• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI MEDAN

Dalam dokumen Irigasi dan Bangunan Air pdf (Halaman 64-71)

PETAKTERSIERYANG IDEAL

4. KONDISI MEDAN

Tipe-tipe medan dapat diklasifikasikan sbb. :

a. Layout pada Medan Terjal.

Medan terjal dimana tanah hanya sedikit mengandung lempung, sangat rawan terhadap bahaya erosi oleh aliran air yang tiqak terkendali. Erosi terjadi jika kecepatan air pada saluran tanpa pasangan lebih besar dari batas yang diijinkan. lni mengakibatkan saluran pembawa tergerus sangat dalam dan penurunan elevasi muka air mengakibatkan luas daerah yangdairi berkurang.

Dua skema layout yang cocok untuk keadaan medan terjal ditunjukkan pada gambar 4.3 dan gambar 4.4. Kemiringan paling curam biasanya dijumpai tepat dilereng hilir dari saluran primer. Gambar 4.3. memperlihatkan situasi dimana sepasang saluran tersier mengambil air dari saluran primer dikedua sisi saluran sekunder. Sistem pembagian air yang cocok' untuk petak tersier yang diberi air dari pengambilan seperti ini ditunjukkan di sini. Gambar 4.4. menunjukkan situasi umum lainnya dengan suatu bangunan sadap tersier saja.

Saluran tersier mengikuti kemiringan medan dari box bagi pertama dan biasanya diberi pasangan.

Tipe Medan Kimiringan

Medan terjal diatas 2%

Medan bergelombang 0.25 - 2%

Medan berombak 0.25 - 2%, pada umumnya kurang dari 1%. Ditempat tertentu mungkin lebih besar

Medan sangat datar < 0.25%

)alan inspeksi I

soluran ~rlmer

.

I ~~

~.~ ~ -~

-k"~" ~ gorong- .~

c

___ "--- ---- ~- go ~oronv A I "---

T1 I

jalan inspeksi 1

. - -- ---

r

saluran sekunder __.r---r'-.saluran irigasidan

I

'

I

J. --- ""1"':- Lpembuan9 kuarter~

I YT2 1 QU 2

../". -;"'---

Ii,. ~ ~ I

. . ,i -'a I

I . '. ,

I

I 1 1

-

~

s::::=---~-

\

maks. 35 m

t

,.1 ·T3 QU 3 \

'

I

I

maks. 500m

'.1 "

\

kampung.

t

b: I __ , ~~5.:~::-"c.~:/...f~ -

~ -i!.:} .i T 4 ~

pembaglan

,

L

v,/>:/// """ - - - --- --

- .

.

-.- '

ii'

_ soluran ternler QU 4 alf da" ,""::::-

~9

I' I (u;numnya diberi pasangan meski sawah ke sawah ' ~-=-

1

I

.

sa uran tanpa pa

-

111 terjun mungkin dips~~~~b n dg'

kbangUnan . ~

.~

I

..- angan.

./. 80-

.. _ I

'

----

W1=

' ~ / II

I

Bagian saluran kuarfer /"'/ ~~ngunan akhir .I

\

I

.

yang diberi pasan gan ___ i ,

I

- --

I

I

tak ada peng~~

-

QU 5

I

'

J

air

I IL

_0.--'- - I

I

I

~

t

iI QU 6 :

-..:

~F:

-.=-= 10

-- +

- . ~ -

"-"-

- - =::::...

.'

-

.

I~

I

. :.:

~ -~ -'-:--\--" """"---"

i r

: - =="=.=-=--=

,. I

I I --

Gambar 11.3 Skerna layout petak tersier palla medan terjal. (1)

I gorong bangunan sadap

, gorong

- ,

!r - saluran primer

.v I

-4 ...

,

1 ---

"-.-..

I - -- .--....

. ' .,.

l

\

QU,

maks. 500 mmaks. 300 m

~

'

I

~ \ - --- -.

"""'-'---

lE ~ -'

,....----

I '

'.PIS'

-

\ saluran tersier QU ,

I

I saluran dan

/

)

(umumnya diberi pasangan meskl

I

I

QU 4 ! pembuang

.

I

saluran tanpa pasangan dg. bangunan

9

'

