• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klausula Eksonerasi

BAB II KLAUSULA EKSONERASI DALAM HUKUM ISLAM

C. Klausula Eksonerasi

Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) adalah prinsip pertanggungjawaban yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan, namun ada pengecualian pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab. misalnya keadaan force majuer.

e). Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan

Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability principle) sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai klausula eksonerasi dalam perjanjian baku yang dibuatnya. prinsip ini digunakan Para pelaku usaha dengan mengesampingkan peraturan perundang-undangan.

Segala bentuk perbuatan bertentangan dengan tujuan perundang- undangan dapat dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum. sifat hukum yang memaksa adalah bentuk preventif pemerintah, setiap orang yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap Undang-Undang akan mendapatkan hukuman baik berupa sanksi administratif maupun sanksi pidana.13

oleh produsen bersifat massal tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi yang dimiliki konsumen.14

Menurut Mertokusumo perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya ditentukan secara apriori oleh penguasa atau perorangan yang mana kedudukannya lebih kuat atau lebih unggul secara ekonomis atau psikologis dibanding dengan pihak lawannya.15

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjanjian baku merupakan salah satu bentuk perjanjian yang isinya telah dibuat atau ditetapkan secara sepihak dalam bentuk formulir formulir atau pihak yang lebih tinggi kedudukannya dan diperuntukkan untuk setiap orang yang melibatkan diri di dalamnya tanpa memperhatikan perbedaan kondisi orang satu dengan yang lain.

Perjanjian baku tidak lepas keterkaitan dengan klausula eksonerasi, klausula eksonerasi merupakan klausula yang dicantumkan dalam suatu perjanjian dimana salah satu pihak menghindari diri untuk memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas. yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melawan hukum.

Istilah baku dan eksonerasi merupakan dua hal yang berbeda perjanjian yang mengandung syarat-syarat baku adalah meniadakan pembicaraan terlebih dahulu pada suatu perjanjian. Sedangkan syarat-syarat

14 Djaja S Meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hlm. 90

15 Kelik Wardiono, Perjanjian Baku, Klausul Eksonerasi dan Konsumen: Beberapa Uraian tentang Landasan Normatif, Doktrin, dan Praktiknya, (Yogyakarta: Ombak, 2014), hlm. 11.

perjanjian eksonerasi adalah menghilangkan tanggung jawab seorang atas suatu akibat dari persetujuan.

Perjanjian baku yang diikuti klausula eksonerasi hanya menguntungkan Salah satu pihak dalam perjanjian yaitu pelaku usaha atau produsen. Konsumen yang hanya memiliki posisi lebih rendah di sini menerima perjanjian klausula baku begitu saja dengan dorongan kepentingan tanpa memperhatikan unsur keadilan penggunaan. klausula eksonerasi membebaskan tanggung jawab produsen dari sanksi maupun ganti rugi atas kelalaian yang mereka lakukan.16

2. Karakteristik Klausula Eksonerasi

Karakteristik atau ciri-ciri perjanjian baku berkembang mengikuti kebutuhan dan tuntutan yang ada dalam perjanjian tersebut. Perjanjian baku yang mengandung klausula eksonerasi menurut Mariam Darus Badrulzaman cirinya antara lain.17

a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang posisi ekonominya kuat Dalam suatu perjanjian baku khususnya perdagangan pihak yang memiliki posisi kuat adalah pihak pengusaha persyaratan perjanjian merupakan pernyataan kehendak sendiri yang ditentukan secara sepihak maka sifatnya cenderung menguntungkan pihak pengusaha daripada konsumen penentuan secara sepihak oleh pengusaha dapat diketahui

16 Suhendi, Hendi. Fiqih Muamalah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)

17 Salim, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 22-23

melalui format perjanjian yang sudah siap jika konsumen setuju maka ditandatangani perjanjian tersebut.

b. Masyarakat sama sekali tidak ikut bersama-sama menentukan isi perjanjian

Dalam hal ini, syarat kesepakatan sebagai suatu perjanjian dapat diwujudkan dalam bentuk tanda tangan dari konsumen walaupun Konsumen tidak ikut serta menentukan isi perjanjian. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perjanjian baku yang dirancang secara sepihak oleh pelaku usaha akan menguntungkan pelaku usaha.

