Pembangunan PLTU Rembang 2 x 400 MW secara umum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk berbagai keperluan pembangunan khususnya di Pulau Jawa, Madura, dan Bali. PLTU Rembang 2 x 400 MW merupakan implementasi program pemerintah yang dicanangkan untuk intensifikasi, diversifikasi, dan konservasi energi. PT PJB UBJOM PLTU Rembang sebagai pelaksana operasional PLTU Rembang 2 x 400 MW berkomitmen melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sebagai wujud partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Lokasi PLTU Rembang 2 x 400 MW terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Sisi Barat : Lahan pertanian dan pemukiman di Desa Leran. Saat ini PLTU Rembang 2 x 400 MW sudah dalam tahap beroperasi penuh. Kondisi rambu peringatan, penerangan, kotak api dan alat pemadam api ringan (APAR) di PLTU Rembang 2 x 400 MW sudah terpasang dengan baik.
DESKRIPSI KEGIATAN
SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN .1 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
- PENGELOLAAN LIMBAH B3
- PENGELOLAAN KUALITAS UDARA
- PENGELOLAAN ABU BATUBARA
Sisa air yang berasal dari pembuangan air lumpur (sistem pretreatment air laut), pembersihan asam (sistem desalinasi air laut), regenerasi air limbah (sistem pengolahan air komposisi boiler), ruang uji kimia (laboratorium) dan regenerasi air limbah (sistem pemolesan kondensat) dialirkan ke tangki air limbah yang sering. Kemudian air yang sudah bebas minyak dialirkan ke tangki air limbah yang telah dijernihkan/bak air limbah intermittent untuk proses pengolahan selanjutnya. Setelah itu dituangkan ke dalam tangki reaksi flokulasi dan diinjeksikan natrium hipoklorit (NaClO) dan flokulan.
Air yang dipisahkan dari lumpur di bak pemurnian pelat horizontal dialirkan ke bak netralisasi. Sehingga air limbah pada bak netralisasi selain berasal dari proses pengolahan di tangki air limbah frequent/bak penampungan air limbah kontinuitas, juga berasal dari tangki air limbah jarang/kolam air limbah diskontinuitas. Semua air limbah yang telah mengalami injeksi kaustik, asam atau natrium hipoklorit dikirim ke bak netralisasi. Nantinya akan dikontrol lebih lanjut di reservoir ini sebelum dialirkan ke tambang batu bara atau dibuang ke laut.
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Sebelah Timur PLTU Rembang 2 x 400 MW sebagian digunakan untuk pemukiman yaitu pada daerah sekitar jalan raya, sebagian lagi merupakan lahan pertanian milik warga berupa sawah dan rawa yang ditanami berbagai jenis tanaman pertanian, baik padi, palawija maupun buah-buahan ( melon), dan sebagian lagi merupakan tanah tambak. Di lokasi sebelah timur PLTU juga terdapat akses jalan yang langsung menghubungkan ke laut, dimana sebagian besar wilayah pantai merupakan lahan bendungan, baik masih produktif atau tidak. Di sebelah selatan PLTU Rembang 2 x 400 MW, lahan pertanian adalah milik masyarakat sekitar dengan berkembangnya kegiatan budidaya pertanian di wilayah desa, terutama hasil pertanian tanaman pangan dan palawija.
Di sebelah selatan, lokasi PLTU Rembang 2 x 400 MW berbatasan langsung dengan jalan nasional (jalur Pantura Semarang – Surabaya). Aktivitas yang dominan di lokasi yang berdekatan dengan PLTU Rembang adalah aktivitas pemukiman masyarakat dan aktivitas komersial berupa pertokoan dan restoran. Kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan masyarakat sekitar semakin meningkat pesat, tidak hanya karena keberadaan PLTU Rembang yang memberikan manfaat positif bagi masyarakat dalam hal peningkatan perekonomian, namun juga karena aktivitas jalur Pantura dengan tingkat kunjungan yang cukup tinggi. mobilitas yang berlangsung 24 jam terus menerus.
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN .1 PENURUNAN KUALITAS UDARA (UDARA AMBIENT)
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (UDARA EMISI)
- PENINGKATAN KEBISINGAN
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR LIMBAH)
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR TANAH)
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR LAUT DAN SEDIMENTASI)
- TIMBULAN LIMBAH B3
- PERUBAHAN BIOTA AIR
- PENINGKATAN ABRASI DAN AKRESI
- PENURUNAN KESEHATAN MASYARAKAT
- PERUBAHAN PESEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT
Lokasi pengelolaan dampak penurunan kualitas air (air limbah) dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) lokasi PLTU Rembang 2 x 400 MW yaitu on site. Tolok ukur penanganan dampak penurunan kualitas air laut adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.213/Menlhk /Setjen/PKL.1/5/2018 tentang Perluasan Izin Pembuangan Air Limbah di Lingkungan laut Atas Nama PT. Tindakan pengelolaan yang dilakukan sesuai dengan pengelolaan dampak penurunan kualitas air karena dampak ini merupakan kelanjutan dari dampak penurunan kualitas air.
