Karena adanya pandemi infeksi virus corona (covid‐19) serta kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus, beberapa kegiatan pemantauan di PLTU Rembang tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan hasil pemantauan komponen lingkungan yang telah dilaksanakan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaimana berikut ini.
BAB 3 KESIMPULAN 3 ‐ 2 b. Penurunan Kualitas Udara (Udara Emisi)
Hasil pemantauan emisi cerobong PLTU Rembang pada semester 1 tahun 2020 menunjukkan bahwa tidak terdapat parameter emisi yang melebihi baku mutu baik pada cerobong unit #20 maupun cerobong unit #10.
c. Peningkatan Kebisingan Lingkungan Permukiman
Pada pemantauan kebisingan di permukiman masyarakat Desa Leran dan Desa Trahan, tingkat kebisingan rata‐rata yang terukur masih di bawah baku mutu, yaitu sebesar 49.1 dB di permukiman Desa Leran dan sebesar 54.1 dB di permukiman Desa Trahan. Kondisi tingkat kebisingan sangat dipengaruhi aktivitas domestic masyarakat terutama pada siang hari serta aktivitas transportasi di jalan Nasional (jalur Pantura). Suara bising operasional mesin pembangkit PLTU Rembang tidak terdengar di lokasi permukiman sekitar PLTU Rembang.
d. Peningkatan Kebisingan Lingkungan Kerja
Untuk kebisingan lingkungan kerja, lokasi yang diukur adalah merupakan sumber‐
sumber kebisingan di lingkungan PLTU yaitu di area turbin unit #20, area turbin unit #10, dan area desalinasi. Hasil pengukuran kebisingan pada semester 1 tahun 2020 menunjukkan tingkat kebisingan bawah baku mutu untuk tingkat kebisingan lingkungan kerja.
e. Penurunan Kualitas Air (Air Limbah)
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air limbah bulanan pemantauan semester I tahun 2020 tidak ditemukan parameter kualitas air limbah yang melebihi baku mutu. Pihak PLTU Rembang akan terus melakukan pengelolaan terhadap sumber‐
sumber air limbah serta melakukan pemantauan secara rutin terhadap kinerja instalasi pengolahan limbah, agar kualitas effluent limbah tetap memenuhi syarat sesuai baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan berdasarkan KepMen LHK No.
SK.213/Menlhk/Setjen/PKL.1/5/2018 tentang Perpanjangan IPLC PLTU Rembang.
f. Penurunan Kualitas Air (Air Tanah) di Sumur Penduduk Sekitar PLTU
Hasil pemantauan kualitas air tanah pada semester I tahun 2020 menunjukkan bahwa kualitas air tanah dari sumur penduduk di Desa Trahan dan Desa Leran
layak untuk digunakan masyarakat untuk kegiatan sanitasi (MCK), akan tetapi untuk penggunaan sebagai air minum harus dimasak terlebih dahulu. Hasil pemantauan air bersih menunjukkan bahwa semua parameter air bersih dari sumur penduduk di Desa Trahan telah memenuhui baku mutu, sedangkan beberapa parameter air bersih dari sumur penduduk Desa Leran terukur telah melebihi baku mutu.
g. Penurunan Kualitas Air (Air Tanah) di Sumur Pantau PLTU
Secara umum, kualitas air sumur pantau yang menunjukkan hasil kurang bagus pada pemantauan semester I tahun 2020 adalah pada sumur pantau 1 (SP‐1), sumur pantau 2 (SP‐2), dan sumur pantau 3 (SP‐3). Hasil tersebut menunjukkan hal yang konsisten dengan hasil‐hasil pemantauan terdahulu yang menunjukkan air sumur pantau tersebut kualitas airnya kurang baik
h. Penurunan Kualitas Air (Air Laut dan Sedimentasi)
Secara umum kualitas air laut sekitar PLTU Rembang pada semester I tahun 2020 relatif bagus dan memenuhi baku mutu kualitas air laut sesai dengan KepMen LHK No. SK.213/Menlhk/Setjen/PKL.1/5/2018 tentang Perpanjangan IPLC PLTU Rembang. Hanya pada parameter pathogen yang menunjukkan di semua lokasi pemantauan melebihi baku mutu. Parameter lain yang melebihi baku mutu adalah minyak dan lemak di perairan laut 90 m dari Outfall yang paling mungkin disebabkan tumpahan atau buangan minyak dan bahan bakar ke perairan laut baik dari aktivitas kapal nelayan maupun dari tugboat penarik tongkang batubara.
