• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pluralisme Agama Menurut Beberapa Ahli

BAB II: TINJUAN UMUM TENTANG PLURALISME AGAMA

D. Konsep Pluralisme Agama Menurut Beberapa Ahli

Pluralisme agama mempunyai berberapa pengertian dan pendapat. Tentu saja hal itu akan terjadi karna didasari oleh

31 Anis Malik Toha. Tren Pluralisme Agama: Tinjuan Kritis, h.23

32 Perjalanan pertama Eropa, Protugal, maupun Spanyol, mencapai Asia

antara lain untuk menyebarkan agama Kristen (Katolik), mereka tidak toleran terhadap agama lainyang bukan Katolik. Seorang pribumi yang menjadi Katolik dapat mencapai kedudukan tinggi dalam pemerintahan, baik Gereja maupun duniawi. Pluralisme Agama Dalam Persepektif Sejarah: Dialog Kritik dan Identitas Agama, h. 175

33 Umi Sumbulah dan Nurjanah, Pluralisme Agama: Makna dan Lokalitas

Pola Kerukunan Antarumat Bangsa, h. 47

beberapa faktor diantaranya: latar belakang , kondisi situasi atau lingkungan dan lain-lain.

Menurut Alwi Shihab pluralisme agama bukanlah sinkretisme34 , yaitu menciptakan suatu agama baru dengan memadukan unsur-unsur tertentu dari berbagai ajaran agama.

Pluralisme agama juga dijelaskan William L Reese35 (w.

2017) dalam tinjuan filosofi, ia mengatakan bahwa pluralisme agama adalah pandangan metafisis36 yang menyatakan bahwa dunia ini pasti terdiri dari lebih satu agama37. Yang kemudian agama-agama tersebut mempunyai persamaan dan berbedaan seperti agama samawi yakni Yahudi, Kristen dan Islam, ketiga agama ini mempunyai runtunan yang sangat erat dalam aspek teologis.

Menurut Ulil Abshar38, bahwa ada tiga level konsep dalam proses menghargai dan menghormati perbedaan. Pertama adalah toleransi, kita harus siap menerima perbedaan yang ada sekaligus menghargai dan menghormatinya,suka atau tidak suka. Kedua adalah inklusifisasi yaitu kondisi di mana bersedia berkenalan dan merangkul perbedaan tersebut untuk berdampingan dengan kita.

“Insklusifisasi itu selangkah lebih maju dari toleransi. Ketiga,

34 Alwi Shihab, Islam inklusif:menuju sikap Terbuka dalam beragama,

(Jakarta: Mizan, 1998) h. 41.

35 William L Reese adalah seorang anggota fakultas di Departemen

Filsafat, Universitas Negeri New York di Albany, lihat: https://id.wikipedia.org diakses pada 26 juli 2019

36 Cabang filsafat yang berkaitan dengan analitis atas hakikat fundamental

mengenai keberasaan dan realitas yang menyertainya, lihat: https://id.wikipedia.org diakses pada 26 juli 2019

37 Ulil Albab, Pluralisme Agama Dalam Persepektif Nurcholis Madjid dan Paul F Knitter, skripsi, UIN Jakarta, 2015, h. 22. terbitkan

38 Ulil Abshar Abdallah adalah seorang tokoh Liberal Indonesia , ia berasal

dari keluarga Nahdlatul Ulama. Ayahnya Abdullah Rifa’i dari pesantren Mansajul Ulum, Pati, sedangkan mertuanya, Mustofa Bisri, kyai pesantren Raudlatul Talibin, Rembang, lihat : https://id.wikipedia.org diakses pada 26 juli 2019

31

pluralisme39 adalah tingkatan tertinggi dari menghargai sebuah perbedaan. Kita tidak hanya menghargai perbedaan, namun juga mau merangkul dan berdampingan orang-orang yang berbeda dengan kita dan tidak memaksa mereka untuk menjadi sama dengan kita.40

Mengenai toleransi sendiri, dalam jurnal yang berjudul pluralisme agama dan toleransi dalam islam persepektif Yusuf al- Qaradhawi, yang ditulis oleh Sukron Ma’mun, beliau menjelaskan bahwa toleransi juga diartikan sebagai bentuk sikap yang diambil dalam menanggapi adanya paham pluralisme agama. sikap toleransi dirasa mampu menjaga dan melindungi agar tidak terjadi konflik antar agama juga menjadi cagar kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang .41

Gus Dur mengartikan pluralisme agama adalah sebuah pandangan yang menghargai adanya kemajemukan suku, bangsa, agama, budaya, ras dan lain-lain, dan juga sebagai sarana bagi manusia untuk memahami anugerah Tuhan agar tercipta toleransi dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.42

M. Quraish Shihab memberikan pengertian pluralisme agama bahwa umat Islam tidak pernah mengklem surga milik mereka sediri, karena surga dan neraka adalah hak prerokatif Allah, dan seseorang masuk surga bukan karna amal mereka sendiri,

39 Ulil Abshar juga perbendapat bahwa pluralisme agama bukanlah suatu

paham yang membenarkan suatu agama lantas mengeyampingkan keyakinan kita sendiri, lihat: http://suakaonline.com, diakses pada 29 juli 2019

40 http://suakaonline.com, diakses pada 29 juli 2019

41 Sukron Ma’mun, “pluralisme agama dan toleransi dalam islam

persepektif Yusuf al-Qaradhawi”, dalam jurnal Humaniora, Vol. 4, No. 2 Oktober 2013, h. 1224

