• Tidak ada hasil yang ditemukan

intelektual muslim bidang pendidikan dari jaman ke jaman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "intelektual muslim bidang pendidikan dari jaman ke jaman"

Copied!
445
0
0

Teks penuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Taufiq dan hidayah-Nya, buku berjudul: BIDANG PENDIDIKAN INTELEKTUAL MUSLIM DARI ZAMAN KE ZAMAN dapat diselesaikan. Guna memenuhi kebutuhan khususnya para pelajar untuk memperoleh informasi tentang pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh intelektual muslim mengenai pendidikan, mulai dari yang klasik terkenal misalnya Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Miskawaih, hingga zaman modern seperti; Fazlurrahman, Muhammad Iqbal, Syed Muhammad Naquib Al-Attas.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN

INTELEKTUAL NPENDIDIKAN

INTELEKTUAL AL-FARABI

Biografi Al-Farabi

Kehidupan Al-Farabi dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama yang dimulai sejak lahir hingga usia 5 tahun. Karya Al-Farabi dapat dibagi menjadi dua, yang satu berurusan dengan logika dan yang lainnya dengan mata pelajaran lainnya.

Al-Farabi dan Konsep Pendidikan Jiwa Pendidikan jiwa sebagai cabang dari psikologi dan

Pendapat Al-Farabi tentang kewujudan Tuhan dan pengetahuan am berkaitan Aqlil Awal (kecerdasan pertama) dan lain-lain diambil lebih kurang daripada teori penciptaan Aristotle. Cara minda bekerja dalam proses pemikiran (amaliyat al-fikri), menurut al-Farabi, meningkat secara beransur-ansur.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Al-Farabi Al-farabi telah memberikan klasifikasi tentang ilmu

Namun menurut al-Farabi, mengetahui adalah anugerah dari akal aktif (aqlul-fa'al, akal aktif), yaitu sifat ketuhanan, sebagai hasil dari aktivitas akal yang efisien ini. Berkenaan dengan matematika, al-Farabi membaginya menjadi tujuh bagian, yaitu: aritmatika, geometri, optik, astronomi, musik, hisabaqi (Latin: arte ponderum) dan mekanika.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN IBNU SINA

Kurikulum Pendidikan

Dalam setiap pembahasan mata pelajaran, Ibnu Sina selalu berbicara tentang cara mengajar para santri. Metode pengajaran yang ditawarkan Ibnu Sina juga selalu memperhatikan minat dan bakat siswa.

Konsep Guru

Ini menunjukkan pemikiran Ibnu Sina dalam bidang kaedah pengajaran masih relevan dengan tuntutan zaman. Ibnu Sina membenarkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang lebih berhati-hati, dan ia hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa atau tidak normal.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN AL- ZARNUJI

Biografi Singkat dan Karya Al-Zarnuji al-Zarnuji, yang nama lengkapnya adalah Syekh

Dalam kamus Islam, ada dua sebutan yang ditujukan kepadanya, yaitu al-Zarnuji adalah Burhanuddin al-Zarnuji, yang hidup pada abad ke-6 H/13-14 Masehi. dan Tajuddin al-Zarnuji, dia adalah Nu'man bin Ibrahim yang meninggal pada tahun 645H. Al-Zarnuji adalah seorang sastrawan dari Bukhara, dan salah seorang ulama yang hidup pada abad ke-7 H, atau sekitar abad ke-13-14. abad Masehi, beliau dapat dikenal pada tahun 593 H dengan kitab Ta'li>m al-Muta'lim.

Tujuan Pendidikan/Tujuan Memperoleh Ilmu Pendidikan merupakan upaya belajar dengan

Padahal menurut al-Zarnuji, tujuan pendidikan bukan hanya untuk akhirat (ideal) tetapi juga untuk tujuan duniawi (praktis), selama tujuan duniawi tersebut merupakan instrumen yang mendukung tujuan agama. Karena itu, al-Zarnuji seolah menempatkan pengejaran keridhaan dan kebahagiaan Allah di akhirat sebagai awal dari semua tujuan siswa (core values). Tujuan menuntut ilmu yang ditonjolkan oleh al-Zarnuji, jika dilihat dari aliran pendidikan Islam yang disampaikan oleh Ridha, al-Zarnuji termasuk dalam aliran konservatif keagamaan.

