• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN NILAI KEISLAMAN PADA ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID-19

Khusniyati Masykuroh1)*

1) Program Pendidikan Guru PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMAK, Jalan Tanah Merdeka No 20 Pasar

Rebo Jakarta Timur, Kode Pos 13830

*[email protected]

Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY

Abstrak

Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan dalam tatanan kehidupan, termasuk sistem pendidikan yang mengubah pembelajaran tatap muka dengan Belajar dari Rumah didampingi orangtua bagi anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterlibatan orang tua di masa pandemi Covid-19 dalam menanamkan nilai keislaman pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap 4 orangtua murid di TK Islam Sabilina, Kota Bekasi dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian menggunakan pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui jalur reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua dalam penanaman nilai keislaman pada anak usia dini di masa pandemi ditunjukkan melalui : 1) Menanamkan nilai aqidah, ibadah, dan akhlak melalui pembiasaan di rumah; 2) Keteladanan orangtua; 3) Bekerjasama dengan guru; 4) Mengikuti Kelas Orangtua; 5) Memberikan apresiasi; dan 6) Memberikan fasilitas pendukung untuk anak.

Kata Kunci: keterlibatan, orangtua, nilai keislaman

PENDAHULUAN

Kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada awal tahun 2020 merubah pola berbagai sendi kehidupan, baik institusi pemerintah, industri, pertanian, perdagangan, jasa layanan, hingga pendidikan. Grafik penderita positif terjangkit Covid-19

meningkat tajam, bahkan angka kematian setiap hari bertambah membuat para tenaga medis berkejaran dengan waktu dan bertaruh nyawa untuk menyelamatkan nyawa yang lain. Situasi seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia dan negara berkembang lainnya, namun juga di negara

Khusniyati Masykuroh : Keterlibatan Orangtua dalam Menanamkan Nilai Keislaman pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

lain termasuk negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, dan Italia.

Kondisi pandemi sangat memprihatinkan. Salah satu ikhtiar yang dianggap paling efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah menghindari pertemuan dengan orang lain, terutama dalam jumlah banyak. Social distancing dan physical distancing merupakan ikhtiar terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19. Sekolah sebagai tempat bermain dan belajar anak-anak pun tidak mendapat perkecualian. Bahaya Covid-19 mengintai siapa saja termasuk anak-anak. Namun, hak anak untuk mendapatkan pendidikan harus tetap diberikan walau dalam kondisi tersulit. Tidak ada jalan lain, maka perlu diambil kebijakan untuk menonaktifkan semua kegiatan dan pertemuan di sekolah.

Kebijakan meliburkan lembaga pendidikan dengan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, untuk meminimalisir menyebarnya Covid-19 (Purwanto et al., 2020).

Presiden RI di Istana Bogor tanggal 13 Maret 2020 memerintahkan agar Kepala Daerah membuat kebijakan supaya pelajar dan mahasiswa melakukan proses belajar di rumah. Siaran pers Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 4 Tahun 2020 tentang prinsip kegiatan belajar mengajar selama periode Belajar dari Rumah. Prinsip belajar dari rumah sesungguhnya adalah kegiatan belajar yang rutin dan direncanakan agar anak terbiasa dengan keteraturan, melalui pengalaman belajar yang bermakna berfokus pada keterampilan hidup dengan menghargai perbedaan individu sesuai dengan tahapan perkembangannya dengan pendampingan orang tua. Pemerintah Indonesia melalui

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan untuk merubah model pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh dengan belajar di rumah (home learning) selama masa pandemi. Di bidang pendidikan, pandemi telah memaksa guru untuk melakukan semua kegiatan belajar dari rumah (Ayu, Sri, Bagus, Mantra, & Sukoco, 2020).

Model pembelajaran home learning menjadi satu pilihan yang paling memungkinkan untuk dilakukan karena anak-anak dan guru akan terhindar dari pertemuan dengan orang lain dalam jumlah banyak, sehingga terpantau keberadaan dan kondisi kesehatannya karena bersama keluarga di rumah masing-masing.

