• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT

Dalam dokumen BAGIAN 1 : TINJAUAN UMUM RSUD (Halaman 30-33)

MATRAMAN

2. KONSEP SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT

Konsep manajemen lingkungan rumah sakit di Indonesia telah dikenal sejak lama sebagai bagian dari rutinitas internal kegiatan rumah sakit. Aplikasi konsep tersebut pada banyak rumah sakit dilaksanakan melalui praktik-praktik sanitasi lingkungan, seperti pencegahan infeksi nosokomial, penyehatan ruang dan bangunan, pengendalian vektor, dan pengolahan limbah rumah sakit. Selain itu, sebagai respons dari meningkatnya kesadaran dan kebutuhan akan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik, rumah sakit di Indonesia juga telah diwajibkan untuk melakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sejak tahun 1986. AMDAL bagi industri rumah sakit menjadi sebuah alat bagi penentu kelayakan usaha rumah sakit tersebut dalam aspek perlindungan dan dampaknya terhadap lingkungan.

Pada banyak sektor, terutama sektor industri dan manufaktur di Indonesia, kini telah mulai mencoba menerapkan konsep sistem manajemen lingkungan yang telah terbukti memberikan manfaat lingkungan dan finansial. Namun, implementasinya pada sektor layanan kesehatan di rumah sakit sampai saat ini masih terbilang baru. Memasuki abad ke-21, rumah sakit khususnya di Indonesia dituntut untuk lebih proaktif dan antisipatif terhadap pergeseran tuntutan kebutuhan masyarakat pada manajemen lingkungan global. Oleh karena itu, pendekatan sistem manajemen lingkungan tampaknya sangat strategis untuk diterapkan sebagai strategi utama rumah sakit untuk melakukan pemasaran sosial, peningkatan citra, dan penampilan.

Sistem manajemen lingkungan di rumah sakit seperti halnya sistem manajemen lingkungan yang dilakukan oleh sektor industri barang dan manufaktur, merupakan bagian dari sistern manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan menyinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.

Dengan demikian, pengelolaan lingkungan rumah sakit bukan lagi merupakan satu bagian parsial yang konsumtif, tetapi merupakan satu rangkaian siklus dan strategi manajemen rumah sakit untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan lingkungan

rumah sakit sehingga memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit secara menyeluruh.

Selama ini, rumah sakit di Indonesia melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan standar-standar akreditasi di antaranya rumah sakit yang dibuat oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan adalah perbaikan fisik bangunan rumah sakit, penambahan sarana, prasarana, penambahan peralatan dan ketenagaan, serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun, disadari dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, permintaan akan mutu pelayanan pun semakin meningkat. Di lain pihak, dengan semakin berkembangnya asuransi, termasuk asuransi kesehatan, pelayanan rumah sakit yang sesuai standar akan menjadi penting. Dengan demikian, akreditasi merupakan salah satu cara agar mutu pelayanan dapat ditingkatkan dan dipertanggungjawabkan. Dengan adanya pelaksanaan akreditasi rumah sakit, maka pembinaan menjadi terarah dan rumah sakit akan terpacu untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Akreditasi rumah sakit mempunyai pengertian suatu bentuk pengakuan dari pemerintah kepada rumah sakit yang telah memenuhi standar minimum yang ditentukan (Depkes. 1994). Secara umum standar pelayanan rumah sakit merupakan seperangkat kebijakan peraturan, pengarahan, prosedur, atau basil kerja yang ditetapkan untuk seluruh upaya kesehatan di rumah sakit yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk atau pedoman yang memungkinkan semua staf baik medik maupun nonmedik untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Standar pelayanan rumah sakit merupakan langkah awal dari pelaksanaan akreditasi. Buku standar pelayanan rumah sakit berisi tentang penerapan standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medik, di mana penerapan standar dapat dilakukan secara bertahap. Berdasarkan hal di atas, maka pada tahap awal akreditasi, standar yang akan digunakan adalah standar lima kegiatan pelayanan pokok, meliputi administrasi dan manajemen, pelayanan medik, pelayanan perawatan, pelayanan gawat darurat dan pelayanan rekam medik. Sementara itu, tujuh komponen lainnya adalah pelayanan perinatal risiko tinggi, pengendalian infeksi di rumah sakit, kamar operasi, laboratorium dan radiologi, pelayanan sterilisasi serta keselamatan kerja, kebakaran, dan

kewaspadaan bencana.

Masing-masing standar terdiri dari tujuh bagian, yaitu falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan, serta terakhir evaluasi dan pengendalian mutu. Selama ini, salah satu cara rumah sakit di Indonesia melakukan peningkatan mutu adalah dengan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu melalui akreditasi rumah sakit. Akreditasi merupakan ketentuan yang diwajibkan bagi rumah sakit untuk memenuhi standar-standar pelayanan di rumah sakitnya. Namun, untuk lingkungan akreditasi mmah sakit belum memuat ketentuan yang mengharuskan rumah sakit memenuhi pedoman pengelolaan lingkungan. Pedoman pengelolaan lingkungan minimal akan terpenuhi jika memenuhi syarat AMDAL dan peraturan pemerintah lainnya tentang lingkungan pada saat menilai feasibility atau kelayakan dari rumah sakit tersebut. Lingkungan rumah sakit merupakan salah satu unsur yang penting dalam rumah sakit. Dalam akreditasi dimuat 20 standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Dengan akreditasi, rumah sakit dapat bersaing di tingkat nasional, tetapi di tingkat internasional diperlukan pemenuhan standar yang saat ini berlaku global, khususnya di bidang lingkungan, yaitu audit lingkungan yang mengadopsi dari International Organization for Standardization (ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasional di bidang pengelolaan lingkungan dengan nomor seri ISO 14001 (EMS-Environmental Management System).

Dalam standar akreditasi tersebut belum ada pedoman khusus tentang pengelolaan lingkungan bagi rumah sakit. Padahal rumah sakit merupakan salah satu penghasil limbah yang terbesar dan apabila tidak dikelola dengan baik akan membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan rumah sakit yang komprehensif merupakan hal yang sangat penting, baik bagi rumah sakit maupun bagi masyarakat yang merupakan pemakai jasa pelayanan kesehatan rumah sakit.

Dengan demikian, rumah sakit yang telah memenuhi standar akreditasi mungkin mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi di tingkat internasional belum tentu akan mampu bersaing dan diakui memiliki produk jasa yang aman bagi lingkungan karena belum memenuhi standar internasional dalam bidang pengelolaan lingkungan, yaitu

ISO 14001.

Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan di rumah sakit yang memenuhi unsur-unsur ISO 14001, manfaatnya selain sebagai pemenuhan standar yang berlaku secara internasional juga sebagai tindakan antisipatif dari rumah sakit bila terjadi tuntutan-tuntutan yang berkenaan dengan segala aktivitas maupun pelayanan yang diberikan rumah sakit, khususnya di bidang pengelolaan lingkungan.

Dalam dokumen BAGIAN 1 : TINJAUAN UMUM RSUD (Halaman 30-33)

Dokumen terkait