• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

C. Kondisi Fisik

Kabupaten Seluma beriklim tropis karena jarak Bukit Barisan dengan Samudera Indonesia sangat dekat sehingga pengaruh angin laut lebih terasa bila dibandingkan dengan angin barat.Suhu udara rata-rata maksimum antara 31C sampai dengan 33C dan rata-rata suhu minimum antara 22C sampai dengan 23C, sedangkan kelembaban rata-rata antara 80–88%, curah hujan rata-rata dalam satu tahun adalah 298,8583 mm.Hari hujan di Kabupaten Seluma sepanjang tahun rata-rata mencapai 12 hari hujan per bulan dengan curah hujan sebesar 7,2 mm. Jumlah hari hujan terbanyak berada di Bulan Maret dan Desember yakni 16 hari dengan curah hujan masing-masing sebesar 9,8 mm dan 6,3 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi di Bulan Juli yakni 6 hari dengan curah hujan sebesar 4,4 mm.Dengan melihat pola hujan demikian, dan sesuai dengan pola iklim global, maka wilayah Kabupaten Seluma ini tergolong kepada wilayah dengan Iklim Tropis Basah yang relatif

46

tanpa musim kering. Dengan tipe iklim tropis basah ini, maka potensial bagi pengembangan pertanian. Namun di lain pihak dengan karakter topografi/

morfologi wilayah di atas, sangat penting adanya kawasan lindung berupa kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya khususnya kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.41

4. Topografi

Kabupaten Seluma memiliki ketinggian tempat antara 0 - >1.000 m dpl, yaitu 0 – 25 m sebesar 30,67 %, 25 – 100 m sebesar 29 %, 100 – 500 m sebesar 21,50 %, 500 – 1.000 m sebesar 15,96 % dan > 1.000 m sebesar 16 %.

Kelompok daerah perbukitan menempati lereng bawah dari rangkaian Bukit Barisan yang memanjang ke arah barat laut – tenggara dengan perbedaan ketinggian sekitar 300 m. Puncak-puncaknya berada pada ketinggian 500 – 2.

000 m dpl dan ditengah-tengah jalur rangkaian dijumpai sistem patahan Sumatera.

Keadaan Topografi di wilayah Kabupaten Seluma terdiri dari daerah datar dan berbukit sampai bergunung. Berdasarkan atas ketinggiannya dari permukaan laut, maka wilayah Kabupaten Seluma terbagi atas :

a. Daerah yang berada pada ketinggian >10 m dpl dengan luas 30.810 Ha atau 12,834 %.

41 Data Pemerintah Seluma, 2019

47

b. Daerah yang berada pada ketinggian 10 – 25 m dpl dengan luas 22.322 Ha atau 9,295 %.

c. Daerah yang berada pada ketinggian 25 – 50 m dpl dengan luas 27.274 Ha atau 11,357 %.

d. Daerah yang berada ketinggian 50 – 100 m dpl dengan luas 18.773 Ha atau 7,817 %.

e. Daerah yang berada ketinggian 100 – 500 m dpl dengan luas 58.409 Ha atau 24,322 %.

f. Daerah yang berada pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl dengan luas 42.323 Ha atau 17,624 %.

g. Daerah yang berada pada ketinggian >1.000 m dpl dengan luas 40.223 Ha atau 16,750 %.

Kondisi topografi Kabupaten Seluma datar hingga sangat terjal/curam.

