PENDAHULUAN
Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Mempelajari tafsir Wahbah az-Zuhaili dan Muhammad Quraish Shihab tentang ayat-ayat pluralisme agama. Pada tahun 2014, tulisan Mardiant berjudul “Budaya Pluralisme Agama dalam Upaya Membangun Indonesia Damai” berbentuk tesis di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Metode yang ditulis dalam tesis ini berkaitan dengan pluralisme agama di kalangan mahasiswa KL dan toleransi.
Pada 2015, ia menulis makalah berjudul "Konsep Pluralisme Agama dan Tantangan Penuntutan (Studi Pemikiran Nurcholis Madjid)", oleh Laili Marya Ulfa, dalam bentuk tesis di UIN Walisongo Semarang. Pada tahun 2015, ia menulis makalah berjudul “Pluralisme Agama Ditinjau dari Kegiatan Dakwah di Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” oleh Ahmad Sobiyanto dalam bentuk tesis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini juga memiliki kesamaan dengan tesis yang akan diteliti oleh penulis, yaitu membahas tentang pluralisme agama.
Pada tahun 2018 disertasi bertajuk "Pandangan Al-Qur'an tentang pluralisme agama" oleh Faiq Nebuchadnezzar Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Quraish Shihab dengan Wahbah Az-Zuhaili, namun tesis ini juga mempunyai persamaan dengan tesis yang akan penulis kupas, iaitu membahas pluralisme agama dari sudut ayat al-Quran.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Metode Penelitian
- Sumber Data
Terjemah Tefsir al-Munir Fi el-„Aqîdah Wa el-Syarîʼah Wa el-Manhaj (Liban, 1991 M).
Teknik dan Sistematika Penulisan
Bab ketiga ini akan menerangkan tentang biografi, karya Muhammad Quraish Shihab dan Wahbah Az-Zuhaili serta ciri-ciri Kitab Tafsir al-Misbâh dan Kitab Tafsir al-Munîr Fi al-„Aqîdah Wa al-Syarî'ah Wa al-Manhaj . Selanjutnya pada bab keempat, bab ini akan menjelaskan tafsir ayat-ayat pluralisme agama dalam kitab Tafsir Tafsir al-Munîr Fi al-„Aqîdah Wa al-Syarî'ah Wa al-Manhaj, tafsir ayat-ayat agama. pluralisme dalam Tafsir Kitab Al-Mishbâh dan analisis tafsiran ayat al-Quran tentang pluralisme agama menurut perspektif kitab Tafsir al-Munîr Fi al-„Aqîdah Wa al-Syarî‟ah Wa al-Manhaj dan kitab Tafsir Al-Mishbâh. Bab kelima, bab ini merupakan penutup, mengandungi kesimpulan dan cadangan yang diakhiri dengan bibliografi.
TINJUAN UMUM TENTANG PLURALISME AGAMA
Konsep Pluralisme Agama Menurut Beberapa Ahli
Menurut Alwi Shihab, pluralisme agama bukanlah sinkretisme34, yaitu menciptakan agama baru dengan menggabungkan unsur-unsur tertentu dari ajaran agama yang berbeda. Pluralisme agama juga dijelaskan oleh William L Reese35 (wafat 2017) dalam sebuah tinjauan filosofis, beliau mengatakan bahwa pluralisme agama merupakan pandangan metafisik36 yang mengatakan bahwa dunia ini pasti terdiri dari lebih dari satu agama37. Yang kemudian agama-agama tersebut memiliki persamaan dan perbedaan seperti agama-agama samawi yaitu yahudi, kristen dan islam, ketiga agama ini memiliki garis yang sangat erat dalam aspek teologis.
Philosophy, State University of New York at Albany, lihat: https://id.wikipedia.org diakses 26 Juli 2019. Kami tidak hanya menghargai perbedaan, tetapi ingin merangkul dan bahu membahu dengan orang-orang yang berbeda dari kami dan jangan paksa mereka untuk setara dengan kita.40. Mengenai toleransi itu sendiri, dalam jurnal berjudul Pluralisme Beragama dan Toleransi dalam Islam dari Perspektif Yusuf al-Qaradawi yang ditulis oleh Sukron Ma'mun menjelaskan bahwa toleransi juga dimaknai sebagai bentuk sikap yang diambil dalam menanggapi pemahaman agama. kemajemukan.
Gus Dur mendefinisikan pluralisme agama sebagai suatu pandangan yang menghargai adanya pluralisme suku, bangsa, agama, budaya, ras dan lain-lain, serta sebagai sarana manusia untuk memahami anugerah Tuhan untuk mendorong toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Quraish Shihab memberikan pemahaman tentang pluralisme agama bahwa umat Islam tidak pernah mengklaim surga sebagai miliknya karena surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah dan seseorang tidak masuk surga karena amalnya sendiri. Buku berjudul Al-Qur'an Kitab Toleransi: Inklusifisme, Pluralisme dan Multikulturalisme ini ditulis oleh Zuhairi Misrawi. berbeda dengan pluralisme, pengertian karena lebih dekat dengan inklusivisme44.
