• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Inti

4) Ketepatan Pemilihan Kata

Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakainya.Pemakaian kata dia, misalnya, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih tua, yang tepat adalah kata beliau.Demikian pula halnya dengan kata menonton, kata ini tidak tepat bila digunakan dalam paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit.Dalam hal ini kata yang harus digunakan adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. (Kosasih & Hermawan, 2012)

e) Jenis-jenis Paragraf

Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi lima yaitu paragraf deduktif, induktif, kombinasi, deskriptif, dan narasi. (Kosasih &

Hermawan, 2012)

Tabel 13. Jenis-jenis Paragraf

Jenis Paragrap Letak Kalimat Utama

Deduktif Di awal

Induktif Di akhir

Kombinasi Di awal dan di akhir

Deskriptif Tidak memiliki kalimat utama, gagasan pokok tersebar Naratif Tidak memiliki kalimat utama, gagasan pokok tersebar (1) Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak di awal paragraf. Pengembangan paragraf ini mengikuti pola penalaran deduksi.

Mula-mula penulis merumuskan gagasan pokok pada kalimat pertama. Kemudian, disusul oleh penjelasan-penjelasan secara terperinci.

Contoh:

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi adalah sector-sektor di bidang pertanian.

Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6, 46 persen. Walaupun mengalami kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masih tumbuh sekitar 2, 95 persen. Secara umum, kontribusi dari sector-sektor pertanian terhadap produk doestik bruto (PDB) maningkat dari skctor-sektor 18,07 persen menjadi 19,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang mengandung gagasan pokok. Hal ini tampak pada pernyataan yang merangkum seluruh pernyataan dalam paragraph tersebut. Kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan perincian dan penjelasan lebih lanjut terhadap gagasan pokoknya itu.

(2) Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat. Pengembangan paragraf ini mengikuti pola

penalaran induksi. Mula-mula penulis memerinci sejumlah data, kemudian mengakhiri paragraf dengan gagasan pokok ataupun simpulannya.

Contoh:

Gerakan pecinta alam dengan dasar “sadar lingkungan sehat”

telah mulai menggejala di lingkungan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pecinta lingkungan yang anggotanya terdiri atas siswa- siswi sekolah, baik itu siswa SMP maupun SMA. Keberanian untuk melakukan penelitian ilmiah telah makin meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena-fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa remaja pada tahun-tahun terakhir ini tidak selalu bernilai negatif.

Silakan Saudara analisis paragraf di atas temukan kalimat utamanya.

c. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar

Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan jabaran dari kompetensi inti, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tri Priyatni, 2019). Kompetensi dasar (KD) bahasa Indonesia Kurikulum 2013 tentang ragam teks untuk jenjang SD dapat dilihat dalam Salinan Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD.

Berikut disajikan rumusan kompetensi dasar ragam teks sekolah dasar.

Tabel 14. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar KD

4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata baku.

4.5 Mengolah dan menyajikan teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

3.2 Menguraikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3.3 Menguraikan isi teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dan sistem pemerintahan serta layanan masyarakat daerah dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.2 Menyajikan teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Berikut beberapa hal yang harus dipersiapakan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran teks fiksi di Sekolah Dasar.

a. Analisis materi pelajaran dan analisis kompetensi dasar

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, perencanaan yang harus dilakukan adalah menganalisis materi pelajaran yang akan disampaikan. Materi tersebut harus sesuai dengan kompetensi dasar (KD) di Sekolah Dasar. Dari KD tersebut dapat diketahui keterampilan yang harus dimiliki siswa seperti menyebutkan, menjelaskan, menguraikan, dsb, serta materi inti yang harus diberikan kepada siswa. Berikut contoh kompetensi dasar (KD) tentang ragam teks di sekolah Dasar.

Tabel 15. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar KD

4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

Berdasarkan tabel kompetensi dasar (KD) 4.1 sekolah dasar, dapat diketahui bahwa materi inti kompetensi dasar (KD) tersebut adalah teks deskriptif.