Rumah menjadi pusat kegiatan dan pembelajaran. Peran dan keterlibatan orang tua menjadi sangat penting menggantikan kehadiran guru yang tidak bisa membimbing peserta didik secara tatap muka. Orangtua dan keluarga terdekat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak (Irma, Nisa, & Sururiyah, 2019). Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak akan berpengaruh positif apabila orang tua maupun guru memahami makna, bentuk dan tujuan keterlibatan tersebut (Diadha, 2015). Keterlibatan orangtua dalam memberikan pendidikan pada anak akan mendukung proses tumbuh kembang dan membangun karakter baik anak (Edy, CH, Sumantri, & Yetti, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa peran dan keterlibatan orangtua sangat besar serta menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan.

Selama masa pandemi, orangtua mendapat tugas tambahan yang lebih dibandingkan masa sebelum pandemi, yaitu mendamping anak belajar lebih intens di

ISSN : 2580 – 4197

E-mail : [email protected]

4

rumah karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.

Orangtua bertugas sebagai pembimbing, penajaga, pendidik, pengawas, dan pengembang (Kurniati, Nur Alfaeni, &

Andriani, 2020). Menurut Sulaiman terdapat empat cara dalam meningkatkan peran orang tua terhadap pendidikan anak- anak, yaitu :1) Mengontrol waktu belajar dan dan belajar anak; 2) Memantau perkembangan kemampuan akademik anak;

3) Memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral, dan tingkah laku anak-anak; 4) Memantau efektivitas jam belajar di sekolah (Siregar, 2013). Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan pendidikan bertujuan “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

(Depdiknas, 2003).

Keterlibatan orang tua dalam memberikan pendampingan belajar di rumah pada masa pandemi merupakan saat yang tepat dalam menanamkan nilai keislaman pada anak. Musibah pandemi Covid-19 merupakan ujian keimanan bagi semua manusia di dunia. Bagaimana orang tua menerima kondisi pandemi sebagai ketentuan Allah dan ikhlas dalam menghadapi hari demi hari, sangat berpengaruh tehadap kestabilan keluarga.

Ketepatan penanaman nilai keislaman

dalam aqidah dan akhlak akan menjadi pondasi kokoh bagi tumbuh kembang anak usia dini di masa yang akan datang (Wahyuni & Putra, 2020). Penanaman nilai keislaman yang berlandaskan visi keimanan berupa akidah dan tauhid dimulai sejak awal oleh orangtua dalam lingkungan keluarga (Rahman, 2018). Dengan penanaman nilai keislaman yang dilakukan sejak usia dini diharapkan anak mampu mengenal Tuhan melalui ciptaan Nya, mengenal agama yang dianut, mengerjakan ibadah, dan berperilaku baik dalam bingkai aqidah, ibadah, dan akhlak.

Berdasarkan hasil observasi awal lapangan yang dilakukan, peneliti menemukan sebuah lembaga PAUD di kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi yaitu TK Islam Sabilina yang melaksanakan program Belajar dari Rumah dengan memberikan panduan kegiatan untuk diikuti orang tua dalam mendampingi anak. Orang tua mengembangkan panduan dengan berbagai aktivitas di rumah untuk menstimulasi semua kemampuan anak, salah satunya adalah perkembangan nilai keislaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterlibatan orang tua murid TK Islam Sabilina dalam menanamkan nilai keislaman pada anak usia dini di masa pandemi Covid-19.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, Metode ini dipilih karena peneliti ingin melihat langsung berbagai kenyataan di lapangan yang dilakukan subjek penelitian tanpa menambah atau merubah peristiwa yang

Khusniyati Masykuroh : Keterlibatan Orangtua dalam Menanamkan Nilai Keislaman pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

terjadi di lapangan, atau berusaha memahami perilaku subjek penelitian dari segi kerangka berpikir maupun bertindak dari subjek penelitian itu sendiri (Moleong, 2017). Data dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari lima partisipan, orangtua murid TK Islam Sabilina, Kota Bekasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.