Berdasarkan kemiringan lereng, bahwa wilayah yang bertopografi datar 89.105 ha, landai 23.940 ha, curam 59.760 ha dan sangat curam 67.239 ha. Dengan demikian karakter umum wilayah sebagai berikut:42

1. Lahan dengan ketinggian di bawah 10 m dpl merupakan lahan dengan kemiringan 0-3%;

2. Lahan dengan ketinggian 10 – 25 m dpl, umumnya mempunyai kemiringan 0 – 3 % dan 3 – 8 %;

42 Data Pemerintahan Seluma, 2019

48

3. Lahan dengan ketinggian 25 – 50 m dpl, mempunyai kemiringan yang sangat variatif, mulai dari 0 – 3%, 3 – 8%, 8 – 15% dan bahkan sebagian kecil adalah 15 – 25%;

4. Lahan dengan ketinggian 50 – 100 m dpl, umumnya dominan dengan dengan kemiringan 8 – 15% dan 15 – 25 %, serta ada sebagian lagi dengan kemiringan diatas tersebut, yaitu 25 – 40 % dan sebagian kecil3 – 8%;

5. Lahan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl, umumnya dominan dengan kemiringan antara 15 – 25 % dan 25 – 40 %, serta sebagian kecil > 40%;

namun ada dua kompleks area yang terletak di selang ketinggian ini yang mempunyai kemiringan dari 0 – 3 %, 3 – 8 % sampai 8 – 15 %, yaitu di Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas yang berada di sekitar kawasan pengembangan permukiman transmigrasi;

6. Lahan dengan ketinggian 500 – 100 m dpl, dominan dengan kemiringan

>40% dan setempat – setempat terdapat lahan dengan kemiringan 25 – 40 %, dengan pemanfaatan ruangnya yang dominan berupa hutan, baik hutan produksi terbatas maupun hutan lindung;

7. Lahan dengan ketinggian > 1000 m dpl, dominan dengan kemiringan >40%, walaupun setempat-setempat terdapat kemiringan lahan 25 – 40% dan 15 – 25%, seperti di Kecamatan Semidang Alas dan Kecamatan Lubuk Sandi.

Pemanfaatan lahan untuk lahan dengan >1000 m dpl ini berupa hutan lindung.

5. Jenis Tanah

49

Jenis tanah terluas di Kabupaten Seluma adalah jenis regosol yakni jenis tanah yang mempunyai perkembangan yang berasal dari pegunungan lipatan, oleh akibat adanya erosi tanah pentorehan 0 yang kuat membentuk pelembahan yang dalam mencapai 23,77 luas kabupaten, podsolik coklat litosol yang terbentuk dari bahan aluvial pada dataran tinggi yang terakumulasi ke dataran pelembahan mencapai 19 %, podsolik merah kuning latosol mencapai 17,29 % dan diikuti dengan jenis aluvial sebesar 17,24 %.

6. Hidrologi

Sungai-sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Seluma yang relatif besar mengalir dari hulunya di kompleks pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Samudera Indonesia. Sementara sungai-sungai yang relatif kecil dengan arah aliran yang sama, namun hulunya belum sampai ke Pegunungan Bukit Barisan.

Kabupaten Seluma memiliki sungai besar dan kecil, antara lain : Sungai Air Ngalam, Air Seluma, Air Simpang, Air Dingin, Air Plubang, Air Gambiran Air Rika, Air Plubang Simpang Kanan dan Simpang Kiri, Air Tanjung Aur, Air Nelas Kiri, Air Keruh, Air Nelas, Air Sindur, Air Kungkai, Air Penago, Air Talo, Air Alas, dan Air Maras. Sungai-sungai tersebut ada yang langsung bermuara ke Samudra Indonesia.

Sungai di Kabupaten Seluma berfungsi sebagai sumber irigasi dan sumber air minum PDAM. Wilayah Kabupaten Seluma juga berbatasan dengan lautan Samudera Indonesia dengan kedalaman laut cukup bervariasi

50

mulai dari 5 m s/d 200 m di bawah permukaan air laut. Pada kondisi tertentu pasang air laut tercatat maksimum 120 cm di Muara Sungai Seluma.

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Alasan terjadi tingkat Kesenjangan ekonomi penduduk asli dan penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam.

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan penelitian bahwa, berbagai macam alasan mereka tinggal di Desa Genting Juar. Adapun alasan tersebut mulai dari karena mereka sudah turun temurun tinggal di Desa itu, terdapat juga alasan informan yang tinggal disana karena mendapatkan istri orang asli Desa Genting Juar dan juga ada yang berasal dari pulau Jawa karena adanya program transmigrasi.

