BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
2. Kliring
Manajemen dapat memantau melalui kegiatan yang sedang berjalan (on going activities), dengan evaluasi terpisah, atau kombinaan yang sedang berjalan (on going activities), dengan evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya.22
diseluruh indonesia, agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan dengan mudah, efisien dan aman dan juga salah satu pelayanan bank kepada nasabah masing-masingnya, terutama dalam hal keamanan dan biaya yang dikeluarkan.
2) Syarat Kliring
Penyelenggaraan kliring antarbank melalui lembaga kliring dengan maksud agar perhitungan utang-piutang dapat dilakukan dengan cara mudah, cepat, murah, dan aman. Berikut syarat-syarat kliring :
Bagi Bank Umum :
a) Bank bersangkutan telah melakukan usaha dengan izin menteri keuangan sekurang-kurangnya 3 bulan.
b) Keadaan administrasi dan keuangannya memungkinkan bank tersebut untuk memenuhi kewajiban dalam kliring.
c) Simpanan giro masyarakat pada bank yang bersangkutan telah mencapai jumlah sekurang-kurangnya 20 % dari modal minimum yang di isyaratkan bagi pendirian bank baru diwilayah yang bersangkutan.
d) Bagi kantor bankbaru yang menjadi peserta baru dalam kliring dan bagi bank yang baru direhabilitir diwajibkan menyetor jaminan sebesar 10 % dari kewajiban yang dapat dibayar dan kelonggaran tarik kredit.
Bagi Kantor Cabang :
a) Bagi cabang yang baru, simpanan mayarakat berupa giro pada kantor pusat dan seluruh cabang-cabang telah mencapai jumlah sekurang-kurangnya 20% dari modal minimal yang disyaratkan untuk disetor bagi pendirian bank baru.
b) Bagi cabang-cabang baru yang ada dikota sama dengan kantor pusat atau cabang-cabang yang telah ada.23
3) Warkat Kliring
Bank indonesia memberikan ketentuan-ketentuan kepada peserta kliring tentang jenis warkat yang dapat digunakan sebagai sarana kliring. warkat merupakan alat pembayaran nontunai yang diperhitungkan atas beban nasabah dan/atau untuk keuntungan rekening nasabah bank. Warkat kliring nasabah tersebut memenuhi spesifikasi tekhnis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang warkat, serta dokumen kliring dan pencetakannya pada perusahaan percetakan dokumen sekuriti. Jenis warkat yang diperhitungkan antara lain :
a) Cek
Cek adalah sarana perintah pembayaran atas permintaan nasabah pemilik rekening.
23 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan (Jakarta : Gaung Persada 2014),153
b) Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan sarana perintah pemindahbukuan atas beban rekening nasabah untuk di tujukan kepada nasabah tertentu pada bank tertentu pula.
c) Nota Kredit
Nota Kredit merupakan sarana (warkat) yang digunakan untuk mengirimkan dana nasabah dari suatu bank untuk keuntungan nasabah dibank lain dalam suatu wilayah kliring yang sama.
d) Nota Debet
Nota Debet merupakan warkat atau sarana yang digunakan bank untuk menagih bank lain atas permintaan nasabah atau bank itu sendiri. Nota debet yang ditagih tersebut harus dilakukan konfirmasi terlebih dahulu atau perjanjian agar bank yang menerima nota debet tersebut mengetahui adanya tagihan.24
e) Penolakan Kliring
Warkat-Warkat yang dkliringkan tidak selamanya tertagih, bahkan setiap transaksi kliring terdapat warkat yg dtolak pembayarannya.
