• Tidak ada hasil yang ditemukan

KITA Finance (KITAF)

Seluruh permasalahan hukum yang dihadapi KITAF di tahun 2013 secara material tidak berpengaruh terhadap status, kedudukan dan kelangsungan kegiatan usaha KITAF dan Perusahaan.

Permasalahan hukum KITAF pada tahun 2013 terdiri dari kasus perdata dan pidana. Dalam kasus perdata KITAF sebagai Tergugat sedangkan dalam kasus pidana KITAF sebagai Terlapor.

Permasalahan Hukum Perdata (Perusahaan sebagai Tergugat)

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah Kasus yang Dihadapi 1 3 5

Kasus yang Telah Selesai (Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap) 1 1 1

Kasus dalam Proses Penyelesaian (Posisi Desember 2013) 0 2 4

Permasalahan Hukum

Pidana (Perusahaan sebagai Terlapor) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah Kasus yang Dihadapi 0 0 0

Kasus yang Telah Selesai (Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap) 0 0 0

Kasus dalam Proses Penyelesaian (Posisi Desember 2013) 0 0 0

Perkara Penting yang sedang Dihadapi oleh Direksi dan Anggota Dewan Komisaris KITAF yang sedang Menjabat Selama tahun 2013 masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris KITAF tidak pernah tersangkut atau terlibat dalam suatu perkara dan/atau perselisihan perdata dan/atau pidana.

Transaksi Material

Sesuai dengan Peraturan OJK No. IX.E.2., lampiran Keputusan Ketua No. Kep-614/BL/2011, tanggal 28 November 2011 (“POJK IX.E.2”), tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Transaksi Material adalah setiap:

a. Penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;

b. Pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;

c. Sewa menyewa aset;

d. Pinjam meminjam dana;

e. Menjaminkan aset; dan/atau f. Memberikan jaminan perusahaan.

dengan nilai 20% (dua puluh per seratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan yang dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu.

Selama tahun 2013 Perusahaan tidak memiliki transaksi material seperti sebagaimana diatur dalam POJK IX.E.2.

Benturan Kepentingan

Sesuai dengan Peraturan OJK No. IX.E.1., lampiran Keputusan Ketua No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009, (“POJK IX.E.1”), tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan.

Pengaturan mengenai transaksi Benturan Kepentingan tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal III.2 ayat (3) Piagam Direksi yang mengatur bahwa untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham utama dengan kepentingan ekonomis Perusahaan, Direksi memerlukan persetujuan RUPS dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Selain pengaturan tersebut di atas, maka untuk menjaga independensi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham utama Perusahaan, maka Anggaran Dasar Perusahaan juga telah mengatur sebagai berikut:

1. Pasal 12 ayat 4 Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan

kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh Presiden Direktur. Dalam hal Presiden Direktur mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS akan dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen, yaitu pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang dipilih dari dan oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS.

2. Pasal 16 ayat 11 (b) Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perusahaan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingannya tersebut dalam Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.

Selama tahun 2013 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan pihak terafiliasi.

Transaksi Afiliasi

Sesuai dengan Peraturan OJK No. IX.E.1., lampiran Keputusan Ketua No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Transaksi Afiliasi adalah transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.

Mengingat pengertian Afiliasi menurut UU Pasar Modal adalah sangat luas, yaitu dapat mencakup hubungan antara Perusahaan dengan pihak tertentu (baik badan maupun perorangan) dimana ada keterkaitan karena hubungan kekeluargaan, kepemilikan, pengendalian dan/

atau kesamaan Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham utama, maka dalam Laporan Tahunan ini akan disampaikan transaksi dengan pihak terafiliasi sesuai dengan Laporan Keuangan Perusahaan (‘Pihak Terafiliasi’) yang pada intinya adalah sebagai berikut.

