• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7. KeterbatasanPenelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini karena peneliti mengalami keterbatasan dalam pengurusan dan pembuatan surat izin penelitian yang harus peneliti jalani sehingga menyebabkan lamanya waktu yang peneliti habiskan untuk mengurus surat khususnya dengan birokrasi pemerintahan yang terlalu berhati-hati dalam memberikan izin penelitian. Di samping itu, perbedaan budaya menyebabkan kurang mampu beradaptasi dalam wawancara maupun pengambilan data. Karena informan peneliti adalah pedagang etnis India yang cukup sibuk dalam melakukan aktivitas perdagangannya dari pagi hingga malam, maka peneliti harus mampu melihat waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Selain itu keterbatasan waktu karena wawancara baru dapat dilakukan pada waktu sore atau malam hari disaat mereka tidak terlalu sibuk melayani para pelanggannya. Bahkan untuk melakukan wawancara, peneliti harus melakukan pendekatan dengan cara membeli dagangan mereka.

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Lokasi Penelitian

Kota Medan adalah kota yang sudah berkembang sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian hingga saat ini. Memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Mayoritas penduduk Kota Medan sekarang adalah suku Jawa, Batak dan Minang, tetapi di kota ini juga banyak tinggal orang keturunan India dan Tionghoa. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara, kuil yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin bahkan dikenal sebagai Kampung Madras (Kampung India).

Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari sejarah yang mendukung keberadaannya. Dimana dengan adanya Perkebunan tembakau Deli, Kota Medan dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan pada tahun 1918.

Hingga saat ini sudah banyak berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur tersedia di Kota Medan. Wilayah Kota Medan dikepalai oleh Walikota yang membawahi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses Senin 24 November 2008)

Kecamatan Medan Polonia adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan yang memiliki luas wilayah 9,01 KM². Kecamatan ini memiliki batas wilayah di sebelah Barat dengan Medan Baru, sebelah Timur berbatasan dengan Medan Maimun, sebelah Selatan dengan Medan Johor, dan sebelah Utara dengan Medan Petisah.

Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 46.316 jiwa.

Pada tahun 2004, penduduknya bertambah menjadi 49.048 Jiwa. Hal ini terjadi karena di kecamatan ini mobilitas penduduknya sangat tinggi di dukung dengan adanya bandara internasional kota Medan, Polonia, sebagai daerah pintu gerbang Kota Medan, yang merupakan pintu masuk dari daerah lainnya baik regional maupun internasional melalui transportasi udara. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Polonia ini juga terdapat beberapa jenis usaha industri seperti: industri perabot rumah tangga dari kayu, houlding & komponen bahan bangunan, sepatu, konveksi, pengolahan kopi, dan kerupuk ubi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Medan Polonia, Medan, diakses Senin 24 November 2008) Kecamatan Medan Polonia mempunyai 5 kelurahan yaitu: Kelurahan Anggrung, Kelurahan Madras Hulu, Kelurahan Sukadamai, Kelurahan Polonia dan Kelurahan Sari Rejo. Dari kelima kelurahan tersebut, Kelurahan Madras Hulu adalah lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti tepatnya di Kampung Madras.

Kampung Madras ini dikenal dengan wilayah tempat tinggal komunitas keturunan India yang cukup besar di kota Medan. Di kawasan ini penduduknya banyak bermatapencaharian sebagai pedagang terlihat dengan banyaknya toko-toko,

kios-kios, warung makan, warung jajanan, rumah makan khas India serta aktivitas perdagangan yang berlangsung setiap harinya.

Pada awalnya Kampung Madras dipanggil ”Patisah” kemudian berubah menjadi Kampung Madras guna mencerminkan tanah asal keturunan India bagian Selatan, dimana saat itu komunitas India mayoritas bertempat tinggal di daerah itu.

Namun, Kampung Madras kurang populer dan akhirnya diganti dengan istilah

”Kampung Keling”. Saat ini masyarakat lebih banyak mengenal dengan sebutan Kampung Keling. Tetapi etnik India yang berada di daerah itu sangat tidak senang dan terkesan marah bila mereka disebut tinggal di Kampung Keling karena kata

”Keling” dianggap sebagai kata makian atau mengandung makna negatif bagi etnik India sehingga mereka lebih senang menyebut tempat tinggalnya di Kampung Madras.

