• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Audit

Dalam dokumen Diagram hasil assesment (Halaman 30-53)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kualitas Audit

1. Pengertian Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan profitabilitas seorang audit dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan dalam sistem akuntansi klien.

Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit.

Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah- masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argument tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki intensif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya.Audit berfungsi sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian dalam penyajian informasi keuangan.

Menurut Ari Wibowo (2013:4) pengukuran kualitas audit berdasarkan Kantor Akuntan Publik yang mengaudit di perusahaan tersebut, jika dari Kantor Akuntan Publik Big Four maka akan memberikan pendapat secara independen. Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada independensi auditor tersebut. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas audit sebagai kemampuan auditor mendeteksi kesalahan pada laporan keuangan dan melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Peluang mendeteksi kesalahan tergantung pada kompetensi auditor sedangkan keberanian auditor melaporkannya adanya kesalahan pada laporan keuangan tergantung pada independensi auditor.

Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2007:47) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik, yaitu

1) Tanggung Jawab Profesi, setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesionalisme dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2) Kepentingan Publik, setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen dan profesionalisme.

3) Integritas setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4) Objektivitas, setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban professional.

5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional, setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.

6) Kerahasiaan, setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

7) Perilaku profesional, setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8) Standar teknis, setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

2. Konsep Kualitas Audit

Angelo (1981) mendefenisikan kualitas audit sebagai profitabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka aka nada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

3. Prosedur dan Penilaian Audit 1) Prosedur Audit

Prosedur audit yang biasa digunakan oleh auditor adalah:

a. Inspeksi

Prosedur ini dilakukan auditor dengan memeriksa secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik suatu aktiva guna membuktikan ada atau tidaknya aktiva tersebut, memastikan jumlahnya dan menjelaskan kondisinya.

b. Pengamatan (observation)

Digunakan oleh auditor untuk memperoleh pengetahuan atau gambaran mengenai kegiatan yang dilaksanakanoleh klien.

c. Permintaan keterangan atau wawancara (inquiry)

Digunakan dengan meminta keterangan secara lisan kepada pihak-pihak yang rentan berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.

d. Konfirmasi

Penggunaan oleh auditor dimaksudkan untuk memperoleh informasi berupa jawaban dari pihak ketiga yang independen dalam memverifikasikan kebenaran asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.

e. Penelusuran (tracing)

Menetukan apakah transaksi yang dicatat sesuai dengan otoritas dan ketelitian serta kelengkapan catatan akuntansi. Penelusuran terdapat suatu aliran transaksi dimulai dengan mengurutkan bukti asli ke pencatatan akuntansinya.

f. Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching)

Memeriksa dokumen pendukung dari suatu transaksi guna membuktikan sah atau tidaknya suatu transaksi.

g. Perhitungan (counting)

Membuktikan kuantitas dari aset perusahaan dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap aset perusahaan yang berwujud.

h. Penelahaan (scanning)

Dilakukan dengan mereview secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan daftar pendukung untuk mendeteksi unsur-unsur yang tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.

i. Pelaksanaan ulang (reperforming)

Melakukan perhitungan ulang, rekonsiliasi ulang dan pemindahan informasi dari satu catatanke catatan lain.

j. Prosedur analitik

Membuat perbandingan antara laporan keuangan tahun yang bersangkutan dengan data keuangan lain atau data keuangan tahun sebelumnya atau dengan data non keuangan lain.

2) Penilain Audit

Menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan apakah tujuan audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari bukti audit dan tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya.

Dalam merancang prosedur audit untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup, auditor harus memperhatikan kemungkinan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Dalam merusmuskan pendapatnya, auditor harus mempertimbangkan relevansi b ukti audit, terlepas apakah bukti audit tersebut mendukung atau berlawanan dengan asersi dalam laporan keuangan. Bila auditor tetap masih ragu-ragu untuk mempercayai suatu asersiyang material, maka ia harus manangguhkan pemberian pendapatnya sampai ia mendapatkan bukti kompeten yang cukup untuk menghilangkan karaguannya, atau ia harus manyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat.

C. Penelitian Terdahulu

Amanita Novi Yhusita, Rahmawati dan Hannung Triatmoko (2013) dengan judul pangaruh mekanisme GCG, kualitas auditor eksternal dan liquiditas terhadap kualitas laba. Tujuan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris pengaruh penerapan mekanisme GCG yang terdiri dari struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, dan komisaris independen terhadap kulitas laba. Berdasarkan hasil penelitian ini, penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, di antaranya adalah, pertama, struktur dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap discretionary accrual(DTAC) atau berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.