Rincian mengenai transaksi dengan pihak terafiliasi selama tahun 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

No Pihak Berelasi Sifat dari Hubungan Sifat dari Transaksi 1 CIMB Group Holdings Berhad Pemegang saham mayoritas Simpanan dari nasabah; Liabilitas derivatif 2 PT CIMB Principal Asset Management Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari nasabah 3 PT CIMB Sun Life Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari nasabah 4 CIMB Islamic Bank Berhad Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari bank lain 5 CIMB Bank Berhad Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari bank lain; Pinjaman yang diterima

6 PT XL Axiata Tbk Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama

Simpanan dari bank lain 7 CIMB Bank (L) Limited Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari bank lain 8 PT CIMB Securities Indonesia Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Kredit yang diberikan; Simpanan dari nasabah 9 PT Niaga Manajemen Citra Dikelola oleh pejabat eksekutif Perusahaan Beban dibayar di muka; Simpanan dari

nasabah 10 PT Commerce Kapital Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang

sama

Simpanan dari nasabah 11 Dana Pensiun PT Bank CIMB Niaga Tbk Dikelola oleh pejabat eksekutif Perusahaan Simpanan dari nasabah 12 Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat

Eksekutif Bank

Pengurus dan Manajemen Perusahaan Kredit yang diberikan; Simpanan dari nasabah

Sebagai informasi tambahan dapat disampaikan beberapa hubungan bisnis dengan Pihak Terafiliasi terkait dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang terjadi di tahun 2013 ataupun yang berkelanjutan dari tahun sebelumnya, antara lain adalah dengan: (i) CIMB Sun Life untuk kegiatan bancassurance, (ii) CIMB Bank untuk transaksi kredit (two step loan dari JBIC), dan (iii) CIMB Group Holdings untuk transaksi derivatif.

Sedangkan untuk transaksi dengan Pihak Terafiliasi yang menunjang kegiatan usaha utama, antara lain adalah dengan: (i) CIMB Group untuk kerja sama penggunaan logo “CIMB”, dan (ii) CIMB Securities sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi CIMB Niaga dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2012 dan penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2013.

Program Saham Manajemen dan Program Kepemilikan Saham

a. Program Opsi Manajemen (MOP)

CIMB Group Holdings Berhad mengalokasikan sejumlah 162.180.111 lembar saham Bank CIMB Niaga yang dimilikinya untuk diberikan kepada manajemen Bank CIMB Niaga melalui MOP. CIMB Group Holdings Berhad, melalui suratnya tanggal 22 Juni 2006 menawarkan program ini kepada manajemen Bank CIMB Niaga tertentu. Tanggal

pemberian (grant date) program ini adalah tanggal 30 Juni 2006, yaitu tanggal dimana manajemen menyatakan keikutsertaan dalam program.

Opsi ini dapat dieksekusi pada tanggal pemberian sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008 sesuai persentase yang dialokasi untuk tiap periode. Harga eksekusi yang telah ditetapkan adalah antara Rp292 (nilai penuh) sampai Rp368 (nilai penuh).

Eksekusi MOP dicatat pada laporan Keuangan konsolidasian Bank CIMB Niaga seperti yang diatur dalam PSAK 53 - Akuntansi Kompensasi Berbasis saham. Oleh karena Bank CIMB Niaga tidak memiliki liabilitas untuk memberikan kas kepada manajemen (tidak ada dampak terhadap arus kas Bank CIMB Niaga), Bank CIMB Niaga memperlakukan transaksi ini sebagai transaksi yang diselesaikan dengan pemberian saham (equity-settled) dalam laporan keuangan konsolidasian, dimana Bank CIMB Niaga mencatat beban tersebut dan mengkredit cadangan kompensasi berbasis saham (sehingga tidak ada dampak terhadap jumlah ekuitas Bank CIMB Niaga secara keseluruhan). Beban tersebut diukur pada tanggal pemberian opsi (grant date) berdasarkan nilai wajar dari opsi yang diberikan dengan menggunakan metode Binomial dan diamortisasi selama periode vesting.

b.Program Ekuitas Manajemen (MES)

Program ini merupakan program kompensasi yang berkaitan dengan kinerja yang merupakan bagian dari CIMB Group Holdings Berhad yang diberikan oleh pemegang saham utama Grup CIMB. Program ini pertama kali diberikan pada tanggal 1 Maret 2004 dan akan berlanjut hingga 28 Februari 2012 (periode yang telah diperpanjang). Dalam kaitannya dengan Bank CIMB Niaga, program ini diberikan kepada manajemen yang telah ditentukan oleh CIMB Group Holdings Berhad pada tahun 2009. Dalam program ini, manajemen terkait akan menerima kompensasi dalam bentuk kas (cash- settled) berdasarkan pergerakan harga saham biasa CIMB Group Holdings Berhad.