Kedatangan orang-orang India ini sampai ke kota Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-19 yaitu sejak dibukanya perkebunan di Tanah Deli. Pada tahun 1874 sudah dibuka 22 perkebunan yang tentunya memerlukan banyak pekerja buruh.

Untuk memenuhi pekerja di perkebunan ini, didatangkanlah para buruh dari berbagai daerah di Indonesia dan dari negara lain yaitu dari negara Cina dan India. Para buruh perkebunan ini lama tinggal di tanah Deli dan akhirnya melakukan perkawinan dan tinggal menetap. Tetapi banyak orang-orang India yang pindah ke kota Medan dan sekitarnya setelah mereka tidak lagi bekerja di perkebunan. Mereka beralih pekerjaan menjadi pedagang mulai dari berdagang rempah-rempah, makanan, tekstil dan barang-barang khas India.

Dalam perkembangan kota Medan dan semakin banyaknya komunitas India berada di sana maka mereka membentuk Kampung Madras sebagai daerah komunitas mereka. Untuk mengumpulkan semua warga keturunan India yang menyebar di sejumlah tempat di seluruh Medan dan sekitarnya, maka saat itu dibentuklah tempat pertemuan mereka di Kuil Sri Mariamman (awalnya belum menjadi Kuil umat Hindu tetapi masih berupa tempat perkumpulan komunitas India).

Perkampung Madras ini berdiri bersamaan dengan berdirinya Kuil Sri Mariamman pada tahun 1884 yang ditetapkan sebagai tempat ibadah mereka hingga saat ini.

Komunitas India yang dominan bertempat tinggal di Kampung Madras adalah keturunan India Tamil yang memiliki ciri khas berkulit hitam, hidung mancung dan berkumis lebat. Tetapi ada juga keturunan Punjabi atau yang sering disebut dengan orang Sikh dengan ciri khas berbadan besar, berkulit putih, hidung mancung dan sering menggunakan Sorban (penutup kepala) yang banyak memiliki toko-toko sport dan musik.

Hingga tahun 1950-an masih banyak etnik India bermukim di Kampung Madras. Tetapi seiring dengan semakin berkembangnya kota Medan banyak orang- orang India pindah ke pinggiran kota untuk mencari matapencaharian yang lain karena kampung Madras semakin berkembang menjadi salah satu wilayah pusat kota yang menyebabkan kebutuhan hidup lebih tinggi. Untuk dapat bertahan hidup maka mereka berpencar mencari tempat lain di pinggiran kota dengan harapan dapat hidup lebih baik dibanding di pusat kota yang membutuhkan tingkat ekonomi yang lebih tinggi. Tanah dan pemukiman yang mereka tinggalkan akhirnya banyak di beli dan

ditemapati oleh etnik Tionghoa dan hingga sekarang etnik Tionghoa banyak bermukim dan berdagang di Kampung Madras.

Kampung Madras kini tidak lagi menjadi tempat tinggal mayoritas etnik India tetapi sudah banyak etnik Tionghoa dan Pribumi berdagang dan bertempat tinggal disana. Walaupun demikian Kampung Madras masih tetap di kenal sebagai daerah etnik India dengan ciri khas dagangan yang hanya mereka perdagangkan di daerah itu.

4.1.2. Letak Dan Batas Wilayah

Kampung Madras berada dibawah Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia yang berdiri di areal seluas 66,22 Ha atau 0,6622 Km2 yang secara tata ruang kota termasuk berada di pusat kota Medan. Dari luas areal tersebut terdiri dari luas pemukiman 0,35 Km2 , luas pekarangan 0,95 Km2, luas taman 0,5 Km2, luas perkantoran 0,112 Km2 dan luas prasarana umum 0,100 Km2.

Kelurahan Madras Hulu terdiri dari 10 (sepuluh) lingkungan dan setiap lingkungan dikepalai oleh Kepala Lingkungan masing-masing. Pada Lingkungan 1 (satu) sampai dengan Lingkungan 6 (enam) orang-orang India banyak bertempat tinggal sedangkan mulai dari Lingkungan 7 (tujuh) sampai dengan Lingkungan 10 (sepuluh) sama sekali tidak ada komunitas India yang bertempat tinggal di sana.

Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kelurahan Madras Hulu adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah - Sebelah Selatan : Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia

- Sebelah Barat : Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru - Sebelah Timur : Kelurahan Hamdan, Kecamatan Maimon.

Denah / peta lokasi Kampung Madras, Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia

4.1.3. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data penduduk yang diperoleh dari profil Kelurahan Madras Hulu maka jumlah penduduk yang ada di Madras hulu adalah 4778 jiwa yang tersebar dalam 10 (sepuluh) Lingkungan. Dari jumlah penduduk tersebut dapat di bagi dalam beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, agama, dan etnis.

4.1.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Dilihat dari struktur umur penduduk, Kelurahan Madras Hulu lebih banyak berusia produktif yaitu antara umur 15-59 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Kantor Kelurahan Madras Hulu, jumlah penduduk mulai dari umur 0-10 tahun sebanyak 504 jiwa atau 10,5%, umur 11-21 tahun sebanyak 614 jiwa atau 12,9%, umur 22-32 tahun sebanyak 789 jiwa atau 16,5%, umur 33-43 tahun sebanyak

1145 jiwa atau 24,0%, umur 44-54 tahun sebanyak 927 jiwa atau 19,4% dan umur 55-80 tahun sebanyak 799 jiwa atau 16,7%. Di lihat dari usia yang kebanyakan adalah produktif, maka masyarakat yang ada di Kelurahan ini masih aktif dan giat dalam mengembangkan kegiatan usaha maupun pekerjaan masing-masing. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase %

1 0 - 10 504 10,5

11 – 21 614 12,9

3 22 – 32 789 16,5

4 33 – 43 1145 24,0

5 44 – 54 927 19,4

6 55 - 80 799 16,7

JUMLAH 4778 100%

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang penting untuk meningkatkan pola pikir, wawasan dan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Di samping itu, tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi sikap mental kewirausahaan dan kemampuan manajerial dalam mengembangkan usahanya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kantor Kelurahan Madras Hulu, tingkat pendidikan di Kampung Madras cukup baik dan termasuk penduduk yang menjunjung tinggi akan pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada jenjang pendidikan mereka. Mulai jenjang pendidikan sarjana sudah ada yakni untuk jenjang pendidikan S-1 sudah mencakup 42 orang dengan persentase 0,9%, bahkan untuk S-2 juga sudah ada sebanyak 11 orang dengan persentase 0,2%. Namun, masih tetap ada penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak tamat SD tetapi jumlahnya sedikit yakni 65 orang dengan persentase 1,4%. Untuk pendidikan lain-lainnya lebih banyak dimiliki penduduk Kampung Madras yakni pendidikan informal sebanyak 2601 orang dengan persentase 54,4%. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Madras Hulu memiliki pendidikan yang baik. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Belum sekolah 336 7,0

2 Tidak tamat SD 65 1,4

3 SD 256 5,4

4 SLTP 189 4,0

5 SLTA 391 8,1

6 Diploma 887 18,6

7 S-1 42 0,9

8 S-2 11 0,2

9 Lain-lain 2601 54,4

Jumlah 4778 100%

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.3.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kantor Kelurahan Madras Hulu, maka dapat diketahui bahwa 1871 orang dengan persentase 39,1% bermata pencaharian sebagai pedagang. Di urutan kedua bermata pencaharian sebagai buruh/swasta berjumlah 195 orang dengan persentase 4,1%. Kemudian disusul dengan yang bermata pencaharian sebagai supir berjumlah 60 orang dengan persentase 1,2%. Sedangkan pegawai negeri dimana di dalamnya termasuk TNI/Polri berjumlah 45 orang dengan persentase 1%. Pengusaha berjumlah 21 orang dengan persentase 0,4%. Sedangkan yang berprofesi sebagai dokter berjumlah 13 orang dengan persentase 0,3%. Untuk pekerjaan lainnya adalah para ibu rumah tangga, pengangguran dan anak-anak yang masih sekolah berjumlah 2573 orang dengan persentase 53,9%.

