• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Kurikulum 2013

Ada beberapa pengertian kurikulum 2013 menurut para ahli, diantaranya:

a. Menurut Fadlillah, Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.17

b. Menurut Ridwan Abdullah Sani, Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disusun dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan yang tujuannya disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan pada pasal 3 UU no.

16Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Cet: I;

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 110

17Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs &

SMA/MA, (Cet: I; Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2014), h. 16

20 tahun 2003, yakni:” Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.18

c. Kurikulum 2013 merupakan acuan pembelajaran yang tidak hanya tertulis namun mencakup hal-hal yang tidak tertulis juga, yaitu mencakup keseluruhan pengalaman belajar siswa yang ia peroleh dalam masa-masa belajar sehingga berdampak pada cara berpikir bersikap dan bertindak atau berprilaku. Kurikulum juga terkait dengan proses internalisasi nilai- nilai yang terkandung dalam setiap materi pelajaran dan sikap para pendidiknya dalam membawakan materi tersebut. Nilai-nilai yang akan diwariskan itu dikondisikan sedemikian rupa sehingga muncul dalam proses belajar dan dialami sehingga akan terjadi proses internalisasi dalam diri siswa, proses yang demikian menjadikan para peserta didik menjadi orang yang cerdas dan berakhlak mulia.19

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Landasan pengembangan Kurikulum 2013, antara lain:

1) Landasan Filosofi

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut :

18 Ridwan Abdullah Sani. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Cet: I; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 45

19 Zulfikri Anas dan Ahmad Supriyatna. Hitam Putih Kurikulum 2013, (Cet: I; Jakarta

Selatan: AMP Press, 2014), h. 40

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan generasi muda bangsa. Dengan demikian tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif, menurut pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa diberbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu ynag harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna dengan apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, kurikulumm 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk

menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya , dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).

Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baikdaripada masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian dan berpartisipasi untuk membangin kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).20 2) Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :

a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

c. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP No.

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

20Misykat Malik Ibrahim. Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press.

2016. hal. 38

d. Permendikbud RI Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

e. Permendikbud RI Nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Pengganti Permendikbud RI Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar).

f. Permendikbud RI Nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Pengganti Permendikbud RI Nomor 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah).

g. Permendikbud RI Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Pengganti Permendikbud RI Nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).

h. Permendikbud RI Nomor 60 tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Pengganti Permendikbud RI Nomor 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan).

i. Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah (Pengganti Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013).

j. Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Pengganti Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum yang mengatur mengenai Kegiatan Ekstrakurikuler).

k. Permendikbud RI Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

l. Permendikbud RI Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

m. Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

n. Permendikbud RI Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Pembelajaran sebagai sumber utama.21

3) Landasan Konseptual

Landasan Konseptual Pengembangan Kurikulum 2013, yaitu : a. Relevansi pendidikan (link and match)

b. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

c. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) d. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.22

21Misykat Malik Ibrahim. Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press.

2016. hal. 41

22Misykat Malik Ibrahim. Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press.

2016. hal. 42

4) Landasan Empiris

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah yang lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.

Disamping itu dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu perlunya pengutan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.23

5) Landasan Teoritik

Teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi merupakan dasar pengembangan Kurikulum 2013.

Pendidikan berdasarkan stsndar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai

23Sitti Mania. Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press. 2016. hal. 10

Standar kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.24 3. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut : a. Mengembangkan keseimbangan anatara pengembangan sikap spiritual

dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari disekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagi sumber belajar.

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi disekolah dan masyarakat.

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar pelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyakan dalam kompetensi inti.

24Sitti Mania. Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press. 2016. hal. 6

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).25 4. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen perubahan Kurikulum 2013, meliputi 4 aspek, yaitu: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian26. a. Standar Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas27.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SD/MI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

Sikap Memiliki (menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,mengamalkan) perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia (jujur, santun,

25Takisarief. Blogspot. Co. Id/2014/01/telaah-kritis-kurikulum.2013.html

26Sitti Mania. Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press. 2013. hal. 14

27Sitti Mania. Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press. 2013. hal. 15

peduli, disiplin,demokrasi), percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, di sekitar rumah, sekolah dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampun pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Pengetahuan Memiliki ( mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi) pengetahuan faktual dan kobseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.

b. Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,

beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan28.

c. Standar Proses

Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi belajar mengajar. Guru wajib merancang dan mengelola proses belajar aktif dan menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik dengan mengutamakan discovery learning, problem based learning dan project based learning29.

d. Standar Penilaian

Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pada mata pelajaran menurut Kurikulum 2013 ditekankan pada penilaian autentik dengan kriteria sebagai berikut:

a) Penilaian berbasis kompetensi;

b) Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil);

28Misykat Malik Ibrahim. Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press.

