• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasad Dalam Al-Qur'an (Studi Analisis Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili [w. 1434 H])

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Fasad Dalam Al-Qur'an (Studi Analisis Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili [w. 1434 H])"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

D DALAM AL-QUR’AN

(Studi Analisis - r Karya Wahbah Az-Zuḥ [w. 1434 H]) Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Rajni Amelia NIM. 18211059

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1444 H / 2022 M

(2)

DALAM AL-QUR’AN

(Studi Analisis - Karya Wahbah Az-Zuḥ [w. 1434 H]) Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Rajni Amelia NIM. 18211059

Pembimbing:

Dr. K.H. Ahmad Dimyati Badruzzaman, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1444 H / 2022 M

(3)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “ -Qur’ n u n r - un r r -Zuḥ [w. 1434 H])” yang disusun oleh Rajni Amelia Nomor Induk Mahasiswa: 18211059 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Sampit, 03 Juli 2022 Pembimbing,

Dr. K.H. Ahmad Dimyati Badruzzaman, M.A.

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “F D A -Qur’ n (S u An T r A - un r r A -Zuḥ [w. 1434 H])” oleh Rajni Amelia dengan NIM 18211059 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 2022. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.).

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Ketua Sidang 2 Mamluatun Nafisah, M.Ag. Sekretaris

Sidang

3 Abdul Rosyid, M.A. Penguji I

4 Mohammad Husen, M.Ag. Penguji II 5 Dr. K.H. Ahmad Dimyati

Badruzzaman, M.A. Pembimbing

Sampit, 5 September 2022 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

(5)

iii

(6)

iv

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rajni Amelia

NIM : 18211059

Tempat/Tgl Lahir : Sampit, 09 Agustus 2000

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ as d alam l-Qur’an (Studi nalisis afsir l-Mun r Karya ahbah -Zuḥail [w. 1434 H])” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.

Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Sampit, 5 September 2022

Rajni Amelia

(7)

v MOTTO

Ketika kamu ikhlas menerima semua kekecewaan hidup maka Allah akan membayar tuntas semua kekecewaan dengan beribu-ribu kebaikan. Belajar

untuk mengerti bahwa segala sesuatu yang baik untukmu, tidak akan Allah izinkan pergi kecuali akan diganti dengan yang lebih baik lagi.

_Ali bin Abi Thalib_

Jangan terlalu bergantung pada siapapun di dunia ini karena bayanganmu saja akan meninggalkanmu di saat gelap.

_Ibnu Taimiyyah_

Jangan bosan bertaubat walaupun dosanya terus berulang. Bukankah pakaianmu selalu dicuci tiap ia kotor? Maka beristigfarlah tiap Anda

melakukan perbuatan dosa.

_Al-Habib Abdullah Rifky Alaydrus_

(8)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan terkhusus untuk Abah dan Umi yang tak bosan untuk selalu mendo’akan, memberikan dukungan dan kasih sayangnya, tak pernah mengenal lelah untuk terus mencarikan biaya agar bisa kuliah sampai

pada tahap akhir ini.

Kepada seluruh dosen dan instruktur tahfidz yang selama ini telah membimbing dan memberikan ilmunya.

Kepada keluarga, Adik-adik tersayang, Saudara-saudara serta Sahabat dan seluruh pihak yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan.

Terimakasih atas segalanya. Semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian.

(9)

vii

ِم ْسِب ِمْي ِح َّرلا ِن ٰمْح َّرلا ِ هللّٰا

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap alhamdulillahi rabbil’alamin sebagai bentuk rasa syukur atas kehadirat Allah Swt. Atas karunia rahmatnya, hidayah serta maunahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi tugas akhir pada Program Strata-1 di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-Qu’an Jakarta.

Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beserta segenap keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya. Didorong dengan rasa semangat, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Fasād Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī [w. 1434 H])”

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, mengingat terbatasnya kemampuan penulis dalam minimnya pengetahuan, namun berkat rahmat Allah Swt. serta pengarahan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kepentingan bersama. Oleh karenanya, dengan segala ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis menghaturkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum.

2. Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag.

3. Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Bapak Dr. H. M.

Dawud Aruf Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA.

(10)

viii

4. Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Hj.

Muthmainnah, M.A.

5. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Bapak Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., M.A.

6. Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag.

7. Bapak Dr. K.H. Ahmad Dimyati Badruzzaman, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang sabar, dan telah menyediakan waktu, pikiran dan tenanganya untuk memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk, dan memberi saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah membagikan ilmunya pada penulis, sehingga penulis mampu memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al- Qur’an.

9. Para instruktur tahfidz Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang selalu sabar dalam membimbing serta tiada henti memotivasi penulis untuk rajin menghafal dan istiqomah dalam menjaga Al-Qur’an.

10. Kedua orang tua penulis, Bapak Ahmadi SE, dan Ibu Nike Ellis Tina, yang telah melimpahkan kasih sayang, dukungan, kepercayaan, serta do’a yang tiada hentinya untuk penulis, sehingga penulis selalu memiliki semangat, kekuatan, dan kemudahan dalam melakukan dan menyelesaikan semua tugas penulis.

11. Teman-teman seangkatan S1 Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, khususnya seluruh personil kelas IAT D yang telah menemani selama 4 tahun perkuliahan ini, terima kasih atas kebersamaan, kekompakan, dan segala perdebatan dalam forum diskusi.

12. Teman-teman yang sudah menyemangati dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini, kepada teman-teman yang tidak bisa penulis

(11)

ix

sebutkan satu persatu, semoga teman-teman selalu dalam lindungan Allah Swt.

Dan teruntuk semua pihak yang belum disebutkan, saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf lahir batin. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan dan kontribusi yang telah kalian berikan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mohon maaf dan menyadari sepenuhnya bahwa penulis masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis memerlukan saran dan kritik yang penulis terima dengan senang hati.

Sampit, 5 September 2022 Penulis,

Rajni Amelia

(12)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan pengganti huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu kepada SKB Mentri Agama RI, Mentri Pendidikan dan Mentri Kebudayaan RI No. 158/1987.

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif dilambangkan Tidak Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Ṡa Es (dengan titik di

atas)

ج

Jim J Je

ح

Ḥa Ha (dengan titik di

bawah)

خ

Kha Kh Ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Żal Ż Zet (dengan titik di

atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

(13)

xi

س

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan ye

ص

Ṣad Es (dengan titik di

bawah)

ض

Ḍad De (dengan titik di

bawah)

ط

Ṭa Te (dengan titik di

bawah)

ظ

Ẓa Zet (dengan titik di

bawah)

ع

‘ain Koma terbalik (di

atas)

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Ki

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wau W We

(14)

xii

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

ي

Ya Y Ye

2. Konsonan rangkap karena tasydid ditulis rangkap:

ة َد َّد َعَت ُم

Ditulis Muta’addidah

ة َّدِع

Ditulis ‘iddah

3. Ta` Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan, ditulis h:

ة َم ْ

ك ِح

Ditulis Ḥikmah

ةَي ْز ِج؛

Ditulis Jizyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).

b. Bila Ta` Marbūṭah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

ءاَيِل ْو َ أ ْ

لا ة َما َر َ

ك

Ditulis Karāmah al-auliyā’

c. Bila Ta` Marbūṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis dengan t.