Penelitian dilakukan selama enam bulan dari bulan Juni 2020 sampai dengan November 2020. pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga jalur reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Sedangkan untuk keabsahan data, digunakan triangulasi berbagai sumber.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama masa pandemi Covid-10, TK Islam Sabilina yang berlokasi di Kota Bekasi menutup sekolah untuk pembelajaran tatap muka mengikuti kebijakan pemerintah Republik Indonesia.

Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan konsep Belajar Dari Rumah (BDR) dengan memberikan panduan kegiatan yang dikirim kepada orang tua, untuk memudahkan orangtua dalam mendampingi anak berkegiatan di rumah.

Pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui Voice Call melalui whattsapp, pertemuan menggunakan zoom meeting, pengiriman video tutorial, dan voice note. Kterlibatan orangtua murid TK Islam Sabilina dalam mendampingi anak berkegiatan selama

BDR sangat penting karena semua kegiatan anak dilakukan dari rumah.

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka diperoleh gambaran keterlibatan orangtua TK Islam Sabilina dalam penanaman nilai keislaman di masa pandemi Covid-19 yaitu :

Menanamkan Nilai Aqidah, Ibadah, dan Akhlak Melalui Pembiasan di Rumah

Selama masa pandemi Covid-19, orang tua melakukan pendampingan kegiatan anak selama Belajar Dari Rumah (BDR.Orangtua mempunyai peran penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman baik baik dari aspek aqidah, ibadah, dan akhlak.

Saya membacakan buku-buku cerita untuk anak saya untuk mengenalkan Allah sebagai pencipta manusia, binatang, dan alam semesta.

(Orangtua 1, wawancara, 14 September 2020)

Saya biasanya memotivasi anak saya supaya berbuat kebaikan dengan mengatakan, “Allah sayang anak yang rajin shalat” atau “Allah sayang anak yang senang membantu Bunda.”

(Orangtua 2, wawancara, 14 September 2020)

Pada saat melakukan tugas sekolah pada tema bulan September yaitu merawat tanaman bayam, saya ajak anak menyiram tanaman dan menunjukkan bahwa yang menumbuhkan biji bayam di dalam tanah, tumbuh menjadi tanaman bayam adalah Allah. Atas kuasa Allah membuat bayam yang dirawat semakin besar sampai bisa dipanen, dimasak, dan dimakan.

(Orangtua 3, wawancara, 16 September 2020)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa orangtua mengenalkan aqidah kepada anak tentang keberadaan Allah melalui bercerita, mengenalkan sifat baik Allah, dan mengenal Allah melalui ciptaanNya. Hal ini sesuai dengan

ISSN : 2580 – 4197

E-mail : [email protected]

6

perkembangan anak usia dini, dimana anak berada masa pra-operasional. Pada tahap ini anak mulai dengan pemikirian intuitif.yaitu mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Piaget menyebut tahap ini sebagai intuitif karena anak-anak tampaknya merasa yakin terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka, tetapi tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui apa- apa yang mereka ingin ketahui . Artinya mereka menyatakan bahwa mereka tahu sesuatu tetapi mereka mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.

Mengenalkan konsep ketauhidan pada anak usia dini sangatlah menantang karena mengenalkan suatu hal yang abtrak. Maka, mengenalkan Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya yang berada di sekitar anak, seperti, “Bunga indah ini Allah yang menciptakan,” “Waaw.... bayamnya sudah tumbuh! Allah-lah yang menumbuhkan bayam,” akan mempermudah cara mengenalkan anak pada Allah SWT.

Pembiasaan ibadah juga dilakukan orangtua di masa pandemi Covid-19, seperti berwudhu, melaksanakan shalat, puasa Ramadhan, mengenalkan Al-quran, dan lain sebagainya.

Gambar 3. Anak Melaksanakan Shalat Berjamaah dengan Keluarga di Rumah

Bintang saya biasakan untuk melakukan shalat meskipun belum 5 waktu, biasanya Dhuhur, Asar, Magrib, da kadang-kadang Isya. Kalau shalat subuh Salma belum konsisten karena bangunnya siang. Kami biasa shalat berjamaah di rumah bersama Ayah atau dengan kakaknya.

(Orangtua 1, Wawancara, 14 September 2020) Pada bulan Ramadhan kemarin, Salma berpuasa full sehari penuh selama 30 hari.

