhkan peran serta masyarakat dalam pembayaran pajaknya. Pelaksanaan

pemungutan pajak dilaksanakan berdasarkan sistem Self Assesment System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Adapun tujuan utama perpajakan di Indonesia yaitu menuntut keikutsertaan para Wajib Pajak untuk dapat secara aktif dan patuh dalam menyelenggarakan kewajiban perpajakannya.

Kesadaran wajib pajak merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Sedangkan sanksi pajak membantu menciptakan kesadaran wajib pajak dalam membayarkan pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak. Penelitian ini berusaha menjelaskan mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Kerangka berfikir penelitian ini disajikan pada gambar II.1.

H3

H1

H2

Gambar II.1 Kerangka Berfikir

D. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Medan Barat

H2 : Sanksi pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Kesadaran WP

Sanksi Pajak

Penerimaan Pajak

Medan Barat

H3 : Kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Medan Barat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian Assosiatif, yaitu merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu satu variabel dependen (penerimaan pajak) dan dua variabel independen (kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak).

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal yang dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan berupa sebab dan akibat.Pengaturan penelitian ini dilakukan secara alamiah melalui penelitian lapangan (field research) menggunakan kuesioner terhadap responden. Penelitian ini menggunakan horizon waktu cross-sectional, data hanya dikumpulkan sekali selama penelitian berlangsung.

B. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2007, hal 4). Dan variabel bebas (X) untuk penelitian ini adalah:

a. Kesadaran wajib merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. (Sugiono, 2015, hal.3).

b. Sanksi pajak digunakan oleh aparatur pajak (fiskus) untuk mencegah adanya kecurangan yang dilakukan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Sanksi yang diberikan bersifat memaksa agar wajib pajak dapat mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Adanya sanksi pajak bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terhadap kewajibannya.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel sanksi perpajakan diadopsi dari Chaerunnisa (2010) yang merupakan hasil pengembangan dari M. Zain (2008, hal. 78) Terdapat 3 (tiga) indikator, yaitu sanksi perpajakan yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat, pengenaan sanksi pajak yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak, dan sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi.

(Kusuma, 2016, hal. 50)

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007. hal 4). Variabel terikat (Y) untuk penelitian ini adalah penerimaan pajak.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan PPh adalah faktor administrasi Negara dan pajak, faktor Undang-undang dan peraturan pelaksanaan perpajakan, faktor masyarakat khusnya wajib pajak dan keadaan lingkungan. (Sugiono, 2015, hal.3)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Jalan Jl. Asrama No. 7A, Sei Sikambing C II, Medan Helvetia, Sei Sikambing C. II, Medan Helvetia.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Untuk rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III-1

Rincian Waktu Penelitian

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007, hal 90) populasi adalah wilayah generalisasi N

O

KEGIATAN

Bulan

November Desember Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Riset

2

Pengajuan

Judul 3

Penulisan

Proposal 4

Seminar

Proposal 5

Pengolahan

Data 6

Bimbingan

Skripsi 7

Sidang

Meja Hijau

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh Wajib Pajak yang terdaftar yaitu sebanyak 34.247 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007, hal. 91) sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti atau diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi, jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi. Pedoman jumlah sampel tidak mengikat, karena dalam praktek pengumpulan sampel kadang mengalami hambatan dalam tenaga, dana, waktu dan ciri-ciri populasi yang tidak memungkinkan (Santoso, 2007).

Respon dari penelitian ini adalah para Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Metode yang dipilih dalam pemilihan sampel adalah sampling accidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data. (Sugiyono, 2007, hal. 93). Peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 100 responden melalui perhitungan rumus Slovin.

= 1 +

Keterangan : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Total Populasi e = Batas Toleransi Error

Berdasarkan data dari KPP Pratama Medan Barat jumlah Wajib Pajak pada

akhir tahun 2017 sebanyak 34.247 wajib pajak. Oleh karena itu sampel untuk penelitian ini adalah:

= 1 +

= 34.247 1 + 34.247(0,1)

= 96,70 (dibulatkan menjadi 100)

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 100 orang wajib pajak.