c. Terdorong oleh kebutuhan debitur terpaksa menerima perjanjian itu Sebagai pihak yang memiliki posisi tawar-menawar yang lemah maka Konsumen tidak dapat mengajukan tawaran atau perubahan terhadap isi perjanjian. penandatanganan isi perjanjian menunjukkan bahwa konsumen bersedia memikul beban tanggung jawab Walaupun mungkin ia tidak bersalah dan tidak terlibat untuk merumuskan isi perjanjian itu. Jika Konsumen tidak setuju dengan perjanjian itu. ia tidak boleh menawar persyaratan yang sudah dibakukan, dalam istilah Inggris dikenal dengan take it or leave it yang berarti ketika menawar syarat baku maka menolak perjanjian.18

d. Bentuk tertentu (tertulis)

18 Kansil dan Christine S. T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jakarta:

Sinar Grafika, 2002

Sebagai bentuk dalam menjamin adanya kepastian hukum.

maka perjanjian baku dibuat secara tertulis bentuk ini memudahkan pengusaha untuk membuktikan kesepakatan dari konsumen. Dengan bentuk tertulis kesepakatan konsumen hanya perlu dibuktikan dengan dari tanda tangan dalam perjanjian standar. perjanjian secara tertulis ini dapat berbentuk akta autentik maupun akta dibawah tangan

e. Dipersiapkan secara massal atau kolektif

Perjanjian baku digunakan dalam perbuatan hukum yang dilakukan oleh banyak orang. Format perjanjian pun sudah dibakukan artinya sudah ditentukan model rumusan dan ukuran sehingga tidak dapat diganti diubah atau dibuat dengan cara lain karena sudah dicetak. Model perjanjian dapat berupa naskah perjanjian lengkap atau blanko formulir yang dilampiri dengan naskah syarat-syarat perjanjian. Atau dokumen bukti perjanjian yang memuat syarat-syarat baku

Mariam Darus badrulzaman berpendapat ada tiga jenis kalau salah satu narasi yang dapat dilihat sebagai isi perjanjian.19

a). Pengurangan atau penghapusan tanggung jawab terhadap akibat- akibat hukum misalnya ganti rugi akibat wanprestasi

b). pembatasan atau penghapusan kewajiban-kewajiban sendiri

19 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 115

c). penciptaan kewajiban yang di kemudian dibebankan kepada salah satu pihak misalnya penciptaan kewajiban ganti rugi kepada pihak ketiga yang terbukti mengalami kerugian.

3. Syarat-Syarat Perjanjian Baku

Syarat sah perjanjian baku sama dengan syarat sah kontrak yaitu syarat yang harus dipenuhi agar suatu kontrak dianggap sah dan memiliki kekuatan yang mengikat secara hukum. Apabila syarat tidak terpenuhi akan menyebabkan kontrak tidak sah sehingga batal demi hukum atau dapat dimintakan pembatalan.

Dalam kontrak baku syarat-syaratnya suatu kontrak mesti ditinjau sehubungan dengan adanya kontrak baku antara lain:20

a. Syarat Klausa yang halal terutama misalnya jika ada unsur penyalahgunaan keadaan

b. syarat Klausa yang halal terutama jika adanya unsur pengaruh tidak pantas (undueinfluence)

c. syarat kesepakatan kehendak terutama jika ada keterpaksaan atau ketidakjelasan bagi salah satu pihak.

4. Ketentuan Pencantuman Klausula Baku

20 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1320.

Pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha dibatasi dalam hal- hal sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat (1) huruf (a) sampai dengan (h) Undang-Undang Perlindungan Konsumen tahun 1999 larangan ini terkait dengan pencantuman ini perjanjian yang memberatkan bagi pihak konsumen21

a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha

b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak menyerahkan kembali barang yang dibeli konsumen

c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang yang dibeli konsumen secara angsuran

e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen

f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau harta kekayaan yang menjadi objek jual beli jasa dari konsumen.

g. Menyatakan tunduknya konsumen terhadap peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan atau pengubahan lanjutan yang dibuat

21 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 107

sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang diberikan.

h. Menyatakan bahwa konsumen memberikan kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebasan hak tanggung jawab hak gadai, dan hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran

Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen pasal 18 ayat (2) melarang pelaku usaha mencantumkan klausula baku yang letak dan bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti. Dan pada ayat (3) Apabila klausula baku yang telah ditetapkan pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) dinyatakan batal demi hukum, dengan Amar pelaku usaha wajib menyelesaikan klausula baku yang bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen .22

Sering sekali kita temui dalam perjanjian parkir, pihak pengelola mencantumkan isi perjanjian baku yang diikuti dengan klausula eksonerasi yang biasa berbunyi kerusakan atau pun kehilangan barang bukan tanggung jawab Kami. kalimat seperti ini sering disalah gunakan oleh pelaku usaha sebagai alat pengalihan tanggung jawab dan perlindungan terhadap kelalaian yang mereka lakukan sewaktu-waktu.