Tolok ukur penanganan dampak menurunnya kesehatan masyarakat adalah angka kesakitan ISPA, bronkitis, iritasi, dan penyakit paru. Tindakan yang dilakukan untuk mengelola dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat adalah dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai program pemberdayaan masyarakat. Tolok ukur pengelolaan dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat adalah persepsi dan sikap positif masyarakat.
PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN .1 PENURUNAN KUALITAS UDARA (UDARA AMBIENT)
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (UDARA EMISI)
- PENINGKATAN KEBISINGAN
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR LIMBAH)
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR TANAH)
- PENURUNAN KUALITAS AIR (AIR LAUT dan SEDIMENTASI)
- LIMBAH B3
- PERUBAHAN BIOTA PERAIRAN LAUT
- PENINGKATAN ABRASI DAN AKRESI
- GANGGUAN LALU LINTAS KAPAL
- PENURUNAN KESEHATAN MASYARAKAT
- PERUBAHAN PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT
Hasil pengukuran emisi cerobong boiler unit 1 dan unit 2 pada semester 1 tahun 2020 disajikan pada tabel 2.4 berikut ini. Jenis dampak yang dipantau adalah terganggunya lalu lintas kapal akibat kegiatan operasional PLTU Rembang 2 x 400 MW. Lokasi pemantauan dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat dilakukan di desa-desa sekitar PLTU Rembang 2 x 400 MW yaitu.
EVALUASI
EVALUASI KECENDERUNGAN (TREND EVALUATION)
EVALUASI TINGKAT KRITIS (CRITICAL LEVEL EVALUATION) Evaluasi tingkat kritis dimaksudkan untuk menilai tingkat kekritisan (critical level)
Nilai persentase tingkat kritis < 33,33% Pada kategori ini potensi pelampauan baku mutu lingkungan hidup tergolong rendah atau kecil karena jauh di bawah baku mutu lingkungan hidup. Persentase tingkat kritis Pada kategori ini, potensi melampaui baku mutu lingkungan hidup relatif sedang, dalam artian kemajuan pada kategori ini perlu terus dipantau agar tidak semakin meningkat, meskipun masih di bawah baku mutu lingkungan hidup. Nilai persentase taraf kritis > 66,66% Pada kategori ini kemungkinan terlampauinya baku mutu lingkungan hidup cukup besar, karena sudah mendekati batas baku mutu lingkungan hidup, sehingga harus berhati-hati agar tidak melampaui baku mutu.
Penilaian tingkat kritis dilakukan terhadap setiap parameter pada setiap lokasi yang terdeteksi pemantauan berdasarkan hasil pengujian atau analisis laboratorium yang diacu. Dengan demikian, penilaian tingkat kritis ini akan lebih mudah dilakukan untuk parameter kuantitatif, khususnya untuk parameter komponen fisik lingkungan. Dalam laporan ini telah dilakukan pengkajian tingkat kritis komponen lingkungan hidup baik kualitas udara ambien, kebisingan, kualitas air (air laut, air bersih, dan air tercemar), lebih jelasnya, tingkat kritis masing-masing komponen lingkungan hidup dijelaskan seperti pada deskripsi. lebih rendah.
EVALUASI PENATAAN (COMPLIANCE EVALUATION)
Dari hasil evaluasi terstruktur terhadap pelaksanaan RKL dan RPL pada pengoperasian PLTU Rembang 2 x 400 MW terlihat bahwa pemrakarsa kegiatan menghormati dan memenuhi ketentuan dokumen RKL dan RPL. 2 Kualitas udara Menurunnya kualitas udara (emisi udara). Electrostatic Precipitator), yang dilengkapi dengan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memantau gas buang yaitu kandungan: SO2, NOx, CO, kekeruhan dan partikel. Penyimpanan batubara dan abu batubara pada tempat yang telah ditentukan (coal pit dan ash pit), yang ditutup dengan geo-.
Pembangunan saluran drainase lindi yang mengalir ke Kolam Limpasan Batubara dan Abu untuk mencegah rembesan air lindi. Sosialisasi dan sosialisasi kegiatan PLTU Rembang 2 x 400 MW kepada masyarakat sekitar khususnya nelayan di Desa Leran dan Desa Trahan mengenai kegiatan transportasi. Pemberian hewan kurban (rutin setahun sekali khususnya pada hari raya Idul Adha) untuk Desa Leran, Desa Trahan, Desa Jurang Jero dan Desa Pangkalan.
