• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemudian hasil dari penelitian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa makna kikir dalam lafaz Al-Qur'an mempunyai makna esensi yang berbeda, Berdasarkan uraian penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan lafaz al-Bukhl, asy-Syu hẖ, Dhanîn dan Qatûr. Sehingga dapat diambil beberapa perbedaan di antara keempat lafaz yang mengandung makna yang satu yaitu kikir. Berikut penjelasan yang penulis simpulkan dari ayat-ayat yang sudah di cantumkan yaitu:

1. Al-Bukhl

Lafaz Al-bukhl digunakan untuk menunjukkan akumulasi berbagai macam kikir. seperti kikir terhadap harta, kikir terhadap ilmu, kikir terhadap diri sendiri. Lafaz al-bukhl merupakan bentuk sifat, tidak digunakan dalam Al-Qur`an, yang digunakan hanya bentuk fi‘il baik madhi, mudhâri, dan bentuk mashdar. Artinya kikir menunjukkan perbuatan yang sudah dan akan terjadi secara terus menerus, maksudnya orang yang melakukan perbuatan kikir bisa jadi dia tidak akan bisa berhenti, bisa juga mengurangi perbuatan kikir Kemudian al-bukhl maknanya kusus untuk melarang harta (untuk diberikan.

2. Asy-Syu hẖ

Lafaz asy-Syu hẖ dalam Al-Qur`an ditemukan tiga kali dalam bentuk mashdar dan satu kali dalam bentuk jamak, yang mana semuanya menunjukkan sifat kikir yang paling berat, karena

92

menancap di hati yang sulit untuk hilang kecuali Allah berkehendak.

Lafaz asy-Syu hẖ ini dikatakan lebih berat karena menunjukkan tentang watak atau tabiat manusia yang pada umumnya memiliki sifat kikir. Lafaz asy-Syu hẖ digunakan dalam kikir yang bersifat immateri yang berkaitan dengan keadaan jiwa seseorang, perasaan dan keadaan hati yang hampa. Karena pada dasarnya manusia sedari lahir sudah diberikan watak kikir. kemudian perbuatan asy-Syu hẖ sangat merugikan karena, perbuatannya disertai dengan kezhaliman.

3. Dhanîn

Lafaz dhanîn hanya disebutkan satu kali dalam Al-Qur`an, lafaz ini merupakan tingkatan kikir yang paling rendah. karena pelakunya masih memberi tapi hanya setengah-setengah. jika dhanîn kikir dalam sesuatu yang harusnya memang diberikan (seperti ilmu), sedangkan al-bukhl kikir dalam tindakan (barang).

4. Qatûr

Lafaz ini tidak jauh berbeda dengan lafaz asy-Syu hẖ, objek disini bisa jadi yang Maha pemberi rizki dan pelakunya yang menerima rizki. Artinya yang Maha pemberi rizki tidak akan bakhil jika si penerima rizki tahu diri akan porsinya terhadap rizki.

B. Saran

Setelah melalui proses pembahasan dan kajian kata al-bukhl, asy-Syuh ẖ,dhanîn, Qatûr kiranya penulis perlu untuk mengemukakan beberapa saran sebagai kelanjutan dari kajian penulis atas hal-hal tersebut di atas yaitu. Pertama, perlunya penelitian yang lebih komprehensif tentang kata tersebut salah satunya mendalami penelitian semantik. Dimana penelitian ini sangat penting untuk mengungkapkan makna yang sesungguhnya. Kedua, Penelitian ini

93

hanya dimaksudkan untuk mengetahui apa sebenarnya makna al- bukhl, asy-Syuh ẖ, dhanîn, Qatûr itu sendiri dan bagaimana penafsirannya para ulama ahli tafsir. Ketiga, penelitian kajian teks ini merupakan usaha maksimal penulis, dimana penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.

Kiranya penulis harapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan sarannya.

95

DAFTAR PUSTAKA

„Abdul Bâqî, Muhammad Fuâd, al-0X¶MDP DO-Mufahras li Alfaz al-4XU¶DQ al-Karîm.

Abdul Mustaqim, “Mempertimbangkan Metodologi Tafsir Muhammad Syahrur”, dalam Sahiron Syamsuddin dkk, Hermeneutika al-4XU¶DQ

Mazhab Yogya, Yogyakarta: Islamica, 2003.

Abdullah asy-Syaqawi, Syaikh Amin, „kikir sifat yang tercela”, dalam Jurnal Islam House, 2014

Abdurrahman, Āisyah al-,¶MD] DO-Bayani fî al-4XU¶DQ :D 0DQDLO 1DIL¶ ELQ al-Azraq, Kairo: Dâr Al-Ma`rif, 1971.