Pada umumnya perjanjian parkir dikonstruksikan sebagai perjanjian penitipan barang, meskipun masih terdapat yang menyatakan bahwa

22 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hl 75.

perjanjian sewa menyewa. Menurut pasal (1) angka (15) Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, parkir ada Keadaan terhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.23

Terjadinya kasus kehilangan kendaraan pada saat parkir bukan lagi menjadi hal yang baru, sebelumnya Mahkamah Agung berkali-kali menangani dan mengeluarkan putusan terkait perkara kehilangan kendaraan saat parkir, dalam hal ini tidak dibenarkan pelaku usaha mengalihkan tanggung jawab mereka dengan berlindung dibalik isi perjanjian yang menyantumkan klausula eksonerasi.

Salah satu hukum formil yang digunakan oleh Mahkamah Agung dalam perkara kehilangan kendaraan di tempat parkir adalah yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 3416/K/PDT/1985 jo Nomor 19/1983/PDT/PT/Y jo nomor 1/1982/PDT/G/PN slm. Berdasarkan isi yurisprudensi hubungan pemilik kendaraan dengan pengelola parkir bukanlah perjanjian sewa menyewa tetapi penitipan barang. dengan begitu hilangnya kendaraan milik konsumen menjadi tanggung jawab pihak pengelola sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan pasal 1365, 1366 dan 1367 KUHPerdata.24

23 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 1.

24 Putusan Mahkamah Agung Nomor 2078 K/ Pdt/ 2009.

43 BAB III

KLAUSULA EKSONERASI PADA PERJANJIAN BAKU DI WISATA GENI LANGIT MAGETAN

A. Profil Taman Wisata Genilangit

1. Sejarah Berdirinya Wisata Geni Langit1

Taman Wisata genilangit merupakan taman wisata alam yang memanfaatkan lahan pertanian sebagai objek wisata yang dikelola oleh pemuda karang taruna giri bakti di desa genilangit. Taman wisata genilangit di bawah kaki gunung Lawu tepatnya di desa genilangit Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan taman wisata ini menempati area tanah seluas 13 hektar lahan Perhutani.

Pada awalnya Taman Wisata genilangit bernama Taman bedengan.

tanaman bedengan sendiri hanya dimanfaatkan sebagai Bumi Perkemahan kemudian Edi Cahyono selaku ketua pengelola taman wisata ini berinisiatif mengganti nama taman bedengan menjadi taman wisata genilangit karena ke berada di desa genilangit.

Dulu sebelum menjadi taman wisata genilangit ini namanya Taman bedengan terus inisiatif untuk mengganti nama menjadi taman wisata genilangit selain berada di desa genilangit Saya juga membantu masyarakat yang ingin berkunjung ke sini agar mudah menemukan taman wisata ini karena dipikir-pikir kalau teman Bedengan jika dicari di Google Map pasti keluarnya Taman bedengan yang ada di Malang atau Yogyakarta2

1 Edi Suko Cahyono, Hasil Wawancara, Magetan. 20 september 2021.

2 Edi Suko Cahyono, Hasil Wawancara, Magetan. 20 september 2021.

Tujuan utama dibentuknya taman wisata ini adalah untuk meningkatkan keaktifan anggota Karang Taruna Giri Bakti yang telah lama vacum sampai saat ini anggota tetap pengelola wisata genilangit mencapai 45 orang yang sudah terbagi jadwal kegiatan serta jam kerja masing-masing tujuan selanjutnya didirikan taman wisata genilangit adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia serta pendapatan masyarakat yang ada di genilangit dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan taman wisata genilangit cukup memuaskan selain mendapat lapangan pekerjaan juga dapat meningkatkan penghasilan dari beberapa penjual penjual yang ada di sekitar wisata karena dilalui banyak wisatawan yang ingin berkunjung di taman wisata genilangit.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa taman wisata geni langit didirikan atas usaha anggota karang taruna di geni langit, dengan tujuan meningkatkan keaktifan anggota dan meningkatkan sumber daya manusia.

