KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
79
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI, MAKANAN DAN DIETETIK
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pemantauan/monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan analisa informasi pengukuran kemajuan program yang sedang berjalan. Monitoring merupakan bagian yang sebaiknya perlu dilakukan dan merupakan proses yang berkesinambungan, dan tidak hanya dilakukan pada saat awal dan akhir program ataupun pelayanan saja melainkan perlu dilakukan pada saat kegiatan berlangsung. Pemantauan/monitoring merupakan prosedur yang dirancang untuk pengukuran progress dalam rangka mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu perencanaan, sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran- ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perencanaan. Monitoring dan evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan untuk menjadi umpan balik bagi perencanaan kembali.
Dalam perencanaan terdapat antara lain langkah-langkah merencanakan, memproyeksikan dan bahkan meramalkan sesuatu yang akan terjadi dan akan tercipta bila sesuatu tersebut telah dilaksanakan.
Dalam tahap pemantauan, pihak penilai membuktikan, mengukur dan memverifikasikan secara obyektif apa yang telah direncanakan, diproyeksikan dan diramalkan oleh pihak perencana. Dengan demikian keberhasilan rencana kegiatan, rencana program dan rencana pelayanan kesehatan dan gizi hanya dapat dibuktikan dengan suatu kegiatan ini.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Memantau kegiatan pengukuran status gizi sasaran/klien mencakup pelaksana, alat dan prosesnya di wilayah kerjanya sesuai kebutuhan.
2. Memantau kegiatan pemberian PMT, obat gizi, konseling, penyuluhan gizi dan pencatatan pelaporan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
80
di institusi lain.
4. Memantau penggunaan bahan makanan atau makanan termasuk makanan tambahan di RS atau di institusi lain.
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Pemantauan kegiatan pengukuran status gizi sasaran / klien mencakup pelaksana, alat dan prosesnya di wilayah kerjanya sesuai kebutuhan
Pokok bahasan 2. Pemantauan kegiatan pemberian PMT, obat gizi, konseling, penyuluhan gizi dan pencatatan pelaporan.
Pokok bahasan 3. Pemantauan penyelenggaraan makanan dan atau asuhan gizi di RS atau di institusi lain secara harian.
Pokok bahasan 4. Pemantauan penggunaan bahan makanan atau makanan termasuk makanan tambahan di RS atau di institusi lain secara:
Sub pokok bahasan:
a. Harian
b. Mingguan/10 harian
IV. METODE
• CTJ
• Curah pendapat
• Studi kasus
• Bermain peran
• Praktek lapangan
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
• Bahan tayang (Slide power point)
• Laptop
• LCD
• Flipchart
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
81
•
• Spidol
• Lembar kasus
• Panduan
• Skenario bermain peran
• Panduan PKL
• Kerangka Acuan PKL
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
2) Sampaikan tujuan pembelajarn materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
2) Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah pendapat.
3) Dilanjutkan dengan penugasan yaitu studi kasus, bermain peran.
4) Praktek lapangan.
Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3) Fasilitator membuat kesimpulan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
82
Pokok Bahasan 1.
PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUKURAN STATUS GIZI SASARAN / KLIEN MENCAKUP PELAKSANA, ALAT DAN PROSESNYA DI WILAYAH KERJANYA SESUAI KEBUTUHAN
Sasaran:
a. Bayi: Umur, Berat badan, Panjang badan, Lingkar kepala Pelaksana: nutrisionis
Alat yang diperlukan: alat antropometri, standar WHO 2005 Proses: Memantau kegiatan penimbangan balita di posyandu
• Memeriksa alat yang yang digunakan
• Melihat cara menentukan umur
• Cara menimbang berat badan
• Cara mengukur panjang badan
• Cara pengisian KMS
•
b. Balita: umur, berat badan,panjang badan atau tinggi badan, LK (sampai umur 3 th)
Pelaksana: nutrisionis
Alat yang diperlukan: alat antropometri, standar WHO 2005 Proses: Memantau kegiatan penimbangan balita di posyandu
• Memeriksa alat yang yang digunakan
• Melihat cara menentukan umur
• Cara menimbang berat badan
• Cara mengukur tinggi badan
• Cara mengukur lingkar kepala
• Cara pengisian KMS
c. Ibu Hamil: umur ibu, usia kehamilan, berat badan, tinggi badan, kenaikan berat badan, LILA
Pelaksana: nutrisionis
Alat yang diperlukan: alat antropometri
Proses: Memantau kegiatan pelayanan bumil di posyandu
• Memeriksa alat yang yang digunakan
• Melihat cara menentukan umur
• Cara menimbang berat badan
• Cara mengukur tinggi badan
• Cara mengukur Lila
d. Ibu menyusui: Masalah-masalah menyusui Pelaksana: nutrisionis
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
83
Proses: Mengamati cara ibu menyusui
e. Lansia: Umur, IMT Pelaksana : nutrisionis
Alat yang diperlukan: alat antropometri
Proses : Memantau kegiatan pelayanan lansia di posbindu
• Memeriksa alat yang yang digunakan
• Cara menimbang berat badan
• Cara mengukur tinggi badan
(Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat menggunakan Tinggi Lutut (TL), rentang lengan atau separuh rentang lengan.
Pemantauan Kegiatan Pengukuran Status Gizi Klien Mencakup Pelaksana, Alat Dan Prosesnya Di Rumah Sakit Sesuai Kebutuhan:
a. Pengukuran Tinggi badan/Panjang Badan dan Berat badan
b. Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat menggunakan Panjang Badan, Tinggi Lutut (TL), rentang lengan atau separuh rentang lengan.
c. Pengukuran lain : Lingkar Lengan Atas (LLA), Tebal Lipatan kulit, Lingkar kepala, Lingkar Dada, lingkar pinggangf dan lingkar panggul.
d. Penilaian Status gizi yaitu perbandingan beberapa ukuran tersebut:
• Pada pasien dewasa dengan menggunakan indikator IMT = ratio BB terhadapTB kemudian dibandingkan dengan standar
• Pada pasien bayi dan anak dengan menggunakan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB dibandingkan dengan standar.
Pokok bahasan 2
PEMANTAUAN KEGIATAN PEMBERIAN PMT, OBAT GIZI, KONSELING, PENYULUHAN GIZI DAN PENCATATAN PELAPORAN
a. Pemantauan Kegiatan Pemberian PMT dilaksanakan dengan cara:
• Melihat daya terima sasaran terhadap makanan yang diberikan
• Mengukur kenaikan berat badan sasaran, sebelum dan setelah menerima PMT
• Menghitung stok PMT
b. Pemantauan pemberian obat gizi dilaksanakan dengan cara :
• Melihat cakupan pemberian obat gizi dibandingkan dengan sasaran
• Menghitung stok obat gizi di posyandu/puskesmas
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
84
Penyuluhan gizi diperlukan sebagai upaya proaktif dan preventif terhadap masalah-masalah gizi baik yang timbul di masyarakat maupun pusat-pusat layanan kesehatan. Pada umumnya penyuluhan gizi dan kesehatan dideteksi oleh petugas kesehatan, namun yang diharapkan akan tumbuh rasa membutuhkan dari masyarakat/klien.
Penyuluhan kesehatan dan gizi ditujukan tidak hanya pada klien namun diperlukan pula oleh petugas kesehatan dan berbagai komunitas lain. Secara umum tujuan kegiatan penyuluhan/konsultasi gizi adalah untuk menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari masyarakat.
Teknik penyuluhan gizi antara lain: ceramah, pameran dan demonstrasi.
a. Ceramah dan tanya jawab
Ceramah adalah penyuluhan kesehatan dimana penyuluh menerangkan atau menjelaskan dengan lisan disertai tanya jawab dan diskusi kepada sekelompok pendengar. Agar lebih efektif ceramah hendaknya disertai dengan alat peraga, misal papan tulis, flipchart, OHP, dan lain-lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ceramah:
- Menyiapkan materi, alat peraga, tempat ceramah yang akan digunakan.