2014. ha. 45

29Sitti Mania. Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum 2013 . Alauddin University Press. 2013. hal. 18

c) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga Kompetensi Inti dan SKL30.

5. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia31. Insan indonesia yang beriman hendaknya mengedepankan kualitas Agama di atas segalanya, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegritasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad ke-21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada Kurikulum 201332.

Sudah barang tentu, untuk mencapai tema itu dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning)untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, disamping itu dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaring melalui collaborative learning. Empat standar dalam kurikulum meliputi standar

30Misykat Malik Ibrahim. Implementasi Kurikulum 2013. Alauddin University Press.

2014. hal. 46

31Takisarief. Blogspot. Co. Id/2014/01/telaah-kritis-kurikulum.2013.html

32Trianto Ibnu badar al – Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual. Kencana. 2014.hal.9

kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen perubahan33.

Menurut kamaruddin dalam bukunya yang dikutip Trianto Ibnu Badar al – Tabany, Salah satu perubahan paradignma pemebelajaran tersebut yaitu orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid ( student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan34. Satu hal lagi bahwa Kurikulum 2013 sebagai hasil pembaruan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut, juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta, tapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai yang diharapkan35.

33Trianto Ibnu Badar al – Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, progresif, dan Kontekstual. Kencana. 2014.hal.9

34Trianto Ibnu Badar al – Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Kencana.2014.hal.11

35Trianto Ibnu Badar al – Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Kencana. 2014.hal.11

C. Karakteristik Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah 1. Pengertian Madrasah Ibtidiyah

Kata Madrasah diambil dari kata darasa yang berarti belajar, madrasah adalah tempat untuk belajar. Istilah madrasah sering diidentikkan dengan istilah sekolah atau semacam bentuk perguruan yang dijalankan oleh sekelompok atau institusi umat islam36. Menurut Abd. Hamid Al-Hasyimi yang dikutip Suwito, istilah madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga bisa dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, mesjid dan lain-lain. Bahkan juga seorang ibu bisa dikatakan sebagai madrasah pemula37. Dalam Shorter Encyclopaedia of Islam menurut Gibb yang dikutif Haidar Putra Daulay “Name of instutution where the Islamis science are studied”,Madrasah adalah nama dari suatu lembaga dimana ilmu-ilmu keislaman diajarkan38.Sementara menurut penulis, Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah dasar di bawah naungan Kementerian Agama yang menjadikan pelajaran agama islam sebagai pelajaran utama diantaranya;

Al Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih dan Bahasa Arab, sehingga pengetahuan Agama jauh lebih mendalam.

2. Sejarah Pendirian dan Pertumbuhan Madrasah

Menurut Said Ismail yang dikutip Suwito,Madrasah yang pertama didirikan pada zaman Rasulullah saw. Adalh Daar al-Arqam di

36https://rizaalfarid. Blogspot. com

37Suwito dan fuzan. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Kencana. 2015.hal.214

38Haidar Putra Daulay. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Kencana. 2014. Hal.96

Mekkahdan guru pertamanya adalah Rasulullah saw. sendiri, dan murid- murid pertamanya adalah para sahabat Nabi terpilih. Kurikulum yang diajarkan di madrasah pertama ini adalah ayat-ayat Al Quran yang turun dibawa oleh Malaikat Jibril as. ke dalam hati Rasulullah saw. adapun metode pengajian yang digunakan adalah dengan menjelaskan ayat, menafsirkan dan menganalisis dalam bentuk ceramah, demonstrasi, praktikum, dan praktik-praktik39.

Dalam bukunya Maksum yang dikutip Suwito, pendidikan Islam secara kelembagaan tampak dalam berbagai bentuk yang bervariasi.

Disamping lembaga yang bersifat umum seperti mesjid, terdapat lembaga- lembaga yang mencerminkan kekhasan orientasinya. Secara umum, pada abad ke 14 hijriyah dikenal beberapa sistem pendidikan (madaris al tarbiyah) Islam40.

3. Perkembangan Madrasah di Indonesia

Lembaga-lembaga pendidikan yang terkenal di dunia Islam pada zaman klasik adalah : Kuttab, masjid dan madrasah. Ada juga yang membaginya kepada : Makyab/kuttab, aljami’, majelis ilmu atau majelis adab, dan madrasah atau kuliah ( Al-Ahwani).41

Kuttab dari kata Maktab yang artinya” tempat belajar”. Kuttab berlangsung di rumah guru, biasanya seorang huffadz (penghapal al Qur’an) dengan materi berkisar pada baca-tulis. Karena itu, Kuttab

39Suwito. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Kencana. 2015.hal.200

40Suwito. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Kencana. 2015.hal.201

41Haidar Putra Daulay. Sejarah dan pembaruan pendidikan Islam di Indonesia. Kencana.