2. System Oprasional Taman Wisata Geni Langit a. Jam pelayanan

Jam pelayanan bagi wisatawan yang akan datang kewisata geni langit adalah pada jam kerja, yaitu setiap hari jam 09.00-17.00 dan 24 jam pada event tertentu.

b. Struktur organisasi

Kepengurusan ditaman wisata geni langit yaitu 1) Ketua Karang Taruna : Agus Dwi Setiono 2) Sekretaris : Edi Suko Cahyono

3) Bendahara : Sutrisna

4) Seksi Pariwisata : Edi Suko Cahyono (Ketua) 5) Sekretaris : Joko Santoso

6) Seksi Kebersihan : Agus Supriyanto 7) Seksi Kantin 1 : Sakat

8) Seksi Kantin 2 : Gianto

9) Tim Pengelola : Karang Taruna Giri Bakti 3. Fasilitas dan Lokasi Taman Geni Langit

a. Fasilitas

Taman wisata geni langit memiliki beberapa fasilitas yang ditawarkan kepada pengunjung, diantaranya:

1) musholla 2) Area parker 3) Toilet yang bersih 4) Spot foto

5) Wahana permainan 6) Camping area 7) Outbond arena 8) Warung makan 9) Gazebo

10) Taman bermain b. lokasi

taman wisata geni terletak di geni langit poncol magetan yang berada di bawah pinggir gunung lawu

B. Penggunaan Akad Klausula Eksonerasi Pada Perjanjian Baku Jasa Parkir Objek Wisata Geni Langit

Tempat wisata tidak hanya menawarkan dan menyajikan objek wisatanya saja tetapi harus memperhatikan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas pendukung untuk setiap pengunjung yang mendatangi area wisata.

Kelengkapan fasilitas umum di suatu tempat wisata tidak boleh diabaikan bahkan menjadi keharusan yang perlu diperhatikan oleh pihak pengelola pada khususnya. oleh karena itu, keterbatasan fasilitas umum menjadi salah satu bahan pertimbangan pengunjung ke suatu tempat wisata. Fasilitas umum dibutuhkan keberadaannya sebagai sarana melengkapi sekaligus menciptakan kenyamanan kepada setiap pengunjung yang mendatangi lokasi wisata.

Ketersediaan fasilitas umum juga akan berbeda pengelola tempat wisata dalam pengawasan dan penataan setiap wisatawan yang berkunjung, Selain itu fasilitas umum dapat menjadi sumber pendapatan lain selain tiket masuk objek wisata yang bersangkutan. Fasilitas umum yang harus diperhatikan oleh pengelola wisata seperti toilet, mushola, dan lahan parkir.

Fasilitas parkir menjadi salah satu elemen penting dan dibutuhkan keberadaannya. Lahan parkir wisata merupakan lokasi yang ditentukan oleh pengelola wisata sebagai tempat yang digunakan pengunjung meletakkan Atau meninggalkan kendaraannya untuk sementara waktu dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan pengunjung. Biasanya disertai karcis

tanda parkir tempat wisata yang bersangkutan. Dengan adanya lahan parkir pengunjung dimudahkan dalam kegiatan mereka bereksplorasi ke suatu tempat tertentu. Selain itu juga dapat membantu dalam proses pengaturan dan pengawasan kendaraan pengunjung wisata.

Lahan parkir objek wisata alam genilangit Terletak tidak jauh dari pintu gerbang masuk wisata dan berjarak kurang lebih 1 km. Setiap pengunjung yang datang akan dikenai tarif parkir kendaraan sebesar Rp5.000 untuk kendaraan roda dua dan 10.000 untuk roda empat. Kemudian petugas parkir memberikan karcis kendaraan, karcis tanda parkir tersebut, pengunjung dapat membaca klausul-klausul yang berisi kebijakan parkir yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola yang bunyinya antara lain pengelola hanya menyewakan lahan parkir, Segala kerusakan dan kehilangan barang dan kendaraan merupakan tanggung jawab pengendara dan tidak ada pergantian dalam bentuk apapun