B. Perbandingan Tingkat Kesenjangan Ekonomi Penduduk Asli Dan Penduduk Pendatang Di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam

Untuk mengetahui kesenjangan ekonomi penduduk Asli dan penduduk pendatang, maka peneliti menganalisis pndapatan penduduk sebagai berikut:

1. Pendapatan Penduduk Asli Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras

Pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan terdiri dari upah, penerimaan tenaga kerja dan pendapatan dari kekayaan. Pendapatan

51

52

juga dapat di definisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran.

Dari hasil wawancara kepada informan, maka didapatkan pendapatan penduduk asli tertinggi sebesar Rp. 5.723.000 perbulan dan pendapatan terendah sebesar Rp. 787.000 perbulan dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 1.846.108

Nilai rata-rata didapatkan dari: = = Rp. 1.846.108,- Pendapatan penduduk asli sudah dikategorikan sedang. Pendapatan untuk setiap orangnya berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan dan pengeluaran masing-masing KK. Penduduk Asli adalah penduduk yang berasal dari Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras.

Sebagian besar penduduk asli Desa Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras pekerjaan utamanya berada pada sektor pertanian.

Tidak dapat di pungkiri pula bahwa sebagian besar dari mereka masih hidup di bawah UMR. Perbedaan yang terlalu timpang akan menimbulkan masalah- masalah sosial ditengah-tengah masyarakat.

53

Di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras, yang memegang peranan penting adalah karet dan sawit, dapat dimaklumi mengapa pentingnya komoditas sawit dan karet ini dikembangkan sebagai salah satu komoditi unggulan Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras mengingat dari sekian banyak komoditi perkebunan. Hal ini menunjukkan betapa besarnya potensi komoditas karet untuk di kembangkan guna menopang pendapatan masyarakat.

Sektor pertanian yang merupakan tempat menggantungkan harapan hidup sebagian besar masyarakat khususnya di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras itu justru menghadapi masalah yang cukup kompleks.

Masalah-masalah tersebut antara lain mencakup masih rendahnya tingkat pendapatan penduduk asli di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras.

2. Pendapatan Penduduk Pendatang Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras

Pendapaan tertinggi penduduk pendatang sebesar sebesar Rp.

5.023.000 dan pendapatan terendah penduduk pendatang sebesar Rp.

765.000,-. Sedangkan rata-rata pendapatan penduduk pendatang sebesar Rp.

1.916.804,-

Nilai rata-rata didapatkan dari: = = Rp. 1.916.804,-

54

Dari angka tersebut, dapat dilihat perbedaan pendapatan penduduk slid an pendatang. Pendapatan penduduk asli Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras dikatergorikan sedang. Tidak jauh berbeda Pendapatan untuk setiap orangnya berbeda-beda sesuai dengan usahanya masing-masing orang. Perbedaan pendapatan antara penduduk asli dan penduduk pendatang Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras

Jenis pendapatan yang dibahas pada penelitian ini adalah Pendapatan perorangan yang merupakan pendapatan yang dihasilkan atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi pajak penghasilan perorangan, sebagian dibayarkan terhadap pajak dan sebagian ditabung oleh rumah tangga.

Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras merupakan salah satu desa di wilayah perkebunan, namun kenyataan menunjukkan tidak semua masyarakat dalam kondisi yang lebih baik, banyak di antara mereka tergolong berpendapatan rendah.

Dari hasil penelitian terdapat perbedaan Pendapatan antara penduduk asli dan penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras. Pendapatan lebih tinggi didapatkan oleh penduduk pendatang yaitu sebesar Rp. 5.023.000,- dan rata-rata pendapatan tertinggi juga didapatkan oleh penduduk pendatang yaitu sebesar Rp. 1.916.804,-. Para penduduk asli dan pendatang memiliki tingkat pendapatan yang sama tetapi hanya memiliki

55

sedikit perbedaan. Sedangkan untuk penduduk asli pendapatan tertinggi sebesar Rp. 5.723.000,- dan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 1.846.108,-.

