• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Komunitas

5. Lady Bikers

Lady Bikers memang terasa asing ditelinga masyarakat kita, hal ini wajar karena istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti pengenWulan perempuan. Jika kita lihat dari definisi bikers sendiri adalah seorang pengenWulan kendaraanan roda dua (sepeda motor). Di masyarakat kita bikers adalah seseorang yang memiliki hobi dan ketertarikan di dunia sepeda motor yang biasanya tergabung dalam suatu klub motor, yang lebih sering disebut dengan anak motor oleh masyarakat kita. Kemudian seiring dengan perkembangannya, bikers tidak hanya milik kaum adam saja.

Beberapa kaum hawa juga turut andil dalam klub motor karena memang hobi dan ketertarikannya. Dalam dunia klub motor seorang perempuan yang tergabung dalam suatu klub motor disebut dengan Lady Bikers.

23 Rifardi, Motorcycle Community Supermoto Owner sGroup (SMOG) Siak, Skripsi vol.

4 No. 1 2017

Hobi otomotif terdapat banyak bidang yang menjadi fokus dari penghobi otomotif tadi. Di dalam masyarakat indonesia bahkan mungkin di dunia, terdapat suatu anggapan yang bahwasanya dunia otomotif adalah tempat para pria bukan tempat bagi perempuan.

Anggapan ini muncul karena di dalam dunia otomotif tindakannya harus menggunakan keterampilan dan memerlukan tenaga besar untuk dapat bekerja atau berinteraksi serta bersosialisasi dengan peran lain. Maka dari itu, dunia otomotif diidentifikasikan dengan pria bukan dunia bagi perempuan.

Tidak terbantahkan jika populasi kendaraan roda dua di Indonesia mengalami booming yang luar biasa sejak beberapa tahun yang lalu. Khususnya sejak mulai dikenalnya motor matic yang semakin memudahkan pengendara untuk mengoperasikan sepeda motor yang dulunya pengendara motor sangat didominasi oleh laki- laki, sekarang sudah tidak lagi, dengan mudahnya pengoperasionalan motor matic, membuat kaum hawa semakin banyak yang mengenWulani untuk aktivitas sehari-harinya. Mulai muncul juga penampakan-penampakan klub Lady Bikers. Lebih dari separuh responden mengatakan sepeda motor sebagai sumber utama kebahagiaan mereka, dan 74 persen mengatakan kehidupan mereka telah membaik sejak mereka mulai menjadi pengendara motor.24

Lady bikers, adalah para wanita pencinta motor yang bergabung di dalam suatu komunitas motor tertentu misalnya saja motor trail, lady bikers berawal dari hobi yang mereka gemari seperti memodifikasi motor, balap, ngtrail dan banyak lagi menjadikan mereka trinspirasi untuk memasuki komunitas motor. Tidak hanya hobi yang mendasari adapun faktor mengapa mereka dapat menyukai

24 Najlatun Naqiah, Konseling Komunitas Bimbingan Dan Konseling Komunitas Untuk Meningkatkan Potensi Anak dan Remaja, (Malang: Media Nusa Creative 2017) h. 3

motor bisa berawal dari orang tua yang sudah lebih dulu menyukai motor dan turun ke anak, ada juga berawal dari mempunyai pacar penghobi motor dapat mempengaruhi wanita menjadi pencinta motor juga.

6. Peranan Gender

Gender merujuk pada perbedaan psikologis, budaya dan sosial yang terkait dengan laki-laki dan perempuan, berbeda dengan

sex (jenis

kelamin) yang menekankan pembeda antara laki- laki dan perempuan berdasarkan sifat biologisnya.

Kata “Gender” berasal dari bahasa inggris, gender yang berarti

“jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, jender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Webster’s Studies Encylopedia dijelaskan bahwajender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, prilaku, mentalitas dan karakterstik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.25\

Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah kelompok atribut dan perilaku secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.26

25 Nassaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender, (Jakarta: Dian Rakyat, 2010), hlm 29

26 Dwi Narwoko dan Bagong Yuryanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004) hlm. 334

Gender merupakan dimensi psikologis, sosial dan budaya mengenai keberadaan dari laki-laki dan perempuan, sedangkan peran gender adalah seperangkat ekspetasi yang menentuikan bagaimana sebaiknya laki-laki dan perempuan, berperilaku, berpikir, dan merasa.27

Hurlock menyebut peran gender sebagai pola perilaku yang disetujui dan diterima oleh kelompok sosial bagi laki-laki dan perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran gender adalah suatu set perilaku peran yang harus dilaksanakan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah dibuat dan ditentukan masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa gender adalah peran antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya. Suatu peran maupun sifat dilekatkan kepada laki-laki karena berdasarkan kebiasaan atau kebudayaan biasanya peran maupun sifat tersebut hanya dilakukan atau dimiliki oleh laki-laki dan begitu juga dengan perempuan. Suatu peran dilekatkan pada perempuan karena berdasarkan kebiasaan atau kebudayaan yang akhirnya membentuk suatu kesimpulan bahwa peran atau sifat itu hanya dilakukan oleh perempuan.

