• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penafsiran ayat-ayat hujan dalam kitab Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili (Kajian Tematik Tentang Manfaat Hujan)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penafsiran ayat-ayat hujan dalam kitab Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili (Kajian Tematik Tentang Manfaat Hujan)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

4Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Esensi Ketakwaan, (Jakarta Selatan: PT Ciputat Pess, 2005), hal. Ada ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan salah satu manfaat hujan yang diturunkan sebagaimana firman Allah SWT Q.S.

Rumusan Masalah

Kemudian buku tafsir ini juga menerangkan maksud-maksud al-Quran dengan gaya bahasa yang indah dan menarik. Tafsiran ayat-ayat hujan dalam kitab Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili (Kajian tematik tentang kelebihan karya Wahbah az-Zuhaili (Kajian tematik tentang manfaat hujan)).

Tujuan dan Manfaat

Atas sebab lain, pengkaji memilih menggunakan Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili, kerana kitab tafsir ini mengandungi kitab tafsir yang menggunakan sastera (Adabī) dan corak sosial (Ijtimā'i) serta nuansa fiqh. . (Fiqh) yang dipersembahkan dalam gaya bahasa dan suntingan dan tafsiran yang sangat teliti juga disesuaikan dengan perkembangan dan situasi yang timbul dalam masyarakat. Menyampaikan cara mentafsir ayat-ayat tentang kelebihan hujan dalam kitab Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili.

Ruang Lingkup Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menerapkan teori-teori tafsir yang telah diajarkan di perkuliahan dan mampu menerapkan metode tafsir. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini, penulis dapat melaksanakan penelitian-penelitian untuk kajian tafsir, dan diharapkan penulis dapat menjadikan karya ini bermanfaat bagi khazanah keilmuan khususnya dalam kajian ilmu al-qur an dan tafsir.

Telaah Pustaka

14 Evi Heryani, “Fenomena Hujan dalam Al-Qur’an (Studi Perbandingan Kitab Tafsir al-Azhar dan al-Misbah)”, (Skripsi, IAIN Curup, 2019), hlm. 15 Maulana Nurhuda, “Interpretasi kata hujan dalam Al Quran (kajian analisis tafsir ilmiah)”, (Skripsi, Lembaga Pendidikan Tinggi Al Quran, Jakarta, 2020), hal.

Kerangka Teori

22 Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar ayat-ayat Al-Qur'an, (Jakarta: PT Bhuana Popular Science, 2014), hal. Memilih dan menentukan obyek atau tema yang akan dibahas berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Metode Penelitian

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat diinterpretasikan, menyusun disini berarti mengelompokkannya ke dalam pola, tema atau kategori yang berbeda agar susunan yang diuraikan lebih jelas dan dapat dipahami maknanya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deduktif yaitu menganalisis data yang dikumpulkan baik dari Al-Qur'an maupun dari hadits. Langkah selanjutnya adalah interpretasi hasil analisis data, yang dilakukan untuk menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan, diolah dan disajikan sehingga menjadi suatu kesimpulan yang dapat dipahami oleh pembaca.

Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk bahan penelitian dengan menggunakan metode dokumentasi ayat-ayat Al-Qur'an yang digunakan sebagai dasar ayat-ayat hujan. Reduksi data dilakukan setelah mengumpulkan data penelitian dengan cara menyeleksi atau menyeleksi semua data yang diolah dalam data yang akan difokuskan. Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, yang dilakukan dengan mengorganisasikan seluruh data untuk difokuskan dalam perspektif tafsir Wahbah az-Zuhaili oleh al-Munir.

Penarikan kesimpulan terjadi ketika ketiga proses di atas telah selesai, selanjutnya adalah penarikan kesimpulan mengenai hasil analisis data berdasarkan penelitian yang dilakukan.

WAHBAH AZ-ZUHAILI DAN KITAB TAFSIR AL-MUNIR

Biografi Wahbah az-Zuhaili

  • Kehidupan dan pendidikan Wahbah az-Zuhaili
  • Karya-karya intelektual Wahbah az-Zuhaili
  • Guru-guru Wahbah az-Zuhaili

Tafsir al-Munir

  • Latar belakang penulisan
  • Metode, corak dan sistematika penulisan
  • Kelebihan dan kekurangan
  • Pandangan ulama terhadap tafsir al-Munir

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian sebelumnya peneliti memfokuskan pembahasan bagaimana Al-Quran menjelaskan hujan sebagai bencana, dan hujan sebagai fenomena yang menitik beratkan pada penafsir M. Keempat, Tesis dari Destiana Savira Al - Qur'an dan Tafsir, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta, 2020) dengan judul. Sementara itu, dalam penelitian kali ini, peneliti fokus mengkaji manfaat hujan yang terkandung dalam beberapa ayat Al-Qur'an dan fokus pada kitab tafsir.

