BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Umum Minuman Keras
4. Ketentuan Pidana Minuman Keras
44 3) Banyak bicara (melantur).
4) Hendaya atau gangguan perhatian atau konsentrasi. Hendaya ini besar pengaruhnya bagi kecelakaan lalu lintas.
45 (1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau
denda paling banyak tiga ratus rupiah:
Ke-1 Barangsiapa dengan sengaja menjual atau memberikan minuman yang memabukkkan kepad seseorang yang telah kelihatan mabuk.
Ke-2 Barangsiapa dengan sengaja membikin mabuk seseorang anak yang belumcukup umurnya enam belas tahun.
Ke-3 Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa orang untuk minum minuman yang memabukkan
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(4) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencariannya dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian itu.
b. Pasal 492 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.30
(1) Barangsiapa dalam keadaan mabuk di muka umum, merintangi lalu lintas atau mengganggu ketertiban atau megancam keamanan orang lain untuk melakukan sesuatu
30 Pasal 492 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
46 yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dulu, agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain diancam dengan kurungan paling lama enam hari atau denda paling banyak dua puluh lima ribu rupiah.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama atau karena hal yang diterangkan dalam Pasal 536, dijatuhkan kurungan paling lama dua minggu.
c. Pasal 536 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.31
(1) Barangsiapa terang dalam keadaan mabuk berada di jalan umum, diancam dengan denda paling banyak lima belas rupiah.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena pengaruh pelanggaran yang sama atau diterangkan dalam Pasal 492, denda dapat diganti dengan kurungan paling lama tiga hari.
(3) Jika dalam waktu satu tahun setelah pemidanaan pertama karena pengulangan yang terjadi tetap diulangi lagi, dikenakan kurungan paling lama dua minggu.
31 Lihat Pasal 536 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
47 (4) Jika selama setahun setelah pemindanaan terakhir karena pengulangan kedua atau seterusnya yang menjadi tetap, terjadi pengulangan ketiga, dan seterusnya dikenakan kurungan paling lama tiga bulan.
d. Pasal 537 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.32
(1) Barangsiapa yang menjual atau memberi minuman keras atau tuak keras di luar kantin tentara kepada seorang prajurit dari angkatan darat yang pangkatnya di bawah perwira rendah atau kepada istri, anak, atau bujang prajurit itu dipidana dengan pidana kurungan selama tiga minggu atau denda sebanyak-banyaknya seribu lima ratus rupiah.
(2) Barangsiapa yang diancam hukuman dalam pasal ini ialah orang yang menjual atau memberi minuman keras atau tuak keras di luar kantin tentara kepada seorang prajurit angkatan darat dengan pangkat bintara ke bawah atau kepada istri, anak, atau bujang prajurit itu.
e. Pasal 538 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.33
Penjual minuman keras atau wakilnya yang pada waktunya menjalankan pencaharian itu menjual atau memberi minuman keras atau tuak kepada anak-anak yang umurnya kurang dari enam belas tahun, dipidana dengan pidana kurungan selama-
32 Lihat Pasal 537 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
33 Lihat Pasal 538 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
48 lamanya tiga minggu atau denda sebanyak- banyaknya seribu lima ratus rupiah.
f. Pasal 539 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.34
Barangsiapa menyediakan minuman keras atau tuak keras tanpa menerima bayaran ataupun memberi minuman keras atau tuak keras sebagai hadiah pada waktu mengadakan keramaian atau permainan rakyat atau arak- arakan umum (pawai) dipidana dengan kurungan selama-lamanya dua belas hari atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
Ketentuan di luar Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Di samping Kitab Undang-undang Hukum Pidana, ada sejumlah ketentuan yang terkait dengan minuman keras di antaranya adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan yang terdapat di dalam Pasal 80 ayat (4) huruf a yang menyebutkan bahwa: “Barang siapa yang dengan sengaja mengedarkan makanan dan atau minuman yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3).”
Sedangkan Pasal 21 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa: “Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan kesehatan
34 Lihat Pasal 339 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
49 dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilarang untuk diedarkan, ditarik dari perededaran, dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.35
Sedangkan bunyi Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa: “Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar atau persyaratan kesehatan”.
