• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Interpersonal

BAB IV: PEMBAHASAN

2. Komunikasi Interpersonal

komunikasi ini dapat diartikan sebagai proses penukaran informasi antara komunikator dengan komunikan. Dimana komunikasi ini merupakan jenis komunikasi yang dianggap paling efektif untuk merubah sikap, pendapat, ataupun prilaku seseorang dikarnakan sifatnya yang berupa percakapan.

komunikasi ini dampaknya bisa langsung dirasakan pada saat itu juga oleh pihak yang terlibat.43

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan antara seorang komunikator dengan sejumlah orang komunikan yang berkumpul dalam bentuk kelompok.44 Komunikasi ini memiliki beberapa karakteristik, diantara dari karakteristik komunikasi kelompok ini yakni:

1) Proses komunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan seorang pembicara kepada khalayak yang lebih besar dan tatap muka

2) Komunikasi berlangsung secara continue dan bisa dibedakan mana komunikator dan mana komunikan.

3) Pesan yang disampaikan tercerna dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.45

43 Sr. Maria Assumpte Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relation Teori dan Praktik (Jakarta: Grasindo, 2002), 88.

44 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, 5.

45 Nurdin, System Komunikasi Indonesia, 13.

Selain memiliki karakteristik tertentu, komunikasi kelompok ini juga dapat dibedakan menjadi komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar.

1) Komunikasi kelompok kecil yakni sejumlah orang yang yang terlibat antara satu dengan yang lainnya dalam suatu pertemuan tatap muka, dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan santara satu dengan yang lainnya.46 Situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi komunikasi interpersonal dengan setiap komunikan. Dalam komunikasi kelompok kecil ini, komunikator menunjukkan pesan yang ingin disampaikannya kepada benak ataupun pikiran komunikan.

Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa juga bertanya apabila tidak mengerti.

2) Komunikasi kelompok besar yakni apabila dalam komunikasi kelompok antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi interpersonal. Pada situasi ini komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator lebih bersifat emosional. Lebih-lebih apabila komunikan heterogen (berbebeda sifat), beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, pengalaman dan sebagainya.47

46 Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi (Yogyakarta: PT. Al-Amin press, 1996), 59.

47 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, 9.

4. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, atau komunikasi yang menggunakan media massa seperti pers, radio, film, dan televisi.48 Komunikasi ini merupakan komunikasi yang efisien dikarnakan jangkauanya luas, dan audiensi yang praktis tidak terbatas.

Komunikasi ini memiliki ciri khusus yang disebabkan oleh sifat komponenya. Diantara ciri-ciri tersebut yakni: komunikasi massa berlangsung secara satu arah, komunikator pada komunikasi massa melembaga, pesankomunikasinya bersifat umum, media komunikasinya menimbulkan keserempakan, komunikannya bersifat heterogen.

Menurut Djamarah, yang dimaksud guru yakni orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat yakni orang yang melaksanakan pendidikan di beberapa tempat, tidak harus di dalam pendidikan formal saja, tapi mereka bisa melakukan pendidikan (kegiatan belajar mengajar) di masjid, musholla, rumah dan lain sebagainya.50

Sedangkan menurut Syaefullah guru merupakan tokoh paling utama dalam pembimbingan anak di sekolah dan pengembangan anak didik agar mencapai kedewasaan. Maka dari itu yang harus dilakukanguru pertama kali agar dapat menarik minat belajar anak didik yakni menjadi seorang yang berkesan dan berwibawa.51 Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwasannya guru merupakan figure manusia yang memiliki posisi pemegang peran penting dalam bidang pendidikan yang memiliki tanggung jawab penting dalam hal membimbing dan membina peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

2. Tugas Guru

Tugas utama seorang guru yakni mengelola pengajaran agar lebik efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subjek pengajaran, guru berperan sebagai penginisiatif awal, pengarah, dan pembimbing.

50 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT.

Renika Cipta, 2005), 31.