Sementara kompetensi yang diukur adalah mengamati dan menirukan.

Tabel 16. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Ragam Teks dan Materi Inti

KD Materi Inti

Kompetensi Yang Diukur 4.1 Mengamati dan

menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

1.Teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indra.

2. Teks deskriptif tentang wujud dan sifat benda.

3. Teks deskriptif tentang peristiwa siang dan malam.

Mengamati dan menirukan

Setelah kompetensi dasar (KD) dipahami dengan baik, selanjutnya perlu pengetahuan dan keterampilan mengembangkan kompetensi dasar (KD) menjadi indikator. Indikator adalah tingkah laku operasional yang menjadi tSaudara tercapainya kompetensi dasar (KD). Berdasarkan tingkat urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian, indikator dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu indikator kunci, indikator pendukung atau indikator prasyarat, dan indikator pengayaan (Tri Priyatni, 2019).

a. Indikator kunci

Indikator kunci adalah indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian stSaudarar minimal dari KD. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.

b. Indikator pendukung

Indikator pendukung adalah indikator yang membantu peserta didik memahami indikator kunci. Indiktor pendukung dinamakan juga indikator

prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.

c. Indikator pengayaan

Indikator pengayaan mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari stSaudarar minimal KD. Tidak selalu harus ada.

Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari stSaudarar minimal KD.

Penentuan indikator tersebut baiknya harus runtut dari keterampilan dasar hingga keterampilan kompleks (lihat taksonomi Blooms). Berikut contoh indikator dari kelas IV KD 3.1 dan 4.1.

Tabel 17. Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas IV

KD :

3.1. Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual

KD:

4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubung an antargagasan ke dalam kerangka tulisan

IPK Pendukung

3.1.1 Menentukan kalimat utama dari teks tulis.

3.1.2 Menentukan kalimat utama dari teks visual.

IPK Pendukung

4.1.1 Menyajikan informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan dalam bentuk peta pikiran IPK Kunci

3.1.3 Mengidentifikasi gagasan pokok yang diperoleh dari teks tulis.

3.1.4 Mengidentifikasi gagasan pokok yang diperoleh dari visual.

3.1.5 Mengidentifikasi gagasan pendukung yang diperoleh dari teks tulis.

3.1.6 Mengidentifikasi gagasan pendukung yang diperoleh dari teks visual.

IPK Kunci

4.1.2 Mengkontruksi informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulisan (P4)

IPK Pengayaan

3.1.7 Menemukan gagasan pokok

IPK Pengayaan

4.1.3 Menuliskan kembali

yang diperoleh dari teks visual.

3.1.8 Memilih gagasan pendukung yang diperoleh dari teks visual.

informasi yang didapat dari teks visual berdasarkan gagasan pokok dan pendukung.

b. Menentukan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah pengembangan Indikator Capaian Kompetensi (IPK) yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran memuat unsur audien (peserta didik), behavior/perilaku yang hendak dicapai, condition, dalam kondisi bagaimana perilaku itu dicapai, dan degree yaitu tingkat kemampuan yang diinginkan untuk dicapai. Keempat aspek tersebut sering disingkat ABCD (Tri Priyatni, 2019). Berikut contoh rumusan tujuan pembelajaran kompetensi dasar (KD) 4.1 di kelas IV