- Gunakan waktu dengan efektif. Untuk setiap kali ceramah tidak lebih dari 40 menit termasuk termasuk tanya jawab dan diskusi.
- Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pendengar serta suara yang cukup keras dengan intonasi terjaga.
- Buat kesimpulan di akhir ceramah dan juga penilaian baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Pameran
Pameran adalah penyajian koleksi atau kumpulan bahan-bahan/materi misalnya mengenai anak balita gizi buruk, kelebihan gizi, teknik mengolah pangan, dan lain-lain. Kumpulan bahan/materi yang akan dipamerkan secara jelas dan lengkap dikumpulkan, disusun secara baik dan meriah.
Tidak hanya menampilkan tulisan namun juga menggunakan pula foto- foto, diagram, grafik, dan lain-lain.
Kriteria pameran yang sebaiknya dipenuhi:
- Adanya kesatuan dalam konsentrasi tema, pameran harus menyampaikan pesan tertentu, tidak diarahkan untuk mencapai bebagai tujuan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
85
- Pilih tempat yang strategis, mudah dlihat dan dicapai orang.
c. Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara menjalankan suatu tindkan atau adegan atau menggunakan prosedur.
Cara penyajian ini disertai dengan menggunakan alat peraga dan tanya jawab. Demonstrasi biasanya diperuntukkan pada kelompok yang tidak terlalu besar, dengan harapan:
- Dapat mendidik orang tertentu caara menjalankan suatu tindakan atau menggunakan prosedur dan produk baru.
- Meningkatkan kepercayaan bahwa ide baru itu dapat dijalankan oleh setiap orang.
- Meningkatkan perhatian orang untuk belajar serta menggunakan suatu prosedur.
d. Pengembangan Media Penyuluhan Gizi
Beberapa media yang sering digunakan dalam penyuluhan gizi yaitu:
a) Leaflet b) Poster
c) Food models
d) Kaset dan VCD/CD penyuluhan
Pengembangan media penyuluhan dapat dilakukan dengan memperhatikan:
- Perkembangan Iptek, misalnya: perkembangan diet-diet baru untuk transplantasi ginjal, dialisis, dan lain-lain.
- Kebutuhan sasaran, misalnya: leaflet DM untuk berbagai kelompok usia.
- Kebutuhan program, misalnya membuat food model untuk PMT AS senilai 300 kcal.
e. Sasaran penyuluhan gizi
Masyarakat : ibu ibu pengunjung POSYANDU, kader gizi,
Rumah sakit : pengunjung rumah sakit, orang tua pasien, pasien rawat jalan/rawat inap, pegawai rumah sakit, dll
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
86
PEMANTAUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN ASUHAN GIZI DI RS ATAU DI INSTITUSI LAIN SECARA HARIAN
a. Pemantauan Penyelenggaraan makanan di Rumah sakit atau institusi lain secara harian
Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan, yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, insruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Bentuk bentuk pemantauan :
1) Pencatatan dan pelaporan harian
(1) Pengadaan bahan makanan : pemesanan bahan makanan harian, pencatatan bahan makanan yang diterima oleh gudang hari itu, pencatatan sisa/stock bahan makanan, pencatatan bahan makanan yang dikeluarkan hari itu.
(2) Pencatatan dan Pelaporan tentang Penyelenggaraan makanan : Jumlah pasien, jumlah pasien yang mendapat makan berdasarkan diet dan kelas perawatan, jumlah pasien baru, jumlah pembatalan makanan pasien (pulang/meninggal)
(3) Pencatatan dan Pelaporan tentang perlengkapan peralatan Penyelenggaraan makanan : pencatatan inventaris alat masak, alat makan dan alat kantor
2) Pengawasan standar porsi
(1) Bahan makanan padat pengawasan porsi dilakukan dengan penimbangan
(2) Bahan makanan cair atau setengah car seperti susu dan bumbu dipakai gelas ukuran/liter matt, sendok ukuran atau alat ukur laian yang sudah distandarisasi atau bila perlu ditimbang.