51 Syaefullah, Psikologi Perkembangan Pendidikan (Bandung: Setia, 2012), 152.

Sedangkan peserta didik sebagai seseorang yang menglami dan dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran.52

Menurut Hamzah, tugas ataupun fungsi dari seorang guru merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Namun, tugas dan fungsi ini sering disejajarkan sebagai peran. Menurut UU No. 14 Tahun 2005, peran guru yakni sebagai pendidik, pengajar, bembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik.53

Sedangkan menurut Poerwanti, tugas dari seorang guru diantaranya yakni berinteraksi dengan anak menggunakan cara penciptaan kondisi dan menyusun bahan dengan memanipulasi situasi yang memungkinkan anak mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.54 Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip dari buku yang berjudul “Menjadi Guru Inspiratif” seorang pendidik harus memperhatikan hal berikut:

a. Harus memberi kasih sayang kepada peserta didik, dan memperlakukan mereka sebagaimana dengan anak sendiri.

b. Tidak mengharapkan balasan dari jasanya meskipun hanya sekedar ucapan terimakasih.

c. Memberi nasihat agar anak didik memiliki akhlak yang mulia.

52 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2001), 1.

53 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajaran (Aspek yang Mempengaruhi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 3.

54 Ending Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik (Malang: Umm Press, 2002), 7.

d. Turut mencegah anak didik melakukan akhlak yang tercela.

e. Berbicara sesuai dengan bahasa ataupunn kemampuan anak didik.

f. Tidak menimbulkan kebencian anak pada suatu cabang ilmu yang lain.

g. Untuk anak dibawah umur hendaknya diberikan penjelasan-penjelasan yang sesuai.

h. Pendidik harus memberikan ilmunya dan tidak boleh ber tolak belakang dengan perbuatannya.55

Taman pendidikan Al Qur’an atau yang biasa disebut dengan TPQ merupakan pendidikan untuk baca tulis Al Qur’an di kalangan anak-anak.57 Bukan hanya sekedar pendidikan baca tulis Al Qur’an, taman pendidikan Al Qur’an ini merupakan lembaga pendidikan khusus dalam isi materi dan pola pendidikannya. Materi khusus yang simaksud disini bertumpu paada pengajaran baca tulis Al Qur’an dengan baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bacaannya (tajwid), dibaca dengan tartil dalam sholat, do’a dan lain sebagainya.58 Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, TPQ merupakan jenis pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak muslim.59

Di zaman ini, orang tua banyak yang memilih TPQ untuk dijadikan wadah bagi anak-anak mereka untuk mempelajari Al Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam. Selain sebagai lembaga pendidikan keislaman yang ada di bidang baca tulis Al Qur’an anak usia dini, TPQ merupakan lembaga nonformal keagamaan yang mana dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ayat 2 pasal 30 yakni memiliki fungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang

57 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 134.

58 Korcab Qiraati Kebumen, Pembinaan Ta’limul Qur’an Asatidz Metode Qiraati Kabupaten Kebumen (kebumen: Korcab Qiraati Kebumen, 2000), 23.

59 Usman, “Implementasi Kebijakan Kementrian Agama Terhadap Penyelenggara Taman Pendidikan Al Qur’an di Kabupaten Pasuruan” 1 Nomor 1 (2016).

tidak hanya memahami, namun juga mengamalkan ajaran nilai-nilai agama dan menjadi ahli agama.60

Taman Pendidikan Al Qur’an ini berfungsi sebagai lembaga nonformal yang mendukung kemajuan agar tidak terjadi kemerosotan agama dan generasi qur’ani.61 Pendidikan nonformal memiliki tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, dilakukan dalam lingkup masyarakat dan lembaga, untuk melayani kebutuhan pendidikan khusus kepada peserta didik.62

E. Belajar Dan Pembelajaran 1. Belajar

Dalam pengertian luas, belajar bisa diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam arti sempit, belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan bagian kegiatan agar terbentuk kepribadian seutuhnya.63

Ada banyak ahli yang mengemukakan pandangan mereka tentang belajar.64 Diantaranya yakni:

60 Moh Rasyid, Kebudayaan dan Pendidikan (Fondasi Generasi Bermartabat) (Yogyakarta: IDEA Press, 2009), 172.

61 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, 135–36.

62 Sudjana dan Djudju, Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Teori Pendukung, Serta Asas), (Bandung: Falah Production, 2004), (bandung: Falah Production, 2004), 23.