Tahun kemarin, Salma masih puasa setengah hari. Kami mengajak Salma untuk makan sahur dan buka bersama sesuai dengan waktunya.

(Orangtua 2, Wawancara, 16 September 2020)

Gambar 4.

Membiasakan Anak Mengaji di Rumah

Selain belajar Qiroati bersama Bunda guru secara online, setelah shalat magrib kami biasa tadarus bersama keluarga. Hafiz setiap hari mengulang hafalan surat pendek Al-quran seperti surat Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, Al- Ikhlas, Al-Ashr, dan Al-Kautsar. (Orangtua 1, Wawancara, 14 September 2020)

Bintang paling semangat kalau saya minta menyetorkan hafalan surat pendek Al-quran.

Setiap hari dia setor hafalannya dan membaca buku Qiroati karena dia mengharapkan hadiah stiker bintang. (Orangtua 3, Wawancara, 16 September 2020)

Khusniyati Masykuroh : Keterlibatan Orangtua dalam Menanamkan Nilai Keislaman pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

Hasil wawancara menunjukkan bahwa orangtua TK Islam Sabilina membiasakan anak melaksanakan shalat walaupun belum 5 waktu, mengaji membaca Al- Quran dan membaca doa sehari-hari , menjadi sebuah pola rutinitas yang dilaksanakan di rumah.

Gambar 5. Proyek Keluarga Membuat Celengan Infak

Sedangkan untuk penanaman Akhlak untuk mengenalkan perilaku mulia, orangtua melibatkan langsung anak dalam kegiatan sehari-hari seperti membantu orangtua membersihkan kamar, membantu Ibu memasak makanan di dapur, berbicara sopan dan jujur, berani meminta maaf bila melakukan kesalahan kepada adik atau kakak, bertanggungjawab merapihkan mainannya, proyek keluarga membuat celengan infak dan berbagi kepada orang yang membutuhkan bantuan, serta berdoa sebelum dan sesudah selesai aktivitas. Doa yang biasa diucapkan anak-anak saat di rumah adalah doa sebelum makan, doa sebelum tidur, doa mau belajar dan selesai belajar, dan doa untuk kedua orangtua.

Nilai-nilai karakter berbasis Al-Quran dan Hadits akan lebih efektif ditanamkan sejak usia dini oleh orang yang paling dekat dengan anak (Wahyuni & Putra, 2020).

Melalui pembiasaan nilai-nilai agama akan

membentu pribadi anak yang berakhlak mulia baik kepada keluarga, masyarakat, seluruh makhluk ciptaan-Nya (Zulfitria &

Arif, 2020).

Keteladanan Orangtua

Dalam menanamkan nilai-nilai keislaman pada anak usai dini melalui pembiasaan , orangtua menjadi sosok teladan dengan memberikan contoh.

Anak saya selalu bertanya bila saya belum membaca Al-quran. Oleh karena itu saya selalu mengajak membaca Al-quran bersama-sama, jadi dia bisa melihat bahwa yang mengaji tidak hanya dia tapi juga ibunya. (Orangtua 3, wawancara, 16 September 2020)

Kami selalu mengusahakan supaya saat Bintang shalat, ada saya, Ayah atau kakaknya yang menjadi imam supaya dia tahu bahwa orang lain juga melakukan kewajiban yang sama, yaitu shalat. (Orangtua 1, wawancara, 14 September 2020)

Saya sadar bahwa anak selalu melihat kita, baik apa yang kita ucapkan dan kita lakukan selalu dalam pengawasan mereka dan akan mereka tiru bila menarik baginya. Oleh karena itu, saya berusaha untuk menjadi ibu yang baik dengan menjaga ucapan dan tindakan saya, supaya bisam menjadi contoh yang baik untuk anak- anak walau belum bisa sempurna. (Orangtua 2, wawancara 14 September 2020)

Orangtua TK Islam Sabilina menyadari bahwa semua perilaku dan ucapannya akan selalu menarik perhatian anak dan akan ditiru, maka orangtua selalu menjaga perilakunya supaya menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya.

