• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Sakinah, Mawaddah, Warahmah menurut Masyarakat Dusun Tempek-Empek Desa Janapria

BAB I PENDAHULUAN

B. Konsep Sakinah, Mawaddah, Warahmah menurut Masyarakat Dusun Tempek-Empek Desa Janapria

Responden dalam wawancara ini berlatar belakang pada pendidikan yang berbeda-beda. Adapun latar pendidikan yang diambil oleh peneliti yaitu, Keluarga yang masih berpendidikan SMP, SMA/MA, PNS hingga para ustadz dan kyiai. Dari hasil wawancara tersebut akan diberikan jawaban sesuai pertanyaan yang telah diberi oleh peneliti.

Data dari hasil penelitian ini dideskripsikan berdasarkan pertanyaan berikut : pertama, bagaimana konsep sakinah, mawaddah, warahmah menurut Masyarakat Dusun Tempek-Empek. Kedua, bagaimana implementasi konsep sakinah, mawaddah, warahmah dalam keluarga perbedaan tingkat pendidikan di Dusun Tempek-empek.

Masyarakat Dusun Tempek-Empek Desa janapria tentu memiliki konsep sakinah, mawaddah, warahmah yang berbeda-beda antara mereka.

Berikut gambaran konsep sakinah, mawaddah, warahmah menurut masyarakat Dusun Tempek-Empek dari hasil wawancara penulis dengan beberapa masyarakat Dusun Tempek-Empek :

a. Bahagia

36

Setelah menikah dan menjalani bahtera rumah tangga, tentulah semua pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses pembelajaran dari masing-masing pasangan

Dalam membangun rumah tangga yang bahagia pasti ada beberapa masalah dan hambatan, tapi setiap masalah yang muncul tentunya memiliki solusi tersendiri untuk diatasi

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan devi masyarakat Dusun Tempek-Empek yang mengatakan :

“Konsep sakinah, mawaddah, warahmah adalah bahagie dunia akhirat/mate jari seang wah aneh. Lamun arak masalah nendek saling gedekan harus saling maafan, marak ibarat dengan berayean wah aneh nendek girang saling salahan. Sak paling penting jak bahagie wah aneh, lamun wah bahagie keluargen t darak masalah ape-ape jak sakinah wah aran nu. Sengak bahagie nu sak paling penting ye ngonek t dait. .35

Terjemah :

Konsep sakinah, mawaddah, warahmah itu bahagia dunia akhirat/mati yang menjadi perpisahan. Seperti ibarat orang pacaran jangan saling menyalahkan. Yang paling penting adalah bahagia dalam rumah tangga. Jika keluarga sudah bahagia dan tidak ada konflik maka itulah sakinah,

Hal senada di perkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak Tahir, mengatakan :

“menuۦut aku jak dalem t mۦaۦik nu t butuhan due dengan sak kerja keras dalam bangun rumah tangge sak bahagie. Lamun salak sekek dek kompak ye sulit jak pertehenan rumah tangge.

Pokok berembe ntan t adek t bahagie doang lamun wah arak rase bahagie dalam rumah tangge jak to wah taokn arak sak aran sakinah nu. ”

35 Devi, Wawancara (Tempek-Empek: Jum’at, 19 Maۦet 2020, jam 03:10 wita(

37 Terjemah :

Murut saya Dalam membangun rumah tangga dibutuhkan dua orang yang harus kerja keras dalam membangun keluarga bahagia.

Jika salah satu tidak kompak maka akan sulit untuk mempertahankannya. Intinya gimana caranya agar kita selalu bahagia maka samawa akan mengikuti.

b. komunikasi

berkomunikasi merupakan salah satu elemen penting jika ingin membangun rumah tangga yang harmonis dan sehat, pasalnya, jika komunikasi terhambat, tentu saja akan beresiko menyebabkan terjadinya perselisihan dalam keluarga.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan dewi yang mengatakan :

“samaۦa nuk giۦang-girang kumpul kance keluargan te, girang-girang komunikasi adekn sak tercipta keluarga harmonis.

Keluarge bahagia nuk sak tao laik semamak kance tao laik seninakn sak nendek mele menang mesak, girang-girang ngeraos nendek saling cuekan marak dengan dek besapaan, ngeraos bae ape sak bau t raosan kance keluargan te, 36

Terjemah :

“Sakinah, mawaddah, warahmah artinya sering berkomunikasi.

Dari situ akan lebih mudah terciptanya keluarga harmonis.

Menceritakan masalah kepada suami/istri jika ada masalah. Jangan saling cuekin. Berbicaralah apa yang perlu dibicarakan.”

Pendapat yang senada disebutkan oleh saudara Hari pada kesempatan wawancara dengan peneliti dia mengatakan

“sebuah ۦumah tangga apabila ingin mendapatkan yang namanya sakinah, mawaddah, warahmah harus dibangun dari awal perkawinan, karna semua itu butuh pengorbanan dan kesetian pada

36 Dhewi, Wawancara (Tempek-Empek: Jum’at, 19 Maۦet 2020, jam 03:30 wita(

38

masing-masing pasangan”. Komunikasi adalah kunci dalam sebuah keluarga, oleh itu, harus perlu dibangun setiap waktu dan setiap hari37

Pendapat serupa diungkapkan ibu fitri yang mengatakan sebagai berikut :

“keluaۦge sak sejahteۦa nu sak giۦang saling kewak saling sapak, intin tetep komunikasi wah aneh. Dakak jak brembe kebosen te lek semamak t, harus t lakukan komunikasi sak baik jok semamak te.

