• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiai Khoiron sebagai Kiai Prostitusi Solutif

BAB VI TIPOLOGI DAKWAH KIAI KHOIRON DI

B. Kiai Khoiron sebagai Kiai Prostitusi Solutif

178 Kiai Prostitusi

“Kalau di sini itu menantang (maksudnya di lokalisasi Dupak Bangunsari). Dibutuhkan proses adaptasi yang tinggi dengan dunia prostitusi. Kalau dulu di depan rumah ini wah penuh orang maksiyat, minum- minuman keras, ramai sekali. Orang bermesraan itu menjadi pemandangan setiap hari. Kalau tidak kuat iman kita, maka akan ikut-ikutan. Maka dibutuhkan ketahan mental dan kekuatan iman. Saya itu pernah ditawari kencan gratis, tapi ya saya tolak dengan cara- cara yang halus.”200

Berdasarkan pendapat Kiai Khoiron di atas, bahwa seorang pendakwah ketika berdakwah di lokalisasi Surabaya, maka ia membutuhkan ketahanan keimanan yang kuat, sebab jika tidak mempunyai ketahanan keimanan yang kuat, maka bisa jadi terjerumus ke lembah kemasiyatan tersebut. Oleh sebab itu, seorang pendakwah harus memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dengan dunia prostitusi tersebut.

Dengan demikian bahwa sebutan terhadap Kiai Khoiron sebagai kiai prostitusi adaptif itu paling tidak didasarkan atas dua hal. Pertama, ia bisa beradaptasi dengan lingkungan prostitusi meskipun ia tidak terjerumus untuk melakukan hal-hal yang maksiya.

Kedua, materi dakwah yang disampaikan baik melalui ceramah agama maupun pengajian selalu beradaptasi dengan hal-hal yang menjadi kebutuhan para WTS dan mucikari.

Kiai Prostitusi 179

berupa para WTS dan mucikari. Di kalangan para WTS dan mucikari yang ada di lokalisasi Kota Surabaya. Kiai Khoiron dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi para WTS dan mucikari yang ada. Ia dianggap sebagai sosok kiai yang bisa membimbing, menuntun, dan mengarahkan ke jalan yang benar.

Sebagaimana penuturan Fina berikut ini.

“Kiai Khoiron itu bisa menuntun saya, bisa mem- bimbing saya. Saya tahu bahwa pekerjaan saya ini dosa, tapi mau apalagi. Ya sedikit demi sedikit lah Mas. Saya cari selah dulu. Saya masih butuh uang. Hutang-hutang saya masih banyak. Saya menyekolahkan anak saya.

Meskipun saya tahu bahwa saya ini salah, tapi saya yakin nanti akan keluar dari sini. Makanya, saya ikut aktif pengajiannya Kiai Khoiron di lokalisasi ini, dengan harapan nanti setelah keluar dari sini ada bekal yang saya bawa pulang untuk taubat. Seperti halnya tadi ketika doa pengajian dibacakan oleh Kiai Khoiron sangat menyentuh hati saya. Saya sempat menangis loh, begitu pula teman-teman yang lain juga banyak yang menangis.”201

Berdasarkan penuturan Fina tersebut di atas, bahwa Kiai Khoiron dianggap sebagai seorang kiai yang bisa menuntunnya ke jalan yang benar. Meskipun Fina (nama samaran) bekerja sebagai WTS karena faktor keterpaksaan, tetapi ia yakin dengan jalan mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Kiai Khoiron, maka nantinya sewaktu-waktu kalau persoalan yang dihadapinya akan selesai, maka manfaat ilmu yang diperoleh dari mengikuti pengajian tersebut nantinya akan digunakan sebagai bekal ketika ia insyaf. Bahkan ketika mengkuti pengajiannya Kiai

201Fina (nama samaran), Wawancara, Surabaya, 24 April 2012.

180 Kiai Prostitusi

Khoiron tersebut ia juga sering menangis. Menangis karena dosa-dosa yang telah dilakukannya selama ini.

Hal senada berkaitan dengan bagaimana Kiai Khoiron telah memberikan solusi terhadap problem kehidupan para WTS dan mucikari, juga diungkapkan oleh Ika berikut ini.

“Kiai Khoiron itu bisa menjelaskan problem seputar kehidupan manusia. Problem kehidupan yang dihadapi kita-kita ini. Kalau biasa yang saya dengar jika pengajian di lokalisasi ini, ya senantiasa cerita tentang kehidupan ini. Kehidupan manusia di dunia itu rumit. Banyak masalah, masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah pacar, masalah apa gitu. Yang jelas berbicara tentang problem yang dihadapi oleh manusia. Namanya hidup di dunia ya banyak masalah.