رطفلا ةاكز

Ditulis Zakāt al-fiṭr

(15)

xiii 4. Vokal Pendek

ؘ

Fatḥaḥ Ditulis A

ؚ

Kasrah Ditulis I

ؙ

Ḍammah Ditulis U

5. Vokal Panjang

1. Fatḥaḥ + alif Ditulis Ā

ةَّيِل ِﻫا َج

Ditulis jāhiliyyah

2. Fatḥaḥ + ya’ mati Ditulis Ā

ى َسْنَت

Ditulis Tansā

3. Kasrah + ya’ mati Ditulis Ī

مْي ِر َ

ك

Ditulis Karīm

4. Ḍammah + wawu mati Ditulis Ū

ض ْو ُر ف ُ

Ditulis Furūd

6. Vokal Rangkap

1. Fatḥaḥ + ya’ mati Ditulis Ai

ْم ُ

كَنْيَب

Ditulis Bainakum

2. Fatḥaḥ + wawu mati Ditulis Au

ل ْو ق َ

Ditulis Qaul

7. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof.

(16)

xiv

ْمُتْن َ أ َ

أ

Ditulis A’antum

ْت َّدِع ُ

ا

Ditulis U’iddat

ْمُت ْر َ

ك َش ْنِئ َ

ل

Ditulis La’in syakartum

8. Kata Sanding Alif + Lām

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

نأ ْر ق ُ ْ

لا

Ditulis Al-Qur’ān

ساَي ِقلا

Ditulis Al-Qiyās

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah

ءاَم َسلا

Ditulis Al-Samā’

س ْم َشلا

Ditulis Al-Syams

9. Penulisan kata-kata dalam rangkaian ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

د ْو ُر ُ

فلا ي ِو َذ

Ditulis Zawi al-furūd

ْةَّن ُسلا ل ْﻫ َ

أ

Ditulis Ahl al-sunnah

(17)

xv DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... x

DAFTAR ISI ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kajian Pustaka ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 12

1. Jenis Penelitian ... 12

2. Sumber Data ... 12

3. Teknik Pengumpulan data ... 13

4. Teknik Analisis Data ... 14

5. Pendekatan Penelitian ... 14

G. Teknik dan Sistematika Penulisan ... 15

1. Teknik Penulisan ... 15

2. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG FASĀD DALAM Al-QUR’AN ... 18

(18)

xvi

A. Telaah Makna Fasād (Kerusakan) ... 18

B. Derivasi lafal Fasād dalam Al-Qur’an ... 21

C. Kata-kata yang sepadan dengan kata fasād (Kerusakan) ... 39

D. Kata-kata yang berlawanan dengan kata fasād (Kerusakan) ... 41

E. Pangkal Penyebab Fasād (Kerusakan) ... 43

F. Solusi Mengatasi Fasād (Kerusakan) ... 45

BAB III WAHBAH AZ-ZUḤAILĪ DAN KITAB TAFSIR AL-MUNĪR ... 46

A. Biografi Mufassir ... 46

1. Riwayat Hidup Wahbah Az-Zuḥailī ... 46

2. Perjalanan Intelektual Wahbah Az-Zuḥailī ... 47

3. Guru dan Murid Wahbah Az-Zuḥailī ... 49

4. Karya-karya Wahbah Az-Zuḥailī ... 52

B. Profil Kitab Tafsir Al-Munīr ... 54

1. Latar Belakang Penamaan Tafsir Al-Munīr ... 54

2. Latar Belakang Penulisan Tafsir Al-Munīr ... 54

3. Metodologi Tafsir Al-Munīr ... 56

4. Sistematikan Penulisan Tafsir Al-Munīr ... 59

5. Referensi Penafsiran ... 60

6. Komentar Para Ulama Terhadap Tafsir Al-Munīr ... 62

7. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Al-Munīr ... 63

BAB IV ANALISIS KATA FASĀD DALAM Al-QUR’AN MENURUT KITAB TAFSIR AL-MUNĪR KARYA WAHBAH AZ-ZUḤAILĪ ... 65

A. Penafsian Wahbah Az-Zuḥailī Pada Ayat-Ayat Fasād (kerusakan) dalam Tafsir Al-Munīr ... 65

B. Kontekstualisasi Ayat-ayat Fasād (kerusakan) di Zaman/Era sekarang ... 90

BAB V PENUTUP ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 99

(19)

xvii ABSTRAK

Fenomena kerusakan di zaman sekarang, sering terjadi dimana-mana hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena kecil namun nyata seperti kenaikan suhu global dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Bumi telah dirugikan oleh aktivitas manusia berupa banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan penggundulan hutan. Dengan kemajuan teknologi dan zaman, manusia mulai mengesampingkan alam yang sudah rusak akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Adapun kerusakan dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah fasād. Fasād sendiri memiliki makna yang cukup komprehensif yaitu mencakup jiwa/rohani, tubuh/jasmani, dan segala sesuatu yang tidak seimbang atau seharusnya. Fasād adalah kebalikan dari ṣalah, yang biasanya dikaitkan dengan hal-hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat.

Penelitian ini membahas tentang kata fasād yang mana di dalam Al- Qur’an disebut sebanyak 50 kali dalam 23 surah. Penyebutan kata fasād dalam Al-Qur’an memiliki konteks beragam yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini lebih spesifik menjelaskan kata fasād berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang mana penelitian sebelumnya lebih mencakup tentang berbagai kata-kata kerusakan atau keburukan.

Jenis penelitian yang digunakan penulis ialah penelitian kepustakaan (library research) dengan merujuk pada sumber penelitian yaitu primer dan sekunder, sebagaimana sumber utama dari penelitian ini adalah kitab Tafsir Al- Munīr. Adapun Teknik Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitis.