Sengak ye jari pondasi awal te membangun rumah tangga sak haۦmonis”38

Terjemah :

Keluarga sejahtera itu akan terlahir jika suami dan istri berkomunikasi dan tidak terlalu cuek. Walaupun sering bosen terhadap suami tetapi harus dilakukan komunikasi positif kepada dia, karna itu menjadi pondasi awal dalam membangun keluarga.

Dengan ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep sakinah, mawaddah, warahmah itu dapat diartikan apabila keluarga tersebut sering menjalin komunikasi dengan baik dengan pasangan. Hal serupa yang disampaikan oleh ariskaita.39, bahwa salah satu indikator keluarga sakinah adalah ketika anak, istri dan suami masih mempunyai hubungan yang baik, komunikasi berjalan lancar, saling mengerti, saling percaya dan saling memaafkan, rukun dan saling menjaga.

c. Damai dan tentram

37 Hari , Wawancara (Tempek-Empek: Jum’at, 19 Maۦet 2020, jam 04:18 wita(

38 Fitri, Wawancara (Tempek-Empek: Jum’at, 9 Maret , Jam : 5)

39 Ariskaita, Indikator Keluarga sakinah , https://ariskaita.wordpress.com Diakses Tanggal 17 maret 2020

39

Sebagaimana yang disampaikan oleh Nhovi yang secara nyata di Dusun Tempek-Empek, ketika peneliti menanyakan makna sakinah, mawaddah, warahmah beliau menyampaikan :

“antaۦ keluaۦge nu haۦus saling tao beۦebeng meneۦimak, tao jalani ibadah dengan damai, atau paling tidak jarang besiak jarang saling sebengin, sik penting kedamaian menurut aku.40

Terjemah :

Setiap keluarge haras bisa saling memberi dan menerima, bisa menjali ibadah dengan tenang, paling tidak jarang bertengkar dan menurut saya yang paling penting adalah kedamaian.

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancar peneliti dengan bapak imang yang mengatakan :

“lek dalem te beۦkeluaۦge nendek sekali-kali t cobak saling kajaan, entah dalem masalah apapun no. nendek girang saling sebok marak dengan sak bemusuhan, ite no wah berkeluarge wah bejanji sehidup semate, jarin napi jak arak masalah ataupun hal sak dek nyaman lek angen, t raosan jujur lek julu. Bersikap terbuka kance nendek malu untuk mengungkapkan. Lamun wah gawekn pasti yakn tercipta ketenangan dan kedamaian.

Terjemah :

“di Dalam berkeluarga jangan sekali-sekali untuk saling membohongi, entah di dalam masalah apapun, jangan saling umpetin . kita itu sudah berkeluarga sudah berjanji untuk hidup semati, jadi apapun masalahnya harus dihadapi bersama-sama pula. Jika semua itu sudah dikerjakan saya rasa kedamaian dan ketenangan akan datang.

Jawaban dari bapak imang , memperkuat jawaban sahli bahwa untuk membangun kedamaian harus dengan kasih sayang, beliau menyampaikan sebagai berikut.

40 Nhovi, Wawancara (Tempek-Empek: Minggu, 21 Maret 2020, jam 04:50 wita)

40

“Damai nu lamun aۦak kasih sayang, berembe lamun salak sekek berjaokan pasti yak dateng rase melet bdait, kire-kire marak menulah kasih sayang nu”

Terjemah :

“Damai itu jika terdapat kasih sayang. Bagaimana jika berjauhan akan menimbulkan rasa ingin bertemu. Kira-kira seperti itulah kasih sayang tersebut”

d. Selalu bersama

Kebahagian dalam rumah tangga akan muncul jika didasari dengan ketakwaan, dilakukan dengan secara bersama-sama dalam mengerjakan apapun, maka akan lebih mudah terciptanya keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan rizal masyarakat Dusun Tempek-Empek :

“setiap ۦumah tangga pasti beۦbeda, kalau saya saling mengeۦti dan masih sama-sama bahagianya, sama-sama peduli, sama-sama saling membutuhkan, bagaimana anak tanpa saya, bagaimana saya dan anak tana bapaknya, begitu saja sih”41

Hal senada di ungkapkan oleh olin yang mengatakan :

“beۦsama-sama, apa-apa masih bareng ada sayangnya satu sama lain, entah itu saya atau istri saya kalau ada yang mau minta maaf dan sebaliknya memberi maaf, intinya kalau masih mau hidup bareng dan sama-sama, maka itulah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah”42

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan lina yang mengatakan :

41 Rizal, Wawancara (Tempek-Empek: Jum’at, 19 Maۦet 2020, jam 04:20 wita)

42 Olin, Wawancara (Tempek-Empek: Minggu , 21 Maret 2020, jam 01:10 wita)

41

“keluaۦga samaۦa itu yang menjali hidup beۦsama-sama dan begitu seterusnya. Kalau bisa sampai tua dan meninggal dunia. Semua kegiatan dan kebutuh harus dipikirkan bersama-sama ”. 43

Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa responden terlihat beberapa konsep sakinah, mawaddah, warahmah menurut masyarakat Dusun Tempek-Empek :

a. Konsep sakinah, mawaddah, warahmah itu adalah yang bahagia, selalu memberikan kasih sayang dalam keluaraga, serta bertanggung jawab terhadap masing-masing pasangan.

b. Sebuah keluarga jika ingin mendapatkan sakinah, mawaddah, warahmah harus menjunjung tinggi kedamaian dan menangkal masalah.

c. Tidak boleh ada salah satu diantara pasangan suami istri yang selingkuh atau menghilangkan kepercayaan.

d. Selalu saling menyayangi dan mencintai satu sama lain. Siap berkorban untuk yang lain layaknya pakaian.

C. Implementasi Konsep Sakinah, Mawaddah, Warahmah dalam

Dokumen terkait