I

kuarter /

~~~~~~~:~ban~~~__

w

:._ ~.

\

'saluran T3 II

1/

90_

Lpembua~---!L bangunan/ /

A

\\

I

, QU 5

!

III

.

,1 = QU 6=:: akhir / /1'.1

I\.'==;':' -==.:..:-:- -:.:...""7:..:.:..."'7"::'-

~

r

~;:'=-- - -- -- -7 -, /

de-

/

\ T6:1 .

/ v'----

\. .

QU 7

I

QU 8

I

pembuang

BiJ, i L / primer

I~ .

---

I \\ r-

/ \~.~r~n kuarter

II

~~.

/

\ denganpasangan QU 10 >' \..80

~

\ unrukpembawas~a ./' I

. \ QU 9 I / /

~-:--==::--=-~~.7'

--

_

.--.. /

/ ~"\ /' ':':'-" -.."'

1

,//t-:;

'\ . ! I QU,~/

I \ /6'

" :--;;I. ,'I

, /

J::i.I

"'i: '

/

saluran kuarter dengan bangunan

~ '.

'-!

/

;' terjun jika perlu untuk pengambilan air

~ .

.

~,'~ /

.'\W

~.I I

/

~ I

t

Gambar 4.4 Skema layout petak tersier pada medan terjal. (2)

Pada gambar 4.3. saluran tersier paralel dengan saluran sekunder pada satu sisi dan memberikan aimya ke saluran kuarter garis tinggi melalui box bagi disisi lainnya. Pada gambar 4.4. saluran tersier dapat memberikan aimya ke saluran kuarter di kedua sisi. Paling baikjika saluran tersier ini samajauhnya dari batas-batas petak tersier, sehingga memungkinkan lua spetak kuarter dibuat kira-kira sama. Petak-petak semacam ini biasanya mempunyai ujung runcing, yang memerlukan saluran kwarter yang mengikuti kemiringan medan. Karena saluran tersier semacam ini memerlukan pasangan dan biaya pembuatannya mahal, maka sebaiknya dibuat minimum; sebaiknya satu saluran per petak terseier. Pada medan yang sangat curam, sebaiknya dipakai flume (beton bertulang).

b. Layout pada Medan Agak Terjal

Banyak petak tersier mengambil aimya sejajar dengan saluran sekunder yang akan merupakan batas petak tersier di satu sisi. Batas untuk sisi yang lainnya adalah pembuang primer. Jika batas-batas jalan atau desa tidak ada, maka batas atas dan bawah akan ditentukan oleh trase saluran garis tinggi dan saluran pembuang.

Gambar 4.5 dan gambar 4.6 menunjukkan dua skema layout. Gambar 4.5 untuk petak yang lebih kecil dari 500 m dan serupa dengan gambar 4.3 kecuali saluran irigasi dan saluran pembuang harns dibuat pisah.

Jika batas-batas blok terpisah dari 500 m, maka harns ada saluran kuarter garis tinggi yang kedua. Salah satu dari sistem ini, yang mencakup saluran tersier kedua yang mengikuti kemiringan medan, ditunjukkan pada gambar 4.6. ada cara-cara lain untuk mencapai hal ini dan semua metode sebaiknya dipertimbangkan segi biayanya. Hanya dalam hal-hal tertentu saja maka lebar petak lebih dari 1.000 m. Untuk mengatasi hal ini, saluran tersier kedua dapat memberikan aimya ke saluran kuarter dikedua sisinya.

c. Layout pada Medan Bergelombang

Jika keadaan medan tidak teratur, maka tidak mungkin untuk memberikan skema layout. Ketidak teraturan medan sering disebabkan oleh dasar sungai, bekas alur sungai, jalan, punggung medan dan tanah yang tidak rata.

Hendaknya diatur trase saluran tersier pada kaki bukit utama dan memberikan air dari salah satu sisi saluran kuarter yang mengali rparalel atau dari kedua sisi saluran kuarter yang mungkin keaarah bawah punggu medan.

Pembuatan layout akhir hendaknya ditujukan untuk membuat petak kuarter yang berukuran sama/serupa (Gambar 4.7), yang diberi air dari satu saluran kuarter.

QU 3

d g

an QU 4

dapat digabung en boks tersier.

bangunan akhir bagian saluran kuarter

;;;tUk pembawa saja

saluran tersier

(umumnya saluran tanah dengan bangunan terjun

jembatan di saluran tersler

Gambar 4.5 Skema Layout petak tersier pada medan agak terjal. (1)

Iii saluran sekunder I

~ .

LJalan insp~1 saluran tersler saluran kuarter I

_ . ,."_ T3 I I

,

.

--".-=. I ,

1 .

T1. QU1"--.;.--=.: '._' _.. '"

I .+saluran te~~biaSanya

I, -'.::::.::::-..:;;:dt-.~...

.l':'-"'_.""". .1 "",- ~

~

IIy;;-:=,::..:=:...::.:::..:___~p-emb. kuarter , ,-'. I

t QU2 -~-.;.;,--";.__~!I~:"T4- --: ::.::.~c:::-. .