Pelaksanaan parkir wisata alam genilangit pengunjungnya diharuskan membayar langsung biaya parkir sebelum memasuki objek wisata setelah petugas menyerahkan karcis tanda parkir pengunjung dapat memarkirkan dan meninggal kendaraan mereka di lahan parkir yang telah disediakan. namun pelaku usaha jasa parkir di wisata genilangit telah menetapkan sejumlah ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam sebuah selembar karcis, Di dalam karcis tersebut terdapat kata-kata bila terjadi Kehilangan atau kerusakan maka bukan tanggung jawab Kami, seperti yang diungkapkan edi selaku ketua pengelola wisata geni langit:

“Disini, biasanya pengunjung masuk membayar biaya masuk wisata dan biaya parkir, dan kami selaku pengelola memiliki kebijakan-

kebijakan untuk pengunjung yang mamarkirkan kendaraannya, kebijakan tersebut kami tulis dikarcis parkir sebagai upaya kami dalam mengantisipasi kerugian yang mungkin saja terjadi, dan bentuk perhatian kami terhadap pengunjung untuk menjaga barang-barang mereka”3

Selanjutnya peneliti meminta penjelasan kepada salah satu petugas parkir mengenai ketentuan-ketentuan yang tertulis dikarcis parkir.

“Selama bekerja disini, saya menjaga kendaraan pengunjung yang menitipkan disini sebaik mungkin, kan saya yang bertugas disini mengetahui dan memahami ketentuan ditulisnya tersebut agar pengunjung lebih berhati-hati menjaga barangnya, demi kebaikan pengunjung juga, kalau ada kerusakan atau kehilangan biasanya diselesaikan dengan kekeluargaan”

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa jasa parkir diwisata geni sudah membuat ketentuan-ketentuan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, ketentuan-ketentuan tersebut dibuat ditetapkan oleh pengelola wisata geni langit secara sepihak tanpa melibatkan pengunjung, sebagaimana ketentuan-kentuan yang berada dikarcis parkir terdapat klausula eksonerasi, klausula tersebut mengalihkan tanggung jawab dari kesepakatan antara pihak pengelola dan pengunjung.

Adapun pemahaman dari penggunjung wisata terhadap ketentua- ketentuan yang diterapkan diwisata genilangit seperti yang disampaikan oleh rizal bahwa:

“Menurut pemahaman saya mas, ketentuan yang ada dikarcis ini suatu bentuk petugas disini untuk melepaskan tanggung jawab dari adanya kerusakan atau kehilangan barang pengunjung, saya juga pertama kalinya kesini jadi kurang memahami kondisi yang ada disini, jika memang terjadi kerusakan terhadap barang saya, saya tetap meminta tanggung jawab kepada pengelola, meskipun disini membuat ketentuan tersebut”4

3 Edi Suko Cahyono, Hasil Wawancara, Magetan. 20 september 2021.

4 Muhammad Arriizal, Hasil Wawancara, Magetan18 April 2023

Lebih lanjut dengan yang dikatakan oleh bapak ilham selaku pengunjung diwisata geni langit,

“Selama saya mengunjungi tempat wisata saya tidak memperhatikan apa yang tertulis yang ada dikarcis, saya membayar biaya masuk terus markirkan kendaraan saya, kerna itu saya tidak mengetahui kalau dikarcis ada ketentuan ketentuan yang dibuat petugas disini.

Alhamdulilah selama ini saya belum pernah mengalami kehilangan atau kehilangan ditempat parkir”5

Dari pemaparan tersebut, banyak pengunjung kurang mmperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam karcis diwisata geni langit, meskipun klausula yang diterapkan dapat merugikan bagi pihak pengunjung wisata.

Dalam hal ini, pengunjung memiliki kekhawatiran terhadap penggunaan klausula ini, Hal ini diungkapkan oleh Sahid selaku pengunjung wisata.

Saya agak khawatir karena klausula eksonerasi ini membuat terlihat bahwa pengelola tempat wisata tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang mungkin terjadi pada kendaraan saya saat parkir.

Tapi saya juga mengerti bahwa pengelola wisata nggak bisa mengontrol semua situasi dan risiko yang bisa terjadi di area parkir.6

Pengunjung merasa khawatir karena klausula eksonerasi memberikan kesan bahwa pengelola tempat wisata tidak akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang mungkin terjadi pada kendaraan mereka saat parkir. Dalam hal ini, pengunjung merasa bahwa pengelola tempat wisata membebaskan diri dari tanggung jawab terhadap kendaraan yang diparkir di area mereka.