Ada beberapa peraturan lain yang terkait dengan minuman keras, antara lain:
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Keras.
b. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 359/MPP/Kep/10/1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Produksi, Impor, Pengedaran, dan Penjualan Minuman Keras.
c. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 360 /MPP/Kep/10/1997 Tentang Tata Cara Pemberian Surat Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol.
35 Lihat Pasal 21 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
50 d. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 361 /MPP/Kep/10/1997 Tentang Penunjukkan Distributor dan Sub Distributor Minuman Keras.
C. Peredaran Minuman Keras Menurut Hukum Islam
Minuman keras (khomer) adalah jenis minuman yang memabukkan dan diharamkan. Minuman yang termasuk kepada kelompok khomer adalah segala jenis minuman yang memiliki sifat sama dengan khomer yaitu memabukkan.
Jadi batasan suatu minuman dikatakan sebagai kho didasarkan pada sifatnya bukan pada jenis dan bahannya. Minuman yang dikelompokkan pada khomer hukumnya haram merupakan perbuatan keji dan perbuatan syetan.
Aturan larangan (pengharaman) minuman keras (khamar) berlaku untuk seluruh umat Islam serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak. Allah berfirman dalam Q.S.
Almaidah Ayat 90 yang berbunyi:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka
51 jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. (Q.S. Almaidah Ayat 90).36
Firmanya dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ (43):
Artinya: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’
Ayat 43).37
Imam Bukhori ketika menjelaskan perurutan larangan-larangan itu mengemukakan bahwa karena minuman keras merupakan salah satu cara yang paling banyak menghilangkan harta, maka disusulnya larangan meminum khamr dengan perjudian karena perjudian merupakan salah satu cara yang membinasakan harta, maka pembinasaan harta disusul dengan larangan pengagungan berhala yang merupakan pembinasaan terhadap agama.
M. Quraish Shihab mengemukakan mengenai makna khmr dan perselisihan ulama tentang bahan mentahnya. Abu Hanifah membatasinya pada anggur yang diolah dengan memasaknya sampai mendidih dan mengeluarkan busa, kemudian dibiarkan hingga menjernih. Yang ini haram hukumnya untuk
36 https://www.merdeka.com/quran/al-maidah/ayat-90 diakses pada 10 Juli 2023
37 https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-43 diakses pada 10 Juli 2023
52 diteguk sedikit atau banyak, memabukkan atau tidak. Adapun selainnya, seperti perasan aneka buah- buahan yang berpotensi memabukkan, maka ia dalam pandangan Abu Hanifah, tidak dinamai khamr dan tidak haram untuk diminum, kecuali secara factual memabukkan. Pendapat ini ditolak oleh Ulama Madhab lainnya. Bagi mayoritas ulama, apapun yang apabila diminum atau digunakan dalam keadaan normal oleh seorang yang normal lalu memabukkannya maka ia adalah khamr dan ketika itu hukumnya haram, baik sedikit atau banyak.
Berdasarkan sabda Rasul Saw terjemahannya: “Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram” [HR Muslim dari Ibnu Umar].38
Selajuntnya juga dijeleskan berdasarkan sabdi Nabi SAW: Segala yang memabukkan bila diminum dalam keadaan yang bayak, maka kadarnya yang sedikit pun haram” [HR. Ibn Majjah melalui Jabir Ibn Abdillah]. Islam bukan tidak mengetahui sisi manfaat khamar, namun dalam pandangan Islam dampak kerusakan khamr dalam kehidupan manusia jauh lebih besar dari manfaat yang bisa diperoleh.
Hal ini dinyatakan di dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 219 yang berbunyi:
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
38 Yusuf Qardawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1980, hal 272
53 manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (Al Baqarah Ayat 219).39
Maksudnya dari ayat tersebut di atas adalah, kaum mukminin bertanya kepadamu wahai Rasul tentang hukum khamr dan judi, di mana pada zaman jahiliyah kedua hal tersebut sering dilakukan dan juga pada awal-awal Islam.