Abiraja, Suhendi, Setan Skak Mat! Strategi Menghadapi Setan, Bandung:

Mizan Pustaka, 2008.

Abqary, Ridwan, 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Qur'an, Bandung, Mizan Bunaya Kreativ, 2009.

Ath-Thabari, Abû Ja‟far Muhammad bin Jarîr, Tafsir ath-Thabari, terj.

Akhmad Affandi dan Amir Hamzah Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

al-Aṣfahânî, Al-Râghib, 0XµMDP0XIUDGkWOL$OIkܲ al-4XU¶kQ Beirut: Dâr al- Fikr, 2008.

al-Askari, Abu Hilal, al-Furuq fi al-Lughah, Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1973.

al-Ghazali, Imam, ,K\D¶ 8OXPLGGLQ, terj. Moh. Zohri, Semarang: CV. Asy- Syifa, 1994.

al-Hafidz, Ahsin W, Kamus Ilmu Al-Qur'an, Jakarta: Amzah, 2006.

Al-Mubarak, „Abd al-Husain, Fiqh al-Lugah, Bagdad: Jami‟ah al-Basrah, 1986.

Badruddin, Syaikh Imad Zaki, Tafsir Wanita, Terj. Samson Rahman, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2003.

96

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Chodjim, Ahmad, An-Nas Segarkan Jiwa Dengan Surah Manusia, Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta, 2005.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, Jakarta: DEPAG RI, 2008.

Fathi as-Sayyid Nada, Abdul „Aziz, Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al- Qur'an dan as-Sunnah, Terj. Abu Ihsan al-Atsari, Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi„i.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1986.

Harun, Salman, Kaidah-Kaidah Tafsir, Jakarta: QAF, 2017.

Kepustakaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007.

Lari, Sayyid Mujtaba Musawi, Menumpas Penyakit Hati, Jakarta: Lentera Baristama, 1996.

Madjid, Nurkholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Paramedian, 1992.

Manẓur, Ibnu, /LVƗQDO-µ$UDE, Kairo: Dār al-Ma‟ārif, 1996.

Maraghi, Ahmad Musthofa, Terjemah Tafsir al-Maraghi, Terj. K. Anshori Umar Sitanggal at. all, Semarang: Thoha Putra, 1992.

Mas‟adi, Gufron Ahmad, Ensiklopedia Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Millah,, Aang Saeful, Kunci Rezeki, Jakarta: Penerbit Republika, 2008.

Muhammad, Muslih, Kecerdasan Emosi Menurut Al-Qur'an, Terj. Emiel Threeska, Jakarta:Akbar Media, 2010.

Munajjad, M. Nûruddin, al-7DUƗGXI Iv DO-4XU¶ƗQ DO-.DUƯP Baina al- Mazāriyah wa al-Tatbīq

Munawwir, Ahmad Warson, Al-munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progesif, 1997.

97 Nata, Abudin at. all, Ensiklopedia islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,

1999.

Nuh, Sayyid Muhammad, Penyebab Gagalnya Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Qaradawi, Yusuf, Berinteraksi dengan Al-4XU¶DQ terj. Abdul Hayyi al- Kattani, Jakarta: Gema Insani Pres, 1999.

Qaṯṯân, Manna, Pengantar Studi Ilmu al-Quran, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.

Qudamah, Ibnu, Mukhtashar Minhajul Qashidin, terj. Izzudin karimi, Jakarta: Darul Haq, 2014.

Ar-Rabi‟, Muhammad Abdurrahman, Anekdot Orang-orang kikir, Terj.

Luqman Junaidi, Bandung; Pustaka Hidayah, 2003.

Saltut, Mahmud, Tafsir Al-Qur‟an Al-Karim, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

Shihab, M. Quraish, Mukjizat Al-4XU¶DQBandung: Penerbit Mizan, 1997.

_____________ _, Tafsir al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian DO4XU¶DQ, Jakarta: Lentera Hati, 2000.

_______________, Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Taimiyah, Syaikh Islam Ibnu, Tazkiyatun Nafs, Jakarta: Darus Sunnah Press, 2010.

Takruri, Nawwaf, Dahsyatnya Jihad Harta, Terj. Asep Sobari dan Henry Sholahuddin, Jakarta: Gema Insani, 2007.

Tanzeh, Ahmad, Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta: Teras, 2011.

Thoha fatahajjadbih, “%DNKLO 'DODP $O4XU¶DQ”, Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga: 2013.

Umar, Ahmad Mukhtar, „ilm al-Dalalah, Kuwait: Maktabah al-Arûbah, 1982 M/1402 H.

Dokumen terkait