Tabel 17. Tujuan Pembelajaran

KD Indikator Tujuan Pembelajaran

3.1. Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual

3.1.1 Menentukan kalimat utama dari teks tulis.

3.1.2 Menentukan kalimat utama dari teks visual.

3.1.1.1. Melalui kegiatan membaca paragraf ( kondisi) siswa (audience) dapat menentukan kalimat utama teks tulis ( kompetensi yang akan diukur) dengan

benar.( degree)

c. Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam perencanakan pembelajaran adalah pendekatan dan metode pembelajaran. Pendekatan yang dipilih hendaklah pendekatan yang dapat mengakomodasi karakteristik siswa yang beragam. Baik karakteristik kepribadian, maupun perbedaan gaya belajar. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik, konstruktivisme, whole language, komunikatif, dan lain sebagainya. Sementara

itu, metode yang digunakan hendaknya bervariasi agar siswa tidak merasa bosan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Seperti metode diskusi, tanya jawab, praktik, pengamatan, penugasan, dan lain sebagainya. Metode-metode tersebut dapat dipilih satu atau dua metode yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD).

Metode yang dirancang adalah metode yang dinyatakan secara eksplisit atau disimpulkan dari kegiatan pembelajaran. Metode yang dipilih harus tercermin pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Contoh: Metode: Saintifik dan Penemuan (Discovery) Kegiatan Inti

Langkah-langkah Pembelajaran Keterangan Peserta didik mengamati video teks deskriptif

tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam

Mengamati

Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait isi video teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam

Menanya/mengajukan masalah (discovery) Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan

tentang isi video teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam

Mencoba/merumuskan hipotesis/jawaban sementara (discovery) Melalui diskusi kelompok, peserta didik

mendiskusikan isi video teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam

Menalar/mengumpulk an data untuk membuktikan

kebenaran (discovery) Peserta didik menyampaikan hasil diskusi

kelompok dalam diskusi kelas

Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun.

Penguatan dari pendidik.

Menalar/mengumpulk an data untuk membuktikan

kebenaran (discovery)

Peserta didik menarik kesimpulan dan merevisi temuannya tentang isi dongeng

(Sumber: Priyatni, 2019) d. Menentukan Media Pembelajaran

Media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran. Media dapat berupa video/film, rekaman, audio, model, chart, gambar, dan sebagainya (Tri Priyatni, 2019)

e. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, social, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada kompetensi dasar, serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi. Sumber belajar dapat berupa buku siswa, buku referensi, majalah, Koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb (Tri Priyatni, 2019).

f. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka hendaknya dimulai dengan kegiatan pembelajaran yang ramah dan hangat. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengucapkan salam pembuka, berdoa dengan dipimin oleh siswa, serta menanyakan kabar siswa. Kehangatan yang terbangun dapat menumbuhkan percaya diri dan merasa bahwa dirinya dianggapo ada.

Siswa hendaknya disiapkan secara fisik dan psikis agar benar-benar siap mengahdapi pembelajaran. Jangan dulu memulai pembelajarn disaat keadaan siswa belum siap. Untuk mengecek kesiapan siswa dari segi pengetahuan dapat dilakukan dengan cara melakukan apersepsi atau mengecek pengetahuan siswa mengenai materi prasyarat atau pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya.

Selanjutnya siswa harus mengetahui bahwa tujuan serta proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa memiliki gambaran tentang apa yang harus ia dapatkan dan gambaran tentang proses poembelajaram yang akan dilakukan. Dengan demikian siswa tidak merasa kaget (shock) dan akan merasa senang karena ia mengetahui proses pembelajaran yang akan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran.

Kegiatan inti. Yang terpenting dari kegaitan ini adalah bagaimana pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered). Guru hanya menjadi fasilitator dan guider yang mengarahkan proses pembelajaran siswa. Gunakanlah model pembelajaran dan langkah-langkah pendekatan yang sesuai agar kegiatan

inti terstruktur. Dalam pembelajaran teks narasi sejarah misalnya, guru jangan terfokus untuk memberikan materi dengan cara ceramah dari awal sampai akhir.

Gunakan lembar kerja siswa (LKS) agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Konsep tentang teks narasi dapat disjaikan dalam LKS. Yang harus diperhatikan LKS adalah lembar bimbingan bukan lembar persoalan.