(3) Untuk mendapatkan porsi yang tetap (tidak beruabah-ubah) harus digunakan standar porsi dan standar resep.
b. Pemantauan Asuhan Gizi di Rumah sakit atau institusi lain secara harian
Pemantauan Asuhan Gizi dilakukan di Ruang Rawat Inap yaitu pemantauah jumlah pasien yang dirawat, penambahan pasien baru, pengurangan pasien pulang., Jumlah kunjungan awal/skrining gizi, Jumlah pasien berdasarkan diet dan kelas perawatan dan laporan kegiatan penyuluhan. Pemantauan status gizi pasien pemantauan asupan makan pasen, pemantauan ketepatan diet pasien.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
87
PEMANTAUAN PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN ATAU MAKANAN TERMASUK MAKANAN TAMBAHAN DI RS ATAU DI INSTITUSI LAIN SECARA :
a. Harian
Pemantauan penggunaan bahan makanan harian dilakukan dengan cara mencatat jumlah pasien dan pegawai yang mendapat makan, permintaan bahan makanan ke gudang basah maupun kering sesuai dengan jumlah pasien dan pegawai yang mendapat makan dan menu hari itu, pemakaian bahan makanan basah maupun kering, sisa /stock bahan makanan.
b. Mingguan/10 harian
Data pemkaian bahan makanan harian akan direkap per minggu atau per 10 hari. Sisa bahan makanan dalam pembukuan akan dicocokkan dengan bahan makanan yang ada di gudang.
VIII. REFERENSI
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Depkes RI. 2005.
2. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Direktorat Bina Pelyanan Medik Dasar. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2007.
3. Penuntun Diet edisi baru, ASDI bekerja sama dengan Instalasi Gizi Perjan RSCM, 2004.
IX. LAMPIRAN
Panduan lembar kasus:
1. Rumah sakit tipe C dengan kapasitas 200 tt :
• Siklus menu 7 hari dengan Catatan jumlah pasien (berdasarkan diet dan kelas perawatan, jumlah pasien baru, jumlah pembatalan makanan pasien) dan pegawai yang dilayani
• Daftar kebutuhan bahan makanan kering dan bahan makanan basah
• Bon pemesanan bahan makanan
• Catatan penerimaan bahan makanan dan sisa/stok bahan makanan awal dan akhir (hari ke 1 dan hari ke 7)
• Susun laporan pemakaian bahan makanan selama 7 hari
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
88
• Gantungkan dacin pada tempat yang kuat dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang (contoh penyangga kaki tiga, pelana pintu, dahan pohon, dll
• Pastikan dacin berada pada tempat yang kuat, kemudian pasang sarung/ kotak timbang
• Geser bandul pada angka nol
• Seimbangkan dacin dengan menambahkan plastik berisi pasir/
beras/dll, sampai posisi kedua paku timbangan tegak lurus
• Letakkan anak di dalam sarung/kotak timbang
• Geser bandul, sampai posisi kedua paku timbangan tegak lurus
• Baca hasil penimbangan dengan melihat angka pada batang dacin
• Catat hasil penimbangan pada kertas bantu
• Turunkan anak dari timbangan, bandul digeser ke angka nol
Contoh-contoh formulir:
1. Formulir distribusi makanan 2. Bon pesanan bahan makanan
3. Formulr penerimaan bahan makanan 4. Bon permintaan makanan kering 5. Bon permintaan makanan basah 6. Kartu stock
7. Pembukuan bahan makanan kering 8. Pembukuan bahan makanan basah.
9. Formulir monitoring distribusi PMT balita 10. Formulir monitoring distribusi PMT Bumil 11. Kartu Patuh
12. Formulir FI Gizi
13. Formulir Laporan Bulanan Gizi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
89
KARYA TULIS / KARYA ILMIAH DI BIDANG GIZI, MAKANAN DAN DIETETIK / KESEHATAN TERKAIT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Karya tulis ilmiah adalah hasil tulisan yang merupakan hasil pemikiran seseorang, memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan yaitu tulisan berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, mengunakan metode berpikir ilmiah dan dari segi tulisannya terlihat sosok tulisan keilmuan yang dituangkan dalam tulisan berdasarkan penelitian ilmiah yang ditelitinya.