63 A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 22.

64 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), (Jakarta: Renika Cipta, 2022), 12–13.

a) James O. wittaker. Dia merumuskan, belajar merupakan proses melalui latihan atau pengalaman untuk menimbulkan atau mengubah tingkah laku.

b) Cronbach. Dia menjelaskan Learning is shown by change in behaulor as a result of experience yakni melajar merupakan suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman.

c) Howard L. Kingskey menjelaskan belajar adalah Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Yakni proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

d) Selameto merumuskan pengertian belajar merupakan suatu usaha atau proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebgai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya sendiri.

Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku yang terbentuk karena pengalaman maupun ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

Pengalaman tersebut diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya maupun melalui pengetahuan yang diperolehnya. Dari paparan di atas,

pada intinya belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut yakni.65

1) Perubahan terjadi secara sadar ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau setidaknya ia menyadari akan adanya perubahan pada dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang ini berlangsung secara berkesinambungan, bukan statis. Satu perubhan yang terjadi akan berpengaruh pada perubahan berikutnya atau proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Pembelajaran

Banyak ahli yang telah mengemukakan mengenai definisi pembelajaran, salah satu diantaranya mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu persiapan yang disiapkan guru guna menarik dan memberi informasi kepada siswa sehingga dengan persiapan yang telah dirancang oleh guru bisa membantu siswa menggapai tujuannya.66 Ahli

65 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (PT. Renika Cipta, 2003), 3–4.

66 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2009), 7.

lain juga mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.67

Dijelaskan juga dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari definisi tersebut, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan siswa dalam satu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran harus mendapat dukungan baik dari semua unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, siswa, dan juga lingkungan belajar.

3. Proses Belajar Mengajar

Dilihat dari prosesnya, pendidikan merupakan komunikasi dengan kata lain bahwasanya dalam proses tersebut terlibat komponen berupa manusia, yaitu pengajar sebagai komunikator dan dan pelajar sebagai komunikan. Pada umumnya, pendidikan ini berlangsung secara berencana didalam sebuah kelas secara tatap muka. Karena kelompoknya tergolong kecil, meski proses komunikasi antara pelajar dan pengajar bersifat kelompok, namun pengajar bisa saja sewaktu waktu merubahnya menjadi komunikasi antarpersona, kemudian terjadilah komunikasi dua arah

67 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 57.

yangmana pengajar bisa menjadi komunikan ataupun komunikator, begitupun sebaliknya.68

Pendidikan memiliki tujuan khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang terkait suatu hal, hingga dia menguasainya.

Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Jika proses pendidikan tidak komunikatif, maka tujuan pendidikan itu tidak mungkin tercapai.69

68 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 101.

69 Onong Uchjana Effendy, 102.

Jenjang : Dasar

Jenis Satuan Pendidikan : TPQ

Nama Lembaga : Roudlotul Qur’an Alamat Lembaga

Provinsi : Jawa Timur

Kabupaten : Ponorogo

Kecamatan : Jenangan.

Desa : Sedah

Dusun : Gundi

Kode Pos : 63492

E-Mail : [email protected]

Nama Kepala : Chusnu Niamah,S.Pd.I

No Telepon : 085606373220

Metode Pembelajaran : UMMI

Berdiri pada Tahun : 2010

NSPQ : 411235020270

Organisasi pengurus : Ranting NU

B. Sejarah TPQ Roudlotul Qur’an

Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Roudlotul Qur’an berdiri di lingkungan desa Sedah kecamatan Jenangan kabupaten Ponorogo pada hari selasa tanggal 5 Jumadil-Ula 1431 Hijriyah atau bertepatan pada tanggal 20 April tahun 2010. Pada awal berdirinya, TPQ ini masih belum berupa lembaga pendidikan namun hanya sebuah tempat mengaji rumahan yang dilaksanakan setiap ba’da maghrib dengan tiga orang murid di rumah bapak Zainal Abidin. Kemudian seiring berjalannya waktu, ada beberapa tetangga yang menginginkan putra putri mereka juga ikut mengaji di rumah bapak Zainal Abidin yang diasuh putrinya Chusnun hingga akhirnya terkumpul 11 murid yang ikut mengaji disana. Namun, karna keterbatasan waktu antara maghrib dan isya’ akhirnya beliau berfikir untuk memindahkan jam belajar mengajar pada sore hari setelah asar.