17Khamidinal, “Kajian Perbandingan Masa dan Proses Kejadian Hujan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,” Jil 33, Nombor 1, Mei 2021, hlm. 23Ibnu Ali Said Abdillah, "Fenomena Hujan Dalam Al-Quran (Kajian Tafsir Ilmiah)", (Tesis, UIN Intan Lamung, 2019), hlm. Wahbah az-Zuhaili dengan penuh keikhlasan di jalan Allah SWT mengarang kitab Tafsir al-Munir dan mampu menghasilkan kitab tafsir yang memudahkan pembaca mentafsir al-Quran mengikut peraturan dan kehendak syariat dan merupakan buku tafsir terbesar yang dimilikinya dalam bidang tafsir

Menurut Wahbah az-Zuhaili, beliau menamakan kitab tafsir ini dengan nama Tafsir al-Munir, agar kitab tafsir ini dapat memberikan penjelasan atau pencerahan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan pemahaman tentang makna atau kandungan ayat-ayat tersebut. al-Quran melalui tafsiran ini. Kemudian terangkan maksud al-Quran dengan gaya bahasa yang indah dan menarik. Begitu juga dengan tafsirannya, yang cuba menghubungkan teks-teks al-Quran yang dikaji dengan realiti sosial dan sistem budaya yang ada.

Muhammad Ali Iyazi mengatakan bahwa kitab tafsir ini menggunakan gaya bahasa dan ungkapan yang jelas, mudah dipahami, dan setiap ayat Al-Qur'an di dalamnya diklasifikasikan berdasarkan topik untuk melestarikan tafsir dan bahasa di dalamnya.

TINJAUAN AYAT-AYAT TENTANG MANFAAT HUJAN

Ayat-ayat tentang manfaat hujan

  • Surah al-Baqarah ayat 22
  • Surah al- An‟am ayat 99
  • Surah an-Nahl ayat 65
  • Surah Fussilat ayat 39

Dalam al-Quran, terdapat banyak ayat-ayat al-Quran yang merujuk kepada hujan. Surah al-Baqarah yang merupakan surah terpanjang dalam al-Quran termasuk dalam bahagian surah al-Madaniyyah, dan tidak terdapat perbezaan pendapat dalam pengelompokan surah ini yang telah disepakati ulama sebagai surah al-Madaniyah. . . Ini dapat dilihat daripada kitab-kitab tafsir klasik dan moden serta kitab al-Quran ulumul yang menerangkan tentang surah Makiyah dan Madaniyeh.

Adapun Ibnu Katsir mengatakan bahwa semua ayat yang terdapat dalam surah al-Baqarah dimasukkan ke dalam Madaniyah tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, dan surah ini juga merupakan surah pertama yang diturunkan di Madinah. 47 Muchlis, Muhamamd hanafi, Makky dan Madany periodisasi wahyu al-Qur'an, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2017) hal., 177. Surat al-An'am yang merupakan surah pertama dari sebuah surah panjang dalam al-Quran didefinisikan sebagai Makiyyah.

Sebahagian Mufassir seperti Ibn Kathir, al-Alusy dan as-Suyuthi seta Abu al-Qasim an-Nasabury dalam kitabnya "at-Tanzil wa Tartibuhu" turut menghimpunkan surah al-An'am ini dalam bahagian surah al-Makiyyah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mendengar (ajarannya). 50 (San-nahl: 65).

Penafsiran Wahbah az-Zuhaili tentang ayat-ayat manfaat hujan

Maha Suci Allah SWT, tidak mungkin mengambil jodoh atau anak karena Dia tidak membutuhkan mereka. Sementara itu, Quraish Shihab menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa Allah SWT tidak hanya menciptakan kamu, tetapi “Dia menjadikan bumi sekeping untukmu”. Itu diciptakan oleh Allah SWT agar manusia bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya untuk menjadikan bumi seperti ini.

Semestinya jika menggunakan akal, ketahuilah yang Maha Berkuasa hanyalah Allah SWT. Ayat ini juga menyuruh kita bermuhasabah, pasti ada yang menciptakan segala-galanya, iaitu Allah SWT. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kedaulatan Allah SWT bagi orang-orang yang beriman."

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan ayat ini bahawa Allah SWT berfirman bahawa Dia telah menghidupkan al-Quran untuk hati yang mati kerana kekufuran. Begitu juga Allah SWT berfirman bahawa Dia menghidupkan bumi selepas mati dengan air yang diturunkan dari langit.