Banyak sekali jenis karya tuis ilmiah diantaranya buku pelajaran, makalah, modul, diktat pelajaran, terjemahan, laporan hasil penelitian dan lain-lain.
Seorang tenaga gizi dalam melaksanakan pekerjaannya juga dituntut untuk dapat membuat suatu karya tulis ilmiah. Memang tulisan ahli gizi tidak banyak ditemukan di media massa. Salah satu kendalanya adalah sulitnya membuat tulisan ilmiah yang menarik, enak dibaca, mudah dimengerti dan tidak membosankan. Pengalaman ahli gizi dalam tulis menulis hanyalah diperoleh dalam menulis makalah dan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang merupakan tugas akhir pendidikannya. Sedangkan pengalaman menulis di media masa nyaris tidak diperoleh selama pendidikan.
Ketrampilan menulis sangat dibutuhkan ahli gizi tidak saja untuk menulis laporan penelitian, namun juga diperlukan dalam pekerjaannya. Menurut jabatan fungsional nutrisionis kemampuan menulis antara lain diperlukan untuk membuat karya tulis ilmiah, menulis karya ilmiah di majalah atau jurnal ilmiah, menyadur/ menterjemahkan dll.
Menulis karya ilmiah populer untuk majalah (salah satu media massa) adalah pekerjaan mulia. Apalagi kalau tulisan yang dihasilkan itu bermanfaat bagi masyarakat banyak, misalnya mengenai strategi makan untuk menurunkan berat badan atau cara memberi makan untuk menaikkan BB pada anak yang kurang gizi, dll. Makin banyak yang berminat menulis (dan menghasilkan) tulisan ilmu pengetahuan, makin meningkat pula pengetahuan umum masyarakat. Dan makin meningkat pengetahuan umum masyarakat, makin haus pula mereka akan bahan bacaan keilmuan serupa yang lain lagi.
Pada akhirnya dengan menulis masalah kesehatan dan gizi di media massa, maka ahli gizi diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, serta meningkatkan kualitas perkerjaannya sebagai nutrisionis maupun dietisien.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
90
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membuat karya tulis di bidang gizi, makanan dan dietetik / kesehatan terkait.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang karya tulis dan jenis-jenisnya
2. Menerapkan prinsip-prinsip dan teknik penulisan karya tulis 3. Membuat karya tulis
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Karya tulis dan jenisnya Sub pokok bahasan:
a. Karya tulis / ilmiah b. Penerjemahan
Pokok Bahasan 2. Prinsip-prinsip dan teknik penulisan karya tulis Pokok Bahasan 3. Teknik penulisan karya tulis
.
IV. METODE
• CTJ
• Curah Pendapat
• Mind mapping
• Latihan menulis karya tulis
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
• Bahan tayangan (Slide power point)
• Laptop
• LCD
• Flipchart
• White board
• Spidol (ATK)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
91
•
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pada sesi ini saudara akan mempelajari 3 (tiga) pokok bahasan dengan masing- masing sub pokok bahasannya. Berikut ini disampaikan kegiatan fasilitator dan peserta.
Langkah 1. Pengkondisian Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
2) Fasilitator menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi.
3) Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2. Penyampaian Materi Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah pendapat.
2) Fasilitator menyampaikan materi-materi pokok dan sub pokok bahasan dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap 1). Pokok Bahasan 1, sub pokok bahasan a.
Kegiatan fasilitator:
(1) Menyampaikan pokok bahasan 1 sub pokok bahasan a dengan curah pendapat (brain storming) mengenai berbagai pengalaman pribadi peserta (2) Mengatur acara bertukar pandangan dan pengalaman antar peserta (3) Berdasarkan berbagai pengalaman peserta dalam menulis karya tulis
ilmiah, meminta peserta mengelompokkan karya tulis ilmiahnya berdasarkan jenis datanya.