Seolah-olah terjadi kesulitan memahami kedua perkara tersebut. Karena itu, mereka bertanya kepadamu tentang hukum-hukumnya. Maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabinya untuk menjelaskan manfaat-manfaatnya dan kemudharatannya kepada mereka agar hal tersebut menjadi pendahuluan untuk pengharamannya dan wajib meninggalkan kedua perbuatan tersebut secara total.
Allah SWT mengabarkan bahwa dosa dan mudharat keduanya serta apa yang diakibatkan oleh keduanya seperti hilangnya ingatan, harta dan menghalangi dari berdzikir kepada Allah, dari shalat, (menimbulkan) permusuhan dan saling benci, adalah lebih besar Didapatkan harta dengan berjual beli khamr atau memperolehnya dengan cara judi atau kebahagiaan hati saat melakukannya.
Penjelasan ini merupakan pencegahan dari kedua perbuatan tersebut, karena seorang yang berakal akan lebih memilih sesuatu yang kemaslahatannya lebih besar, dan ia akan menjauhi suatu yang mudharatnya lebih besar. Akan tetapi, ketika mereka sudah begitu terbiasa dengan kedua
39 https://tafsirweb.com/851-surat-al-baqarah-ayat-219.html diakses pada 11 Juli 2023
54 perkara tersebut dan sulit untuk meninggalkannya secara total pada awal- awalnya, maka Allah memulai hal tersebut dengan ayat ini sebagai pendahuluan menuju kepada pengharaman secara mutlak yang disebutkan dalam firman-Nya Q.S Al-Maidah: 90
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Khamr artinya adalah semua yang memabukkan lagi menghilangkan akal pikiran dan menutupinya, dari apa pun macamnya. Sedangkan judi adalah segala macam usaha saling mengalahkan yang di dalamnya terdapat taruhan dari kedua belah pihak seperti dadu atau catur dan segala macam usaha saling mengalahkan baik perkataan maupun perbuatan dengan taruhan, tentunya selain dari perlombaan berkuda, unta dan memanah, karena hal-hal itu semua adalah boleh karena hal-hal tersebut sangat membantu dalam jihad, karena itulah Allah membolehkannya.40
Menurut Islam pengharaman khomr bagi ummat dibagi dalam empat tahapan yang tertuang dalam empat ayat, yaitu:
1. Tahapan pertama, Ayat yang membolehkan.
2. Tahapan kedua, (permulaan) untuk mengharamkannya.
40 Yusuf Qardawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1980, hal 273
55 3. Tahapan ketiga, Ayat yang melarang minum khomr pada waktu- waktu
tertentu seperti ketika akan sholat.
4. Tahapan keempat, Ayat yang menyatakan haramnya khomer secara mutlaq dan jelas, sedikit atau banyak, waktu sholat atau di luar sholat.
5. Sesungguhnya yang dimaksud dengan khomer di dalam Islam itu tidak selalu merujuk pada alkohol. Yang disebut khomar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peran Kepolisian Dalam Menangani dan Menanggulangi Peredaran Minuman Keras di Kabupaten Demak
56 Kabupaten Demak sebagai salah satu kota agamis dan merupakan kota santri di Provinsi Jawa Tengah41 yang tentunya harus ada suatu pengawasan terhadap berbagai pengedaran minuman keras. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberantasan, penertiban, berbagai minuman beralkohol baik yang diproduksi maupun yang didistibusikan di Kabupaten Demak. Tinggi nya peminat minuman beralkohol membuat juga tingginya pasar Perdagangan minuman beralkohol sehingga banyaknya celah untuk pedagang nakal yang menjual minuman beralkohol ilegal. Dengan keunggulan harga jualnya yang relatif lebih murah penjual ilegal selalu laris manis penjualannya.42
Semakin berjamurnya peredaran minuman keras yang tidak terkendali, pemerintah Kabupaten Demak membuat produk hukum yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kabupaten Demak. Perda tersebut dibuat salah satunya dengan tujuan pengawasan minuman beralkohol diharapkan dalam peredaran minuman beralkohol di Daerah Kabupaten Demak dapat diberantas. Tetapi yang menjadi tantangan adalah masih tersebar luasnya pelaku-pelaku yang menjualkan minuman beralkohol.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kabupaten Demak Pasal 7 menyebutkan bahwa:
41 https://demakkab.go.id/publikasi/profile diakses pada 11 Juli 2023
42 Joice M. E. Tasiam, Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Minuman Beralkohol Di Kabupaten Minahasa Utara, Lex Administratum, Vol. 3 No. 7, 2015, hlm 65-78
57
“Setiap orang atau badan dilarang mengedarkan, menjual, menyediakan dan menyajikan minuman keras sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) di Kabupaten Demak.”43
Dimana di Pasal 6:
(1) Minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut:
a. minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau ethanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima perseratus);
b. minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau ethanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima perseratus) sampai dengan 20% (dua puluh perseratus); dan
c. minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau ethanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 55% (lima puluh lima perseratus).