.

I, ~'S>

IIII ~.

,.

, ""- '~': ::::,::,,-,"

'""':".:::

::,---

l. ::.'

,

I .

I --

QU6

p-emQ, p'rimeu

.., '

I'

f.KI-..;.;==-::=-::--- "I' (batas petak

I

I

I

.)

-

bag Ian salk;:;Qrte~::'-=:iI -.L.-=:_-.. ___K2--;--'; -:: tersier) l_ <i9I

,.1 untukpembawasoja I; : ~.~~-==-~.J ....

-I , .

~ ;.;..--

- 11)___ QU3 ~!

i !.

'I ===.:-.::.;:, ;, . I

l ' i

l QU 4 '-'~---II

.-;; -=-=--.~

QU7 . II

,i ,I --"::'- :-..:.:.,-.-,.,J'\. ~

"

_- pembual)g kuarte~ QU 8 .' .7: '.

_ )J~-.. - I I' --=.:

:---

~""-- t

,:

--PeIDbuanQtersler I

-

1w1.,~gunan'1'

-

sadaL-

- ---

i II

1'1 memberl air ke petak-petak 1

I tersier berlkutnya . t

Gambar 4.6 Skema layout petak tersier di daerah datar berawa-rawa

saluran . I

buang pnmer I

~ ;

rI-"<,,

: 1/ ,

~ 'm-?fltfi'" _ .ATr~"!';-:-"l *

" '01i'. -

! '---'.J , \ 1../;",.J /"

- .

~

/; I';/ ::r;: I

:

i

r,

I

. ___

QU f/ I

!/fI%J;/ , Q", , "1"", '

/

. I

,1m" Q", ';, , I, I ,

~

, U'(d:tr/~!QUI'i

(j

'::

,

\

J./ ' f\1

I

: ,

[i'--V

'

I

A

~

I ""'; I

" .$=---iL

; I : J

!

1

:

I

' "/ ,-":::,~,~",,,, t :.________...

" '

,

:'i\,"

7;';;- -==;O~'-=;;~""7"-T,,=:-='j_,"

J

'//'., ,/ :!" ", I

-".

I '!Z!f "'"

:t :': I :

.

I

, ~/-

~

/, If. " i QU 9 'QU 10 I

7/-~. r QV8. I I . I

I'

I~' i, QU 7 I '.r\ I""'j

, t ; I

..

~

'l , ~,,-"'1 ,

, .

I

!

'~

I

~;;//~{

l

'

~

~

1~1-r- I

'

TlI rTi! _,'

I

~ampun.9;:: "1.. 'VI..(- \..LJ, '-.:,,'/1

1

'7f'~}fj ~ ''Sf;- " 1

," ''''-_

..

~ ~""'; , · "--7

II

V"' "" " .J -. I

.~t" / I /

III' ,,~

r

"t

"

I

II

Gambar 4.6 Skema layout petak tersier di daerah datar bergelombang

Sebaiknya dicoba beberapa laternatif perencanaan dengan mempertimbang- kan biaya kelayakan pelaksanaannya. Bilarnana perIu bangunan terjun direncanakan disaluran-saluran tersier kuarter.

Saluran pembuang. pada umumnya berupa saluran pembuang alarn dan letaknya harns cukup jauh dari saluran irigasi. Saluran pembuang alarn biasanya akan melengkapi sistem punggung medan dan sisi medan. Situasi dimana saluran irigasi harus melintasi salurna pembuang sebaiknya dihindarkan.

Jalan insespeksi akan mengikuti saluran tersier dan ini juga berarti mengikuti punggung medan. Sebaiknya dibuat jalan petani dimana perIu, sehingga tidak ada titik yang jauh dari 350 m dari jalan.

d. Layout pada Medan Datar

Pada umumnya tidak ada daerah datang yang lua sekali di lapangan, kecuali dataran pantai dan tanah rawa-rawa. Potensi pertanian daerah-daerah semacarn ini sering terhambat oleh sistem pembuangan yang jelek dan air yang tergenang terus-menerus merusak kesuburan tanah. Sebelum tanah semacarn ini dibuat produktif, harns dibuat sistim pembuang yang efisien dulu.

Tetapi saluran pembuang ini tidak dapat direncanakan secara terpisah dari saluran pembawa. Keduanya saling melengkapi dan layout harus direncanakan bersarnaan.

Akan diperIukan pengukuran yang lebih detail karena saluran pembuang harns mengikuti titik yang lebih rendah. Sistem yang paling baik adalah tipe tulang ikan (herringbone type) atau sistem yang mengikuti gtelombang bagian bawah. Kemudian posisi saluran dapat ditentukan. Pada medan yang berat mungkin juga diperIukan saluran pembung sub-kuarter. Pembuang ini sebaiknya berpola tulang ikan dan digali oleh para petani.

Kemudian layout saluran digabungkan pada jaringan pembuang. Skema layout ditunjukkan pada garnbar 4.3. Saluran kuarter dapat memberikan air dari kedua sisinya dan panjangnya bisa dibuat sarna dengan pembuang kuarter.

Lebar maksimum petak kuarter bisa mencapai 400 m. Kesulitan yang dialmi dalarn memberikan air dari sawah ke sawah pada tanah datar dapat dikurangi dengan membuat saluran cacing tegak lurus terhadap saluran kuarter.

4.3. SALURAN IRIGASI

Dalam dokumen Irigasi dan Bangunan Air pdf (Halaman 64-71)

Dokumen terkait