Beberapa bulan kemudian anak-anak yang ikut mengaji bertambah banyak, sehingga mengharuskan menambah tenaga pendidik. Pada saat itu ibu Chusnun mengajak tetangganya ibu Athik untuk berjuang bersama-sama mengamalkan ilmu Al Qur’anya. Tahun demi tahun jumlah guru terus bertambah seiringan dengan semakin banyaknya murid yang ikut menimbah

ilmu al qur’an di TPQ ini, hingga pada tahun 2016 jumlah murid mencapai 90 anak dengan 7 orag tenaga pendidik.

Dengan bertambahnya murid pada tahun ke enam setelah berdirinya, TPQ ini berhasil menarik perhatian lembaga pendidikan Ma’arif ranting Sedah yang pada saat itu diketuai oleh Almarhum Bapak Shohib Abdurrohman untuk mendaftarkan kegiatan mengaji tersebut ke RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah) Nahdlotul Ulama Ponorogo. Sehingga pada tahun itu, TPQ Roudlotul Qur’an resmi berada dalam naungan perkumpulan Nahdlatul Ulama di bawah pembinaan RMINU Ponorogo dengan piagam No: 0054LC/13.19/V/2016.

Kemudian pada perkembangannya, TPQ Roudlotul Qur’an kini telah mengantongi ijin oprasional yang tercatat secara resmi sebagai lembaga pendidikan dengan nomor statistik Pendidikan Al-Qur’an (NSPQ) 411235020270 pada tanggal 08 Oktober tahun 2020 dibawah Mabin TPQ NU Ponorogo, RMI NU Ponorogo, dan PD Pontren Kantor Kemenag kab.

Ponorogo.70

C. Visi Misi dan Tujuan TPQ Roudlotul Qur’an 1. Visi

Menciptakan Taman Pendidikan Al Qur’an yang aman nyaman dan ramah anak.

70 Chusnun Niamah, Hasil Wawancara, 27 September 2022.

Didalam sebuah organisasi pendidikan, struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena sebuah organisasi pendidikan memiliki tujuan untuk melancarkan pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikannya. Jika dilihat dari proses berdirinya sejak TPQ ini

71 Chusnun Ni’amah, Hasil Wawancara, 27 September 2022

berdiri hingga kini mengantongi izin oprasional, selain doa usaha dan ikhtiar pendiri perkembangan TPQ ini juga tidak jauh dari usaha lembaga organisasi mulai dari tingkat desa hingga terdaftar resmi di pemerintahan.72 Berikut susunan pengurus lembaga TPQ Roudlotul Qr’an:

Pelindung : PD Pontren Kantor Kemenag kab. Ponorogo.

RMI NU Ponorogo

Mabin TPQ NU Ponorogo Penasehat : Luqman Efendi (Kades)

Irhamni (Ketua Nu Ranting) Kepala : Chusnun Niamah,S.Pd.I Sekretaris : Rifa’atul Mahmudah Bendahara : Atik Asfihani

Asatidzah : Chusnun Niamah Atik Asfihani

Rifa’atul Mahmudah Siti Nur Kholifah Binti Hidayah Siti Hindun

Luthfia Nur Hayati,S.Pd Husnaya

Nika Khusnia Azizah,S.Ag

72 Chusnun Niamah, Hasil Wawancara, 27 September 2022. 27 September 2022

Aufa Finnida Muzayyaroh Radhifa

Tugas pelindung disini yakni memberikan perlindungan, pengayoman kepada lembaga pendidikan Roudlotul Qur’an, memberikan dorongan, memberikan saran-saran, dan juga memberikan bantuan berupa maril ataupun materil. Adapun tugas penasehat disini yakni menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja lembaga pendidikan Roudlotul Qur’an sesuai dengan visi misi dan tujuan awal, kemudian memberikan masukan, melaksanakan pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada seluruh pengurus.73

Sedangkan untuk mewujudkan Visi, misi dan Tujuan suatu lembaga pendidikan tidak bisa lepas dari struktur organisasi. Karena dengan adanya struktur, sebuah organisasi akan mudah mengatur segala urusan demi mencapai sebuah tujuan. Sedangkan susunan organisasi tersebut juga merupakan kerangka yang akan membentuk pola diantar fungsi-fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang ada.74 Berikut susunan pengurus TPQ Roudlotul Qur’an:

Pelindung : RMI NU Ponorogo Luqman Efandi (Kades) Penasehat : Irhamni (Ketua Nu Ranting)

73 Chusnun Niamah, Hasil Wawancara, 25 Oktober 2022.

74 Chusnun Niamah. Hasil Wawancara, 25 Oktober 2022

Ketua : Muhtar Wahid.