Analisis Penafsiran

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahawa Allah SWT menghidupkan bumi setelah mati dengan air hujan yang diturunkan dari langit. Di dalam al-Quran terdapat banyak khasiat hujan yang diturunkan oleh Allah SWT antaranya dalam Q. Evi Heryani, “Fenomena Hujan dalam Al-Quran Kajian Perbandingan Kitab Tafsir al-Azhar dan al-Misbah”, Tesis, IAIN Curup. , 2019 H.

Ibnu Ali Said Abdillah, “Fenomena hujan dalam Al-Qur’an (kajian tafsir ilmiah)”, skripsi, UIN Intan Lamung, 2019. Khamidinal, “Studi perbandingan waktu dan proses terjadinya hujan di Perspektif Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan", Vol 33, Edisi 1 Mei 2021. Nabilah Aulia Rahmah, "Jual Beli Arisan Uang dari Sudut Pandang Wahbah az-Zuhaili", Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2019 Nain Siti Nurapipah, Agus Fakhruddin, “Integrasi Al-Qur'an dan Sains.

Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Esensial, Jakarta Selatan: PT Ciputat Pess, 2005. Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Ayat-Ayat Al-Qur'an, Jakarta: PT Bhuana Popular Science, 2014 .

PENUTUP

Kesimpulan

Intipati perbincangan yang dikaji dalam setiap ayat tersebut adalah tentang kekuasaan Allah SWT menurunkan air hujan dari langit yang sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Menurut Wahbah az-Zuhaili, keempat-empat ayat yang kita kaji dalam perbincangan ini sama-sama menjelaskan manfaat hujan untuk kelangsungan hidup di muka bumi. Khasiat hujan dalam surah al-Baqarah ayat 22 mentafsirkan hujan itu sangat bermanfaat untuk penghasilan pelbagai jenis buah-buahan yang segar dan lazat untuk dinikmati manusia.

Manakala dalam surah al-An'am ayat 99, beliau mentafsirkan faedah hujan untuk menyuburkan tanaman yang pada mulanya layu dan menghijau serta boleh berbuah. Dan di dalam Surah an-Nahl ayat 65, Surah Fussilat ayat 39, beliau menafsirkan kedua ayat ini sama-sama tentang manfaat hujan untuk menghidupkan tanah yang mati, dan setelah hujan turun, bumi hidup kembali, bahkan kawasan yang telah mati beribu tahun boleh hidup semula dengan air hujan yang turun.

Saran

Kementerian Agama Republik Indonesia, Konservasi Lingkungan, Jakarta, 2009 Djam'an Satori, dan, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,. Destiana Savira, “Hujan Sebagai Obat Menurut Surat Al-Anfal Versi 1 Studi Banding Tafsir Mafatih Al-Gharib Fakhrudin ar-Razi dan Tafsir al-Jawahari Tanthawi Jauhari”, Skripsi, Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, 2020 .Indah Ameliana Beza, dkk, “Kajian pemanfaatan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di pulau-pulau kecil”, Vol 3, Edisi 1, Februra, 2016.

Maulana Nurhuda, “Tafsir Kata Shi dalam Al-Qur’an Kajian Analisis Tafsir Ilmiah”, Makalah, Lembaga Pendidikan Tinggi Al-Qur’an, Jakarta, 2020. Muhammad Ihfal Alifi, “Metode Istinbat Wahbah az-Zuhail dalam Agama Beda Perkawinan”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019. Muchlis, Muhamamd Hanefi, Makki dan Madany Periodisasi Wahyu Al-Qur'an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an , 2017.

Nila Sari Nasution, "Hak Air Untuk Pengairan Menurut Wahbah az-Zuhaili (Kajian Kes di Desa Panyabungan Tonga, Daerah Panyabungan)", Tesis, UIN Sumatera Utara, 2017. Nety Ruhama, "Perbandingan Pendapat Wahbah az- Zuhaili bersama ulama tafsir lain tentang hukum menyentuh Mushaf al-Qur’an (Kajian analitik tafsir tesis Q.S. al-Waki’ah, UIN Sumatera Utara, 2019. Siratal Mustakim, “Ikhlas Menurut Wahbah az- Zuhaili dalam Kitab al-Munir: Aqidah, Syariah dan Menhaji", Tesis, IAIN Bengkulu, 2020.

F al-Munir fi al-Aqidah dan al-Siyari "Uh, dalam metodologi, Memikirkan tafsir al-Munir Falqadeh" dan al-Syyari "Uh, metodologi adalah kertas dan hadiah kepadanya, azizhal", Vol.

Referensi

Dokumen terkait

Karena wasiat yang melebihi batas ini akan merugikan ahli waris yang lain dan mendapatkan keuntungan yang terlalu banyak juga akan merugikan konsumen (pembeli),