Nah sejauh mana kita bisa menyelesaikan masalah itu?

kemudian, baru Kiai Khoiron lalu memberikan solusi.

Solusinya misalnya; kita harus bangkit dari keterpurukan ini, kita harus taubat. Dengan taubat dan usaha yang keras serta sungguh-sungguh, maka segalanya akan terselesaikan. Hal ini disampaikan dengan bahasa guyonan.”202

Menurut Ikabahwa sosok Kiai Khoiron dianggap sebagai figur yang bisa menyelesaikan problem kehidupannya di lokalisasi tersebut. Ia memberikan alasan bahwa orang hidup di dunia itu sangat rumit, banyak masalah yang dihadapi manusia. Karena itu, manusia harus bangkit dari keterpurukan itu, manusia harus taubat. Oleh sebab itu, untuk bangkit dari keterpurukan berada di lembah prostitusi, maka salah satunya jalan adalah melalui taubat. Dengan taubat dan usaha yang keras serta sungguh-sungguh, maka

202Ika (nama samaran), Wawancara, Surabaya, 25 April 2012.

Kiai Prostitusi 181

segalanya akan terselesaikan. Hal senada pula juga diungkapkan oleh Kiai Khoiron berikut ini.

“Jadi…ee…syukurlah kita bahwa dua tahun terakhir ini di samping pelatihan yang selama ini dilaksanakan oleh pihak pemprov maupun pemkot dilatih dan dikasih bekal dulu pelatihanya e... ke... pertama yaitu masalah tata boga... kemudian…e... apa itu… e… tata…

tata rias dan kemudian hendicraf. Rupanya hendicraf apa…kerajinan tangan..la rupanya yang diputuskan dipangkas ini yang tata rias masalahnya tata rias ini agak membahayakan dia. Karena semakin pintar merias, semakin cantik, semakin makmur, semakin lama di sini, ya pingin sekali kita buka pangkas saja..

Skarang yang kita galakkan yaitu yang berkaitan dengan masalah tata boga dan yang kedua adalah hendicraf karena itu yang bisa langsung dikerjakan dan bisa langsung dijual dan bisa menghasilkan. Dan dana stimulan itu artinya setelah itu disertai dengan dana stimulan yang tiga juta perorang dengan proses mereka semuanya ada dengan cara mendaftarkan diri, ada yang kita datangi, didatangi oleh tim kita, dan ada juga yang mereka datang, mendaftarkan diri ingin meninggalkan lokalisasi… ya… gituya… setelah dia datang kemudian ada MoU baru diadakan upacara pemulangan.”203

Berdasarkan pendapat Kiai Khoiron di atas, bahwa salah satu dakwah yang dilakukannya secara bi al-hal adalah dengan menggandeng institusi lain yaitu birokrasi di pemerintahan. Sudah dua tahun terakhir ini, ia juga mengajak pemerintah yang terkait untuk mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan. Agar probleb kehidupan yang betkaitan dengan masalah ekonomi yang dihadapi oleh para WTS dan mucikari

203Kiai Khoiron, Wawancara, Surabaya, 30 Maret 2012.

182 Kiai Prostitusi

bisa teratasi dengan cara memiliki keterampilan, bukan melacurkan diri. Oleh sebab itu, diharapkan dari program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kota Surabaya akan menjadi bekal kemampuan yang dimiliki oleh para WTS dan mucikari tersebut.

Selain itu juga diberikan bantuan stimulan berupa uang 3 juta rupiah sebagai modal usaha mereka (WTS dan mucikari) yang ingin pulang ke kampung halamannya. Bantuan itu diberikan dengan catatan bahwa ia tidak kembali lagi ke tempat lokalisasi dan menandatangani surat perjanjian tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan analisis pada bagian di atas bahwa Kiai Khoiron adalah seorang kiai prostitusi solutif karena didasarkan atas beberapa hal.

Pertama, ia biasanya menyampaikam materi dakwah yang bisa memberikan solusi kepada para WTS dan mucikari di lokalisasi selama ini. Selain itu, ia juga menggandengan instansi lain untuk bersama-sama memecahkan kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh para WTS dan mucikari dengan jalan memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan dan dana stimulan untuk digunakan sebagai modal usaha di kampung halamannya. Sebab, sebagian besar prang-orang yang terjun menjadi WTS dan mucikari itu disebabkan karena faktor ekonomi. Jadi, kiranya tepat jika Kiai Khoiron dalam kategorisasi kiai prostitusi solutif.