• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Al-Farabi Al-farabi telah memberikan klasifikasi tentang ilmu

INTELEKTUAL AL-FARABI

E.. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Al-Farabi Al-farabi telah memberikan klasifikasi tentang ilmu

pengetahuan dalam tujuh bagian, yaitu: logika, percakapan, matematika, physika, metaphysika, politik, dan ilmu fikhi (jurisprudence). Ketujuh ilmu pengetahuan ini telah melingkupi seluruh kebudayaan Islam pada masa itu.

Ilmu pengetahuan tentang percakapan, yang dikenal sebagai ilmu al-lisan, dibaginya pula atas tujuh bagian, yaitu:

bahasa gramatika, syntax (ilmu tarkib al-kalam), syair, menulis dan membaca. Aturan ilmu bahasa yang melingkupi ketujuh pembagian ini, merupakan tujuh bagian pula, yaitu:

ilmu kalimat mufrad, ilmu kalimat yang dihubungkan oleh harf el-jar (proposition), undang-undang tentang penulisan yang benar, undang-undang tentang pembacaan yang betul, dan aturan tentang syair yang baik.

Ilmu logika, diajarkan kepada tingkatan tinggi, bagi orang-orang yang hendak menyediakan dirinya menjadi sarjana. Oleh karena itu, ilmu logika itu lebih dipandang bersifat seni daripada sifatnya sebagai ilmu. Ilmu atau seni logika pada umumnya terdiri sebagai berikut: ―Supaya dapat mengoreksi fikiran seseorang, untuk mendapatkan kebenaran‖. Logika itu dibagi dalam delapan bagian, dimulainya dengan Catagory dan disudahi dengan syair (poetry).

Orang Arab juga memasukkan ilmu balaghah (rothorika) dan syair menjadi bagian dari ilmu logika.

Kemudian setelah diselidiki, ternyata bahwa itu termasuk dalam bagian mantik, maka sekarang ini pembagian ilmu logika menjadi sembilan fasal.

Tentang matematika, al-Farabi membaginya menjadi tujuh bagian, yaitu: arithmatika, geometri, optika, astronomi, musik, hisabaqi (Latin: arte ponderum), dan mekanika.

Metaphysika, ditujukan pada dua jenis pelajaran.

Pertama, pengetahuan tentang makhluk dan kedua, contoh- contoh dasar atau filsafat ilmu. Tentang ilmu makhluk, dikatakannya sebagai ilmu yang mempelajari dasar-dasar makhluk yang tidak didasarkan kepada bentuk jasmani atau benda-benda berupa tubuh.

Politik, dikatakannya juga sebagai ilmu sipil, yang menjurus kepada etika dan politika. Filsuf-filusuf Islam, menyalin perkataan Politeia dari bahasa Yunani, dengan perkataan Madani. Arti perkataan ini adalah sipil yang berhubungan dengan kota.

Ilmu agama, dibaginya kepada fikih (Yurisprudence) dan kalam (theology). Ilmu kalam ada dua

cabangnya yang kemudian dimasukkan menjadi ilmu agama, adalah pengetahuan baru yang dimasukkan ke dalam Islam.

Klasifikasinya dalam perincian ilmu pengetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ilmu bahasa: syntaksis, gramatika, pengucapan dan tuturan, dan puisi.

2. Logika: pembagian, definisi dan komposisi gagasan- gagasan yang sederhana. 3. Sains persiapan:

a. Aritmetika: praktis teoritis b. Geometri: praktis teoritis c. Optika

d. Sains tentang langit: astrologi, gerak dan sosok benda- benda langit.

e. Musik: praktis teoritis f. Ilmu tentang timbangan.

g. Ilmu membuat alat-alat (pembuatan mesin-mesin dan instrumen-instrumen sederhana untuk digunakan dalam berbagai seni dan sains, seperti astronomi dan musik).

4. Fisika (sains kealaman), metafisika (sains yang berhubungan dengan Tuhan dan prinsip-prinsip benda).

Fisika:

a. Ilmu tentang prinsip-prinsip yang mendasari benda-benda alam.

b. Ilmu tentang sifat dan ciri elemen, dan prinsip yang mengatur kombinasi elemen menjadi benda.

c. Ilmu tentang pembentukan dan kerusakan benda.

d. Ilmu tentang reaksi yang terjadi pada elemen-elemen dalam membentuk ikatan.

e. Ilmu tentang benda-benda ikatan yang terbentuk dari empat elemen dan sifat-sifatnya.

f. Ilmu mineral.

g. Ilmu tumbuhan.

h. Ilmu hewan.

Metafisika:

a. Ilmu tentang hakikat benda.

b. Ilmu tentang prinsip-prinsip sains khusus dan sains pengamatan.

c. Ilmu tentang benda non-jasadi, kualitas-kualitas dan ciri- cirinya yang akhirnya menuju kepada ilmu tentang

kebenaran, yaitu mengenai Allah yang salah satu nama-Nya ialah kebenaran(al-Haqq).

5. Ilmu kemasyarakatan:

a. Jurisprudensi b. Retorik.

. Hukum Mempelajari Ilmu Pengetahuan Menurut Al- Farabi

Islam mengharuskan setiap pemeluknya untuk berusaha menjadi ilmuwan dalam bidang tertentu sejauh yang dapat mereka capai dalam ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi mereka menemukan sejarah tokoh-tokoh agama, salah satunya adalah al-Farabi yang telah berhasil membuka jalan kepada kunci ilmu pengetahuan, di mana manusia memperoleh keberkahan dan manfaat yang tak ternilai harganya.

―Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan‖. (Al – A‘laq: 1)

Wahyu pertama yang diterima Nabi dari Allah mengandung perintah, ―Bacalah dengan nama Allah‖.

Perintah ini mewajibkan orang untuk membaca. Artinya pengetahuan harus dicari dan diperoleh demi Allah. Allah F

tidak saja berada pada awal pengetahuan, Ia juga berada pada akhirnya, menyertai dan memberkati keseluruhan proses belajar. Salah satu sifat Allah yang disebutkan dalam al- Qur‘an adalah alim, yang berarti ―Yang memiliki pengetahuan‖. Oleh sebab itu, memiliki pengetahuan merupakan suatu sifat ilahi dan mencari pengetahuan merupakan kewajiban bagi yang beriman. Apabila orang- orang yang beriman diwajibkan mewujudkan sifat-sifat Allah dalam keberadaan mereka sendiri, seperti dikatakan oleh sebuah hadis, maka menjadi suatu keharusan bagi semua orang yang percaya akan Allah sebagai sumber segala sesuatu yang ada, untuk mencari dan menyerap dalam wujud mereka sebanyak mungkin sifat-sifat Allah, termasuk dengan sendirinya pengetahuan, sehingga wawasan tentang Yang Kudus menjadi darah daging kehidupan mereka. Sudah jelas, bahwa tidak semua sifat Allah dapat diserap oleh manusia mengingat kodratnya yang tak terbatas dan tak terhingga, tapi setiap manusia pasti dapat memiliki sifat-sifat ilahi sebanyak yang diperlukan untuk pemenuhan dan perealisasian dirinya sendiri. Dan pengetahuanlah yang membedakan manusia dari malaikat dan dari semua makhluk lainnya, dan melalui pengetahuanlah kita dapat mencapai kebenaran.

Daftar Pustaka

Alavi, S.M.Ziauddin, Muslim Educational Thought In The Middle Ages, (New Delhi, 1988)

Al-Farabi, Ar'u Ahlul al-Madinahal-Fadilah, (Dar al-Hilal, 1995)

Al-Syaibany, Omar Muhammad al-Toumy,

Falsafatut Tarbiyah al-Islamiyah, Dialihbahasa oleh, Hasan

Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975)

Basyuni, Ibrahim, Nas‟ah al-Tasawuf al-Islami, (Mesir:Dar al-ma‘arif, tt.)

Dahlan ,Abd Aziz, Pemikiran Filsafat Dalam Islam, (Padang: IAIN Press, 2000)

Darajat, Zakia, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) Daudy, Ahmad, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1992)

Fakhri, Majid, Sejarah Filsafat Islam Sebuah Peta Kronologis, (Bandung: Mizan 2001)

G.A. Miller, Psychology and Communication (New York: Simon and Schuster, 1981).

Ibn Maskawaih, Tahzib al-Akhla, Diterjemah oleh oleh Helmi Hidayat, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung: Mizan, 199)

Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1995)

---, Teori-Teori Kesehatan Mental Perbandingan Psikologi Modern dan Pendekatan Pakar-Pakar Pendidikan Islam, (Selongor: Pustaka Huda, 1993)

Madjidi, Busyairi, Konsep Pendidikan Para Filosof Islam, (Yogyakarta: al-Amin Press, 1997)

Madkour, Ibrahim, Fi al-Falsafah al-Islamyiah Manhaj Wa Tatbiqub, Diterjemah oleh Yudian

Wahyudi, Filsafat Islam Metode dan Penerapan, (Jakarta: Rajawali Press, 1988)

Mubarok, Achmad, Jiwa Dalam Al-Qur‟an, (Jakarta: Paramadina, 2000)

Mujib, Abdul, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006)

Nasr, Seyed Hossen dan Oliver Leaman, History Of Islamic Philosophy, Diterjemah oleh Tiem Mizan,

Ensiklopedi tematis Filsafat Islam, (Bandung: Mizan, 2003) Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisisme, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1996)

Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, (Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2001)

S.M. Hatta, Perubahan Psikologi Islam, (Kualalumpur: Dewan Bahasa dan Pustakaan, 2000)

Suryadi, Bambang, Pada Perkuliahan Kesehatan Mental di Jurusan Pendidikan Islan, Program Doktor PPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2006.

Suwito dan Fauzan (Editor), Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 2003)

abdullah Sidik, Islam dan Filsafat (Jakarta : Triputra Masa, 1984)

Paket Studi Islam VIII : Filsafat Islam (Jakarta : Paramadina, tt)

Zainal Abidin Ahmad, Negara Utama (Madinatul Fadhilah) (Jakarta : PT Kinta, 1968)

Majid Fakhry, A History of Islamic Philosophy alih bahasa R. Mulyadi Kartanegara Sejarah Filsafat Islam (Jakarta : Pustaka Jaya, 1986)

Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1992).

Amin Abdullah, Falsafah Kalam Di Era Postmodernisme (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995)

http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Farabi Diakses tgl 29 Maret 2011

Ahmad Fuad Al-Ahwani, Filsafat Islam ( Pustaka Firdaus : Jakarta 1997 )

BAB 02

INTELEKTUAL PENDIDIKAN