• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualifikasi menurut UU No. 14 Tahun 2005

G. Sistematika Pembahasan

2. Kualifikasi menurut UU No. 14 Tahun 2005

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pada Bab I pasal 1 disebutkan bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Pada Bab IV pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Disebutkan pula pada pasal 9 bahwa kualifikasi yang dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.51

C. Kompetensi Guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan maupun pelatihan, atau pengalaman belajar informal tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan.52

Menurut Charles dalam Mulyasa, mengemukakan bahwa competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired

51 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

52 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, 17.

condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipercayakan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.53

Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Sedangkan kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.54

Sedangkan menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1 “Kompetensi pendidik sebagai agen

pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi profesional, dan (d) kompetensi sosial”. Pengkategorian keempat kompetensi tersebut menurut Slamet dalam Syaiful Sagala, telah mengundang kritik dari publik karena keempatnya belum menampakkan sosok untuk kompetensi guru profesional, lebih-lebih istilah kompetensi profesional. 55

53 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, 7.

54 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 26.

55Ibid., 30.

Berikut penjababaran dari keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional:

a. Kompetensi Pedagogis

Secara etimologis, kata pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani, paedos dan agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar atau membimbing). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak. Tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik, apakah guru atau orang tua. Karena itu pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia dewasa yang matang. Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di sekolah maka tuntutan kemampuan pedagogis ini juga beralih kepada guru. Karena itu, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar yang mentransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis.56

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

56 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, 28-29.

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.57

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikas Akademik dan Kompetensi Guru, telah menggarisbawahi 10 kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru yang terkait dengan standar kompetensi pedagogis. Kesepuluh kompetensi inti itu adalah sebagai berikut:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan profesi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

57Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 75.

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.58

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.59

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.60

Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama, yakni: 1) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, 2) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 3)

58 Marselus R.Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, 29.

59 Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru: Apa, Mengapa, dan Bagaimana? , 18.

60 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 117.

menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, 4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan 5) menjunjung tinggi kode etik profesi guru.61

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan untuk dapat menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru mampu membimbing peserta didik dapat memenuhi standar kompetensi minimal yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik.62

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik;

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya;

4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;

61 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, 51.

62 Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru, 33.

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan;

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.63

Secara lebih spesifik menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007, standar kompetensi ini dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti yakni: 1) menguasai materi struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; 2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; 3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.64

d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

63 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 135-136.

64 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, 44.

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.65

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak berkepentingan dengan sekolah.66

Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup empat komptensi utama, yakni: 1) bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; 2) berkomunikasi secara efektif dan empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; 3) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; 4)

65 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 135-136

66 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, 38.

berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.67

Dokumen terkait