PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah terkait klausul pengecualian yang dicantumkan oleh jasa parkir dalam tiket parkir. Hal ini harus diperhatikan oleh perusahaan penyedia jasa parkir dalam menyusun klausul baku tiket parkir agar konsumen terlindungi dan tidak dirugikan dengan adanya klausul pengecualian yang tidak sah. Klausul ini menunjukkan upaya para pengusaha atau pemilik jasa parkir dalam memenuhi kewajibannya mengenai ganti rugi atas kehilangan atau kerusakan kendaraan bermotor yang menjadi tanggung jawabnya, yang bersifat klausa ekskulpatif.
Makna usulan ini menunjukkan bahwa pengelola jasa parkir harus bertindak adil dan setia terhadap barang yang dipercayakan kepadanya agar dijaga dan dirawat dengan baik, seperti dalam kontrak. Namun kenyataannya ada pihak-pihak yang menggunakan klausul pengecualian untuk mengalihkan tanggung jawab dan meremehkan hak konsumen jasa parkir untuk memperoleh perlindungan atas kendaraan bermotor yang dititipkan kepadanya, padahal telah membayar sejumlah uang sesuai perjanjian. Meskipun undang-undang telah memperhatikan kepentingan konsumen untuk melindunginya dari praktik bisnis yang merugikan, namun praktik klausul pengecualian tetap dilakukan oleh pelaku usaha jasa parkir di Geni Langit.
Sebagai konsumen jasa parkir berhak membela diri dan menuntut ganti rugi atas kerusakan atau kehilangan kendaraan yang dititipkan kepada penyelenggara jasa parkir karena kelalaiannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai klausul pengecualian dalam penerapan jasa parkir, karena penting dan erat kaitannya dengan pemahaman masyarakat terhadap klausul tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Telaah Pustaka
Tesis Dina Silvana Rohmatul Ummah dengan Judul Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Mengenai Klausul Baku Penerimaan Pembayaran4. Berisi klausul standar non-penukaran atau pengembalian barang yang dibeli dan tinjauan hukum Islam dan hukum terkait dengan klausul standar non-penukaran atau pengembalian barang yang dibeli pada tanda terima pembayaran. Persamaannya dalam penelitian ini adalah sama-sama berhadapan dengan klausul eksculpatory yang dibenarkan hukum Islam dan hukum perlindungan konsumen, perbedaannya dibahas pada penelitian sebelumnya.
4 Dina Silvana Rohmatul Ummah. Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif mengenai Klausul Baku pada Penerimaan Pembayaran (Semarang. Disertasi Adella Cindy Permatasari berjudul Perjanjian Baku Perlindungan Hukum Konsumen Klausul Pembebasan Dalam Usaha Jasa Kurir. Studi Kasus Tiki. 5 Yang membahas tentang Klausul Pengecualian dalam Usaha Jasa Kurir Tiki dan bagaimana hukum konsumen melindungi terhadap penggunaan klausul pengecualian. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas klausul pengecualian yang ditinjau dengan UU Perlindungan Konsumen.
Bedanya, penelitian sebelumnya membahas tentang perlindungan konsumen pada usaha kurir Tiki, sedangkan penelitian ini fokus pada perbandingan hukum Islam dan hukum perlindungan konsumen mengenai klausul pemutusan hubungan dalam kontrak baku. Perjanjian baku perlindungan hukum konsumen atas ketentuan ekskulpatif dalam usaha jasa kurir, Studi Kasus Tiki (Surakarta.
Manfaat Penelitian
Metode Penelitian
Sumber data sekunder adalah data yang tersedia atau telah dipelajari oleh peneliti sebelumnya, setelah itu peneliti mengekstraksi data tersebut untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu menjelaskan dengan menyajikan data-data yang diperoleh dari objek yang diteliti di lapangan. Analisis induktif merupakan proses berpikir berdasarkan fakta empiris yang diperoleh di lapangan, yang kemudian dianalisis dan disimpulkan dengan suatu kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan dan memilih data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya (data primer), kemudian dihubungkan dengan teori, asas dan kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan (data sekunder). dapat membuktikan apakah penerapan klausul pengecualian dalam perjanjian baku pelayanan parkir di objek wisata Geni Langit melanggar ketentuan UU Muamalah dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Untuk menguji kredibilitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Peneliti menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan.
Mathinson menyatakan bahwa nilai dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan triangulasi adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh tersebar, tidak konsisten atau bertentangan. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih stabil, lengkap, dan dapat diandalkan.
Sistematika Pembahasan
Yang dilakukan pada tahap analisis data ini sesuai dengan metode yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu meliputi wawancara dan dokumentasi dengan subjek di objek wisata Geni Langit Poncol Magetan. Selanjutnya pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara memeriksa sumber data dan cara yang digunakan untuk memperoleh data tersebut, sehingga data tersebut benar-benar sesuai sebagai dasar dan bahan untuk memberi makna pada data tersebut, yang merupakan proses yang krusial dalam pemahaman. . konteks masalah yang sedang diselidiki. Bab ini terdiri dari beberapa subbagian yaitu latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa penelitian ini menarik untuk diteliti.
Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan untuk menjelaskan konsep klausul pengecualian dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang klausul pengecualian dan perjanjian baku yang diterapkan pada pelayanan parkir pada wisata Geni Langit Magetan, serta pemanfaatan kompensasi. untuk jasa parkir di Wisata Geni Langit. Data umum terkait gambaran profil wisata Geni Langit Magetan meliputi sejarah, visi dan misi, serta fasilitas yang ditawarkan objek wisata Geni Langit Magetan. Kemudian, data khusus meliputi kedudukan para pihak yang mengadakan kontrak dan penggunaan kompensasi dalam praktik kontrak standar di Geni Langit Magetan.
Bab ini menjelaskan analisis data eksploratif dengan menggunakan himpunan teori hukum Islam dan UU No. Pada bab ini kita akan menemukan bahwa hasil pembahasan menjelaskan dan menjawab permasalahan yang telah diuraikan, atau menjawab hipotesis.
KLAUSULA EKSONERASI DALAM HUKUM ISLAM
Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang mempergunakan barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain atau makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan untuk melakukan kegiatan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian pelaksanaan. kegiatan usaha di berbagai bidang perekonomian.8. 8 Abdul Rasyid Saliman, Hukum Dagang bagi Perusahaan: Teori dan Contoh, (Jakarta: Kencana, 2011), hal.214. memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha.
Tujuan Perlindungan Konsumen dijelaskan pada pasal 3 UU Perlindungan Konsumen, dimana pasal 3 merupakan muatan pembangunan nasional sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada pasal 2, maksud tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai... dalam melaksanakan pembangunan di daerah. UU Perlindungan Konsumen. 9 Kelik Wardiono, Hukum Perlindungan Konsumen Aspek Substansi Hukum, Struktur Hukum dan Budaya Hukum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta: Ombak, 2014), hal. 1). hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai syarat dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
4). hak untuk memulihkan nama baik seseorang apabila secara hukum terbukti bahwa kerugian konsumen bukan disebabkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; 2). memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan garansi barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan mengenai penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan; 4). menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan baku mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
5). memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba suatu barang dan/atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan/atau garansi terhadap barang yang diproduksi dan/atau diperdagangkan; Ketentuan mengenai tanggung jawab badan usaha terhadap segala hal yang tidak diinginkan diatur dalam Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi: . A). Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat konsumsi barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan.
Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat dan aturan. C). Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan par. Pasal 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahannya adalah kesalahan konsumen12. Prinsip tanggung jawab terbatas (prinsip pembatasan tanggung jawab) sangat populer di kalangan pelaku usaha untuk dimasukkan sebagai klausul pengecualian dalam perjanjian baku yang mereka buat.
Klausula Eksonerasi
Perjanjian baku yang diikuti dengan klausul pengecualian hanya menguntungkan salah satu pihak dalam perjanjian, yaitu pelaku usaha atau produsen. Seringkali kita menemukan bahwa pengurusan dalam perjanjian parkir memuat isi perjanjian baku yang diikuti dengan klausul pelepasan yang biasanya menyatakan bahwa kerusakan atau kehilangan barang bukan merupakan tanggung jawab kami. Praktik kompensasi pada klausul pengecualian dalam perjanjian standar pelayanan parkir di objek wisata Geni Langit.
Analisis Hukum Islam dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Penerapan Klausul Pengecualian Kontrak dalam Kontrak Standar Pelayanan Parkir Objek Wisata Geni Langit. Namun perlu diperhatikan bahwa terdapat klausul pengecualian pada isi tiket yang menyatakan bahwa kehilangan atau kerusakan barang bukan merupakan tanggung jawab kami. Badan usaha tidak diperbolehkan menggunakan klausul pengecualian yang merugikan konsumen berdasarkan ayat (a) sampai (h) ayat 1 Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen 1999.
Oleh karena itu, pencantuman klausul pengecualian pada tiket parkir di Wisata Geni Langit dapat dianggap melanggar syarat dan ketentuan serta batal menurut hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Analisis Hukum Islam dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang praktek perbuatan melawan hukum pada klausul ekskulpasi dalam kontrak baku pelayanan parkir di objek wisata Geni Langit. Dalam hukum Islam dan hukum perlindungan konsumen, terdapat kedudukan yang sama mengenai ganti rugi pada klausul ekskulpatif.
Di sisi lain, UU Perlindungan Konsumen menilai klausul pengecualian tidak sah jika merugikan konsumen atau menghilangkan hak konsumen secara sepihak. Klausul pengecualian hanya dapat diterapkan apabila diatur secara jelas dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada. Di sisi lain, UU Perlindungan Konsumen menilai klausul pengecualian tidak sah jika merugikan konsumen atau melanggar hak konsumen secara sepihak.
Penggunaan klausul pengecualian dalam perjanjian standar pelayanan parkir di Wisata Geni Langit sesuai dengan ketentuan hukum Islam (wadi'ah), dimana parkir dapat dianggap sebagai perjanjian penitipan barang. Selain itu, menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, penggunaan klausul pengecualian tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, karena isi tiketnya tertulis. Praktik pemberian ganti rugi pada klausul pengecualian dalam perjanjian standar pelayanan parkir objek wisata Geni Langit sudah sesuai dengan syariat Islam dan UU Perlindungan Konsumen, karena pihak pengelola bertanggung jawab atas kehilangan barang.
Selain itu, perlu memperhatikan aturan penggunaan klausul pengecualian dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Judul : Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Penggunaan Klausul Pengecualian Dalam Perjanjian Baku Pelayanan Parkir Di Objek Wisata Geni Langit Kabupaten Magetan.