Hasil penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan fasād ialah sebagai keadaan yang tidak teratur dan rusak. Yang mana dalam hal ini kerusakan tidak hanya berkonotasi pada alam saja, melainkan kerusakan pada akidah dan juga akhlak. 2) kontekstualisasi pandangan Wahbah Az-Zuḥailī bahwasanya fasād pada zaman dahulu masih sering terjadi di zaman sekarang, hanya saja pada zaman sekarang kerusakan sudah terlihat menghawatirkan. Banyak yang tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat menyebabkan bumi tidak sehat, dan rusak. Mereka terlalu menikmati apa yang mereka lakukan dan melupakan bahwa yang mereka lakukan akan membuat makhluk lain merasa terganggu, tidak nyaman, dan menerima imbasnya.

Kata Kunci: Fasād, Wahbah Az-Zuḥailī, Tafsir Al-Munīr

(20)

xviii ABSTRACT

The phenomenon of damage today, often occurs everywhere, this is evidenced by the existence of small but real phenomena such as the increase in global temperature and unpredictable climate change. Earth has been harmed by human activities in the form of floods, landslides, forest fires, and deforestation. With the advancement of technology and the times, humans have begun to put aside nature that has been damaged by human hands. The damage in the Qur'an is known as fasād. Fasād itself has a fairly comprehensive meaning, which includes the soul/spiritual, body/physical, and everything that is not balanced or should be. Fasād is the opposite of alah, which is usually associated with wholesome and unwholesome things.

This study discusses the word fasād which in the Qur'an is mentioned 50 times in 23 suras. The mention of the word fasād in the Qur'an has various contexts that cover various aspects of life. This study is more specific in explaining the word fasād in contrast to previous studies, in which previous research has covered various words of damage or ugliness.

The type of research used by the author is library research with reference to research sources, namely primary and secondary, as the main source of this research is the book of Tafsir Al-Munīr. The data analysis technique used is descriptive analytical method.

The results of this thesis research are as follows: 1) Wahbah Az-Zuḥailī's interpretation of verses related to fasād is an irregular and damaged condition.

Which, in this case, does not only connote damage to nature, but also damage to faith and morals. 2) contextualization of Wahbah Az-Zuḥailī's view that ancient faades still often occur in today's era, but nowadays the damage has been seen to be worrying. Many do not realize that what they are doing can cause the earth to be unhealthy, and damaged. They enjoy what they do too much and forget that what they are doing will make other beings feel annoyed, uncomfortable, and accept the consequences.

Keywords: Fasād, Wahbah Az-Zuḥailī, Tafsir Al-Munīr

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an berusaha menciptakan tatanan sosial dunia yang berdasarkan keadilan dan kesusilaan dalam kehidupan masyarakat.

Manusia pada dasarnya harus berperilaku satu sama lain sebagai masyarakat dalam semangat persaudaraan dan sesuai dengan moralitas sosial dalam rangka membangun tatanan sosial yang berkembang.1 Banyak orang yang justru mengalami krisis sosial yang menimbulkan gejolak dalam tatanan sosial masyarakat, dengan cara manusia berinteraksi satu sama lain dan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Krisis sosial ini telah menyebabkan berkembangnya ketidakadilan, yang berupa kekerasan dan perusakan.2

Alam semesta dan segala isinya diciptakan oleh Allah Swt dengan maksud untuk memberi nafkah bagi semua makhluk hidup. Peranan bumi sebagai habitat makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak merupakan salah satu alasan terciptanya bumi. Tetapi jika makhluk hidup itu sendiri tidak dapat melindungi dan merawat tanah secara memadai, ia tidak dapat bertahan hidup. Demikian pula, Allah Swt menciptakan gunung, lembah, sungai, lautan, daratan, dan ciri-ciri alam lainnya untuk diolah dan dimanfaatkan oleh manusia seefektif mungkin, bukan untuk dirusak atau dimusnahkan.

Makhluk hidup itu sendiri menderita akibat banyak terjadinya kerusakan. Bumi sedang sakit dikarenakan keseimbangan lingkungan

1 Purwanto, “Melacak Pemikiran Masyarakat Sebagai Jiwa Agama”, Religio: Jurnal Studi Agama-Agama 1, No. 2, September, (2011), h. 168.

2 Chafid Wahyudi dan Robbah Munjiddin Ahmada, “Perampasan Ruang Hidup Dalam Makna Referensial Al-Qur’an”, Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadiṣ 10, No. 1, Juni, (2020), h. 1.

(22)

2

yang rapuh, sebagaimana dibuktikan oleh fenomena kecil namun nyata seperti kenaikan suhu global dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Bumi telah dirugikan oleh aktivitas manusia berupa banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan penggundulan hutan selain pemanasan global dan perubahan iklim. Dengan kemajuan teknologi dan zaman, manusia mulai mengesampingkan alam yang sudah rusak akibat ulah tangan manusia itu sendiri.3

Manusia bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di bumi ini, oleh karena itu kita harus berjanji untuk melihat, membicarakan, dan menyelidiki mengapa kerusakan ini terjadi. Ternyata hidup yang berlebihan, boros, dan bermewah-mewahan, yang menjadi ciri gaya hidup manusia modern, yang menyebabkan kerusakan, sehingga menjadi tugas kita untuk memperbaiki gaya hidup tersebut. Di sini, Al-Qur'an menjabarkan prinsip-prinsip kehidupan: Membunuh satu jiwa berarti membunuh semua jiwa, dan memberi kehidupan pada satu jiwa berarti memberi kehidupan kepada semua jiwa.4

Manusia diamanahkan untuk melestarikan alam semesta. Al-Qur'an menyebutkan posisi khalifah dalam surah Al-Baqarah [2]: 30. Manusia secara langsung atau tidak langsung harus mengelola, memanfaatkan, dan memelihara kapasitasnya sebagai khalifah. Agar umat manusia berakhlak mulia, maka dunia dan seluruh penghuninya termasuk gunung, air, laut, tumbuhan, sungai, dan binatang-binatang harus dijaga dengan baik.

Komponen penting dari upaya manusia untuk menjaga lingkungan adalah menjalani gaya hidup bersih.5

3 Rachmad K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2018), h. 23.

4 Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan, (Jakarta: Paramadina, 2001), h. 23.

5 Ahzami Saimun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an (Al-Ḥayāt Fī Al- Qur’ān Al-Karīm), (Jakarta: GIP, 2006), h. 35.

(23)

3

Allah Swt menciptakan manusia dalam keadaan fitrah. Namun, pada kenyataannya, manusia memiliki kapasitas untuk melestarikan keadaan alami mereka dan kapasitas untuk mencemari itu. Manusia juga diberkahi dengan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk dan memfokus untuk mencapai keterampilan atau tingkat yang sama.