(2) Minuman beralkohol sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah minuman keras.44
Pengawasan dan pengendalian peredaran minuman beralkohol menurut Penulis dinilai belum efektif, dikarenakan peraturan daerah yang telah dibuat pada tahun 2015 dan sampai sekarang sudah 8 tahun belum dilakukan perubahan terhadap peraturan daerah tersebut. Dan disamping itu juga hotel berbintang juga mengacu pada aturan yang ada di Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/4/2014 mengenai izin berjualan minuman beralkohol dari pada aturan yang ada di peraturan daerah. Dalam peraturan menteri tersebut dijelaskan bahwa apabila ingin mengedarkan atau menjual minuman beralkohol maka harus mempunyai izin terlebih dahulu.
Padahal menurut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 sendiri minuman
43 Lihat Pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kabupaten Demak
44 Lihat Pasal 6 Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kabupaten Demak
58 yang mengandung alkohol tidak boleh beredar sama sekali di Kabupaten Demak. Peran dari aparat kepolisian sangat dibutuhkan supaya berkerja lebh ekstra lagi dengan cara menindak secara tegas para penjual minuman keras eceran tersebut untuk dapat memberikan efek jera agar keamanan dan ketertiban masyarakat dapat selalu terjaga.
Maraknya kasus minuman keras jelas menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Pelaku produsen dan pengedar minuman keras oplosan bisa dikenakan, Pasal 204 KUHP tentang perbuatan melawan hukum karena menjual barang yang membahayakan jiwa dan kesehatan. “Dalam kasus pengoplosan dan peredaran minuman keras selama ini, Kepolisian Resor Demak menjerat pelaku dengan pelanggaran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).”
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Iptu Siswanto selaku Kepala Bagian Operasional Satuan Reserse Narkoba Polres Demak, tersangka pengoplos dan pengedar minuman keras yang tersangkut pidana dapat dijerat dengan Pasal 204 KUHP barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan barang, yang diketahui bahwa membahayakan nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat berbahaya itu tidak diberitahukan, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.45 Tindak kejahatan khususnya pelaku tindak pidana pengoplosan dan pengedaran minuman keras atau dengan istilah kata jaman sekarang yaitu minuman keras oplosan sudah menjadi salah satu tindak kriminal yang cukup menonjol di Wilayah Hukum
45 Hasil wawancara dengan Bapak Iptu Siswanto selaku Kepala Bagian Operasional Satuan Reserse Narkoba Polres Demak pada tanggal 20 Juli 2023 pada tanggal 20 Juli 2023
59 Kepolisian Resor Demak. Hal tersebut dikarenakan banyak angka kematian akibat keracunan minuman keras oplosan di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Demak.