Anak meniru dan meneladani perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua, hal ini sesuai dengan teori sosial kognitif Bandura yang menjelaskan bahwa perilaku individu terbentuk melalui proses peniruan terhadap perilaku yang dilihat di lingkungan sekitarnya (Abdullah, 2019).

ISSN : 2580 – 4197

E-mail : [email protected]

8

Bekerjasama dengan Guru

Dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing dan pendampiang anak selama masa Belajar dari Rumah (BDR), khususnya penananaman nilai keislaman, orangtua melakukan kerjasama dengan guru di sekolah, terkait dengan panduan rencana kegiatan selama sebulan, komunikasi kegiatan dan mengikuti Kelas Orangtua Sabilina

Gambar 6 Panduan Rencana Kegiatan Anak Bulanan

Orangtua bekerjasama dengan guru di sekolah dalam perencanaan kegiatan anak selama 1 bulan. Panduan yang berisi rencana kegiatan selama 1 bulan tersebut dibagikan kepada orangtua di akhir bulan dan didiskusikan bersama melalui zoom meeting. Dalam panduan tersebut dijelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama 1 bulan sesuai dengan kelompoknya, sehingga memudahkan orangtua dalam memberikan pendampingan, khususnya dalam menanamkan nilai keislaman.

Dalam panduan tersebut, diatur hari dan tanggal apa saja anak akan mendapatkan bimbingan daring untuk mengenal huruf hijaiyah melalui Qiroati.

Gambar 7. Pembelajaran Daring Mengenal Huruf Hijaiyah

Gambar 7. Video Guru Berkisah di Youtube TK Islam Sabilina.

Selain itu, orangtua juga menyampaikan ucapan terimakasih bisa bekerjasama dengan guru karena guru mengirimkan video pembelajaran dan video tutorial yang mendukung penanaman nilai keislaman untuk anak usia dini, seperti video Hijrah ke Kota Yatsrib, video mengenal binatang Qurban, membuat susu minuman halal karunia Allah, dan lain sebagainya sehingga memudahkan orangtua dalam membimbing dan menanamkan nilai keislaman pada anak di rumah.

Keterlibatan orangtua melalui kerjasama dengan guru membawa hasil yang positif bagi anak, guru, dan orangtua (Epstein, 2018).

Khusniyati Masykuroh : Keterlibatan Orangtua dalam Menanamkan Nilai Keislaman pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

Mengikuti Kelas Orangtua

Selama masa pandemi, minimal 1 bulan sekali TK Islam Sabilina mengadakan pertemuan dengan orangtua untuk menyampaikan rencana kegiatan 1 bulan ke depan, informasi-informasi terbaru, mengundang pembicara dari dalam maupun luar dengan materi yang mendukung dan memberi penguatan orangtua dalam memberikan bimbingan dan pendampingan, khususnya dalam menanamkan nilai keislaman pada anak . Beberapa Kelas Orangtua yang diikuti wali murid TK Islam Sabilina antara lain

“Menjadi Orangtua Tangguh di Masa Pandemi” bersama dr. Aisyah Dahlan, yang memberikan penguatan kepada orangtua untuk menghadapi pandemi sebagai ujian keimanan dan menjadi orangtua yang tangguh dalam mengasuh anak dengan menanamkan nilai keimanan dan keislaman pada anak.

Gambar 8. Kelas Orangtua Menjadi Orangtua Tangguh di Masa Pandemi

Dengan mengikuti Kelas Orangtua, walimurid TK Islam Sabilina mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam pengasuhan anak berdasarkan nilai-nilai keislaman. Hal ini sejalan dengan tujuan program parenting atau kelas orangtua yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam mengasuh, mendidik, dan merawat anak sesuai nilai karakter yang diusung

keluarga, melakukan sinergi sekolah dan orangtua dalam mendidik anak, dan

membangun kerjasama yang

berkesinambungan dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak (Lestari, 2019).

Memberikan Apresiasi

Orangtua murid TK Islam Sabilina menggunakan papan bintang sebagai alat untuk memberikan apresiasi sebagai reward anak dalam berperilaku baik.