Gender sendiri dibagi menjadi 3 klasifikasi maskulin, feminin dan androgini. Maskulin adalah klasifikasi yang identik dengan laki- laki. Feminin adalah klasifikasi wanita yang identik. Sedangkan androgini adalah klasifikasi yang memiliki karakteristik maskulin dan feminin. Anak-anak yang memiliki peran gender yang baik adalah anak-anak yang memiliki karakteristik androgini, di mana anak-anak lebih fleksibel, sehat secara mental dan lebih kompeten daripada anak laki-laki yang maskulin atau feminin.

27 Santrock, J. Remaja (Widyasinta), (Jakarta: Erlangga, 2007)

Sigmund Freud yang dikutip oleh Fatimah dalam jurnalnya berpendapat bahwa perkembangan peran gender pada anak terjadi karena adanya proses identifikasi anak pada orang tua yang berjenis kelamin sama. Karakter unik seseorang berkembang saat masa kanak- kanak, sebagian besar dari interaksi orang tua dan anak-anak.

Kemudian pendapatnya yang lain bahwa orang bertindak atas dasar motif yang tak disadarinya maupun atas dasar pikiran, perasaan, dan kecenderungan yang disadari dan sebagaian disadari.28

Dasar pendapat dan pandangan Frued berangkat dari keyakinan bahwa pengalaman mental manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung di samudera yang hanya sebagian terkecil yang tampak, sedangkan sembilan persepuluhnya dari padanya yang tidak tampak itulah yang merupakan bagian ketidaksadaran mental manusia berupa pikiran kompleks, perasaan, dan keinginan- keinginan bawah sadar yang tidak dialami secara langsung tetapi ia terus mempengaruhi tingkah laku manusia.

Perkembangan gender juga tidak lepas dari pola asuh orang tua. Orang tua harus mampu menentukan permainan dan aktivitas apa yang cocok untuk gender anak-anaknya. Biasanya, anak laki-laki diberikan permainan dan aktivitas yang berhubungan dengan fisik yang agresif, sehingga nantinya anak bisa menjadi anak yang memiliki lebih banyak sifat maskulin. Sedangkan anak perempuan deberikan permainan dan aktivitas yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, sehingga nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki lebih banyak sifat feminin.

Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki ataupun perempuan, yang dikonstruksi secara sosial ataupun

28 Fatimah Saguni, “Pandangan Tentang Perkembangan Jender”, MUSAWA, Vol. 10 No. 1, Juni 2018, h. 107

kultural. Misalnya, perempuan dikenal sebagai keibuan, cantik, emosional, dan berbagai macam sifat kelemah lembutan lainnya.

Adapun laki-laki dianggap kuat, rasional, berani, dan aneka sifat kejantanan lainnya. Ciri dan sifat-sifat tersebut dapat saling dipertukarkan. Perempuan bisa bersifat rasional dan berani, sebaliknya laki-laki juga bisa bersifat lemah lembut dan emosional.

47 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan erilaku yang dapat diamati. Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh tidak melalui prosedur statistik.1

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pada prinsipnya ingin memerikan, menerangkan, mendeskripsikan secara kritis, atau menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian, atau suatu peristiwa interaksi sosial dalam masyarakat untuk mencari dan menemukan makna dalam konteks yang sesungguhnya. Seperti juga dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. akan pengumpulan data dengan pendekatan kualitatif ada yang berupa penelitian lapangan.2 Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu penelitian yang mencakup keseluruhan yang terjadi di lapangan dengan tujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang latar belakang sekarang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan menggunakan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud menghimpun data-data yang diambil dari objek penelitian baik lisan maupun tulisassn, data yang dimaksud berupa wawancara, catatan data lapangan, hasil dokumentasi

1 Sri Rosita,Skripsi Perasaan Kesepian Pada Lansia Di Panti Tresna Wedha Provinsi Bengkulu, (Bengkulu, 2018), H.38.

2 Muri Yusuf, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Kencana 2014), H.338.

berupa foto-foto, dan catatan lainnya yang berhubungan dengan subjek penelitian.3

Dokumen terkait