Sebagai implikasi dari pandangan al-Zarnuji mengenai tujuan pendidikan/mendapatkan ilmu, tentu ada dampak pendidikan yang positif sebagai kelebihan dan ada pula pengaruh pendidikan yang negatif sebagai kerugian.

Simpulan

Abrasyi al, Muhammad Athiyah, Al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Falalsifatuha>, Mesir: 'Isa al-Bab al-Halabi wa Syurakah, 1975. Ismail, Syekh Ibrahim bin Ismail, Al-Syarh Ta'li>m al-Muta' llim, Indonesië: Maktabah Da>r Ihya' al-Kutub al-. Jamali al, Muhammad Fadhil, Tarbiyah al-Insa>n al-Jadi>d, Tunesië: Al-Syirkah al-Tunisia Thurnisiyah Littauzi, 1967.

Tohari Musnamar, “Masalah Operasionalisasi Konsep Pendidikan Islam di Indonesia Menatap Masa Depan”, Jurnal Pendidikan Islam, I, No.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN AL-QABISI

  • Biografi Singkat al-Qabisi
  • Pemikiran al-Qabisi tentang Pendidikan Islam Dalam tulisan ini seperti telah disinggung di atas,
  • Lembaga pendidikan Anak-anak
  • Tujuan pendidikan Islam
  • Kurikulum pendidikan Islam
  • Metode pembelajaran
  • KESIMPULAN

Ali al-Jumbulati sebagaimana dikutip Abuddin Nata menyatakan bahwa Al-Qabisi memiliki kepedulian yang besar terhadap pendidikan anak-anak yang berada di kuttab. Untuk pendidikan anak-anak, tujuan pendidikan mereka adalah agar mereka mengenal agama jauh lebih awal sebelum mereka mengetahui yang lain, karena pelajaran agama adalah wajib bagi mereka, kata al-Qabisi. - Langkah-langkah penting dalam menghafal Al-Qur'an dan belajar menulis ditentukan dengan memilih waktu-waktu yang baik dan dapat meningkatkan kecerdasan. al-Qabisi mulai belajar melalui beberapa klasifikasi, yaitu:.

Pokok pikiran al-Qabisi tentang pendidikan Islam meliputi lembaga pendidikan anak, tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam al-Qabisi (mencakup kurikulum Ijbari dan kurikulum ikhtiyari), metode pembelajaran.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN AL-GHAZALI

  • Biografi Singkat Al-GHAZALI
  • Karya Ilmiyah Al-Ghazali Bidang Teologi
  • Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan Sistem pendidikan al-ghazali sangat dipengaruhi
    • Menggali dan mengambangkan potensi atau fitrah manusia
    • Konsep Tentang Peserta didik Al-ghazali berkata
    • Materi pendidikan Islam
  • Relevensi Pandangan Al-Ghazali Bagi Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Islam Dewasa Ini
  • Kesimpulan

Kesimpulan tujuan pendidikan menurut al-Ghazali: 1) Mendekatkan diri kepada Tuhan yang wujudnya.. kemampuan dan tahap kesedaran diri untuk melaksanakan ibadah fardu dan sunnah. Kurikulum pendidikan yang disediakan oleh al-Ghazali adalah sesuai dengan pandangannya tentang tujuan pendidikan iaitu mendekatkan diri kepada Tuhan yang menjadi taraf manusia. Al-Ghazali mengklasifikasikan manusia sebagai individu yang tidak boleh disamakan dengan individu lain.