Tidak heran jika tingkah laku manusia ditampilkan dalam berbagai cara.6 Oleh karena itu wawasan Al-Qur'an dalam persoalan ini mempunyai nilai yang sangat diyakini bahwa Al-Qur’an datang untuk memberikan tuntunan, petunjuk, aturan, prinsip, dan konsepsi baik yang bersifat universal maupun terperinci dalam berbagai kesulitan dan kehidupan manusia.7

Penggunaan kata fasād dalam Al-Qur’an yang berarti kerusakan sering kali diantonimkan dengan kata iṣlah yang berarti perbaikan. Akan tetapi terdapat berbagai macam kerusakan yang ditemukan dalam konteks uraian tentang fasād.

Di dalam Al-Qur’an kata fasād ditemukan dalam beberapa surat, antara lain terdapat dalam QS. Al-Baqarah [2]: 11, 12, 27, 30, 60, 205, 220, 251; QS. Ali Imran [3]: 63; QS. Al-Māidah [5]: 32, 64; QS. Al-A’rāf [7]: 56, 74, 85, 86, 103, 127, 142; QS. Al-Anfāl [8]: 73; QS. Yūnus [10]:

40, 81, 91; QS. Hūd [11]: 85, 116; QS. Yūsuf [12]: 73; QS. Ar-Ra’d [13]:

25; QS. An-Naḥl [16]: 88; QS. Al-Isrā’ [17]: 4; QS. Al-Kahfi [18]: 94;

QS. Al-Anbiyā’ [21]: 22; QS. Al-Mu’minūn [23]: 71; QS. Asy-Syu’ārā

[26]: 152, 183; QS. An-Naml [27]: 14, 34, 48; QS. Al-Qaṣaṣ [28]: 4, 77;

QS. Al-‘Ankabūt [29]: 30, 36; QS. Ar-Rūm [30]: 41; QS. Ṣad [38]: 28;

QS. Muḥammad [47]: 22; QS. Gāfir [40]: 26, 34; QS. Al-Fajr [89]: 12.

6 Muzdalifah Muhammadun, “Konsep Kejahatan Dalam Al-Qur’an”, Jurnal Hukum Diktum 9, no. 1, (Januari 2011): h. 1.

7 Muzdalifah Muhammadun, “Konsep Kejahatan Dalam Al-Qur’an”, h. 3.

(24)

4

Istilah fasād dengan seluruh derivasinya dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 50 kali, dalam 23 surah.8 Kata ini lebih sering muncul dalam bentuk fi’il muḍāri dan isim fā’il. Boleh jadi ini adalah isyarat dari Al- Qur’an bahwa tindakan merusak adalah tindakan yang secara terus menerus dilakukan oleh manusia sebagaimana yang dipahami dari bentuk fi’il muḍāri bahkan menjadi sifat yang melekat pada kebanyakan manusia (sebagaimana yang dipahami dari bentuk isim fā’il).9

Adapun kerusakan dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah fasād.

Fasād sendiri memiliki makna yang cukup komprehensif yaitu mencakup jiwa/rohani, tubuh/jasmani, dan segala sesuatu yang tidak seimbang atau seharusnya. Fasād adalah kebalikan dari ṣalah, yang biasanya dikaitkan dengan hal-hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Dengan kata lain, segala sesuatu yang tidak mendatangkan kemaslahatan, baik secara pribadi maupun sosial, termasuk dalam kategori fasād, dan segala sesuatu yang mendatangkan manfaat maka termasuk dalam kategori ṣalah.10

Di dalam Al-Qur’an, ditemukan ayat-ayat yang menggunakan kata fasād dan kata-kata yang semakna dengan fasād. Kata-kata tersebut memerlukan pemahaman linguistik sehingga maknanya dapat diartikan dengan tepat. Salah satu bentuk fasād yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an terdapat pada QS. Ar-Rūm [30]: 41:

ِف ُدا َسَفْلا َرَه َظ َض ْعَب ْم ُه َ

قْي ِذُيِل ِساَّنلا ى ِدْي َ

ا ْتَب َس َ

ك اَمِب ِر ْحَبْلاَو ِ رَب ْ لا ى

َ ن ْو ُع ِج ْرَي ْم ُه َّ

ل َع َ ل ا ْو ُ

ل ِم َع ْي ِذ َّ

لا

٤١

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan

8 M. Fuād Abdul Bāqī, Al-Mu’jām Al-Mufahras Lī Al-Fazh Al-Qur’ān Al-Karīm, (Beirut: Dār Al-Fikr, 1987), h. 518-519.

9 Muzdalifah Muhammadun, “Konsep Kejahatan Dalam Al-Qur’an”, h. 3.

10Aisyah Nurhayati, Zulfa Izzatul Ummah, Sudarno Shobron, Kerusakan Lingkungan Dalam Al-Qur’an, Jurnal SUHUF 30, no. 2, (November 2018): h. 199.

(25)

5

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rūm [30]: 41)

Menurut kutipan dari Tafsir Al-Miṣbāḥ mengacu pada ayat di atas, orang musyrik yang menyekutukan Allah Swt dan tidak mematuhi persyaratan agama memiliki pengaruh negatif pada diri mereka sendiri, masyarakat, dan lingkungan. Dengan menyatakan bahwa “telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, seperti kekeringan, hilangnya keamanan, kekurangan hasil laut dan sungai karena tindakan tangan manusia yang durhaka”, Allah Swt memperingatkan mereka sebagian dari akibat dosa dan pelanggaran mereka, dalam upaya untuk mendorong mereka kembali ke jalan yang benar.11

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut serta mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makna fasād, sebab dari berbagai macam bentuk pengungkapan kata fasād seperti yang telah disinggungkan di atas, terlihat bahwa kata fasād dalam Al-Qur’an tidak semuanya berkonotasi berbuat fasād terhadap sesama manusia, melainkan berbuat fasād terhadap individu itu sendiri, bahkan antara manusia dengan lingkungan alam dan hubungan manusia dengan Tuhan sang pencipta sekalipun. Penulis juga memfokuskan penelitian ini pada Tafsir Al-Munīr karya Wahbah Az- Zuḥailī, dikarenakan corak yang dimiliki tafsir ini sangat relevan dengan perkembangan dan kebutuhan yang terjadi pada masyarakat saat ini. Yaitu dengan menggunakan corak adabi ijtimā’i (sosial kemasyarakatan). Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul.

“Fasād Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī [w. 1434 H])”.

11 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbāḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 76.

(26)

6

B. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis Mengangkat beberapa point penting agar skripsi ini dapat terarah dengan benar, di antaranya:

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Berbagai macam bentuk dari kata fasād yang berbeda lafal/kata, tetapi memiliki makna yang sama.

b. Pandangan Wahbah Az-Zuḥailī dalam kitab Tafsir Al-Munīr terhadap penafsiran kata fasād dalam Al-Qur’an.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis perlu membatasi skripsi ini agar lebih terarah, mengingat banyaknya ayat-ayat Al- Qur’an yang menjelaskan kata fasād, maka penulis perlu membatasi pada beberapa ayat yaitu: QS. Al-Baqarah [2]: 30, 205, 220; QS. Al- A’rāf [7]: 56; QS. Ra’d [13]: 25; QS. Al-Isrā’ [17]: 4; QS. Al-Anbiyā’

[21]: 22; QS. An-Naml [27]: 14; QS. Ar-Rūm [30]: 41; QS.