i. Limbah B3
Total produksi limbah B3 PLTU Rembang selama periode bulan Januari – Maret tahun 2020 adalah 29554.392 ton, sedangkan produksi limbah B3 selama periode bulan April – Juni tahun 2020 adalah 16099.61764 ton. Kinerja pengelolaan limbah B3 selama semester 1 tahun 2020 adalah 100%.
j. Gangguan Lalu Lintas Kapal
Selama periode Semester 1 tahun 2020, jumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara adalah sebanyak 101 kapal. Waktu yang dibutuhkan antara kedatangan
BAB 3 KESIMPULAN 3 ‐ 4 tongkang, waktu antrian, sampai dengan selesainya kegiatan bongkar antara 1 – 7 hari. Menurut catatan, tidak terjadi kecelakaan kapal di sekitar perairan PLTU Rembang selama periode tersebut.
k. Abrasi dan Akresi
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada tanggal 3 Januari 2019, pada semua lokasi pantau tidak terjadi adanya abrasi, sedangkan sedimentasi yang mengakibatkan akresi hanya terjadi pada lokasi BM‐1 yakni sebesar ± 0.157 ton/ha/tahun. Transport sedimen terjadi dari aliran sungai yang berada di dekat lokasi pantau. Saat terjadi hujan, erosi lahan yang terjadi di daerah hulu terbawa aliran air sungai dan diendapkan berupa sedimen di muara sungai di sekitar lokasi BM‐1.
3. Komponen Biologi
Dari hasil pengamatan dan perhitungan plankton, disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di perairan intake canal telah mengalami pencemaran ringan hingga sedang. Untuk perairan di outlet canal berdasarkan pengamatan dan perhitungan plankton, menunjukkan bahwa perairan ini telah tercemar ringan hingga berat.
Sedangkan dari hasil pemantauan biota benthos dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan pada lokasi pemantauan belum mengalami pencemaran, dengan indeks keseragaman yang tinggi dan indeks dominansi parsial rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan sekitar PLTU, beberapa jenis ikan tangkapan yang didapat nelayan antara lain adalah ikan Tengiri, Cakalang, Kakap Merah, Kakap Putih, Kerapu, Kembung, Baronang, Kuniran, Lemuru, Ikan Teri, Rajungan, Manyung, Rebon, Ikan Pari, Udang, dan Cumi‐cumi.
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
Selama periode bulan Januari – Maret kasus ISPA yang tercatat di UPT Puskesmas Sluke sebanyak 22 kasus, kasus ini termasuk kasus rawat inap maupun rawat jalan.
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak‐anak dan lansia. Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari
hidung hingga paru‐paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik. Meskipun penurunan kualitas udara akibat debu bukan penyebab terjadinya ISPA, akan tetapi gejala ISPA dan gangguan pernapasan yang lebih buruk dapat terjadi jika penderita menghirup udara yang terkotori oleh debu. Biasanya kasus ISPA yang tercatat di fasilitas kesehatan adalah kasus dengan gejala yang relatif buruk, sedangkan kasus ISPA lain dengan gejala yang ringan biasanya jauh lebih banyak di masyarakat.
5. Komponen Sosial
a. Keluhan Masyarakat
Keluhan umum masyarakat sekitar PLTU adalah timbulan debu dan kebisingan, berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar PLTU Rembang, keluhan‐
keluhan umum tersebut sudah jarang diterjadi. Beberapa hal lain yang dikeluhkan masyarakat adalah cuaca yang semakin panas, tidak ada perubahan/
perkembangan lingkungan, serta tangkapan ikan nelayan yang semain berkurang.
b. Pendapat Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar masyarakat sekitar merasa kurang mendapatkan manfaat langsung keberadaan PLTU Rembang di lingkungannya. Manfaat yang dirasakan masyarakat bersumber dari kegiatan CSR yang telah dilakukan PLTU Rembang.