(4) Beserta peserta mencocokkan antara teori dengan hasil pengelompokan karya tulis ilmiah
Kegiatan peserta:
(1) Meminta peserta untuk menuliskan pendapat masing-masing mengenai:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
92
b) Pengalaman dalam menulis karya tulis ilmiah c) Ciri-ciri karya tulis ilmiah
(2) Sampaikan pandangan/pendapat dan bagi pengalaman Sdr. Masing- masing pada peserta dilain di kelas Sdr.
(3) Meminta peserta peserta mengelompokkan karya tulis ilmiahnya berdasarkan jenis datanya.
(4) Beserta fasilitator mencocokkan antara teori dengan hasil pengelompokan karya tulis ilmiah
Tahap 2). Pokok bahasan 1, sub pokok bahasan b dan c Kegiatan fasilitator:
(1) Mengalihkan ke sub pokok bahasan b dan c dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok
(2) Memfasilitasi kegiatan diskusi tentang:
a) Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah hasil penelitian dan penelusuran pustaka
b) Kerangka menulis laporan penelitian dan penelusuran pustaka (3) Pergunakan lembar kerja yang tersedia
(4) Memberikan klarifikasi atas hasil diskusi peserta Kegiatan peserta:
(1) Diskusikan dengan kelompok mengenai:
a) Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah hasil penelitian dan penelusuran pustaka
b) Kerangka menulis laporan penelitian dan penelusuran pustaka (2) Presentasikan hasil diskusi kelompok
(3) Berikan respon atas tanggapan dari kelompok lain Tahap 3). Pokok bahasan 2, sub pokok bahasan a Kegiatan fasilitator:
(1) Mengalihkan ke pokok bahasan 2, sub pokok bahasan a dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok, serta memberi contoh naskah dari majalah ilmiah dan majalah popular
(2) Memfasilitasi kegiatan diskusi mengenai perbedaan pengertian naskah yang ditulis dalam majalah ilmiah dengan naskah yang ditulis dalam majalah populer
(3) Pergunakan lembar kerja yang tersedia
(4) Memberikan klarifikasi atas hasil diskusi peserta
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
93
(1) Diskusikan dengan kelompok mengenai perbedaan pengertian naskah yang ditulis dalam majalah ilmiah dengan naskah yang ditulis dalam majalah popular
(2) Presentasikan hasil diskusi kelompok
(3) Berikan respon atas tanggapan dari kelompok lain Tahap 4). Pokok bahasan 2, sub pokok bahasan b Kegiatan fasilitator:
(1) Mengalihkan ke pokok bahasan 2, sub pokok bahasan b dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok, serta memberi kasus hasil penelitian untuk ditulis di majalah ilmiah, serta topik untuk ditulis di majalah popular
(2) Memfasilitasi kegiatan praktek menulis naskah untuk majalah ilmiah dan majalah popular
(3) Pergunakan lembar kerja yang tersedia
(4) Tukar naskah hasil tulisan ke kelompok lain untuk diberi kritik dan saran (5) Memberikan klarifikasi atas hasil diskusi peserta
Kegiatan peserta:
(6) Diskusikan kasus tersebut dalam kelompok dan coba praktekkan menulis naskah untuk majalah ilmiah dan popular berdasarkan kasus tersebut.
(7) Diskusi dalam kelompok untuk memberi kritik dan saran terhadap tulisan kelompok lain
(8) Presentasikan hasil diskusi kelompok
(9) Berikan respon atas tanggapan dari kelompok lain Tahap 5). Pokok bahasan 3, sub pokok bahasan a dan b Kegiatan fasilitator:
(1) Mengalihkan ke pokok bahasan 3, sub pokok bahasan a dan b dengan curah pendapat (brain storming) mengenai berbagai pengalaman pribadi peserta dalam menterjemahkan buku atau bahan lainnya.
(2) Mengatur acara bertukar pandangan dan pengalaman antar peserta
(3) Berdasarkan berbagai pengalaman peserta, meminta peserta menjelaskan tujuan dan langkah-langkah menterjemahkan buku atau bahan lainnya.
(4) Beserta peserta mencocokkan antara teori dengan hasil diskusi mengenai tujuan dan langkah-langkah menterjemahkan buku atau bahan lainnya.