Sekretaris : Mahmud Dawudi Bendahara : Moh.Hanif Anggota : Syaiful Ihwan

Imam Maliki Fanani

Adapun struktur organisasi di TPQ Roudlotul Qur’an ini dipimpin oleh kepala TPQ yang memegang tanggung jawab dalam organisasi.

Dalam menjalankan fungsinya, dan melancarkan kegiatan belajar mengajar, kepala TPQ dibantu pengurus yang telah disusun dibawah kepemimpinannya.

No Nama Pendidikan terakhir Status Sertifikasi Mulai Mengajar 1 Chusnun Niamah

S.Pd.I

S1 SUDAH 2010

2 Atik Asfihani Pondok Pesantren SUDAH 2011

3 Rifa’atul M Pondok Pesantren SUDAH 2013

4 Siti Nur Kholifah Pondok Pesantren SUDAH 2013

5 Binti Hidayah Pondok Pesantren BELUM 2015

6 Siti Hindun Pondok Pesantren BELUM 2015

7 Luthfia Nur Haya, S.Pd

S1 SUDAH 2017

8 Husnaya A A Pondok Pesantren BELUM 2017

9 Nika Khusnia Az, S.Ag

S1 SUDAH 2017

10 Aufa Finnida Muzayyaroh

Pondok Pesantren BELUM 2020

11 Radhifa Pondok Pesantren SUDAH 2021

Sumber: Data Guru TPQ Roudlotul Qur’an 2022

Berikutnya, murid di TPQ Roudlotul Qur’an sebelum memasuki TPQ mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga kemampuan membaca mereka pun berbeda-beda. Ada beberapa murid yang sama sekali belum mengenal huruf hijaiyah, ada yang sudah sedikit mengerti huruf hijaiyah, dan ada pula yang sudah fasih membacakan huruf hujaiyah. Karena beragamnya tingkat kemampuan mereka dalam mengenal huruf hijaiyah, mereka perlu mengikuti tes terlebih dahulu kemudian dikelompokkan sesuai kemampuan masing-masing untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar.

Jumlah murid di TPQ Roudlotul Qur’an yakni sebanyak 83 murid. Murid di

TPQ ini mulai dari kisaran umur 3 sampai 12 tahun, dimana mereka tidak hanya berasal dari lingkungan desa Sedah namun juga dari berbagai desa di sekitar desa Sedah. Berikut data murid TPQ Roudlotul Qur’an:

Tabel 3.2 Data murid TPQ Roudlotul Qur’an

NO SANTRI WALI SANTRI ALAMAT

1 Muhammad Sultah

Irfandika Irhamni Sedah Jenangan Ponorogo

2 Jeskia Aulia Citra

Lestari Ugik Wijayanto Sedah Jenangan Ponorogo 3 Devi Novita W.S. Sugeng Riyanto Semanding Jenangan

Ponorogo

4 Fauzan Aziz A. N. Agus Sraten Jenangan Ponorogo 5 Reyvend Hana Ayora Heti Ramayani Sraten Jenangan Ponorogo 6 Azzahra Lintang W. Budi Winarto Ngrupit Jenangan Ponorogo 7 Salwa Nisrina

Mufida Agus Sraten Jenangan Ponorogo

8 Viona Armasya R. Arif Romdloni Sedah Jenangan Ponorogo 9 Najwa Tasyayuna Y. Hudlori Sedah Jenangan Ponorogo 10 Fauzi Attamimi Toha Mahsun Sedah Jenangan Ponorogo 11 Devania Ayumna Q. Emy Istiqomah Sedah Jenangan Ponorogo 12 Irma Setiani Husaini Sedah Jenangan Ponorogo 13 Hafidz ‘Aqil Abqori Andi Karyanto Semanding Jenangan