Salah satu wilayah yang merupakan bagian dari tujuan tempat tinggal bagi para penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras, bahkan diantara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Wilayah yang sedang tumbuh menjadi mega-urban, maka ia akan berkembang dengan kerja keras mereka. Di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras, keanekaragaman penduduk bukan saja dapat dilihat dari terjadinya variasi pemukiman dan munculnya berbagai dialek, tetapi juga bisa dilihat dari meningkatnya pendapatan masyarakat karena mereka yang selalu bekerja keras untuk membuka ladang sendiri.

Penduduk pendatang Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras sebagian besar masyarakatnya hidup dan bekerja pada sektor pertanian,.

Penduduk pendatang mengusahakan tanaman sawit dan karet sebagai tanaman utama.

Penduduk Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras yang berprofesi sebagai petani berjumlah 140 kepala keluarga (KK). Penduduk Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras mayoritas penduduk asli, adapun suku yang terdapat di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras adalah suku Jawa sedangkan bahasa sehari-hari penduduk menggunakan bahasa alas.

56

C. Tingkat Kesenjangan Ekonomi Penduduk Asli Dan Penduduk Pendatang Di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam

1. Pendapatan Penduduk Asli Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras

Dari hasil penelitian, maka didapatkan pendapatan penduduk asli tertinggi sebesar Rp. 5.723.000 perbulan dan pendapatan terendah sebesar Rp. 787.000 perbulan dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 1.846.108,-

Nilai rata-rata didapatkan dari: = = Rp. 1.846.108,-

2. Pendapatan Penduduk Pendatang Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras

pendapaan tertinggi penduduk pendatang sebesar sebesar Rp. 5.023.000 dan pendapatan terendah penduduk pendatang sebesar Rp. 765.000,-. Sedangkan rata-rata pendapatan penduduk pendatang sebesar Rp. 1.916.804

Nilai rata-rata didapatkan dari: = = Rp. 1.916.804,- Islam datang sebagai agama terakhir yang bertujuan untuk mengantarkan pemeluknya menuju kepada kebahagiaan hidup yang hakiki, oleh karena itu Islam sangat memperhatikan kebahagiaan manusia baik itu kebahagiaan dunia maupun akhirat, dengan kata lain Islam (dengan segala aturannya) sangat mengharapkan umat manusia untuk memperoleh kesejahteraan materi dan spiritual. Secara jelas

57

bagaimana eratnya hubungan antara Syariat Islam dengan kemaslahatan. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tentu mempunyai tujuan yang tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al- thayyibah). Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam, yang tentu saja berbeda secara mendasardengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistic .

Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana untuk mencapai keadilan distributive, karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, dengan terciptanya lapangan kerja baru maka pendapatan riil masyarakat akan meningkat, dan ini merupakan salah satu indicator kesejahteraan dalam ekonomi Islam, tingkat pengangguran yang tinggi merupakan masalah yang memerlukan perhatian serius seperti halnya dalam ekonomi kapitalis, hanya saja dalam pemikiran liberal, tingkat pengangguran yang tinggi bukan merupakan indicator.

Konsep Kesejahteraan dalam Islam kegagalan system ekonomi kapitalis yang didasarkan pada pasar bebas, hal itu dianggap sebagai proses transisional, sehingga problem itu dipandang akan hilang begitu pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Menurut Imam Al-ghazali kegiatan ekonomi sudah menjadi bagian dari kewajiban social masyarakat yang telah ditetapkan oleh Allah Swt, jika hal itu tidak dipenuhi, maka kehidupan dunia akan rusak dan kehidupan umat manusia akan binasa. Selain itu, Al-ghazali juga merumuskan tiga alasan

58

mengapa seseorang harus melakukan aktivitas ekonomi, yaitu: Pertama, Untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. Kedua, Untuk menciptakan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya dan Ketiga, Untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan.