E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data- data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian hipotetsis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.

2. Sumber Data a) Data Primer

Yaitu data yang secara langsung diperoleh dari objek penelitian, baik melalui teknik wawancara, teknik observasi, maupun studi literatur yang kemudian akan diolah oleh penulis. Menurut Suryabrata (2015, hal.39)

mendefenisikanbahwa data primer adalah datalangsungyang dikumpulkan oleh peneliti (petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya dari hasil pengumpulan data mentahnya yang dilakukan oleh peneliti sendiri.

b) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data perusahaan sendiri antara lain data mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi, aktivitas perusahaan, serta kelengkapan lainnya.

Menurut Suryabrata (2015, hal 39) mendefenisikan bahwa data sekunder adalah data yang biasanya berbentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai persediaan pangan disuatu daerah dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat untuk pembantu penelitian ini, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara:

1. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat/menilai data-data historis/masa lalu.

2. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari buku-buku, internet dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3. Angket/Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara menyebarkan lembaran pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti untuk mengetahui pendapat/persepsi responden peneliti tentang suatu variabel yang diteliti.

Angket ditujukan kepada Wajib Pajak di KPP Medan Barat dengan

menggunakan skala likert dengan bentuk ckecklist dimana setiap pernyataan mempunyai 5 opsi yaitu:

Tabel III-2 Skala Likert

Pertanyaan Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

G. Teknik Analisis Data 1. Kualitas Data

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Ghozali (2013, hal. 52). Menurut Ghozali ( 2013, hal. 52-59 ), mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom ( df ) = n-2, dalam ini n adalah jumlah sampel. Jadi df yang digunakan adalah 100-2 = 98 dengan alpha sebesar 10% maka menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0.1654 dengan ketentuan, yaitu:

Hasil r hitung > r tabel ( 0.1654) = valid Hasil r hitung < r tabel ( 0.1654) = tidak valid

Jika r hitung (tiap butir dapat dilihat pada colom corrected item-total

correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b) Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan Indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013, hal. 47).

Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,70. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013, hal. 48)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik terdiri dari:

a) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013, hal. 160) mengemukakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot.

Dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar penambil keputusan (Ghozali, 2013, hal. 163):

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuh asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali ( 2013, hal. 139) uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2013, hal. 139) model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika p value > 0,1 tidak signifikan berarti tidak terjadi heteroskedastisitas artinya model regresi lolos uji heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).

c) Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2013, hal. 105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90 ), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, dan juga variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel indepeden lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi ( karena VIF = 1/Tolerance ). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah Nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolineritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolineritas 0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipaki adala regresi linier berganda (multiple regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih varibel independen ( variabel penjelas/bebas) digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dipilih. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2 X2 + e Keterangan:

Y = Penerimaan Pajak α = konstanta

β₁...β₂… = koefisien regresi X₁ = Kesadaran Wajib Pajak X₂ = Sanksi Pajak

e = standard error

4. Uji Hipotesis

a) Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Menurut Sugiyono (2007, hal. 192) uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 0,10. Maka cara yang dilakukan adalah:

1) Bila (P-Value) < 0,10 artinya variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.

2) Bila (P-Value) > 0,10 artinya variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.

b) Uji Pengaruh Parsial ( Uji t)

Menurut Ghozali ( 2013, hal. 98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis menurut tabel. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α

= 0,10. Maka cara yang dilakukan adalah:

1) Bila (P-Value) < 0,10 artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

2) Bila (P-Value) > 0,10 artinya variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

c) Koefisien Determinasi (R²)

Menurut Ghozali (2013, hal. 97), koefisien determinasi ( R² ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan

mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini penulis menjadikan pengolahan data dalam bentuk angket yang terdiri dari 5 butir pernyataan untuk variabel kesadaran wajib pajak (X1), 5 pernyataan untuk variabel sanksi pajak (X2), dan 5 butir pernyataan untuk variabel penerimaan pajak (Y). Angket yang disebarkan ini diberikan kepada 100 wajib pajak sebagai sampel penelitian dan dengan menggunakan skala likert berbentuk ceklis.