Bertolak dari data yang dipaparkan diatas, maka penduduk Kelurahan Madras Hulu ini mayoritas bermata pencaharian sebagai pedagang. Hal ini didukung dengan banyaknya toko-toko, kios-kios, warung makan bahkan warung jajanan yang berada disepanjang jalan yang buka pada sore hingga malam hari. Aktivitas perdagangan yang mereka lakukan ada yang dimulai dari pagi hari hingga malam hari dan ada yang baru dimulai pada malam hari hingga tengah malam. Jenis makanan dan jajanan

yang terkenal daerah ini adalah makanan khas India. Untuk melihat lebih jelas komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase %

1 Pedagang 1871 39,1

2 Buruh/Swasta 195 4,1

3 Supir 60 1,2

4 Pegawai Negeri 45 1,0

5 Pengusaha 21 0,4

6 Dokter 13 0,3

7 Lain-lain 2573 53,9

Jumlah 4778 100%

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.3.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Berdasarkan data penduduk dari Profil kantor Kelurahan Madras Hulu diketahui bahwa penduduk di daerah ini menganut 5 agama. Jumlah pemeluk agama Budha adalah yang terbesar yakni 2.962 orang dengan persentase 62%, kemudian diikuti penganut agama Islam sebanyak 1.130 orang dengan persentase 23,6%, penganut agama Hindu sebanyak 424 orang dengan persentase 8,9%, penganut agama Kristen Katholik sebanyak 133 orang dengan persentase 2,8% dan yang terkecil

adalah penganut agama kristen Protestan berjumlah 129 orang dengan persentase 2,7%.

Kelurahan Madras Hulu dikenal dengan jumlah komunitas India yang banyak dan memiliki agama Hindu. Tetapi berdasarkan penelitian dan hasil data, ternyata agama yang banyak diyakini adalah agama Budha. Hal ini terjadi karena sudah banyak orang India yang berpindah agama menjadi Budha, Islam maupun Kristen melalui perkawinan yang berbeda suku. Bahkan komunitas India sudah banyak berkurang jumlahnya dilihat dari jumlah penganut agama Hindu. Walaupun terdapat beragam agama yang dianut penduduk setempat, tetapi setiap pemeluk agama yang berbeda tetap hidup rukun. Tingkat toleransi antar umat beragama cukup baik dan rumah ibadat agama masing-masing tetap di pelihara dengan baik. Perincian komposisi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase %

1 Budha 2962 62

2 Islam 1130 23,6

3 Hindu 424 8,9

4 Kristen Katholik 131 2,8

5 Kristen Protestan 129 2,7

Jumlah 4778 100%

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.3.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

Penduduk Kelurahan Madras Hulu ini terkenal dengan beragam etnis tetapi penduduknya sebagian besar adalah etnis Cina dan etnis India. Kedua etnis ini di kelompokkan dalam Warga Negara Indonesia Keturunan (WNI Keturunan). Etnis pribumi yang tinggal di daerah ini juga beragam, mulai dari etnis Batak Toba, Batak Simalungun hingga etnis Jawa. Dari data profil Kelurahan diketahui jumlah WNI Keturunan (Cina dan India) berjumlah 3.478 orang dengan persentase 72,8%. Jumlah penduduk etnis pribumi adalah 1.300 orang dengan persentase 27,2%.

Dalam hubungan sosial antar sesama etnis maupun antar etnis yang berbeda tidak terdapat perselisihan atau kasus konflik yang pernah muncul di daerah ini.

Setiap etnis saling menghormati baik etnis pribumi maupun etnis Cina dan India.

Komposisi penduduk berdasarkan etnis dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No Etnis Jumlah (jiwa) Persentase %

1 WNI Keturunan 3478 72,8

2 Pribumi 1300 27,2

Jumlah 4778 100%

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.4. Fasilitas Umum

Fasilitas umum yang tersedia di kampung Madras ini sudah cukup memadai baik fasilitas pendidikan, fasilitas ekonomi, fasilitas peribadatan dan fasilitas kesehatan. Prasarana dan sarana transportasi, jalan dan prasarana pemerintahan masih dalam kondisi yang baik sehingga mampu mendukung aktivitas penduduk di kampung Madras ini.