Sebagaimana diketahui, mengkonsumsi minuman keras dapat mengakibatkan kerugian bagi kesehatan seseorang. Meminum minuman beralkohol akan menimbulkan kerusakan hati, jantung, pankreas, dan peradangan lambung. Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan jiwa tertentu. Perasaan orang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma- norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.46
Pada dasarnya mengkonsumsi minuman keras menimbulkan berbagai penyakit sosial, melahirkan penyimpangan-penyimpangan yang buruk dalam perilaku, moral, agama, psikologi, dan kesehatan. Orang yang berada di bawah pengaruh minuman keras cenderung melakukan perbuatan kriminal, misalnya melakukan pembunuhan, bunuh diri, mencuri, memeras, dan membunuh karakter mereka sendiri.47
46 Andri Winjaya Laksana, Upaya Kepolisian Dalam Mengatasi Tindak Kejahatan Akibat Minuman Keras di Kota Semarang, Jurnal Pembaharuan Hukum, Vol. 1 No. 3, hlm 297-306
47 A Rajamuddin, Tinjauan Kriminologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras di Kota Makassar, Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, Vol. 3, No, 2, 2014, hlm. 181-193
60 Penyalahgunaan konsumsi alkohol tersebut tidak hanya di kalangan remaja, tetapi juga pada orang dewasa muda. Penyalahgunaan pengkonsumsian alkohol (minuman keras) menimbulkan dampak yang negatif. Permasalahan penyalahgunaan alkohol dalam minuman keras mempunyai dimensi yang luas dankompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun (ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, dan sebagainya).
Penyalahgunaan alkohol dalam minuman keras serta zat-zat lainnya adalah
“penyakit endemik” dalam masyarakat modern, merupakan penyakit kronik yang berulang kali kambuh, yang hingga sekarang belum ditemukan upaya penanggulangan secara universal memuaskan, baik dari segi prevensi, terapi, maupun rehabilitasi.48
Minuman yang menyenangkan itu sesungguhnya adalah racun yang mematikan, menyebabkan tua sebelum waktunya, merampok separuh dari usia, menjadikan tubuh lebih mudah untuk diserang penyakit, dan melemahkan tubuh. Alkohol telah menyebabkan meningkatnya tingkat kriminal, peningkatan absen dari pekerjaan di pabrik, menurunnya hasil produksi, dan kecelakaan baik di darat maupun udara.49 Hal itu disebabkan karena efek alkohol yang menyebabkan kelengahan pada diri seseorang. Pengalaman di negara-negara yang maju, menunjukkan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat maka penyalahgunaan zat cenderung semakin meningkat.
48 Maudy Pritha Amanda, Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja (Adolescent Substance Abuse), Jurnal Prosiding dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 4, No. 2, 2017, hlm 56-89
49 Sitriah Salim Utina, Alkohol Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental, Jurnal Health and Sport, Vol 5, No 2, 2012, hlm.79-91
61 Oleh karena itu bagi bangsa dan negara Indonesia yang sedang membangun menuju masyarakat modern dan industri.50
Karena membawa akibat yang tidak baik, maka pemerintah berusaha untuk menanggulangi penyalahgunaan minuman keras melalui penegak hukum yaitu kepolisian. Karena filosofi kerja kepolisian universal adalah vigilat quiscant. Artinya polisi bekerja sepanjang waktu agar masyarakat dapat melakukan aktivitasnya (kerja/belajar maupun istirahat) dengan nyaman.
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjabarkan filosofi tersebut dengan
”rastrasewakottama” (abdi utama negara dan bangsa) dikristalisasi dalam tugas pokok selaku pelindung, pengayom, pelayan, dan penegak hukum negara dan masyarakat.
Kepolisian merupakan badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang-orang yang melanggar Undang-Undang) atau dapat pula diartikan sebagai anggota dari badan pemerintahan (pegawai negeri yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum).51 Sebagai salah satu aparatur penegak hukum memperoleh kewenangannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mengatur tentang hak dan kewajiban polisi. Dalam visi penegakan hukum yang profesional polisi dipandang sebagai entry point yang sangat penting untuk sistem peradilan pidana-dalam hal ini polisi sebagai gatekeeperyang mengelola langkah pertama
50 Edy Karsono, Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras, Yrama Widya, Bandung, 2004, hlm. 81.
51 Momo Kelana, Hukum Kepolisian, PTIK/Gramedia, Jakarta, 1994, hal. 17