Tabel IV-1 Skala Likert

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Pada tabel diatas berlaku baik didalam menghitung variabel X1 dan X2 yaitu variabel bebas (terdiri dari variabel kesadaran wajib pajak dan variabel sanksi pajak) maupun variabel Y yaitu variabel terikat (variabel penerimaan pajak). Dengan demikian skor angket dimulai dari 5 sampai 1.

1. Identitas Responden

Untuk dapat mengetahui identitas responden maka dapat dilihat dari

karakteristik responden berikut ini:

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel IV-2

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin responden penelitian ini adalah laki-laki yaitu sebanyak 64 orang (64%) dan perempuan sebanyak 36 orang (36%). Hal ini disebabkan karena pada waktu penerimaan proposinya lebih banyak diterima karyawan laki-laki dibandingkan perempuan.

b. Kelompok usia

Tabel IV-3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 20-30tahun 22 22%

2 31-40 tahun 56 56%

3 41-50 tahun 17 17 %

4 >50 tahun 5 5 %

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar usia responden dalam penelitian ini 20-30 tahun sebanyak 22 orang ( 22% ) yang berusia antara 31- 40 tahun sebanyak 56 orang (56%), yang memiliki usia 41-50 tahun sebanyak 17 orang (17%), yang memiliki usia > 50 tahun sebanyak 5 orang (5%).

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 64 64%

2 Perempuan 36 36%

Jumlah 100 100%

c. Jenis Pekerjaan

Tabel IV-4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak bekerja 0 0%

2 Karyawan Swasta 26 26%

3 PNS 25 25%

4 Pegawai BUMN 23 23%

5 TNI/Polri 14 14%

6 Lainnya 12 12%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

Dari tabel diatas diketahui bahwa mayoritas jenis pekerjaan responden adalah karyawan swasta yaitu sebanyak 26 orang (26%), PNS sebanyak 25 orang (25%), pegawai BUMN sebanyak 23 orang (23%), TNI/ Polri sebanyak 14 orang (14%) dan lainnya sebanyak 12 orang (12%).

d. Jenis Pendidikan

Tabel IV-5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1 SMA/SMK 5 5%

2 Diploma 26 26%

3 Strata 1 42 42%

4 Strata 2 21 21%

5 Lainnya 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

Dari tabel diatas diketahui mayoritas pendidikan responden adalah pendidikan Strata 1 yaitu sebanyak 42 orang (42%), pendidikan Diploma sebanyak 26 orang (26%) dan Strata 2 yaitu sebanyak 21 orang (21%), lainnya

sebanyak 6 orang (6%), kemuadian SMA/SMK sebanyak 5 orang (5%).

B. Analisis Data

1. Hasil UJi Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Program yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah program komputer statistical program for social scients instrumen (SPSS) yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Dari 16 item pernyataan yang di jawab dan dari sampel sebanyak 100 wajib pajak. Kemudian penulis menginput nilai- nilainya untuk bahan pengujian.

Tabel IV-6

Hasil Uji Validitas Instrumen Penerimaan Pajak (Y) Nomor Nilai Correlation Propabilitas Keterangan

1 0,723 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 2 0,662 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 3 0,701 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 4 0,730 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 5 0,729 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 6 0,624 (positip) 0,000 < 0,10 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Tabel IV-7

Hasil Uji Validitas Instrumen Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Nomor Nilai Correlation Propabilitas Keterangan 1 0,636 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 2 0,581 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 3 0,590 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 4 0,804 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 5 0,845 (positip) 0,000 < 0,10 Valid

Tabel IV-8

Hasil Uji Validitas Instrumen Sanksi Pajak (X2)

Nomor Nilai Correlation Propabilitas Keterangan 1 0,681 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 2 0,660 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 3 0,652 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 4 0,742 (positip) 0,000 < 0,10 Valid 5 0,730 (positip) 0,000 < 0,10 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Selanjutnya butir yang instrument yang menyatakan valid diatas dapat di uji reabilitasnya dengan menggunakan Cronbach Alpha. Jika nilai koefisien reabilitas (Cronbach Alpha) > 0,7 maka instrument memiliki reabilitas yang baik atau dengan kata lain instrument adalah realibel atau terpecaya.