Tiga kriteria di atas menunjukkan bahwa kesejahteraan seseorang akan terpenuhi jika kebutuhan mereka tercukupi, kesejahteraan sendiri mempunyai beberapa aspek yang menjadi indikatornya, di mana salah satunya adalah terpenuhinya kebutuhan seseorang yang bersifat materi, kesejahteraan yang oleh Al-ghazali dikenal dengan istilah (al-mashlahah) yang diharapkan oleh manusia tidak bisa dipisahkan dengan unsure harta, karena harta merupakan salah satu unsur utama dalam memenuhi kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan dan papan

Konsep Kesejahteraan dalam Islam kebutuhan konsumsi), ayat di atas menyebutkan bahwa Dialah Allah yang memberi mereka makan untuk menghilangkan rasa lapar, statemen tersebut menunjukkan bahwa dalam ekonomi Islam terpenuhinya kebutuhan konsumsi manusia yang merupakan salah satu indicator kesejahteraan hendaknya bersifat secukupnya (hanya untuk menghilangkan rasa lapar) dan tidak boleh berlebih-lebihan apalagi sampai melakukan penimbunan demi mengeruk kekayaan yang maksimal, terlebih lagi jika harus menggunakan cara-cara yang dilarang oleh agama, tentu hal ini tidak sesuai anjuran Allah dalam surat Quraisy di atas, jika hal itu bisa dipenuhi, maka kita tidak akan menyaksikan adanya korupsi, penipuan, pemerasan, dan bentuk- bentuk kejahatan lainnya

59

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan dapat diperoleh dengan membentuk mental menjadi mental yang hanya bergantung kepada Sang Khalik (bertaqwa kepada Allah Swt.), dan juga berbicara dengan jujur dan benar, serta Allah Swt. Juga menganjurkan untuk menyiapkan generasi penerus yang kuat, baik kuat dalam hal ketaqwaannya kepada Allah Swt. Maupun kuat dalam hal ekonomi. Ketika Saad bin Abi Waqash r.a. ingin mewasiatkan duapertiga dari hartanya padahal ketika itu tidak ada yang mewarisi hartanya kecuali hanya seorang putrinya, kemudian Rasulullah Saw. Pun bersabda “Sepertiga saja, sepertiga itu sudah banyak, sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik dari pada membiarkan mereka dalam keadaan kekurangan dan meminta-minta kepada orang lain” (hR.

Jamaah). Al-Qur’an juga menyinggung tentang kesejahteraan yang terdapat pada surat An Nahl ayat 97

ًةَبِّيَط ًةاَيَح ُهَّنَ يِيْحُنَلَ ف ٌنِمْؤُم َوُهَو ٰىَثْ نُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم اًِلِاَص َلِمَع ْنَم ْمُهَرْجَأ ْمُهَّ نَ يِزْجَنَلَو ۖ

َنوُلَمْعَ ي اوُناَك اَم ِنَسْحَأِب

Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.

Yang dimaksud dengan kehidupan yang baik pada ayat di atas adalah memperoleh rizki yang halal dan baik, ada juga pendapat yang mengatakan kehidupan yang baik adalah beribadah kepada Allah disertai memakan dengan rizki yang halal dan memiliki sifat qanaah, ada pendapat lain yang mengatakan

60

kehidupan yang baik adalah hari demi hari selalu mendapat rizki dari Allah Swt.

Menurut Al-Jurjani, rizki adalah segala yang diberikan oleh Allah Swt. Kepada hewan untuk diambil manfaatnya baik itu rizki halal maupun haram.

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Alasan terjadi tingkat Kesenjangan ekonomi penduduk asli dan penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam, berbagai macam alasan penduduk Asli dan pendatang tinggal di Desa Genting Juar. Adapun alasan tersebut mulai dari karena mereka sudah turun temurun tinggal di Desa itu, terdapat juga alasan informan yang tinggal disana karena mendapatkan istri orang asli Desa Genting Juar dan juga ada yang berasal dari pulau Jawa karena adanya program transmigrasi

2. Perbandingan tingkat Kesenjangan ekonomi penduduk asli dan penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam, maka didapatkan pendapatan penduduk asli tertinggi sebesar Rp. 5.723.000 perbulan dan pendapatan terendah sebesar Rp. 787.000 perbulan dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.