42 Taufani, “pemikiran pluralisme gus dur”, dalam jurnal tablig, vol. 19,

No. 2 desember 2018, h. 202

melainkan karna rahmat dari Allah SWT, Kemudian agama- agama itu tidak bisa disamakan, karna memang Islam dan Yahudi itu berbeda. 43

Buku yang berjudul Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusivisme, Pluralisme dan Mutikulturalisme yang ditulis oleh Zuhairi Misrawi, ia berpendapat bahwa pluralisme adalah paham yang menyatakan semua agama sama, tidak mempunyai kolerasi dengan pluralisme sama sekali, bahkan bisa disebut bertentangan dengan pluralisme, paham seperti itu lebih dekat dengan inklusivisme44

Jurnal yang berjudul Toleransi Religius, Antara Pluralisme dan Pluralitas Agama dalam Perspektif Al-Qur’an karya Bagus Purnomo, pluralisme agama memiliki dua makna: pertama, keberadaan kelompok yang berbeda-beda dalam masyarakat, kedua, kebijakan yang menjunjung perlindungan dan penghargaan terhadap perbedaan 45 . Dalam pengertian pluralitas agama nampaknya lebih dekat dengan pengertian yang pertama, walaupun secara penggunaan bisa ditumpang tindihkan.

Walaupun secara bahasa berbeda.

Pendapat lain yang bertolak belakang dengan pendapat pertama diantaranya adalah, pendapat John Hick (w. 2012)46,

43Indonesiaku, Non Islam pluralisme dan hak surga, pada menit 0.36-2.54, dipublikasikan pada tanggal 12 Oktober 2017, diakses pada tanggal 17 juli 2019

44 Inklusivisme adalah paham yang menganggap bahwa hanya pandangan

dan kelompoknya yang paling benar, sedangkan kelompok yang lain dianggap salah. Lihat: Zuhairi Misrawi, Al-Qur‟an Kitab Toreransi: Inklusivisme, Pluralisme dan Mutikulturalisme, h. 198

45 Bagus purnomo ,” Pluralitas Agama dalam Perspektif Al-Qur’an”, vol.

6, no. 1, 2013 h. 85

46 John Harwood Hick lahir di Inggris tahun 1922 ia adalah seorang teolog

yang mendapatkan pendidikan teologi di Edinburg dan Oxfrod, ia juga terkenal

33

yang dikutip Anis Malik Thoha, menyatakan: pluralisme agama adalah merupakan manifestasi-manifestasi (perwujudan) dari realitas yang satu. Dengan demikian, semua agama sama dan tak ada yang lebih baik dari yang lain.

Majelis Ulama Indonesia mendefiniskan Pluralisme Agama sebagai suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga".47

Adapun dalil keagamaan yang digunakan untuk mengaramkan pandangan tersebut antara lain48:

Perihal keyakinan, bahwa Islam adalah agama yang paling benar























































Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir sebagai tokoh pluralisme dan dialog antar agama-agama. lihat:

https://id.wikipedia.org diakses pada 26 juli 2019

47 Andian Husaini, Pluralisme Agama: Fatwa MUI Yang Tegas dan Tidak Kontrovesial, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), Cet, 3 h. 2-3

48 Zuhairi Misrawi, Al-Qur‟an Kitab Toreransi: Inklusivisme, Pluralisme

dan Mutikulturalisme, (Jakarta: Penerbit Fitrah, 2007) h.205

terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. QS. Ali Imrân [3]:19

Agama selain Islam tidak akan diterima Tuhan di hari akhir nanti





























Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali- kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” QS. Ali Imrân [3]:85

Realitas perbedaan agama











“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." QS. al-Kâfirûn [109]:7

Perintah memerangi mereka yang memerangi umat Islam













































“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim” QS. al- Mumtahanah [60]:9

35

Tidak ada pilihan kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya



















































“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” QS. al-Ahzâb [33]:36

Nurcholis Madjid menjelaskan setidaknya ada tiga sikap dalam menanggapi pluralisme agama, yakni pertama, sikap ekslusif yakni memandang agama-agama lain adalah jalan yang salah, kedua inklusif yakni agama lain adalah bentuk implisit agama kita dalam artian adanya kebenaran disetiap agama, seluruh agama adala sama dan ketiga sikap pluralis yakni mengakui adanya agama-agama selain agama yang dianut, dan setiap agama mempunyai jalan sendiri-sendiri yang tidak boleh disamakan dengan jalan yang lain49 bisa disimpulkan sikap pluralis tidak masuk pada pembahasan teologi, yakni mengakui adanya berbedaan pada setiap agama, dan tentu saja tidak menyamakan agama satu dengan agama yang lain.

Dari penjelasan diatas penulis mengambil pengertian bahwa pluralisme agama adalah suatu faham atau pandangan

49 Nurcholis Majdid, Mencari Akar-Akar Islam Bagi Pluralisme Modern:

Pengalaman Indonesia. Dalam Jalan Baru Islam (Bandung: Mizan 1998) h. 102

yang menghargai adanya keberagaman agama dengan tidak mencampuradukan agama-agama menjadi agama yang satu dan tetap mempertahankan kaidah-kaidah agama masing-masing.

pluralisme agama sebenarnya berusaha mengajak kita agar lebih realitis, bahwa pada hakikatnya agama-agama adalah berbeda, dan membangun torelansi ditengah perbedaan dan keragaman tersebut.

E. Faktor –faktor Berkembangnya Konsep Pluralisme Agama

Dokumen terkait