Muḥammad [47]: 22.

Adapun penafsiran ayat-ayat yang akan dibahas terkait dengan kata fasād penulis menggunakan kitab Tafsir Al-Munīr karya Wahbah Az- Zuḥailī (1351 H-1434 H).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar lebih terfokus lagi maka, penulis merumuskan beberapa permasalah, di antaranya:

a. Bagaimana penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī terhadap ayat-ayat yang berkenaan dengan makna fasād dalam kitab Tafsir Al-Munīr?

(27)

7

b. Bagaimana kontekstualisasi pandangan Wahbah Az-Zuḥailī dalam kitab Tafsir Al-Munīr mengenai ayat ayat kata fasād terhadap zaman/era sekarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus permasalahan di atas maka, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Menjelaskan penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī dalam Tafsir Al-Munīr terhadap ayat-ayat yang berkenaan tentang makna fasād.

2. Mengkontekstualisasikan pandangan Wahbah Az-Zuḥailī dalam kitab Tafsir Al-Munīr mengenai ayat ayat kata fasād terhadap zaman/era sekarang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil penelitian ini, diperoleh manfaat, sebagai berikut:

1. Manfaat dari segi teoritis

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dan sebagai khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ranah Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik.

2. Manfaat dari segi praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah agar umat Islam dapat memandang secara ilmiah sehingga tidak terjebak pada satu sudut pandang saja. Karna istilah dari keburukan itu banyak macamnya, jadi umat Islam tidak hanya terfokus pada istilah yang umat Islam ketahui saja. Selain itu diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki segala perbuatan dalam kehidupan masyarakat.

(28)

8

E. Kajian Pustaka

Penulis menemukan beberapa literatur yang relevan dengan pembahasan yang akan diteliti oleh penulis, di antaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Bagus Eriyanto, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019. Dengan judul “Fasād Al-Arḍi Dalam Tafsīr Al-Sya’rawī”.12 Penelitian ini menjelaskan tentang banyaknya kerusakan dimuka bumi disebabkan perbuatan tangan manusia yang terlalu menuhankan hawa nafsu semata. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus bisa memperlakukan makhluk lain dan sesamanya secara adil. Misalnya, ketika manusia mendapat untung dari makhluk lain, mereka harus membalas budi untuk menjaga keseimbangan yang sehat di antara keduanya.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah tema penelitian yang sama yakni membahas tentang kata yang bermakna kerusakan (fasād) dalam Al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya, penelitian yang ditulis oleh Bagus Eriyanto membatasi penggunaan kitab Tafsir As-Sya’rawī pada fasād al-arḍi. Adapun penulis menggunakan kitab Tafsir Al-Munīr karya Wahbah Az-Zuḥailī

dengan membatasi pada 10 ayat yang berkaitan dengan fasād.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Eriyanto ini memberikan kontribusi terhadap penelitian penulis dalam menambah wawasan tentang makna fasād al-arḍi.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rohmatul Lailiyah, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020. Dengan judul “Fasād Al-Arḍi

12 Bagus Eriyanto, “Fasād Al-Arḍi Dalam Tafsir Al-Sya’rawi”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019).

(29)

9

Perspektif Fazlur Rahman Dalam Hermeneutika Double Movement”.13 Penelitian ini menjelaskan segala jenis kerusakan yang mengakibatkan ketidaksesuaian dengan hukum nasional bahkan internasional, kerusakan moral, sosial dan hak asasi manusia.

Kerusakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berdampak pada masyarakat Islam secara keseluruhan, termasuk terjadinya ketimpangan ekonomi, pemberontakan terhadap pemerintah, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah tema penelitian yang sama yaitu membahas tentang kata fasād.

Sedangkan perbedaannya, penelitian ini menerapkan perspektif Fazlurrahman tentang hermeneutika double movement pada karya- karya tafsir klasik seperti Tafsir Aṭ-Ṭabari dan Ibnu Kaṣir. Adapun penulis mengambil kitab Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī

yang mana Wahbah Az-Zuḥailī termasuk mufassir kontemporer.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmatul Lailiyah ini memberikan kontribusi terhadap penelitian penulis dalam menambah wawasan tentang makna fasād al-arḍi menurut Fazlurrahman dalam hermeneutika double movement.

3. Skripsi yang ditulis oleh Nia Ariyani, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Dengan judul “Ragam Kerusakan Hasil Perbuatan Manusia di Muka Bumi (Analisis Penafsiran Ibn Kaṣīr Atas Ayat-Ayat Kerusakan di Muka Bumi)”.14 Penelitian ini menjelaskan bahwa kerusakan hasil

13 Rohmatul Lailiyah, “Fasād Al-Arḍ Perspektif Fazlur Rahman Dalam Hermeneutika Double Movement”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020).

14 Nia Ariyani, “Ragam Kerusakan Hasil Perbuatan Manusia di Muka Bumi (Analisis Penafsiran Ibn Kaṣīr Atas Ayat-Ayat Kerusakan di Muka Bumi)”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019).

(30)

10

perbuatan manusia di muka bumi adalah sesuatu yang keluar dari keseimbangan. Keluarnya keseimbangan itu, berawal dari perbuatan manusia yang melakukan penyimpangan. Dari penjelasan di atas, dapat dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu: (a). Kerusakan dalam bentuk penyimpangan akidah; (b). Kerusakan dalam bentuk ketidaktaatan; (c). Bentuk kerusakan karena ketidakpedulian terhadap yang lemah; (d). Kerusakan dalam bentuk memperturutkan hawa nafsu; dan (e). Kerusakan dalam bentuk merusak lingkungan.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah tema penelitian yang sama yaitu mengkaji ayat-ayat yang berhubungan dengan kerusakan. Sedangkan perbedaanya, penelitian ini mengambil kitab Tafsir Ibn Kaṣir dan berfokus pada sumber tafsir bi al-ma’ṡur. Adapun penulis mengambil kitab Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī dengan menggabungkan tafsir bi al-ma’ṡur (bi ar- riwāyah) dengan tafsir bi ar-ra’yi (bi al-ma’qūl). Penelitian yang dilakukan oleh Nia Ariyani ini memberikan kontribusi terhadap penelitian penulis dalam menambah wawasan tentang ragam kerusakan yang diperbuat oleh manusia di muka bumi menurut Tafsir Ibn Kaṣīr.