Sejak tanggal 1 Januari 2012 dan sesuai dengan PSAK 53 (Revisi 2010) Pembayaran Berbasis Saham, beban atas MES harus dicatat secara retrospektif sebagai laba/rugi tahun 2009-2012. Manajemen tidak mencatat beban MES karena jumlahnya tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Pemberian hak dalam program ini dilakukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi CIMB Group Holdings Berhad.

Hak ini adalah tidak dapat diberikan kepada pihak lain (non-assignable dan nontransferable) dimana Komite Nominasi dan Remunerasi yang melakukan administrasi mewakili pemegang saham utama Grup CIMB. Pemberian kompensasi ini memasuki tahap vesting secara proporsional dalam beberapa tahap periode eksekusi.

Pada tanggal 28 Februari 2012, pemegang saham utama CIMB Group Holdings Berhad telah memperpanjang periode MES dari 28 Februari 2012 menjadi 31 Mei 2012. MES dapat di eksekusi hingga 31 Mei 2012, setelah itu hak voting atas jumlah yang belum dieksekusi akan tetap menjadi hak pemegang saham utama CIMB Group Holdings Berhad.

Berikut ini adalah mutasi jumlah hak atas lembar saham yang telah diberikan:

2012 2011

Saldo awal 1.430.738 2,704,868

Eksekusi (1.430.738) (2,704,868)

Jumlah pada akhir periode - 1.430.738

c. Program Kepemilikan Saham (EOP)

EOP diberikan pada bulan Maret 2011 oleh Grup CIMB dimana Grup CIMB dalam hal ini memberikan saham biasa atas Grup CIMB untuk karyawan-karyawan tertentu (Senior Vice President (SVP) dan Executive Vice President (EVP) dan Direksi) yang akan dibebankan langsung kepada Bank CIMB Niaga. Berdasarkan EOP tersebut, bagian dari remunerasi karyawan-karyawan tertentu tersebut akan digunakan untuk membeli saham biasa Grup CIMB dari pasar. Saham yang dibeli akan diberikan secara progresif kepada karyawan yang berhak berdasarkan tanggal-tanggal tertentu setelah tanggal pembelian, tergantung pada hubungan kerja antara karyawan tersebut dan Bank CIMB Niaga.

Perusahaan terkait akan bertindak mewakili Grup CIMB untuk melakukan administrasi atas EOP dan menyimpan saham tersebut selama periode sebelum tanggal penyerahan.

Kelayakan akan keikutsertaan pada EOP ditentukan oleh kebijakan dari Group Compensation Review Committee CIMB Group.

Atas pemutusan hubungan kerja selain pensiun, cacat atau kematian, saham-saham yang belum diberikan akan dilepas berdasarkan harga pasar dan hasil yang diterima akan didonasikan kepada CIMB Foundation atas nama karyawan yang bersangkutan. Untuk kondisi pensiun, cacat atau kematian atas karyawan yang memiliki hak EOP, pemberian saham akan di akselerasi berdasarkan tanggal pemutusan hubungan kerja dan saham akan diberikan kepada pihak- pihak yang mewakili.

Untuk seluruh program EOP ini, Bank CIMB Niaga telah membayar Rp35.030 (termasuk pajak) kepada perusahaan yang dibentuk oleh Grup CIMB (dan kepada kantor pajak terkait dengan pajak penghasilan karyawan) untuk membeli 1.034.802 lembar saham pada harga rata-rata RM8,27 per lembar saham. Hal ini efektif pada tanggal 1 April 2011.

Pemberian hak EOP ini terbagi atas 4 (empat) tranche masing-masing sebesar 25% dari total EOP dengan vesting period masing-masing pada 1 Oktober 2011, 1 April 2012, 1 Oktober 2012 dan 1 April 2013.

Pada tanggal 28 Maret 2012, tambahan EOP diberikan dengan persyaratan dan ketentuan yang sama dengan EOP sebelumnya. Untuk seluruh program EOP ini, Bank CIMB Niaga telah membayar Rp35.533 (termasuk pajak) kepada perusahaan yang dibentuk oleh Grup CIMB (dan kepada kantor pajak terkait dengan pajak penghasilan karyawan) untuk membeli 1.108.502 lembar saham dengan harga rata- rata RM7,70 per lembar saham. Hal ini efektif pada tanggal 1 April 2012. Pemberian hak EOP ini terbagi atas 4 (empat) tranche masing-masing sebesar 25% dari total EOP dengan vesting period masing-masing pada 1 Oktober 2012, 1 April 2013, 1 Oktober 2013 dan 1 April 2014.