Ada beberapa alasan penolakan kliring pada saat penerimaan warkat-warkat kliring dalam kliring masuk. Penolakan cek atau BG disebabkan :
(1) Asal cek atau bg salah
(2) Tanggal cek atau bg belum jatuh tempo
24 Ismail, Manajemen Perbankan : dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2010), 157-158
(3) Materai tidak ada atau tidak cukup
(4) Jumlah yang tertulis di angka atau dihuruf berbeda (5) Tanda tangan tidak sama / lengkap
(6) Coretan atau perubahan tidak di tandatangi (7) Cek atau bg sudah kadaluarsa
(8) Resi belum kembali
(9) Endrosment cek tidak benar (10) Rekening sudah ditutup (11) Dibatalkan penarik
(12) rekening dblokir oleh berwajib
(13) kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna (14) dan alasan lainnya25
4) Pihak-Pihak Terkait Dalam Transaksi Kliring a) Cabang Pelaksana
bank yang menerima setoran kliring dari nasabah, yang pada sore hari apabila kliring tersebut berhasil maka akan menambah saldo gironya dibank indonesia.
b) Koordinator Kliring Cabang
Kantor cabang bank yang ditunjuk sebagai koordinator dalam melaksanakan kliring. artinya cabang koordinator mengumpulkan seluruh warkat kliring dari cabang-cabang lain kemudian menyetorkannya ke lembaga kliring.
25 Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya ( Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada 2009), 151
c) Bank Indonesia
Merupakan lembaga kliring yang menerima dan menyerahkan hasil kliring kepada bank peserta kliring.
d) Bank Lain
Pihak bank yang menerima tagihan warkat dari bank yang menerima setoran kliring.26
5) Jenis-Jenis Kliring
Kliring dibagi menjadi 2, yaitu kliring manual dan kliring elektronik.
a) Kliring Manual
secara teknis pelaksanaannya, kliring dapat diuraikan sebagai kegiatan perhitungan utang-piutang di antara beberapa lembaga keuangan peserta kliring secara terpusat dengan cara saling menyerahkan wakat untuk memperluas lalu lintas pembayaran dengan cara giral. Warkat yang dapat di perhitungkan dalam proses kliring domestik di indonesia (bukan antar negara) antara lain adalah :
(a) Cek
(b) Bilyet Giro
(c) Surat Bukti Penerimaan Transfer (d) Wesel Bank Untuk Transfer
Semua warkat tersebut harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh (100% dari face value),dan telah
26 Ismail, Manajemen Perbankan : dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2010), 160
jatuh tempo. Penarikan cek melalui kliring atas beban dana yang berasal dari cek lain melalui kliring pada hari yang sama atau cross clearing tidak diperbolehkan oleh bank indonesa. Bank indonesia bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kliring antarban dalam suatu wilayah kliring. Penyelenggaraan kliring dibagi dalam wilayah-wilayah kliring karena dengan sampai ini memang tidak dimungkinkan untuk meyelenggarakan kliring nasional secara terpusat disatu tempat. Suatu wilayah kliring dibentuk atas pertimbangan :
(1) Geografis
Bank – bank peserta dalam suatu wilayah kliring harus memungkinkan untuk mengirimkan wakilnya untuk mengikuti kliring yang dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur, baik kliring penyerahan maupun kliring retur.
(2) Ekonomis
Bank-bank yang secara ekonomis mempunyai keterkaitan cenderung untuk dimasukkan dalam satu wilayah kliring tertentu.
Ada dua macam penyertaan dalam kliring, yaitu : (a) Penyertaan Langsung
Perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor bank indonesia dan kantor pusat bank umum beserta kantor-kantor cabangnya.
(b) Penyertaan Tidak Langsung
Perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu kantor bank melalui kantor pusat dari bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang yang lain. Penyertaan tidak langsung ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain apabila suatu bank mempunyai masalah untuk ikut kliring secara langsung maka dapat menjadi peserta secara tidak langsung.
b) Kliring Elektronik
Kliring lokal dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring yang didasarkan pada data keuaamgan elektronik disertai penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara kliring untuk diteruskan kepada penerima. Tujuan diselenggarakan kliring elektronik ini adalah :
(1) Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan sistem pembayaran cepat, akurat, handal, aman, dan lancar.
(2) Meningkatkan efisiensi, dan keamanan pelaksanaan dan pengawasan proses kliring, dan
(3) Memenuhi kebutuhan informasi para peserta kliring tentang hasil perhitungan kliring secara lebih cepat, akurat dan tepat waktu.27
27 Sigit triandaro dan totok budi santoso, bank dan lembaga keuangan lain, (jakarta : salemba empat, 2006), 134-143
6) Cara Penyelenggaraan Kliring
Pertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua tahap yaitu : a) Pertemuan Kliring Penyerahan, dan
b) Kliring Retur
Sebelum pertemuan kliring diadakan, harus lebih dahulu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Cap Kliring untuk kliring penyerahan
(1) Semua warkat harus dicap terlebih dahulu dengan cap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta yang bersangkutan.