Akibat pandemi infeksi virus corona (covid-19) dan kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus, berbagai kegiatan pemantauan di PLTU Rembang tidak dapat dilakukan. Berdasarkan hasil pemantauan komponen lingkungan hidup yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
KESIMPULAN
Hasil pemantauan emisi cerobong PLTU Rembang pada semester 1 tahun 2020 menunjukkan tidak ada parameter emisi yang melebihi baku mutu baik pada cerobong unit #20 maupun cerobong unit #10. Suara bising pengoperasian mesin pembangkit PLTU Rembang tidak terdengar hingga ke pemukiman warga sekitar PLTU Rembang. Hasil pengukuran kebisingan pada semester 1 tahun 2020 menunjukkan tingkat kebisingan berada di bawah baku mutu tingkat kebisingan lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil pemantauan bulanan kualitas air limbah semester I tahun 2020, tidak ditemukan parameter kualitas air limbah yang melebihi baku mutu. Hasil pemantauan kualitas airtanah semester I tahun 2020 menunjukkan kualitas airtanah dari sumur lokal di Desa Trahan dan Desa Leran. Hasil pemantauan air bersih menunjukkan seluruh parameter air bersih dari sumur lokal di Desa Trahan memenuhi baku mutu, sedangkan beberapa parameter air bersih dari sumur lokal di Desa Leran terukur melebihi baku mutu.
Secara umum kualitas air sumur pantau yang menunjukkan hasil buruk pada pemantauan semester I tahun 2020 adalah sumur pantau 1 (SP-1), sumur pantau 2 (SP-2) dan sumur pantau 3 (SP-3). Hasil ini menunjukkan sesuatu yang konsisten dengan hasil pemantauan sebelumnya yang menunjukkan kualitas air sumur pemantauan yang buruk. Secara umum kualitas air laut di sekitar PLTU Rembang pada semester I tahun 2020 relatif baik dan memenuhi baku mutu air laut sesuai Keputusan No.
Parameter lain yang melebihi baku mutu adalah minyak dan lemak di air laut yang berjarak 90 m dari tumpahan, yang kemungkinan besar disebabkan oleh tumpahan atau pembuangan minyak dan bahan bakar ke dalam air laut, baik oleh aktivitas kapal penangkap ikan maupun oleh kapal tunda yang menarik tongkang batubara. Sedangkan dari hasil pemantauan biota bentik dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di lokasi pemantauan belum mengalami pencemaran, dengan indeks keseragaman yang tinggi dan indeks dominasi parsial yang rendah. Meski penurunan kualitas udara akibat debu bukan merupakan penyebab ISPA, namun gejala ISPA dan gangguan pernapasan yang lebih parah dapat terjadi jika penderita menghirup udara yang terkontaminasi debu.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa mayoritas masyarakat setempat merasa tidak merasakan manfaat langsung dari keberadaan PLTU Rembang di wilayahnya.
REKOMENDASI
Biasanya kasus ISPA yang tercatat di fasilitas kesehatan merupakan kasus dengan gejala yang relatif buruk, sedangkan kasus ISPA lainnya dengan gejala ringan biasanya lebih banyak terjadi di masyarakat. Keluhan yang sering dikeluhkan masyarakat sekitar PLTU adalah timbulnya debu dan kebisingan, berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar PLTU Rembang, keluhan-keluhan tersebut. Meningkatkan dan menjaga kedisiplinan dan peraturan dengan sanksi yang tegas khususnya bagi pegawai untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khususnya earplug atau pelindung telinga di area PLTU Rembang, dalam rangka peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Memasang rambu peringatan kebisingan sudah melebihi ambang batas di berbagai tempat di dalam kawasan PLTU, sehingga pekerja dapat mengetahui berapa tingkat kebisingan yang terjadi. Menambahkan tanda peringatan penggunaan alat pelindung diri (APD), khususnya penutup telinga atau earmuff. Pemasangan rambu peringatan tersebut di tempat-tempat strategis yang mudah dilihat, serta di tempat-tempat yang rawan kebisingan di lingkungan kerja PLTU Rembang 2 x 400 MW.
Pemantauan rutin terhadap kinerja fasilitas pengolahan limbah agar kualitas limbah cair tetap berada di bawah baku mutu. Membuka akses informasi kepada masyarakat untuk menampung saran dan masukan mengenai kegiatan operasional PLTU Rembang yang berdampak pada masyarakat, kemudian menyikapi saran dan masukan tersebut dengan cepat dan tepat. Senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat khususnya dalam pelaksanaan kegiatan CSR, agar kegiatan yang dilaksanakan tepat guna dan dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Pengoperasian unit pembangkit pada proses produksi khususnya kondensor telah sesuai dengan SOP untuk mencegah kenaikan suhu yang melebihi baku mutu.