Kegiatan penutup. Sebelum mengakhiri pembelajaran baiknya guru mengecek pemahaman siswa apakah tujuan pembelajaran hari itu tercapai atau tidak. Pengecekan bisa dilakukan secara klasikal dengan kegiatan tanya jawab hingga siswa mendapatkan kesimpulan secara utuh hasil pembelajaran tersebut.

Untuk memantapkan pengukuran hasil belajar, baiknya dilakukan kegiatan evaluasi baik tes atau nontes.

Contoh:

Strategi : PORPE (predict, organize, rehearse, practice, evaluate) Kegiatan

Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan pembuka

1. Guru mengucapkan salam

2. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing, dengan dipimpin oleh salah satu siswa.

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

4. Guru melakukan apersepsi (menanyakan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya).

5. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai . 6. Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah

pembelajaran.

7. Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

15 menit

Kegiatan Inti

8. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang jumlah anggotanya 2-3 orang.

9. Setiap siswa dalam kelompok mendapat lembar kerja siswa.

10. Setiap siswa mendapatkan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra,

150 menit

wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam yang ada dalam LKS.

11. Siswa mengamati penjelasan guru mengenai strategi dan petunjuk dalam kegiatan membaca dan mengisi lembar kerja siswa (LKS).

12. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk yang telah disampaikan guru.

Predict (10 menit)

13. Siswa membaca sekilas teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam.

14. Siswa menyusun prediksi dari teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan cara menyusun 3 pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks.

Organize (30 menit)

15. Siswa membaca kembali teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan teliti.

16. Siswa menuliskan ide pokok tiap paragraf pada bagan peta konsep yang telah disediakan pada lembar kerja siswa.

17. Siswa menuliskan simpulan dari teks yang telah dibaca.

Rehearse (10 menit)

18. Siswa membaca secara berulang atau menghafalkan ide pokok yang telah ditulis pada peta konsep.

Practice (25 Menit)

19. Siswa menjawab pertanyaan prediksi yang telah dibuat pada tahap predict.

20. Siswa menceritakan kembali isi teks yang telah dibaca dengan cara menuliskannya pada lembar kerja siswa .

Evaluate (5 menit)

21. Siswa menukar hasil karyanya dengan pasangannya.

22. Siswa dengan pasangannya mengevaluasi hasil kerja dengan menggunakan panduan checklist yang diberikan oleh guru.

23. Siswa membuat 3 pertanyaan untuk wawancara mengenai teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam pada lembar kerja siswa.

24. Siswa melakukan kegiatan wawancara dengan pasangannya.

25. Siswa menuliskan laporan hasil wawancara pada lembar yang telah disediakan.

26. Siswa mengkomunikasikan hasil kerjanya mengenai laporan mewawancarai teman.

27. Guru memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil kerja siswa.

28. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam.

29. Siswa mengamati lingkungan sekitar dan melakukan tanya jawab mengenai anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam.

30. Siswa mencari informasi tambahan yang dibutuhkan mengenai anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dalam teks yang terdapat dalam LKS.

31. Siswa menuliskan 3 contoh anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dalam kehidupan sehari-hari.

32. Guru memberikan apresiasi dan penguatan mengenai perubahan energi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Penutup

33. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

34. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan pembelajaran.

35. Guru memberikan simpulan akhir pembelajaran.

36. Siswa diberikan lembar evaluasi individu.

37. Guru memberikan tindak lanjut .

38. Guru menyampaikan inti pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya .

45 menit

39. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

40. Guru mengucapkan salam penutup.

g. Penilaian

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatn pendidik.

Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrument tes tulis berupa soal pilihan gSaudara, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrument uraian dilengkapi pedoman penskoran. Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran teks fiksi perlu diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoretis (Tri Priyatni, 2019).

Contoh/ ilustrasi dalam pembelajaran mendongeng atau bercerita untuk pengembangan bahasa lisan siswa, maka penilaian harus diintegrasikan dengan penilaian menyimak, membaca dan menulis.