Ponorogo

14 Kalyca Aiesya Inaya Mustaqim Sedah Jenangan Ponorogo 15 Farel Al-Ghozali Heri Koswanto Sedah Jenangan Ponorogo

16 Yusril Ardiansyah Munawaroh Sedah Jenangan Ponorogo 17 Natasya Husna A. Sugeng Prayitno Sraten Jenangan Ponorogo 18 Dominique Fendi Permana Sedah Jenangan Ponorogo 19 M.Saiq Haidar Ihwan Syaiful Ihwan Sedah Jenangan Poorogo 20 Naila Naziha Udzma Abdur Rahman Sedah Jenangan Ponorogo 21 Nadine Nathania H. Rusfendi Sraten Jenangan Ponorogo 22 Syif Ayyana M. Fahrur Romdloni Sedah Jenangan Ponorogo

23 Najma Ahmadudin Sedah Jenangan Ponorogo

24 Bielqies Udyana F. Supriyadi Sedah Jenangan Ponorogo 25 Kinara Cantika H. Luqman Fajar Sedah Jenangan Ponorogo 26 Revan Adi Pratama Winarno Sedah Jenangan Ponorogo 27 Nadiah Najatil U. Abdur Rahman Sedah Jenangan Ponorogo 28 M.Reza Suroyya

R.Z. Tri Wasakito Sedah Jenangan Ponorogo

29 Ayubfy Farizki D.P. Slamet.R Ngrupit Jenangan Ponorogo 30 Muhammad Razan

A. Muhyidin K. Sedah Jenangan Ponorogo

31 Virgiawan Ristanto Abidin Rifai Sedah Jenangan Ponorogo 32 Carlen Aksel Ardelio Dedi Bagus I. Sedah Jenangan Ponorogo 33 Azkiyatus Sa’adah Misni Purwanto Sedah Jenangan Ponorogo 34 Alfi Nur Fatta Eko Triyono Sedah Jenangan Ponorogo 35 Ferdian Rizki K. Heri Kuswanto Sedah Jenangan Ponorogo 36 Azzalea Khayla Wiwing Sedah Jenangan Ponorogo 37 Aulia Rosidati U. Anto Sedah Jenangan Ponorogo

38 Hida Anas Sedah Jenangan Ponorogo

39 Naila Kholila Lathifa Joko Setiyono Sedah Jenangan Ponorogo 40 Khansa Amelia Ruswanto Sedah Jenangan Ponorogo 41 Muhammad Faiz

A.N. Tri Waluyo.B Sedah Jenangan Ponorogo

42 Muhammad Iqbal I. Irhamni Sedah Jenangan Ponorogo 43 M.Wafa Haidar

Prasetyo Wahyu Yekti P Sedah Jenangan Ponorogo 44 Caroline Nataniela

Kristianto Panji Kristanto Sedah Jenangan Ponorogo 45 Agam Kahfi

Abdillah Edi Handoko Sraten Jenangan Ponorogo 46 Alvaro Febrin N.W. Zaenal

Muntasrip Sraten Jenangan Ponorogo 47 Erlita Adinda Kaysa Adi Susanto Semanding Jenangan

Ponorogo

48 Aris Setia Budi Zainal Arifin Sedah Jenangan Ponorogo 49 Langgeng Yaha P. Masrul Abadi Sedah Jenangan Ponorogo 50 Halima Kalila Z. Imron Zubaidi Sedah Jenangan Ponorogo 51 Raisya Athaleta S.B. Budi Susilo Mlilir Dolopo Madiun 52 Yalisa Velica S. Aris Santoso Mlilir Dolopo Madiun 53 Oza Gibran Khalfani Muhibbudin F.N. Sedah Jenangan Ponorogo 54 Aisya ayudia Inara Edi Prayitno Sedah Jenangan Ponorogo 55 Sarah Aisya Inara Syaiful Nur T. Sedah Jenangan Ponorogo 56 M.Ali Syaiban U. Mahmud Dawudi Sedah Jenangan Ponorogo 57 Charista Maulida

P.R. Rianto Ags W. Sedah Jenangan Ponorogo 58 Ahmad Fadhil A. Galesh Sandi I. Sedah Jenangan Ponorogo

Dokumen terkait