Diptarina Yasmeen dan Sri Hermawati (2015) dengan judul Pengaruh GCG Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pangaruh GCG terhadap kualitas pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur dan hasil penelitiannya yaitu Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan, Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan, Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadapkualitas pelaporan keuangan dan Leverage berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan (Umur perusahaan) tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan.

Viska Anggraita, FitrianySandra, dan AuliaArywati (2016) dengan judul pengaruh persaingan pasar jasa audit terhadap kualitas audit: peranan regulasi rotasi dan Audit: peranan regulasi rotasi dan regulasi GCG. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh regulasi rotasi untuk konsentrasi pasar audit di Indonesia dan pengaruh konsentrasi pasar audit atas kualitas audit. Hasil panelitiannya Kesimupulan yaitu semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar berhubungan dengan semakin meningkatnya kualitas audit. Hal ini mengindikasikan persaingan pasar jasa audit yang tinggi di Indonesia menyebabkan penurunan kualitas audit. Hal ini menunjukan perlunya regulasi yang mengatur tingkat persaingan pasar di Indonesia agar kualitas audit tetap terjaga.

Fery Ferial, Suhadak, dan Siti Ragil Handayani (2016) Pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan dan efeknya terhadap nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan GCG terhadap kinerja keuangan dan efeknya terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis statistik pertama menunjukan bahwa GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, hasil analisis statistik kedua menunjukan bahwa GCG berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan hasil analisis statistik ketiga menunjukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Prasetia Adi (2016) dengan judul pengaruh kebijakan deviden dan CG terhadap nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebijakan Deviden, dan mekanisme GCG yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit secara persial maupun simultan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

penelitian Hasil uji t menunjukan bahwa variabel Kebijakan Deviden tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2009- 2014.

Agus Setiawaty (2016) Pengaruh Mekanisme GCG terhadap kinerja perbankan dengan manajemen resiko sebagai variabel intervening. Hasil penelitian bahwa manajemen resiko dapat berperan sebagai variabel intervening antara GCG dan Kinerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung dari GCG terhadap Kinerja perbankan melalui manajemen risiko.

Novi Lidiawati dan Nur Fadjrih Asyik (2016) Pengaruh kualitas audit, komite audit, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, komite audit, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan property and real estate di Indonesia. Hasil penelitian yaitu Pengujian pengaruh kualitas audit nilai signifikansi sebesar 0,863 > 0,05 menunjukkan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, Pengujian pengaruh komite audit nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 menunjukkan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Roza Mulyadi (2016) pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitain yaitu Ukuran komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan sebesar -35%. Hal ini dikarenakan

perbandingan komisaris perusahaan dengan komisaris independen hanya untuk memenuhi kebutuhan regulasi saja sehingga menyebabkan fungsi pengawasan yang seharusnya dijalankan oleh komisaris independen tidak efektif. Komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

I.B Made Puniyasa dan Nyoman Triaryati (2016) pengaruh GCG, struktur kepemilikan dan modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan yang masuk dalam indeks CGPI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui GCG, struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan manajerial dan modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) pada perusahaan yang masuk dalam indeks CGG periode 2012-2014.

Halim Dedy Perdana, Rizzky Pradana Putra dan Sri Murni (2016) GCG dan kinerja keuangan perusahaan (studi kasus perusahaan Indonesia di indeks LQ45 tahun 2010-2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran dewan komisaris tidak memliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

NO NAMA JUDUL TUJUAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN DAN VARIABEL

DIGUNAKANYANG

HASIL PENELITIAN

1 Amanita

Yushita,Novi Rahmawati

Hanungdan Triatmoko,

(2013)

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Auditor Eksternal, dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba

Tujuan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris pengaruh penerapan mekanisme GCGyang terdiri dari struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan isntitusional, komite audit, dan komisaris independen terhadap kulitas lab.

- analisis statistik inferensial variabel yang digunakan : Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang dinotasikan dengansimbol (DTAC).

Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:struktur dewan direksi dinotasikan dengan simbol

Berdasarkan hasil penelitian ini, penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, di antaranya adalah, pertama, struktur dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

discretionary accrual (DTAC) atau berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Kedua, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Ketiga, kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.

Keempat, komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba Kelima, proporsi komisaris independen

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap discretionary accrual (DTAC) atau berpengaruh negatif terhadap kualitas lab

2 Diptarina Yasmeen dan Sri Hermawati

(2015)

Pengaruh GoodGCGTerhadap Kualitas Pelaporan Keuangan PadaPerusahaan Manufaktur

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pangaruh GCG terhadap kualitas pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur.