Relevansi pandangan Al-Ghazali dengan kebutuhan perkembangan pendidikan Islam saat ini Kebutuhan perkembangan pendidikan Islam saat ini.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN IBN JAMAAH

  • Biografi Ibn Jama’ah
  • Karya Ilmiyah Ibn Jama’ah
  • Karakteristik pemikiran Ibnu Jama’ah Karakteristik pemikiran pendidikan Islam yang
  • Konsep Pendidikan Ibnu Jama’ah
    • Konsep Guru/Ulama
  • Pandangan Pakar Pendidikan Muslim tentang imbalan dan sanksi
  • PENUTUP

Ciri-Ciri Pemikiran Ibnu Jama'ah Ciri-Ciri Pemikiran Pendidikan Islam Ciri-ciri pemikiran pendidikan Islam yang berkembang sangat beragam. Pemikiran lain dalam konsep pendidikan Ibnu Jama’ah adalah menghadirkan nilai-nilai estetika yang bernafaskan sufi. Konsep metode pembelajaran Ibnu Jama'ah lebih menekankan pada hapalan dibandingkan dengan metode lainnya.

Ibnu Jamaat memang menghindari penerapan sanksi yang dapat menodai harkat dan martabat manusia.

INTELEKTUAL IBNU AL- QAYYIM AL-JAUZIYAH

Biografi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Ibnu Qayyim adalah murid Ibnu Taimiyah yang mencintai gurunya dan selalu ada serta mendukung pendapatnya, meskipun terkadang ia tidak setuju dengan beberapa pendapatnya.

Pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Kita tahu bahwa kehidupan keluarga, baik di kota besar maupun di pedesaan, berubah dengan kompleksitas yang semakin meningkat, terutama permasalahan yang muncul terkait dengan pengasuhan anak usia dini. Orang tua yang sibuk bekerja di luar rumah menitipkan anaknya untuk diasuh oleh pembantu atau orang dekat keluarga. Bertolak dari kondisi tersebut maka keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah penting, tentunya dengan memperhatikan potensi anak dan bakat yang dimilikinya maka tujuan pendidikan anak dapat terarah pada kemampuan pencapaiannya.

Dalam konteks pendidikan anak usia dini, sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik anaknya dengan sabar dan tuntas, serta mengetahui kondisi menyiapkan tenaga pendidik yang mampu mengasuh anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. harus.

نسلحا لاقو ,مىوبدأ و مىوملع :ونع ةللا يضر ىلع لاق

يرلخا مىوملع و ةللا ةعاط مىورم

نع بيعش نب ورمع ثيدح نم ,دواد بىا ننس و,دنسلدا فى و

مكءانبا اورم :ملسو ويلع ةللا ىلص ةللا لوسرلا لاق :لاق هدج نع ,ويبا لاصلاب

عجاضلدا

Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Menurut Ibnu Qayyim Al-Gauziyah, diantara metode yang paling tepat dalam pendidikan anak usia dini adalah kebiasaan dan keteladanan. Orang tua bisa mengajarkan dan mengajari anaknya untuk bisa bangun larut malam dan salat malam. Karena dengan kebiasaan ini akan bermanfaat bagi anak di kemudian hari, setidaknya anak akan menghargai bahwa ini adalah waktu yang baik untuk urusan kerohanian mereka.

Di antara pandangannya tentang pendidikan anak-anak, Ibn Qayyim al-Jawziyyah mengatakan dalam bukunya khusus mengenai anak, Tuhfat al-Maudûd bi Ahkâm al-Maulûd:.

ونإف ،وقلخ رمأب ءانتعلاا جاجتحلإا ةياغ لفطلا ويلا جاتيح اممو

عم ةفخو ةلجعو جالجو بضغو ،رحنم هرغص فى بيرلدا هدوع امع أشني في يرصتو ،كلذ في لات هبرك في ويلع بعسيف ,عشجو ةدحو شيطو ،هاوى

اهيلع أشن تىلا

Jika seorang anak selalu terbiasa marah dan keras kepala, tidak sabar dan selalu terburu-buru, menuruti nafsu, sembrono dan serakah, maka semua sifat tersebut akan sulit diubah di masa dewasanya. Maka jika seorang anak dikuatkan, dijaga dan dilarang melakukan semua sifat buruk tersebut, maka dia pasti akan benar-benar terhindar dari sifat buruk tersebut. Oleh karena itu, jika seorang dewasa diketahui berakhlak buruk dan melakukan penyimpangan, maka dapat dipastikan hal itu disebabkan oleh kesalahan dalam pengasuhannya di masa kanak-kanak.