Tabel IV-9

Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Variabel Cronbach Alpha Status

Kesadaran Wajib Pajak (X1) 0,731 > 0,7 Reliabel Sanksi Pajak (X2) 0,731 > 0,7 Reliabel Penerimaan Pajak (Y) 0,784 > 0,7 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai instrument menunjukkan tingkat reliabel instrument penilaian sudah memadai karena sesuai dengan Cronbach Alpha dimana nilainya lebih > 0,7

2. Analisis Variabel Penelitian a. Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Berikut adalah tabel hasil kuesioner dari variabel kesadaran wajib pajak (X1) dari wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat:

Tabel IV-10

Hasil Jawaban Responden Kesadaran Wajib Pajak ALTERNATIF JAWABAN

No

Sangat

Setuju Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak

Setuju Jumlah

F % F % F % F % F % F %

1 34 34 55 55 11 11 0 0 0 0 100 100

2 33 33 48 48 18 18 1 1 0 0 100 100

3 25 25 58 58 17 17 0 0 0 0 100 100

4 36 36 46 46 18 18 0 0 0 0 100 100

5 42 42 34 34 18 18 0 0 0 0 100 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

1) Jawaban responden tentang “pajak ditetapkan dengan Undang-Undang (UU) dan dapat dipaksakan” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 55 dengan persentase ( 55%)

2) Jawaban responden tentang “pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada negara” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 48 dengan persentase ( 48%)

3) Jawaban responden tentang “membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 58 dengan persentase (58%)

4) Jawaban responden tentang “penundaan pembayaran pajak dan pengurangan pajak dapat merugikan negara” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 46 dengan persentase (46%)

5) Jawaban responden tentang “membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat” Mayoritas menjawab sangat setuju sebanyak 42 dengan persentase ( 42% )

b. Sanksi Pajak ( X2 )

Tabel IV-11

Hasil Jawaban Responden Sanksi Pajak ALTERNATIF JAWABAN

No

Sangat

Setuju Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak

Setuju Jumlah

F % F % F % F % F % F %

1 34 34 54 54 12 12 0 0 0 0 100 100

2 38 38 51 51 11 11 0 0 0 0 100 100

3 33 33 55 55 12 12 0 0 0 0 100 100

4 28 28 51 51 21 21 0 0 0 0 100 100

5 44 44 44 44 12 12 0 0 0 0 100 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (2018)

1) Jawaban responden tentang “sanksi dalam SPT sangat diperlukan” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 54 dengan persentase ( 54%)

2) Jawaban responden tentang “sanksi administrasi berupa denda 50% dari pajak yang kurang dibayar, apabila pengisian SPT (Surat Pemberitahuan) dilakukan dengan tidak benar” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 51 dengan persentase ( 51%)

3) Jawaban responden tentang “denda keterlambatan pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah Rp.

100.000,-” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 55 dengan persentase (55%) 4) Jawaban responden tentang “mengisi SPT sesuai dengan peraturan yang

berlaku” Mayoritas menjawab setuju sebanyak 51 dengan persentase (51%) 5) Jawaban responden tentang “melakukan evaluasi secara berkala untuk

mengantisipasi adanya pemeriksaan dari aparat” Mayoritas menjawab sangat setuju dan setuju sama-sama sebanyak 44 dengan persentase ( 44%)

Dalam dokumen DI KPP PRATAMA MEDAN BARAT (Halaman 40-43)

Dokumen terkait