1.846.108,-. Pendapaan tertinggi penduduk pendatang sebesar sebesar Rp.

5.023.000 dan pendapatan terendah penduduk pendatang sebesar Rp.

765.000,-. Sedangkan rata-rata pendapatan penduduk pendatang sebesar Rp.

59

62

1.916.804,-. Maka Peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat pendatang lebih sejahtera daripada penduduk asli.

3. Tingkat Kesenjangan ekonomi penduduk asli dan penduduk pendatang di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Perspektif Ekonomi Islam dilihat dari pendapatan lebih tinggi didapatkan oleh penduduk pendatang yaitu sebesar Rp. 5.023.000,- dan rata-rata pendapatan tertinggi juga didapatkan oleh penduduk pendatang yaitu sebesar Rp. 1.916.804,-. Para penduduk asli dan pendatang memiliki tingkat pendapatan yang sama tetapi hanya memiliki sedikit perbedaan. Sedangkan untuk penduduk asli pendapatan tertinggi sebesar Rp. 5.723.000,- dan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 1.846.108,-

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran- saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam penelitian yaitu : 1. Bagi penduduk asli dan pendatang agar terus dapat meningkatkan hasil

kesejahteraan mereka

2. Diharapkan pada penelitian yang lain agar dapat melihat beberapa faktor lain yang belum diperhatikan dalam penelitian ini.

3. Dalam penelitian ini karena informan penelitian masih terbatas maka disarankan kepada peneliti lain, yang ingin meneliti hal yang sama, agar memperbanyak informannya.

63

DAFTAR PUSTAKA

Adimarwan, A. Karim. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2012.

Agung, Gusti Ngurah, Teori Ekonomi Mikro Suatu Analisis Produksi Terapan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Admadja, Suma. Pengantar Study Sosial. Jakarta : Penerbit Alumni. 2001.

Data Desa Genting Juar Pada Januari 2016.

Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006.

Febriyanto, Muhammad Aminuddin Bagus. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Surabaya : Universitas Airlangga. 2016.

Hernanto, F. Ilmu Usahatani. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 2011.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz 4,5,6 (Cet. 1 Jilid 2): Jakarta:Gema Insani, 2015

http://pedomanbengkulu.com/2018/05/hari-jadi-ke-15-dan-kilas-balik-sejarah- seluma/

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kabupaten_Selu ma

https://desagentingjuari.wordpress.com/hanjuang-39/

64

https://didahputri.wordpress.com/2015/10/28/macam-macam-kesenjangan-sosial/

KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online) Available at : Http://kbbi.web.id/pusat, (Diakses 21 Juni 2016).

Kuncoro, Mudrajad. Otonomi Daerah Menuju Era Baru Pembangunan Daerah. Edisi Tiga.

Jakarta: Erlangga. 2014.

Kurnia, Anwar. Kegiatan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.

2012.

Kusnadi. Memnela Nelayan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Mahfudz, F.D. Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi Hukum Pantai Indonesia. Balai Pelatiahn Kehutanan Manado. 2012.

Muljono, Djoko. Perbankan dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: ANDI.

2015.

Nugroho, Gunarso Dwi. Modul Globalisasi. Banyumas: CV. Cahaya Pustaka. 2006.

Nurdiyanto. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Turunnya Pendapatan Pada PT. Tunas Gemilang Sakti Palembang, STIE MDP. 2010.

Pasaribu dkk, Sosiologi Pembangunan. Bandung : Tarsito, 2006 Pawito, Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Pelangi Perkasa, 2007 Pudjo, Sumedi. Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta: Uhamka Press. 2010.

Rianto, Al Arif, M. Nur dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi (Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Kencana. 2010.

Dokumen terkait