Pada tanggal 25 Maret 2013, tambahan EOP diberikan dengan persyaratan dan ketentuan yang sama dengan EOP sebelumnya. Untuk seluruh program EOP ini, Bank CIMB Niaga telah membayar Rp43.374 (termasuk pajak) kepada perusahaan yang dibentuk oleh Grup CIMB (dan kepada kantor pajak terkait dengan pajak penghasilan karyawan) untuk membeli 1.220.675 lembar saham dengan harga rata- rata RM7,74 per lembar saham. Hal ini efektif pada tanggal 1 April 2013. Pemberian hak EOP ini terbagi atas 3 (tiga) tranche masing-masing sebesar 33,33% dari total EOP dengan vesting period masing-masing pada 1 April 2014, 1 April 2015, dan 1 Januari 2016.

Berikut ini adalah mutasi jumlah hak atas lembar saham yang telah diberikan:

2013 2012 2011

Saldo awal 1.127.267 778.472 -

Diberikan 1.220.675 1.108.502 1.034.802

Eksekusi* (494.234) (759.707) (256.330)

Jumlah pada akhir periode 1.853.708 1.127.267 778.472

* Pengunduran Diri

Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

Tabel di bawah ini menjelaskan beberapa rasio gaji tertinggi dan terendah:

Rasio CIMB Niaga 31 Desember 2013

Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah 111,02 : 1

Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah 2,64 : 1

Rasio gaji Dewan Komisaris tertinggi dan terendah 1,50 : 1

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 2,33 : 1

Hasil Self Assessment Good Corporate Governance

Self Assessment implementasi GCG dilakukan Perusahaan untuk mengukur hasil pelaksanaan GCG selama satu tahun.

Pelaksanaan Self Assessment ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang ditetapkan oleh Bank Indonesia kepada responden yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif dan validasi oleh unit independen.

Aspek yg dinilai adalah sebagai berikut:

Aspek yang dinilai Bobot (B) % Peringkat (P) Nilai (B x P)

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 10% 1,5 0,1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20% 1,5 0,3

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 10% 1,6 0,2

Penanganan Benturan Kepentingan 10% 1,6 0,2

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 1,6 0,1

Penerapan Fungsi Audit Internal 5% 1,6 0,1

Penerapan Fungsi Audit Eksternal 5% 1,5 0,1

Fungsi Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern 7,5% 1,5 0,1

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures)

7,5% 1,5 0,1

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal

15% 1,5 0,2

Rencana Strategis Bank 5% 1,6 0,1

Nilai Komposit 100% 1,53

(Baik)

Rasio CIMB Niaga 31 Desember 2013

Nilai komposit < 1,5 Sangat Baik

1,5 ) Nilai komposit < 2,5 Baik

2,5 ) Nilai komposit < 3,5 Cukup Baik

3,5 ) Nilai komposit < 4,5 Kurang Baik

4,5 ) Nilai komposit < 5 Tidak Baik

Corporate Culture

Sebagaimana telah dijelaskan, Perusahaan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan yang terbentuk didalam ICE, yaitu:

1. Integrity is Everything 2. Always Put Customer First 3. Passion for Excellence

Nilai-nilai ini tentunya tidak hanya dikumandangkan dan diinformasikan kepada Manajemen dan karyawan secara berkesinambungan dan terus menerus melalui channel- channel komunikasi seperti: email blast, CEO Message, Value Card, portal CIMB Niaga Net, CIMB Niaga News, dan melalui media lainnya.

Perusahaan melalui Manajemen memberikan informasi perkembangan dan budaya Perusahaan di dalam semua kesempatan pertemuan dengan para karyawan, khususnya di area-area dalam wacana seperti Management Walkabout atau Roadshow, serta acara seperti Halal Bihalal bersama, acara Gema Natal, CIMB Niaga Olympi.