لطابلاو وهللا سلالر :لقع اذإ بيصلا بنتيج نأ بيج كلذكو

ويلع رسع ،وعمسب قلع اذإ ونإف ،ءوسلا قطلنمو عدبلاو شخاوفلاو ءانغلاو بركلا فى وتقرافم

مكح نع جورلخاو ،ةيناث ةعيبط دادجتسا لىإ وبحاص جاتيح ،روملأا ادج رسع ةعيبطلا

Selain itu, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah menegaskan bahwa: orang dewasa) akan sulit untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Anak akan berkembang dan tumbuh dengan baik secara teratur dan teratur serta jauh dari hal-hal yang tidak baik. Mereka akan lebih bahagia jika mereka tahu apa yang diharapkan, dalam bentuk yang baik dan indah, meskipun pada kenyataannya anak-anak tanpa kompromi akan menelan semua yang mereka lihat dan dengar, meskipun itu buruk.

Disinilah peran orang tua dan pendidik untuk merencanakan dan menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuh kembang anak ke arah yang baik.

لاو اىدادضاب هذخاي لب ،ةحارلاو ةعدلاو ةلاطبلاو لسكلا وبنيجو

ءوس بقاوع ةلاطبلاو لسكلا نإف ,لهسلل وندبو وسفن ميج ابم لاإ ويحري ديحم بقاوع بعتلاو دجللو ،مدن ةبغمو

Mereka sangat membutuhkan pembina yang selalu membimbing akhlak dan perilakunya karena anak-anak pada saat itu belum mampu mengasuh dirinya sendiri, sehingga membutuhkan seorang Qudwah yang menjadi panutan bagi anak-anaknya dalam bersikap dan berperilaku. Jelas dari beberapa pandangan Ibnu Qayyim di atas bahwa anak adalah sosok yang keberadaannya harus diakui sebagai obyek dan subyek pendidikan. Maka ia harus mendapatkan pendidikan yang baik dengan mengarahkan, membimbing dan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan positifnya untuk persiapan kehidupan masa depannya.

Orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah orang tua karena sebagian besar kerugian pada anak disebabkan oleh orang tua yang mengabaikan hak-hak anak dan tidak mengajarkan kewajiban agama dan sunnah.

ساسد قرعلا نإف مكفطنل اويرتخ

مكل للها بتك ام اوغتباو نىورشاب نلااف …

عولط لىا مايصلا ةليل عاملجا ةحابإب ةملاا نع للها ففح الد

لاو ةذللا اذى لثم فى هاضر اوبلطي نا لىا لىاعتو وناحبس مىدشرأ رجفلا

ي لب ةوهشلا درلر مكبح نىورشابي .رجلاا نم ملذ للها بتك ام ابه اوغتب

ائيش وب كرشي لاو للها دبعي مبهلاصا نم جريخ دلولاو

Tahun)

  • KESIMPULAN

Menurut Ibn Qayyim, baligh ialah masa ihtilam bagi setiap kanak-kanak dan setiap kanak-kanak tidak mempunyai masa yang sama dari umur 12 hingga 15 tahun. Pada ketika ini, anak-anak sudah mempunyai tanggungjawab tersendiri dari segi syariat agama. Pemikiran beliau tentang psikologi perkembangan dan pendidikan kanak-kanak memberikan sumbangan yang sangat besar kepada khazanah pendidikan Islam.