4.1.4.1 Fasilitas Pendidikan

Tingkat pendidikan yang baik adalah salah satu faktor yang mendukung kemajuan dari masyarakatnya dan tentunya didukung dengan tersedianya sarana pendidikan baik formal maupun nonformal. Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil kantor Kelurahan Madras Hulu, maka dapat dilihat jumlah sekolah sebagai fasilitas pendidikan sudah cukup memadai baik dari sekolah taman kanak-kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Jika dilihat dari jumlah sarana pendidikan yang ada dan dihubungkan dengan komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya, maka dapat digambarkan bahwa kualitas tingkat pendidikan penduduk kelurahan Madras Hulu cukup tinggi. Jumlah fasilitas sekolah TK, SD/Sederajat, SLTP/Sederajat, dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 Fasilitas Pendidikan

No Fasilitas pendidikan Jumlah (unit)

1 TK 3

2 SD/Sederajat 2

3 SLTP/Sederajat 2

4 SLTA/Sederajat 4

5 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) 2

Jumlah 13

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008 4.1.4.2. Fasilitas Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Madras Hulu adalah mayoritas sebagai pedagang. Fasilitas ekonomi yang tersedia sudah cukup memadai sehingga mampu mendukung pekerjaan masyarakat di Kelurahan ini. Berdasarkan data yang diperoleh, fasilitas ekonomi yang dapat ditemukan cukup banyak mulai dari toko/swalayan, kios hingga industri makanan dan pasar.

Kawasan ini sering juga disebut sebagai areal jajanan di Kota Medan yang buka pada malam hari antara pukul 19.00 -2300 Wib karena banyak ditemukan warung makan dan warung jajanan yang terletak di Jalan Pagaruyung. Tidak hanya etnis India yang berdagang makanan tetapi juga etnis Cina dan jawa banyak berdagang di sana. Di lokasi ini sangat mudah menemukan makanan khas India mulai dari roti cane, martabak mesir dan jenis makanan lainnya.

Daerah ini juga merupakan pusat masakan khas India yang dikenal dengan bumbu rempah-rempahnya. Salah satu tempat makan yang paling banyak di kunjungi masyarakat baik dari Medan maupun dari luar Medan adalah Rumah Makan cahaya baru yang sudah berdiri 12 tahun lalu yang setiap harinya buka pada pukul 1000 – 2200 Wib. Begitu masuk ke dalam rumah makan ini, suasana ala India langsung terasa melalui dekorasi yang ada di dindingnya. Jenis menu makanan yang dirawarkan juga beraneka ragam makanan khas India. Fasilitas ekonomi yang ada di Kelurahan Madras Hulu ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 7 Fasilitas Ekonomi

No Fasilitas ekonomi Jumlah (unit)

1 Toko/Swalayan 43

2 Warung jajanan 37

3 Kios kelontong 7

4 Industri makanan 2

5 Percetakan 2

6 Rumah makan 1

7 Pasar 1

8 Bengkel 1

Jumlah 94

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.4.3. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di Kelurahan Madras Hulu berjumlah 8 (delapan) unit bangunan rumah ibadah. Semua rumah ibadah masih dalam kondisi yang baik karena kebersihan dan perawatannya tetap dijaga. Setiap penduduk melakukan ibadahnya sesuai agama yang diyakini masing-masing tanpa terjadi konflik. Sehingga tetap terjalin hubungan yang baik antar umat beragama. Untuk mengetahui lebih rinci jumlah fasilitas peribadatan yang ada di Kelurahan Madras Hulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8 Fasilitas Peribadatan

No Fasilitas peribadatan Jumlah (unit)

1 Mesjid 2

2 Mushola 1

3 Gereja Kristen Protestan 2

4 Gereja Khatolik 2

5 Pura 1

Jumlah 8

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.4.4. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang banyak di Kelurahan Madras Hulu adalah praktek dokter sebanyak 7 unit. Apotik juga tersedia sebanyak 6 unit dan posyandu sebanyak 2 unit sedangkan untuk puskesmas dan rumah sakit tidak ada. Apabila ada warga yang harus dirawat inap cukup lama maka dokter akan merujuknya ke rumah sakit terdekat. Melihat fasilitas kesehatan yang sudah ada, masyarakat di Kelurahan ini sangat peduli dengan kesehatan Untuk mengetahui jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kampung Madras dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Fasilitas Kesehatan