4. Skripsi yang ditulis oleh Evita Serianna Siregar, program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, 2019. Dengan judul “Makna Fasād Dalam Al-Qur’an Menurut Hamka”.15 Penelitian ini menjelaskan bahwa fasād ialah mampu menunjukkan semua perbuatan buruk. Kegiatan yang tidak sehat secara moral atau agama terlihat jelas. Dalam pandangan Hamka kata fasād tidak hanya

15 Evita Serianna Siregar, “Makna Fasād Dalam Al-Qur’an Menurut Hamka”, (Skipsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, 2019).

(31)

11

dimaknai dengan kerusakan saja, tetapi mempunyai banyak makna seperti kerusakan, kekacauan, kebinasaan, dan keingkaran.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah tema penelitian yang sama yaitu membahas tentang kata fasād.

sedangkan perbedaannya, penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu kitab Tafsir Al-Azhār karya Hamka. Adapun penulis menggunakan sumber data primer berupa kitab Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī. Penelitian yang dilakukan oleh Evita Serianna Seiregar ini memberikan kontribusi terhadap penelitian penulis dalam menambah wawasan tentang banyak nya makna fasād menurut Hamka seperti kerusakan, kekacauan, kebinasaan, dan keingakaran.

5. Jurnal yang ditulis oleh Lukman Hakim, dengan judul “Kesadaran Ekologi dalam Al-Qur’an: Studi Penafsiran Al-Razi pada QS. Al-Rūm [30]: 41”, Tafse: Journal of Qur’anic Studies 5, no. 2, July-December, 2020.16 Penelitian ini menjelaskan bahwa makna kerusakan ditunjukkan dengan kata al- fasād. Menurut penafsiran al-Razi QS.

Al-Rum [30]: 41 bahwa kerusakan yang terjadi dimuka bumi ini akibat kesyirikan yang dilakukan oleh manusia. Beberapa bentuk kerusakan yang terjadi, antara lain adalah angin topan, rusaknya lahan hijau, meningkatnya keasinan dan keasaman air laut, dan rusaknya persediaan air di area perkotaan.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini mencantumkan QS. Al-Rum [30]: 41 yang mana penelitian penulis juga mencantumkan salah satunya yaitu surah dan ayat yang sama. Dalam penelitian ini juga menyebutkan kata al- fasād, yang mana penelitian penulis juga menyebutkan kata yang sama yaitu

16 Lukman Hakim, “Kesadaran Ekologi dalam Al-Qur’an: Studi Penafsiran Al-Razi pada QS. Al-Rūm [30]: 41”, Tafse: Journal of Qur’anic Studies 5, no. 2, July-December, 2020.

(32)

12

fasād. Sedangkan perbedaannya, dalam artikel ini peneliti hanya mencantumkan QS. Al-Rūm [30]: 41 saja, dan menggunakan studi penafsiran Al-Razi. Adapun penelitian penulis mencantumkan beberapa surah dan ayat yang mana di dalamnya disebutkan kata fasād dan memfokuskan pada penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī dalam kitab Tafsir Al-Munīr. Penelitian yang dilakukan Lukman Hakim ini, memberikan kontribusi terhadap penelitian penulis dalam menambah wawasan tentang kesadaran ekologi dalam Al-Qur’an dan penafsiran Al-Razi terhadap QS. Al-Rūm [30]: 41.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan, seperti buku referensi, ensiklopedia, kamus, artikel, serta berbagai jurnal yang relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan.17

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.18 Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu: Sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh penulis dari sumber aslinya, yaitu berupa Al-Qur’ān Al-

17 Nursapia Harahap, “Penelitian Kepustakaan”, Jurnal Iqro 8, no. 1, (Mei 2014): h.

68.

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), h. 172.

(33)

13

Karīm dan yang menjadi rujukan dari penelitian ini yakni kitab At- Tafsīrul-Munīr: Fil ‘Aqīdah wa Asy-Syarī’ah wal Manhāj (Dār al- Fikr, Damaskus – 1411 H/1991 M) karya Wahbah Az-Zuḥailī

(1351-1434 H).

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah informasi yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang berasal dari Kitab-kitab tafsir, buku-buku, karya ilmiah, dan lain sebagainya yang relevan dengan kata fasād.

3. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data.19

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, menghimpun data-data yang memuat tentang penjelasan atau informasi seputar kata fasād.

Kedua, memberikan penjelasan atau informasi seputar biografi Wahbah Az-Zuḥailī dan kitab Tafsir Al-Munīr.

Ketiga, menghimpun ayat-ayat tentang fasād dalam Al-Qur’an, dan didukung dengan kitab-kitab atau referensi lain yang relevan dengan topik penelitian ini.

19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016) cet, ke-2, h. 224

(34)

14

4. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analisis. Deskriptif adalah suatu metode untuk menggambarkan data- data dalam menjelaskan sebuah tulisan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan tentang topik masalah. Sedangkan analisis adalah langkah yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan dan diorganisasikan secara sistematis. Jadi deskriptif analisis adalah sebuah metode pembahasan untuk memaparkan data-data yang telah tersusun dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan, menguraikan dan menganalisis kata fasād dalam Tafsir Al-Munīr karya Wahbah Az-Zuḥailī.

5. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik teori Al-Farmawi. Pendekatan tematik ialah salah satu metode penafsiran Al-Qur’an dengan cara menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan dengan suatu tema tertentu. Saat ini, interpretasi tematik sangat penting karena dapat membantu menyelesaikan masalah sosial. Dengan pendekatan tafsir Al-Qur’an yang berbasis tematik, maka persoalan-persoalan yang muncul dibelahan bumi dapat dipahami dan memiliki solusi yang tepat.

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menerapkan metode tematik adalah sebagai berikut:20

a. Menentukan masalah yang akan diteliti (topik) secara mauḍui (tematik).

b. Menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan dengan masalah tersebut.

20 Moh. Tulus Yamani, “Memahami Al-Qur’an Dengan Metode Tafsir Maudhu’i”, J- PAI 1, no. 2, (Januari-Juni 2016): h. 280

(35)

15

c. Menyusun urutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan asbabun nuzul-nya.

d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing- masing.

e. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.

f. Melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang relevan dengan topik.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan 1. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta, yang diterbitkan oleh IIQ Press, edisi revisi cetakan tahun 2021.

2. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan hal yang penting, karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing- masing bab yang saling berhubungan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kekeliruan dalam penyusunan.

Adapun sistematika dalam penelitian ini dibagi atas lima bab, setiap bab terdiri dari sub bab yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan langkah awal dalam penelitian ini, yang mana penulis memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan penulis lakukan. Bab ini berisi pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, teknik dan sistematika penulisan.