- Analisis deskriftif Variabel yang digunakan yaitu variabel

operasional

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan

keuangan.

2. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan

keuangan.

3. Dewan

Komisaris tidak berpengaruh terhadapkualitas pelaporan keuangan

3 Viska

Anggraita Fitriany

Sandra Aulia Arywati

(2016)

Pengaruh Persaingan Pasar Jasa Audit Terhadap Kualitas Audit: Peranan Regulasi Rotasi dan Regulasi corporate governance

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh regulasi rotasi untuk

konsentrasi pasar audit di Indonesia dan pengaruh konsentrasi pasar audit atas kualitas audit.

- Analisis statistic deskriptif - Variabel yang.

digunakan yaitu variabel

independen CONS(Konsentrasi Pasar) dan regulasi Corporate Governance,da n variabel kontrol

Kesimupal yaitu semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar berhubungan dengan semakin meningkatnya kualitas audit. Hal ini

mengindikasikan persaingan pasar jasa audit yang tinggi di Indonesia

menyebabkan penurunan kualitas audit. Hal ini

menunjukan perlunya regulasi

yang mengatur

tingkat persaingan pasar di Indonesia agar kualitas audit tetap

terjaga. Variabel jangka waktu

penugasan KAP dan kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Penerapan regulasi corporate governance

berpengaruh positif terhadap kualitas audit

4 Fery Ferial, Suhadak,

dan Siti Ragil Handayani,

(2016)

Pengaruh GoodGCGTerhadap Kinerja Keuangan dan Efeknya Terhadap Nilai Perusahaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui danmenjelaskan GCG terhadap kinerja keuangan dan efeknya terhadap nilai perusahaan.

- Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Statistik Inferensial - Variabel yang

digunakan:

GoodCorporate Governance, Kinerja Keuangan dan Nilai

Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis statistik pertama

menunjukan bahwa Good GCG berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan. Nilai koefisien jalur antara variabel GCG terhadap kinerja keuangan adalah negatif, berarti hubungan GCG dan kinerja keuangan adalah berlawanan.

2. Berdasarkan hasil analisis statistik kedua menunjukan bahwa GCG

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien jalur antara variabel GCG terhadap nilai perusahaan adalah positif, berarti hubungan GCG dan kinerja keuangan adalah linear atau berbanding lurus.

3. Berdasarkan hasil analisis statistik ketiga menunjukan bahwa kinerja keuanga n berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien jalur antara variabel kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah negatif, berarti hubungan kinerja keuangan dan nilai perusahaan adalah berlawanan.

5 Prasetia Adi (2016)

Pengaruh Kebijakan Deviden dan GCGterhadap Nilai

Perusahaan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebijakan Deviden, dan mekanisme GCGyaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, Dewan

- Analisis regresi berganda - Variabel yang

digunakan:

1. Variabel dependen : Menurut Nurhayati danMedyawati (2012), variable dependen adalah varianel

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh Kebijakan Deviden dan GCGterhadap Nilai Saham maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji t

menunjukan bahwa variable Kebijakan Deviden (DPR) tidak berpengaruh

Komisaris Independen, dan Komite Audit secara persial parsial maupun simultan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

yangdipengaruhi oleh variable independen.

Definisi operasional variable terkait dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q 2. Variabel

independen : kebijakan dividen, kepemilikan institutional, kepemilikan manajemen, komisaris independen dan komite audit

terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2009-2014 2. Hasil uji t

menunjukan bahwa variable

Kepemilikan Institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

BusaEfek Indonesia periode 2009-2014 3. Hasil uji t

menunjukan bahwa variable

Kepemilikan Manajerial (KM) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2009-2014 4. Hasil uji t

menunjukan bahwa variable Dewan Komisaris

Independen (DKI) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2009-2014 5. Hasil uji t

menunjukan bahwa variable Komite Audit (KA) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBusa Efek Indonesia periode 2009-2014 6. Hasil uji F

menunjukan bahwa variable Kebijakan Deviden,

Kepemilikan

Institusional, Dewan Komisaris

Independen, dan Komite Audit berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2014

6 Agus

Setiawaty (2016)

Pengaruh Mekanisme GoodGCGTerhadap Kinerja Perbankan dengan Manajemen Risiko sebagai

- Analisis regresi - Variabel yang

digunakan:

Variabel dependen yaitu Variabel bebas yangdigunakan dalam

penelitian ini adalah nilai komposit GCG, Variabel

Berdasarkan rumusan masalah, rumusan hipotesis dan hasil penelitian, maka penulis menarik simpulan bahwa manajemen risiko dapat berperan sebagai variabel

Variabel

Intervening intervening

yaitu dalam penelitian ini adalah nilai komposit manajemen risiko, variabel independen yaitu Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja yang diukur dengan profitabilitas yang diperoleh melalui efektivitas penggunaan aset (ROA).

intervening antara GCG dan Kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung dari GCG terhadap Kinerja perbankan melalui manajemen risiko.

Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

7 Novi

Lidiawati dan Nur

Fadjrih Asyik (2016)

Pengaruh KualitasAudit, Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, komite audit, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan property and real estatedi Indonesia.

- Analisis deskriptif - Variabel yang

digunakan : variabel independen yaitu kualitas audit, komite audit,

kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan, dan leverage, variabel dependen yaitu manajemen laba

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1)Pengujian pengaruh kualitas audit nilai

signifikansi sebesar 0,863 > 0,05

menunjukkan kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan bahwa

perusahaantidak terlalu memperhatikan KAP yang akan mengaudit

perusahaan. Hasil pengujian ini

mendukung penelitian dari Luhgiatno (2010), Pambudi dan Sumantri (2014); (2)Pengujian pengaruh komite audit nilai

signifikansi sebesar

0,005 < 0,05 menunjukkan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Keberadaan komite audit dapat

menurunkan aktivitas manajemen laba.

Semakin independen komite audit maka semakin rendah aktivitas manajemen laba. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Raja et al. (2014);

(3)Pengujian pengaruh kepemilikan

institusional nilai signifikansi sebesar 0,187>0,05

menunjukkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

8 Roza

Mulyadi (2016)

PengaruhGCG Terhadap Kinerja Keuangan

- Analisis regresi berganda - Variabel yang

dugunakan:

Variabel independen Proporsi Komisaris Independen 1. Proporsi

komisaris independen merupakan variabel independen yang diukur

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan dan

penjelasan dalam pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ukuran komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan sebesar - 35%. Hal ini dikarenakan perbandingan

dengan persentase komisaris independen.

(2006).

2. Komite Audit Komite

auditmerupakan variabel

independen yang diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit pada setiap perusahaan.

komisaris

perusahaan dengan komisaris

independen hanya untuk memenuhi kebutuhan regulasi saja sehingga menyebabkan fungsi pengawasan yang seharusnya dijalankan oleh komisaris independen tidak efektif. Hasil ini juga konsisten dengan Darwis (2009) dan Gideon (2005).

2. Komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan keberadaan komite audit hanya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan regulasi saja dan bukan untuk membangun corporate governa yang baik. Hasil inikonsisten dengan Darmawati (2003) dan Veronika dkk (2005).

9 I.B Made Puniyasa Nyomandan Triaryati (2016)

Pengaruh GoodCorporate Governance, struktur kepemilikan dan modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui GCG, struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan manajerial dan modal

intelektual

- Analisis statistik deskriptif Variabel yang digunakan:

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan Perusahaan.

Dan Variabel

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : Good GCG tidak berpengaruhsignifik an terhadap kinerja keuangan

perusahaan (ROE)

yang masuk dalam indeks CGPI

terhadap kinerja keuangan perusahaan

.

Bebas

dalampenelitian adalah GCG

pada perusahaan yang masuk dalam indeks CGPI periode 2012-2014.

Hal ini disebabkan karena penerapan GCG bersifat jangka panjang sehingga akan sulit diukur dengan jangka waktu yang pendek

menggunakan ROE

10 Halim

Perdana,Dedy

Rizzky Pradana

Putra, Sri Murni

(2016)

GCGdan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan Indonesia di Indeks LQ45 Tahun 2010- 2014)

Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh GCGterhadap kinerja keuangan perusahaan.

- Analisis regresi berganda - Variabel yang

digunakan:

variabel dependen dan independen

Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh antara corporate governance yang

diproksikan

menggunakan ukuran dewan

komisaris, dewan komisaris independen, dan

kepemilikan

manajerial terhadap kinerja

keuangan perusahaan yang di ukur

menggunakan rasio profitabilitas, yaitu Return

On Equity (ROE).

Berdasarkan hasil pengujian

regresi linier

berganda yang telah dilakukan,

maka diperoleh kesimpulan sebagai

Dalam dokumen Diagram hasil assesment (Halaman 30-53)

Dokumen terkait