Namun, pengunjung juga memahami bahwa pengelola tempat wisata tidak dapat mengontrol semua situasi dan risiko yang mungkin terjadi di area

5 Ilham, Hasil Wawancara, Magetan18 April 2023

6 Sahid, Hasil Wawancara, Magetan 30 Mei 2023

parkir. Pengunjung menyadari bahwa ada faktor-faktor diluar kendali pengelola, seperti tindakan pencurian atau bencana alam, yang dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan pada kendaraan.

Dengan demikian, pemahaman pengunjung mencakup kekhawatiran atas klausula eksonerasi tersebut, namun juga memahami keterbatasan pengelola tempat wisata dalam mengendalikan semua risiko di area parkir.

C. Praktik Ganti Rugi Dalam Klausula Eksonerasi Pada Perjanjian Baku Jasa Parkir Obyek Wisata Geni Langit

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa perjanjian pelaku usaha dengan konsumen tertuang dalam bentuk tiket atau karcis dengan konsumen harus memenuhi syarat-syarat tersebut, Selain itu tiket memiliki fungsi sebagai barang bukti jika barang dititipkan atau terjadi kehilangan maupun kerusakan.

Namun dalam prakteknya, pelaku usaha jasa parkir di wisata genilangit telah menetapkan sejumlah ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam sebuah selembar karcis, Di dalam karcis tersebut terdapat kata-kata bila terjadi Kehilangan atau kerusakan maka bukan tanggung jawab Kami, dari ketentuan- ketentuan tersebut terdapat bahwa celah tanggung jawab dari pihak pelaku usaha ini membatasi yang seharusnya menjadi tanggung jawab Apabila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang tersebut. Oleh sebab itu Konsumen tidak memiliki kesempatan untuk meminta ganti rugi atas kerugian yang mereka alami karena pihak pelaku usaha telah membatasi tanggung jawab terhadap risiko yang terjadi.

Sesuai dengan Klausa yang dicantumkan dalam karcis tanda parkir pengelola wisata terbebas dari bentuk tanggung jawab atau pergantian atas kehilangan dan kerusakan kendaraan penggunaan parkir. Ketika hal ini ditanyakan lebih lanjut kepada pengelola tempat wisata mereka menegaskan bahwa jika terjadi kerusakan atau kehilangan kendaraan yang disebabkan oleh kelalaian petugas maka akan diselesaikan dengan Asas musyawarah mufakat antar pihak yang berkonflik. Pengelola parkir mengaku siap mengganti rugi atas kehilangan kendaraan pengunjung Apabila mereka dapat memberikan bukti kehilangan yang menguatkan dirinya, Dalam hal ini, Edi sebagai ketua pengelola wisata genilangit mengatakan bahwa jadi memang di dalam karcis tersebut ada ketentuan yang mengungkapkan

kehilangan atau kerusakan barang bukan tanggung jawab Kami, sebenarnya untuk mengantisipasi para pengunjung agar memperhatikan barang yang ditinggalkan, Apabila terjadi kerusakan atau kehilangan maka kami akan memusyawarahkan kepada pengunjung terlebih dahulu, apabila kerusakan barang tersebut akibat kelalaian kami maka akan kami ganti dan masalah ini diselesaikan dengan secara kekeluargaan7

Disini pengelola parkir juga memberikan catatan bahwa ganti kerugian dapat dimusyawarahkan bersama apabila karcis tanda parkir wisata genilangit tertanggal hari kejadian dan pengunjung dapat memperlihatkan STNK sesuai nomor kendaraan yang ada dalam karcis. Sebagaimana penjelasan mas edi:

Dulu ada mas, ada kasus pengunjung yang spion motornya pecah akibat terjatuh dan petugas parkir yang melihat akibat tanahnya yang amblas, dan pengunjung mendatangi kami, saya pun menanyakan kepetugas parkir, dan petugas parkir pun mengiyakan, saya musyawarahkan dengan pengunjung tersebut, pengunjung tersebut menyarankan untuk memperhatikan lahan parkirnya, untuk soal kehilangan ada kasus pengunjung yang kehilangan helm, setelah kami diselidiki ternyata

7 Edi Suko Cahyono, Hasil Wawancara, Magetan. 20 september 2021.

Dokumen terkait