(36)

16

Bab kedua, penulis mulai memberikan landasan teori dalam penelitian ini yang mendeskripsikan pembahasan fasād secara etimologi maupun terminologi, serta macam-macam term fasād di dalam Al-Qur’an (variasi dan konteksnya) dengan berbagai derivasinya, menyebutkan kata apa saja yang sepadan dengan kata fasād (kerusakan), dan juga kata-kata yang berlawanan dengan kata fasād (kerusakan). Kemudian menjelaskan penyebab dan solusi dari perbuatan fasād (kerusakan).

Bab ketiga, penulis menguraikan pembahasan tentang kitab Tafsir Al-Munīr karya Wahbah Az-Zuḥailī yang menjadi sumber rujukan utama dari penelitian ini, yaitu seputar biografi Wahbah Az- Zuḥailī yang mencakup riwayat hidup, rihlah ilmiahnya, guru-guru dan murid-muridnya serta karya-karya Wahbah Az-Zuḥailī.

Selanjutnya, mengenai kitab Tafsir Al-Munīr yang meliputi gambaran umum tafsir, metode penafsiran, corak penafsiran, sumber, sistematika penulisan. Bab ini merupakan bagian dari sosio historis mufassir dan tafsirnya.

Bab keempat, menganalisa ayat-ayat Al-Qur’an yang mana terdapat kata fasād di dalamnya, dengan dijelaskan menggunakan penafsiran dari Wahbah Az-Zuḥailī di dalam kitabnya yaitu Tafsir Al- Munīr. Pada bab ini merupakan pokok pembahasan utama dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana analisa kata fasād dalam tafsir tersebut. Kemudian mengkontekstualisasikan pandangan Wahbah Az-Zuḥailī dalam kitab Tafsir Al-Munīr mengenai ayat-ayat fasād terhadap zaman/era sekarang.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan, saran dan daftar pustaka. Dalam bab ini akan dipaparkan seluruh

(37)

17

kajian atau penelitian yang merupakan jawaban dari permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah.

(38)

93 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kata fasād dengan berbagai derivasinya dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 50 kali dalam 23 surah. Fasād adalah lawan kata dari ṣalah yang berarti kebaikan, manfaat atau berguna. Dalam Tafsir Al-Munīr kata fasād dimaknai sebagai keadaan yang tidak teratur dan rusak, seperti kekeringan, paceklik, minimnya tetumbuhan, banyaknya kejadian kebakaran, banjir, meluasnya aksi-aksi kejahatan, perampokan dan perampasan harta secara ẓalim, banyaknya kemaḍaratan dan bencana serta minimnya kemanfaatan Dalam perspektif ini, perilaku merusak tidak hanya soal kerusakan alam, tetapi kerusakan aqidah, hubungan sosial serta hubungan makhluk dengan sang penciptanya.

2. Dalam pandangan Wahbah Az-Zuhaili fasād atau kerusakan adalah perbuatan atau hal yang sangat di benci oleh Allah Swt. Jika di kontekstualisasikan pada zaman sekarang, kerusakan dalam hal apapun dapat membawa manusia kepada keburukan dan kehancuran.

Banyak orang tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat membahayakan dan memperburuk bumi. Mereka terlalu menikmati apa yang mereka lakukan dan melupakan bahwa yang mereka lakukan akan membuat orang lain tidak bahagia, tidak nyaman, dan harus menanggung akibatnya. Dari beberapa fenomena yang terjadi saat ini, kerusakan sudah mulai mengkhawatirkan, bahkan saat kita membuka ponsel, browsing di media sosial, atau bahkan

(39)

94

menonton acara TV, banyak sekali berita yang berbau kerusakan, seperti banjir, membuang sampah disungai, polusi, penipisan sumber daya alam, kebarakan hutan, penyimpangan, banyaknya kematian dan lain sebagainya. Semua itu adalah akibat dari kemaksiatan, dan kedurhakaan manusia kepada sang pencipta Allah Swt.

B. Saran

Melihat beberapa penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī bahwa sebenarnya kerusakan yang terjadi di muka bumi ini, tidak hanya tentang kerusakan alam, melainkan menyekutukan Allah Swt juga termasuk dari kerusakan aqidah. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kata fasād ini. Untuk memenuhi saran, hendaknya memilih dengan baik mufasir yang akan dijadikan acuan dalam suatu penelitian, serta memfokuskan diri untuk lebih mengkaji terlebih dahulu, sebelum kita melakukan penelitian.

(40)

95

DAFTAR PUSTAKA

Kitab/Buku

Abdillah, Mujiono. Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Paramadina, 2001.

Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismā’il Ibnu Kaṣīr. Tafsir Ibnu Kaṣīr, Terj.

Bahrun Abu Bakar, dkk. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2005.

Ardani, Moh. Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf). Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Arni, Jani. Metode Penelitian Tafsir. Riau: Daulat Riau, 2013.

As-Asfahani, Ar-Raghib. Mu’jam Mufradāt fī Alfazh Al-Qur’an, pdf. Beirut- Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2004.

Az-Zuḥailī, Wahbah. Tafsir Al-Munīr: Aqīdah, Syarīah dan Manhāj, Terj.

Abdul Hayyle al-Kattani, dkk. Jakarta: GEMA INSANI, 2013.

Baqi, M. Fuad Abdul. Al-Mu’jam Al-Mufahras Lī Al-Fazh Al-Qur’ān Al- Karīm. Beirut: Dar Al-Fikr, 1987.

Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufasir Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.

Jazuli, Ahzami Saimun. Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an (Al-Hayāt Fī Al-Qur’ān Al-Karīm). Jakarta: GIP, 2006.

Rozali, M. Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan. Depok: PT Rajawali Buana Pustaka, 2020.

Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press, 1991.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbāḥ Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an. Jilid 11. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2016.

(41)

96

Susilo, Rachmad K. Dwi. Sosiologi LIngkungan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2018.

Syibromalisi, Faizah Ali dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern. Jakarta: Lembaga Penelitian Syarif Hidayatullah, 2011.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Żurriyyah, 2010.

Skripsi

Adwiyah, Robiatul. Penafsiran Sūu’ Dalam Al-Qur’an (Kajian Al-Wujuh Wa An-Naẓair). Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2021.

Ariyani, Nia. Ragam Kerusakan Hasil Perbuatan Manusia di Muka Bumi (Analisis Penafsiran Ibn Kaṣīr Atas Ayat-Ayat Kerusakan di Muka Bumi). Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Eriyanto, Bagus. Fasād Al-Arḍi Dalam Tafsir Al-Sya’rawi. Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Fatimah, Putri Ajeng. Waris Kalalah Dalam Pandangan Wahbah Az-Zuḥailȳ.

Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Lailiyah, Rohmatul. Fasād Al-Arḍ Perspektif Fazlur Rahman Dalam Hermeneutika Double Movement. Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020.

Rahayu, Lisa. Makna Qaulan dalam Al-Qur’an; Tinjauan Tafsir Tematik Menurut Wahbah Az-Zuḥailī. Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin Universitas UIN SUSKSA Riau Pekanbaru, 2010.

Siregar, Evita Serianna. Makna Fasād Dalam Al-Qur’an Menurut Hamka.

Skipsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, 2019.

Jurnal

(42)

97

Ainol, Metode Penafsiran Al-Zuḥaylī Dalam Al-Tafsir Al-Munīr. Mutawatir:

Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, 1/2, Desember 2011, h. 145-152.

Ariyani, Nia. Ragam Kerusakan atas Perbuatan Manusia di Muka Bumi dalam Penafsiran Ibnu Kaṣir. Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 3/2, 2020, h. 206.

Baihaki, Studi Kitab Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī dan Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama. Analisis XVI/1, Juni 2016, h. 129-134.

Bari, Sirajuddin “Manusia adalah Subjek Kerusakan”, Suara Aisyiyah Inspirasi Perempuan Berkemajuan, 28 Mei 2021, h. 1.

Hakim, Lukman. Kesadaran Ekologi dalam Al-Qur’an: Studi Penafsiran Al- Razi pada QS. Al-Rūm [30]: 41, Tafse: Journal of Qur’anic Studies, 5/2, July-December, 2020.

Harahap, Nursapia. Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqro, 8/1, Mei 2014, h. 68.

Hermansyah, Studi Analisis Terhadap Tafsir Al-Munīr Karya Prof Dr.

Wahbah Az-Zuḥailī. El-Hikmah. VIII/1, Desember 2015, h. 21-29.

Hidayat, Andi Ariani. Al-Iṣlah Perspektif Al-Qur’an. Jurnal PAPPASANG I 3/2, Desember, 2021, h. 16.

Islamiyah, Mufassar dan Mujmal Dalam Tafsir Al-Munīr. al-Thiqah, 3/2, Oktober 2020, h. 120.

Khair, Sadiani Abdul. Analisis Kritis Pemikiran Wahbah Az-Zuḥailī Tentang Penetapan Talak. FENOMENA, 8/2, 2016, h. 146-147.

Muhammadun, Muzdalifah. Konsep Kejahatan Dalam Al-Qur’an, Jurnal Hukum Diktum, 9/1, Januari 2011, h. 1-3.

Muhammadun, Pemikiran Hukum Islam Wahbah Az-Zuḥailī Dalam Pendekatan Sejarah. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam 2/2, Desember 2017, h. 175-190.

Nurhayati, Aisyah. Zulfa Izzatul Ummah, Sudarno Shobron. Kerusakan Lingkungan Dalam Al-Qur’an, Jurnal SUHUF, 30/2, November, 2018, h. 199.

(43)

98

Purwanto, Melacak Pemikiran Masyarakat Sebagai Jiwa Agama, Religio:

Jurnal Studi Agama-Agama, 1/2, September 2011, h. 168.

Sulfawandi. Pemikiran Tafsir al-Munīr fi al-Aqīdah wa al-Syarī’ah al-Manhāj karya Dr. Wahbah al-Zuḥaylī. Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum, 10/2, July-December 2021, h. 72.

Syafaat, Telaah Terhadap Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥailī tentang Konsep Poligami dalam Konsep Keadilan Gender. Jurnal Penelitian Kependidikan, 18/1, April 2008, h. 23.

Syukur, Abdul. Mengenal Corak Tafsir Al-Qur’an. El-Furqonia, 1/1, Agustus 2015, h. 86-100.

Wahyudi, Chafid dan Robbah Munjiddin Ahmada, Perampasan Ruang Hidup Dalam Makna Referensial Al-Qur’an, Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadiṣ, 10/1, Juni 2020, h. 1.

Yamani, Moh. Tulus. “Memahami Al-Qur’an Dengan Metode Tafsir Maudhu’i”, J-PAI 1/2, Januari-Juni 2016, h. 280.

Yunus, Moch. Kajian Tafsir Munīr Karya Wahbah Az-Zuḥaylī. Humanistika, 4/2, Juni 2018, h. 62-65.

Zulfikar, Eko dan Ahmad Zainal Abidin, Penafsiran Tekstual Terhadap Ayat- Ayat Gender: Telaah Penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī Dalam Kitab Tafsir Al-Munīr. Al-Quds: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadiṣ, 3/2, 2019, h. 141.

(44)

99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rajni Amelia lahir di Sampit pada tanggal 09 Agustus 2000. Anak ke-satu dari 3 bersaudara, pasangan dari Ahmadi SE dan Nike Ellis Tina. Penulis memulai Pendidikan di MIN 1 Sampit pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2012. kemudian melanjutkan Pendidikan menengah MTS di Pondok Pesantren Al-Falah Bandung pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015, penulis menyelesaikan Pendidikan Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Al-Falah Bandung pada tahun 2015-2018, setelah menyelesaikan pendidikannya di tanah Jawa, penulis melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT).

Hubungi Penulis:

rajniamelia.099@gmail.com

(45)

100

Referensi

Dokumen terkait

Namun fungsi pemberian sertifikat tersebut masih bisa dilaksanakan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, dan selanjutnya akan dilimpahkan

Bangunan ini berfungsi sebagai ruang rapat, dimana aktivitas didalam ruangan ini, aktivitas yang berhubungan dengan koordinasi antar pendidik dan penanggung jawab sekolah,

4 Keenam hal tersebut adalah: Pertama, melindungi kepentingan ekonomi Indonesia dalam kerangka liberalisasi pasar global; Kedua, agen ekonomi yang ada di Indonesia ialah

Letak organisasi pengelolaan sistem informasi yang seperti apa yang anda sarankan untuk IPB yang mempunyai unit kerja lebih dari 60 unit kerja (Fakultas, Direktorat, Kantor

Hasil dari penelitian kepustakaan ini (library research) ini dengan menggunakan data sekunder dan yang menjadi sumber utama yaitu tafsir al-azhar karya Abdulmalik

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah total bakteri (TPC) yang terdapat dalam susu pasteurisasi sari buah sirsak dengan pernambahan kayu secang 0%, 1% dan 2%

Pada proses metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan), dengan menggunakan Tafsir Fi> Z{ilal al-Qur’a>n karya

Tabel 3 memperlihatkan bahwa semua aplikasi limbah cair pulp kakao fermentasi 1-3 minggu menunjukkan tingkat keracunan yang berat sampai yang sangat berat