Jurnal berjudul Toleransi Beragama, Antara Pluralisme dan Pluralisme Agama Dalam Perspektif Al-Qur'an oleh Bagus Purnomo, pluralisme agama memiliki dua makna: pertama, adanya perbedaan kelompok dalam masyarakat, kedua, kebijakan yang mendukung perlindungan dan penghormatan terhadap perbedaan 45 Majelis Ulama Indonesia mendefinisikan Pluralisme Agama sebagai paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama, setiap pemeluk satu agama tidak dapat mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. 47 Andian Husaini, Pluralisme Agama: Fatwa MUI yang Tegas dan Tidak Kontroversial, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), Cet, 3 h.
Barangsiapa mencari agama selain Islam tidak akan pernah menerimanya (agama) dan termasuk orang-orang yang merugi di akhirat.” QS. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu berteman dengan orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan bantuan (kepada orang lain) untuk mengusirmu. Nurcholis Madjid menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga sikap dalam menyikapi pluralisme agama, yaitu pertama sikap eksklusi yaitu memandang agama lain salah, dan kedua bersikap inklusif. yaitu bahwa agama lain adalah bentuk implisit dari keyakinan kita dalam arti bahwa setiap agama memiliki kebenaran, semua agama adalah sama, dan ketiga, sikap pluralistik, yaitu pengakuan bahwa ada agama lain selain agama yang dianutnya. , dan bahwa setiap agama memiliki jalannya masing-masing, yang tidak bisa disamakan dengan jalan yang lain. Jangan samakan satu agama dengan yang lain.
Faktor-faktor Berkembangnya Konsep Pluralisme Agama
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal
Maka pluralisme agama yang tercipta hanyalah salah satu instrumen politik global untuk mencegah munculnya kekuatan-kekuatan lain yang akan menghadangnya. Namun, yang terkait langsung dengan pembahasan ini adalah tumbuhnya kajian ilmiah modern tentang agama-agama dunia, atau yang sering disebut sebagai perbandingan agama. Kajian tentang agama-agama Timur telah dikembangkan oleh para sarjana Barat dan diinterpretasikan dalam suatu cabang kajian yang lazim disebut Orientalisme.
Nilai-nilai Pluralisme Agama
BIOGRAFI WAHBAH AZ-ZUHAILÎ DAN MUHAMMAD
Biografi Wahbah az-Zuhailî
Nama kitab: Tefsir El-Munîr Fi el-‘Aqîdeh ue el-Syari’ah ue el-Menhexh. Vehbe az-Zuhaili dalam kitab Tefsir El-Munîr Fi el-‘Aqîdeh We el-Syarî’ah ue el-Menhexh ini, menggunakan metode Tahlili, dalam menafsirkan ajet-ajet El-Kur’an dalam kitab tefsirnya. El-Kâfirûn [109]: 6 dengan mengambil penafsiran Vehbah az- Zuhaili dalam Kitab Tefsir el-Munîr Fi el-„Aqîdeh Ue el-Siyari‘ah Ue el-Menhexh dhe M.
Penafsiran Ayat-ayat Pluralisme agama dalam Kitab Tafsir al- Munîr Fi al-‘Aqîdah Wa al-Syarî’ah Wa al-Manhaj. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2012) Cet. Analisi Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Pluralisme agama menurut Perspektif Kitab Tafsir Al-Munîr Fi Al-Aqidah Wa Al-Syariah Wa Al-Manhaj og Kitab Tafsir Al-Mishbâh.
Biografi M. Quraish Shihab
Karateristik Kitab Tafsir al-Munîr Fi al-‘Aqîdah Wa al-Syarî’ah Wa
- Profil Kitab Tafsir al-Munîr Fi al-‘Aqîdah Wa al-Syarî’ah Wa al-
- Profil Kitab Tafsir al-Mishbâh
Profil Kitab Tafsir Tafsir Al-Munir Fi Al-Aqidah wa Al-Syariah wa Al-Manhaj. AYAT-AYAT PLURALISME AGAMA DALAM TAFSIRAN AL-MUNÎR FI AL-AQIDAH WA AL-SYARIAH WA AL-MANHAJ. Baihaki, Kajian Kitab Tafsir Al Munir Wahbah Al-Zuhaili dan Contoh Tafsir Perkahwinan Berlainan Agama, dalam Jurnal Analisis, 2016.