Orangtua bekerjasama dengan guru menyiapkan papan bintang, memantau perilaku baik anak, dan mendokumentasikannya.

Anak saya sangat senang menempel stiker bintang setelah selesai mengaji. ( Orangtua 2, Wawancara 14 September 2020)

Papan bintang membuat anak saya bersemangat membereskan mainannya.

(Orangtua 4, Wawancara 14 September 2020) Saya sangat senang dengan adanya papan dan stiker bintang. Saya menjadi mudah mengingatkan anak untuk shalat. Kalau malas- malasan, saya iming-imingi bintang dan anak saya langsung ikut saya shalat (Orangtua 5, Wawancara 14 September)

Gambar 9. Papan Bintang sebagai Apresiasi Perilaku Baik Anak

Papan bintang merupakan sebuah papan yang disiapkan oleh guru, diberikan kepada orangtua untuk memberikan

ISSN : 2580 – 4197

E-mail : [email protected]

10

bimbingan ibadah dan akhlak kepada anak di rumah. Anak akan mendapatkan reward berupa stiker bintang dan berhak menempel di papan setiap berbuat kebaikan seperti wudhu, shalat, mengaji, membantu orangtua, membereskan mainan, sayang kakak atau adik, membaca doa, makan mandiri, dan lain sebagainya.

Pemberikan stiker bintang disertai dengan apresiasi verbal yang diberikan kepada orangtua, berupa pujian dan ucapan terimakasih kepada anak karena sudah berperilaku baik.

Anak menjadi bersemangat dalam berperilaku baik dan ingin segera mendapatkan reward stiker bintang, serta mengulangi perilaku baiknya. Hal ini sesuai dengan konsep reward menurut Hurlock yaitu berfungsi untuk memotivasi anak untuk mempertahankan dan mengulangi perilaku baiknya, dan memperkuat perilaku baik tersebut sehingga diterima orang lain (Hurlock, 2011). Pemberian apresiasi reward oleh orangtua murid TK Islam Sabilina melalui stiker bintang tidak berlebihan secara materi dan disertai dengan apresiasi lisan sehingga diharapkan bisa memperkuat anak dan membuatnya mengulangi lagi perbuatan baik.

Memberikan fasilitas pendukung.

Selama masa pandemi Covid-19, pembelajaran di TK Islam Sabilina dilakukan jarak jauh baik daring maupun luring dengan konsep bermain dan belajar dari rumah. Orangtua menjadi pendamping anak berkegiatan di rumah

dan menyiapkan fasilitas pembelajaran dan penanaman nilai-nilai keislaman.

Menyiapkan gawai dan kuota internet untuk anak mendapatkan bimbingan Al- Quran dengan guru melalui daring, mendampingi anak dalam menggunakan gawai saat belajar mengaji, menyiapkan buku-buku kisah teladan Rasulullah dan sahabatnya, serta mainan edukasi bermuatan nilai-nilai keislaman untuk anak di rumah.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat diperoleh gambaran keterlibatan orangtua murid di TK Islam Sabilina dalam penanaman nilai keislaman di masa pandemi Covid-19 sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk keterlibatan orangtua melalui : 1) Penanaman nilai aqidah, ibadah, dan akhlak melalui pembiasaan di rumah; 2) Keteladanan orangtua; 3) Bekerjasama dengan guru; 4) Mengikuti Kelas Orangtua;

5) Memberikan apresiasi; dan 6) Memberikan fasilitas pendukung untuk anak.

Semangat keterlibatan orangtua dalam menanamkan nilai keislaman pada anak usia dini harus terus dipertahankan dan diperkuat, khususnya dalam masa pandemi karena masa kedaruratan ini adalah golden moment atau masa yang tepat untuk mengajarkan kepada anak tentang kebesaran Allah SWT dan tuntuk pada ajaran Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. M. (2019). Social Cognitive Theory : A Bandura Thought Review published in 1982-2012. Psikodimensia, 18(1), 85. https://doi.org/10.24167/psidim.v18i1.1708

Ayu, I., Sri, M., Bagus, I., Mantra, N., & Sukoco, H. (2020). Mobile Internet-Based Learning

Dokumen terkait