Pokok-pokok pemikirannya tentang psikologi dan pendidikan anak berangkat dari konsep praktis mendidik dan membesarkan anak berdasarkan dua hal: pertama, bahwa anak-anak dengan kebutuhannya yang unik berhak mendapatkan perhatian dan pengasuhan khusus, kedua, bahwa cara bayi dan anak kecil diperlakukan memiliki pengaruh yang bertahan lama pada karakteristik fisik dan psikologis mereka.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN IBNU MISKAWAIH

  • Biografi Ibnu Miskawaih
  • Karya Ibnu Miskawaih
  • Pemikiran Pendidikan Ibn Miskawaih Pemikiran pendidikan ibn Miskawaih tidak dapat
    • Dasar Pemikiran Ibnu Miskawaih,
    • Konsep Manusia
    • Konsep Akhlaq
  • Konsep pendidikan
  • KESIMPULAN
  • BAB 09

Pemikiran Ibnu Miskawaih dalam bidang akhlak merupakan salah satu konsep fundamental dalam bidang pendidikan. Menurut Ibnu Miskawaih, posisi tengah jiwa nafsu (al-bahimmiyah) adalah al-iffah, yaitu perlindungan dari perbuatan dosa dan maksiat seperti zina. Pemikiran Ibnu Miskawaih dalam bidang akhlak merupakan salah satu konsep fundamental dalam bidang pendidikan, konsep akhlak yang ditawarkan didasarkan pada doktrin jalan tengah.

Ibnu Miskawaih secara umum memberi arti tengah (middle way), antara lain keseimbangan, moderasi, keselarasan, utama, mulia, atau posisi tengah di antara dua ekstrem.

INTELEKTUAL PENDIDIKAN ABDURRAHMAN AN-

NAHLAWI

Dasar Pemikiran an Nahlawi

  • Ruang lingkup pendidikan islam Pendidikan islam terdiri dari beberapa aspek yang
  • Sumber pendidikan islam
  • Lingkungan pendidikan

1. Pendidikan Islam dan Tujuan Pendidikan Pendidikan adalah bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohaninya menuju kedewasaan. Pendidik memiliki pengaruh yang sangat urgen untuk memberi warna pada nilai-nilai kehidupan pendidikan peserta didik. Keempat, siswa memiliki perbedaan antara individu dengan individu lainnya, baik dari faktor endogen (sifat) maupun eksogen (lingkungan), yang meliputi fisik, kecerdasan, sosial, bakat dan.

Begitu juga jika seorang guru menginginkan murid yang baik, maka guru juga harus selalu memberikan contoh yang baik.

BAB 10

INTELEKTUAL PENDIDIKAN MUHAMMAD ATHIYAH AL-

ABRASYI

  • Biografi Singkat Muhammad 'Athiyah al-Abrasyi Muhammad Athiyah al-Abrasyi adalah seorang
  • Kurikulum / Materi Pendidikan Islam Dalam pendidikan modern dewasa ini, pembawaan
  • Metode Pendidikan
  • Pendidikan terhadap Kaum Percmpuan Menurut Muhammad *Athiyah al- Abrasyi
    • Harus mengetahui thabi 'at (karakter) murid

Berbicara mengenai konsep pelajar/pelajar dalam Islam, Muhammad Athiyah al-Abrasyi mendakwa pelajar mempunyai kewajipan tertentu dalam menuntut ilmu. Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, kaedah ialah jalan yang ditempuh untuk membantu pelajar memahami semua jenis pelajaran dalam semua mata pelajaran. Abu Kasim, Konsep Pendidikan Islam (Pemikiran Muhammad Athiyah al-Abrasyi), JIPTIAIN (Kumpulan Penyelidikan Pengurusan Ilmu), 2008.

Muhammed Udayah Al-Barazi, The Spirit of Education and the 'Lam', Saoedi-Arabië: Dar Al-Haya', Taha.

INTELEKTUAL

PENDIDIKAN MUHAMMAD ABDUH

Biografi Muhammad Abduh

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Anti Korupsi Pada Anak Usia Dini Dengan Dongeng Pendidikan anti korupsi pada anak usia dini adalah upaya pencegahan terhadap kasus korupsi yang dimulai sejak anak usia