Kelengkapan Kebijakan dan Prosedur

Perusahaan telah memiliki dan menjalankan beberapa kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk meningkatkan implementasi GCG sebagaimana berikut ini:

• Piagam Dewan Komisaris dan Direksi

• Kebijakan Kode Etik

• Kebijakan Penanganan Pengaduan (Whistle Blowing)

• Kebijakan Anti Fraud

• Kebijakan Penegakan Disiplin dan Penanganan Pelanggaran

• Kebijakan Conflict Management

• Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja

• Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

• Kebijakan Pelayanan, Perlindungan dan Penanganan Pengaduan Nasabah

Perusahaan juga mempunyai Standard Operating Procedure, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang berguna dalam pelaksanaan tugas di seluruh bidang usaha Perusahaan.

Perusahaan secara berkesinambungan melakukan sosialisasi terhadap kebijakan dan prosedur tersebut.

Piagam Dewan Komisaris dan Direksi

Maksud dan tujuan dari pembuatan Piagam ini adalah untuk menetapkan pedoman dan etika kerja Dewan Komisaris dan Direksi sehingga meningkatkan efektivitas fungsi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sehari-hari dan meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi lembaga Dewan Komisaris dan Direksi, baik untuk kebutuhan Dewan Komisaris dan Direksi sendiri maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana tercantum dalam Piagam Dewan Komisaris dan Direksi yang dimiliki Perusahaan.

Kebijakan Kode Etik

Perusahaan menjunjung tinggi integritas dengan memiliki dan menerapkan pedoman standar mengenai tata cara perilaku yaitu Kode Etik.

Pernyataan Kode Etik Berlaku di Seluruh Level Organisasi

Perusahaan memiliki Kode Etik yang berlaku sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan.

Tujuan Kebijakan Kode Etik

Tujuan dari Kebijakan Kode Etik ini adalah:

• Sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan, prosedur maupun praktik-praktik manajemen yang ada di Perusahaan.

• Sebagai pedoman dasar sikap dan tindakan dalam menjalankan tugas dan pengambilan keputusan.

• Memberikan pemahaman mengenai kepatutan karyawan dalam menjalin hubungan antar sesama karyawan, hubungan dengan perusahaan, hubungan dengan nasabah, hubungan dengan pesaing, hubungan dengan otoritas atau hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya.

• Memastikan adanya kesamaan dan konsistensi sikap maupun tindakan dalam implementasi operasional sehari-hari.

Isi Kode Etik

Kebijakan yang menyangkut Kode Etik Perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Benturan Kepentingan

Setiap karyawan wajib menghindari situasi yang menyebabkan terjadinya benturan kepentingan. Dalam situasi dimana benturan kepentingan tidak bisa dihindari maka karyawan melaporkannya kepada Perusahaan.

b. Hubungan dengan nasabah

• Karyawan hanya menjual produk Perusahaan dan produk sah lainnya yang telah disetujui oleh Direksi.

• Karyawan harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk yang dijual dan kesesuaian dengan kebutuhan nasabah.

• Karyawan harus mengkomunikasikan produk yang dijual dengan baik serta transparan.

c. Kewajiban merahasiakan informasi nasabah dan data pribadi nasabah

Karena merupakan pelanggaran hukum yang serius, pelanggaran kewajiban tersebut dapat mengakibatkan penerapan penalti oleh otoritas, tuntutan hukum oleh nasabah, maupun tuntutan hukum dari aparat penegak hukum.

d. Larangan untuk menerima bingkisan/hadiah/

hiburan

e. Larangan untuk memberikan hadiah/bingkisan/

hiburan gratifikasi kepada pejabat negara

f. Larangan tindakan penyuapan dalam bentuk apapun

g. Pengaturan hubungan dengan vendor, supplier dan konsultan

h. Kewajiban untuk mewaspadai transaksi terkait dengan risiko pencucian uang dan melaporkan setiap transaksi yang diduga merupakan kegiatan pencucian uang kepada UKPN (Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah) dan PPATK (Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan)

i. Larangan untuk melakukan transaksi surat berharga/

saham/valuta asing apabila memiliki informasi orang dalam (insider information) tentang hal itu

j. Ketentuan untuk Transaksi Saham Perusahaan Tidak diperbolehkan menggunakan posisinya untuk

memperoleh perlakuan istimewa dalam membeli atau menjual surat berharga/saham/foreign exchange untuk kepentingan sendiri atau keluarga, kecuali ditetapkan lain oleh Perusahaan.