No Fasilitas kesehatan Jumlah (unit)

1 Praktek dokter 7

2 Apotik 6

3 Posyandu 2

Jumlah 15

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

4.1.4.5. Fasilitas Lembaga Masyarakat

Ada beberapa organisasi yang terbentuk di Kelurahan Madras Hulu yaitu 1 organisasi perempuan yang disebut BKOW dengan jumlah anggotanya sebanyak 42 orang, 1 organisasi PKK dengan jumlah anggotanya sebanyak 69 orang, 1 organisasi LPM yang beranggotakan 30 orang dan 1 kelompok gotong royong dengan anggotanya 17 orang. Masyarakat Kelurahan Madras Hulu cukup aktif dalam mengikuti organisasi kemasyarakatan dilihat dari lembaga masyarakat yang aktif dijalankan warga. Fasilitas lembaga masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10

Fasilitas Lembaga Masyarakat

No Fasilitas lembaga

kemasyarakatan

Jumlah (unit) Jumlah anggota

1 BKOW 1 42

2 PKK 1 69

3 LPM 1 30

4 Kelompok gotong royong 1 17

Jumlah 4 158

Sumber: Profil Kantor Kelurahan Madras Hulu 2008

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KEL. MADRAS HULU KEC. MEDAN POLONIA

Kepling VIII Wisnu.

G Kepling

VII Raunad

as Kepling

VI Suwardi Kepling

V Sanjay Kepling

III Nanda

Balen

Kepling IV Irwan Kepling

II Baharud

in

Kepling IX Nafiyun

Kepling X Oesman

Adamy SEKRETARIS

Sucipto

KAUR KESRA

Kliwon

KAUR EKBANG

Paham Ginting

KAUR

KEUANGAN KAUR

UMUM KAUR

PEMERIN TAHAN Saminem

Kepling I Lindawa

ti

LURAH Hidayat. A.P S.Sos

Sumber: Kantor Kelurahan Madras Hulu 2006

4.2. Profil Informan 4.2.1. Siwa Senger

Informan ini adalah salah satu informan kunci yang dipercaya masyarakat karena dianggap lebih tahu tentang keadaan Kampung Madras sehingga layak untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Siwa Senger (32 tahun) adalah sosok yang ramah dan berperawakan tinggi besar, berkulit hitam,berkumis tebal dan berhidung mancung. Bapak ini adalah seorang pendeta di Kuil Sri Mariamman.

Setiap hari Jumat pada pukul 06.30 Wib-08.30 Wib umat Hindu akan datang berkumpul untuk melakukan Pratenai (beribadah) untuk mendengar doa-doa suci yang dipimpin oleh Bapak Siwa Senger. Dengan menggunakan pakaian putih dan kain putih yang dililitkan di pinggangnya, Bapak ini melakukan Darmawacara (berkotbah).

Bapak ini hanya dapat dijumpai pada pagi hari dari pukul 09.00 Wib-12.00 Wib dan sore hari pada pukul 16.00 Wib-20.00 Wib di Kuil Sri Mariamman. Setiap harinya Bapak ini akan didatangi oleh jemaat-jemaatnya untuk didoakan seperti untuk doa anak agar di berkati pada saat ujian, didoakan agar jauh dari musibah dan ada juga minta didoakan agar usahanya dapat berjalan lancar. Menurut bapak ini, Dewa-Dewa yang mereka puja dapat mewujudkan apa mereka minta dan didoakan.

Sebagai seorang etnis Tamil yang lahir di Madras Hulu dan merupakan keturunan generasi ke-2, Bapak ini sedikit banyak mengetahui perkembangan etnis India di kota Medan khususnya di Madras Hulu. Menurut Bapak ini, etnis India sudah ada sejak di dirikannya Kuil Sri Mariamman tahun 1884 sebagai tempat ibadah umat Hindu. Melihat perkembangan kota Medan saat ini, menurut Bapak ini banyak

Dokumen terkait