2012.hal.99

merupakan pendidikan paling dasar.42 Mesjid merupakan institusi dalm proses institusionalisasi pendidikan Islam. Menurut J. Pedersen dan George Makdisi yang dikutip oleh Arief Subhan, menyebutkan bahwa mesjid yang di dalamnya dilaksanakan majelis dengan pembelajran Al Qur’an sebagai materi utama merupakan pusat pembelajaran yang muncul paling awal.43Madrasah merupakan perkembangan lebih lanjut dan formalisasi dari tradisi pendidikan yang sudah berlangsung di mesjid, masjid-khan dan kuttab. Meskipun demikian, kehadiran madrsah tidak serta merta mengakhiri peran kuttab, masjid, dan masjid-khan sebagai pusat-pusat pembelajaran.44

Tumbuh dan berkembangnya madrasah tidak dapat dipisahkan dengan tumbuh dan berkembangnya ide-idepembaharuan dikalangan umat Islam. Dipermulaan abad ke 20 banyaklah pulang ketanah air para pelajar yang telah belajar dan bermukim bertahun-tahun di timur tengah.

Sekembalinya mereka ke Indonesia mereka kembangkan ide-ide baru dalam bidang pendidikan. Salah satu diantaranya melahirkan madrasah45.

Diantara ulama yang berjasa dalam menggagas tumbuhnya madrasah di Indonesia antara lain Syekh Abdullah Ahmad, pendiri madrasah adabiyah di padang pada tahun 1909. Pada tahun 1915 madrasah ini

42Arief Suban. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Kencana. 2012.hal.37

43Arief Subhan. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Kencana.2012.hal.37

44Arief Subhan. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Kencana.2012.hal.37

45Haidar Putra Daulay. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Kencana. 2012.hal.99

menjadi HIS Adabiyah yang tetap mengajarkan agama46.Syekh M. Tahib Umar pada tahun 1910 mendirikan Madrasah School di Batu Sangkar.

Tiga tahunkemudian madrasah ini ditutup dan baru pada 1918 dibuka kembali oleh Mahmud Yunus dan pada tahun 1923 madrasah ini berganti nama dengan Diniyah School. Pada tahun yang sama Rangkayo Rahman El Yunusiyah mendirikan Madrasah Diniyah Putri di padang panjang, sebelumnya yaitu pada tahun 1915 Zainuddin Labay al- Yunusi mendirikan Madrasah Diniyah di padang panjang. Madrasah diniyah inilah yang kemudian berkembang di Indonesia, baik merupakan bagian dari pesantren atau surau, maupun berdiri diluarnya47.

Madrasah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan khas Islam. Didalamnya tafaqqah fi al-din merupakan komponen terpenting.

Oleh karena itu perkembangan madrasah yang biasanya berlangsung berada pada tingkatan kurikulum dan pengelolaan kelembagaan. Pada tingkatan kurikulum, memasukkan mata pelajaran baru yang berkaitan dengan ilmu-ilmu umum, merupakan komponen terpenting modernisasi atau perkembangan madrasah. Pada tingkatan kelembagaan, pengelolaan lembaga pendidikan dengan manajemen yang lebih terstruktur dan sistematis, penerapan sistem pembelajaran dan ujian, dan sebagainya merupakan komponen penting modernisasi48.

46Haidar Putra Dauly. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Kencana. 2012.hal.101

47Haidar Putra Dauly. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Kencana. 2012.hal.101

48Arief Subhan. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Kencana. 2012.hal.71

4. Struktur Kurikulum Madrasah

Struktur kurikulum madrasah merupakan pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar dan kompetensi dasar pada setiap madrasah. Kompetensi dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisasi ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khusunya ketentuan pada pasal 3749. Selain jenis mata yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar perminggu dan persemester atau pertahun.

Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh setiap mata pelajaran. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk madrasah ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.1 Beban Belajar dan Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu Belajar Perminggu

I II III IV V VI

Kelompok A

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadis 2 2 2 2 2 2

49Trianto Ibnu Badar at-Taubany Hadi Suseno. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah, (Cet: I; Depok: PT Kharisma Putra Utama, 2017), h. 151

Dokumen terkait