Bentuk Sosialisasi dan Upaya Penegakan Kode Etik Guna memberikan pemahaman dan kepatuhan atas Kode Etik, maka Perusahaan memberikan sosialisasi secara berkala melalui sesi pelatihan. Perusahaan juga memonitor secara berkesinambungan atas implementasi Kode Etik antara lain dengan menyediakan media pelaporan yang bisa diakses melalui email, telepon dan SMS serta PO Box. Perusahaan juga memberikan sanksi yang tegas bagi para karyawan yang melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Kebijakan Penanganan Pengaduan (Whistle Blowing System)

Mekanisme pelaksanaan dan hasil whistle blowing system selama tahun 2013 akan dijelaskan di bawah ini.

Cara Penyampaian Laporan Pelanggaran

Semua pihak dari internal maupun eksternal dapat melakukan Pelaporan Pelanggaran (whistle blowing) kepada Perusahaan. Saluran komunikasi yang disediakan Perusahaan untuk pelaporan tersebut dapat dilakukan melalui:

• Email: ayo.lapor@cimbniaga.co.id

• Kotak Pos: PO Box AYO LAPOR JKS 12000

• SMS ke nomor telepon: 087829652767 (0878 AYO LAPOR)

Pelapor menyampaikan indikasi pelanggaran beserta bukti awal yang dimiliki dengan memberikan identitas dan alamat yang jelas. Jika laporan tidak menggunakan identitas tersebut maka sesuai kebijakan, laporan tersebut tidak wajib untuk ditindaklanjuti.

Perlindungan bagi Pelapor

Perusahaan menjamin kerahasiaan identitas serta melindungi pelapor pada saat melapor ataupun saat laporannya ditindaklanjuti oleh unit yang melakukan investigasi. Demi memastikan kerahasiaan tersebut, dalam pelaksanaannya nama pelapor hanya diketahui oleh whistle blowing officer yang ditunjuk.

Penanganan Pengaduan

Laporan yang masuk akan segera dianalisa oleh whistle blowing officer. Apabila dianggap perlu informasi tambahan, whistle blowing officer akan menghubungi pelapor secara rahasia untuk meminta informasi tambahan yang diperlukan.

Apabila informasi awal dianggap sudah cukup, whistle blowing officer akan menyampaikan kepada SKAI untuk melakukan investigasi dalam rangka memvalidasi kebenaran dari laporan tersebut.

Jika laporan tidak relevan, maka whistle blowing officer akan memberikan respon atau pemberitahuan bahwa laporan yang masuk tidak akan ditindaklanjuti.

Selanjutnya pelapor akan mendapat informasi lebih lanjut mengenai perkembangan laporannya, hingga sampai laporan selesai ditindaklanjuti. Secara berkala dalam rangka pengawasan, hasil dari pengaduan dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit, untuk memastikan proses penanganan pengaduan termasuk proses investigasi pengaduan dapat senantiasa dipantau.

Sepanjang proses penanganan dan pengawasan tersebut identitas pelapor tetap dijaga kerahasiaannya.

Pihak yang Mengelola Pengaduan

Pihak yang ditunjuk untuk mengelola pengaduan adalah Satuan Kerja Kepatuhan, dan secara spesifik ditunjuk 2 orang pejabat senior di Satuan Kerja Kepatuhan yang melakukan pengelolaan atas program whistle blowing ini.

Hasil dari Penanganan Pengaduan

Selama tahun 2013, terdapat 40 laporan whistle blowing dan telah ditindaklanjuti dengan perincian sebagai berikut:

Klasifikasi Jumlah

Laporan

Jumlah yang Selesai Ditindaklanjuti Human Resource,

Kode Etik

16 16

Produk & Aktivitas 6 6

Prosedural 18 18

Untuk meningkatkan efektivitas dari program Whistle Blowing ini, maka telah dilakukan berbagai upaya yaitu:

- melakukan sosialisasi baik melalui ruang kelas, poster, stiker dan website Perusahaan;

- memberikan reward kepada pelapor yang dinilai laporannya memberikan dampak signifikan bagi Perusahaan.

Dokumen terkait