(2) Cap kliring harus disetujui oleh penyelenggara dan di muka para peserta lain. Demikian pula bila ada perubahan atau penggantian Cap Kliring.
(3) Cap kliring pada warkat debet maupun kredit merupakan bukti atau tanda pengenal dari peserta.
(4) Cap kliring pada bilyet giro yang tidak ditolak berarti peserta yang membubuhi cap tadi telah menerima sejumlah dana yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.
(5) Jika dalam satu warkat terdapat lebih dari satu cap kliring maka cap kliring terdahulu harus dibatalkan dengan cap kliring pembatalan yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dari peserta yang bersangkutan.
b) Kliring Retur
(1) Setelah warkat dikembalikan kemudian dikelompokkan menurut peserta dan dicatat menurut peserta dan dicatat dalam daftar kliring retur lengkap dengan nilai nominalnya.
Daftar kliring retur ini beserta warkat-warkatnya diserahkan kepada wakil peserta kliring. Setelah dilakukan serah terima warkat dalam kliring retur, lalu disusun neraca kliring retur.
(2) Penyelenggara selanjutnya menyusun neraca gabungan peserta. Berdasarkan peserta kliring penyerahan dan neraca kliring retur dibuat bilyet saldo kliring yang memuat hasil kliring. apabila hasil penjumlahan hak penerimaan tagihan lebih besar daripada penjumlahan kewajiban pembayaran tagihan, maka bank tersebut menang kliring. Demikian pula sebaliknya apabila hasil penjumlahan hak penerima tagihan lebih kecil daripada pemjumlahan kewajiban pembayaran tagihan, maka bank tersebut kalah kliring.
(3) Jika sebuah bank tidak mempunyai cukup dana likuid di bank yang bersangkutan untuk menyelesaikan kalah kliring, maka bank tersebut akan berusaha mencari pinjaman dari bank lain atau call money. Pinjaman ini diberikan untuk jangka waktu yng pendek (paling lama 7 hari) dan dengan tingkat bunga yang tinggi. Meskipun tingkat bunganya lebih tinggi daripada tingkat bunga pinjaman biasa, bank yang kliring ini biasanya
tetap menyetujui pinjaman tersebut karena kalah kliring harus diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.28
7) Hari-Hari Kliring
Kliring akan diadakan pada setiap hari kerja dimana kantor Bank Sentral dibuka untuk umum. Pada hari-hari libur fakultatip yang setiap tahun takwin di umumkan oleh pemerintah, kliring d atur menurut keadaan dan kebutuhan setempat yang akan ditetapkan oleh pemimpin Bank Sentral dan pemimpin lembaga kliring setempat. Bank peserta yang oleh karena sesutu hal tidak dapat turut serta dalam perhitungan kliring setempat, diwajibkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelumnya mengajukan permohonan kepada kantor bank sentral setempat dengan tembusan disampaikan kepada pemimpin lembaga kliring setempat.
Setelah mendapt izin dari bank sentral, bank yang bersangkutan diwajibkan membuat pengumuman dalam surat-surat kabar yang mempunyai pembaca terbanyak ditempat tersebut. Pemimpin lembaga kliring akan mengumumkan hal tersebut kepada semua bank peserta sekurang-kurangnya 2 (dua) hari di muka.
Hari hari fakultatip sebagai berikut :
a) pada hari libur fakultatip Islam : kliring ditiadakan b) pada hari libur fakultatip Kristen : kliring tetap
diadakan
28 Sigit triandaro dan totok budi santoso, bank dan lembaga keuangan lain, (jakarta : salemba empat, 2006), 134-143
c) pada hari libur fakultatip Hindu Bali dan Budha : kliring tetap diadakan29
29J. Soedrajad djiwandono dkk, Sejarah Bank Indonesia: periode III 1966-1983 (Jakarta : Bank Indonesia 2006), 604-605