BAB IV PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA
4.8 Metode PERT
Dimana:
te : waktu yang diharapkan a : waktu optimis
b : waktu pesimis
m : waktu paling mungkin
didapatkan nilai te untuk masing-masing kegiatan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Nilai waktu yang diharapkan
No. Aktivity Keterangan Te
1 A PENDAHULUAN 13.8
2 B PEKERJAAN TANAH 6.3
3 C PEKERJAAN STRUKTUR
BAWAH 7.5
4 D PEKERJAAN PONDASI 16.25
5 E PEKERJAAN PILE CAP 13.6
6 F PEKERJAAN STRUKTUR
ATAS 13.6
7 G PEKERJAAN DINDING
PAGAR 8
8 H PEK LANTAI 1 10.3
9 I PEK LANTAI 2 8.6
10 J PEKERJAAN ATAP,
DINDING, KUSEN 10.5
11 K
PEKERJAAN ELEKTRIKAL &
PLAFOND
10.5
12 L ELEKTRIKAL PLAFOND
LANTAI 1 14.3
13 M ELEKTRIKAL PLAFOND
LANTAI 2 10.83
14 N FINISHING 14
Dengan menggunakan nilai te (durasi waktu yang diharapkan) maka dibuatlah sebuah diagram jaringan kerja proyek. dimana prinsip pembuatan jaringan kerja ini sama seperti dengan metode CPM.
Perhitungan waktu penyelesaian menggunakan metode PERT dilakukan dengan hitungan maju dan mundur. Hitungan maju untuk mengetahui waktu selesai kegiatan paling awal. hasil perhitungan maju yaitu ES dan EF. Hitungan mundur untuk mengetahui waktu mulai kegiatan paling akhir tanpa menunda kurun waktu penyelesaian kegiatan secara keseluruhan. Hasil dari hitungan mundur yaitu LS dan LF.
Berdasarkan network pada gambar, kemudian dilakukan hitungan maju dan hitungan mundur seperti pada gambar 4.5
0 2 0 0
1 13,8 13,8
2 20,1 20,1
3 4
49,95 49,95
36,35 36,35
6 9 10
104,48 104,48 68,85
68,85
5 60,25
60,25 7
79,35 79,35
8 93,65 93,65
118,48 118,48 A
13,8
B 6,3
C 7,5
F 13,6
J 10,5
L 14,3
N 14
M 10,83 K
10,5 D
16,25 E 13,6
H 10,3
I 8,6 G
8
Gambar 4.5 Hitungan Maju dan Mundur Metode PERT
Berdasarkan gambar 4.5 penyelesaian menggunakan metode PERT diselesaikan dalam waktu 118 hari waktu normal. Hasil perhitungan pada network PERT kemudian ditabelkan seperti tabel 4.11
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan PERT
No. Aktivity Prodece Duration
Early Latest Float ES EF LS LF FF IF TF KET
A B C E B-
A-D B- C-D
E- A-D
1 A - 13.8 0 13.8 0 13.8 0 0 0 K
2 B A 6.3 13.8 20.1 13.8 20.1 0 0 0 K
3 C B 7.5 20.1 27.6 20.1 50 0 0 22.4 TK
4 D B 16.25 20.1 36.4 20.1 36.4 0 0 0 K
5 E D 13.6 36.4 50 36.4 50 0 0 0 K
6 F C,E 13.6 50 63.6 50 68.9 0 0 5.3 TK
7 G C,E 8 50 58 50 60.3 0 0 2.3 TK
8 H C,E 10.3 50 60.3 50 60.3 0 0 0 K
9 I G,H 8.6 60.3 68.9 60.3 68.9 0 0 0 K
10 J F,I 10.5 68.9 79.4 68.9 104 0 0 25.1 TK
11 K F,I 10.5 68.9 79.4 68.9 79.4 0 0 0 K
12 L K 14.3 79.4 93.7 79.4 93.7 0 0 0 K
13 M L 10.83 93.7 104 93.7 104 0 0 0 K
14 N J,M 14 105 119 105 119 0 0 0 K
Kemudian gambarkan diagram jaringan kerja dari hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam perhitungan, maka akan diketahui penyelesaian proyek (te) selama 118 hari dan diperoleh jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A, B, D, E, H, I, K, L, M, N.
0 2 0 0
1 13,8 13,8
2 20,1 20,1
3 4
49,95 49,95
36,35 36,35
6 9 10
104,48 104,48 68,85
68,85
5 60,25
60,25 7
79,35 79,35
8 93,65 93,65
118,48 118,48 A
13,8
B 6,3
C 7,5
F 13,6
J 10,5
L 14,3
N 14
M 10,83 K
10,5 D
16,25 E 13,6
H 10,3
I 8,6 G
8
Gambar 4.6 Jalur Kritis Metode PERT
Nilai deviasi standar dapat dicari dengan rumus : π = 1
6 π₯ (π β π) Dan nilai varians kegiatan dapat dicari dengan rumus :
π(π‘π) = π2
Maka kedua variabel ini dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini
Tabel 4.11 Nilai Standar Deviasi dan Varians kegiatan pada metode PERT No. Aktivity Hari
(a)
Hari
(b) S V (te)
1 A 10 17 1.6 2.56
2 B 4 10 1 1
3 C 4 13 1.5 2.25
4 D 8 20 2 4
5 E 8 18 1.6 2.56
6 F 8 18 1.6 2.56
7 G 4 12 1.3 1.69
8 H 7 15 1.3 1.69
9 I 6 14 1.3 1.69
10 J 7 16 1.5 2.25
11 K 7 16 1.5 2.25
12 L 9 21 2 4
13 M 8 17 1.5 2.25
14 N 11 17 1 1
BAB V ANALISA HASIL
5.1 Analisa Data Hasil
Dari pengolahan data sebelumnya diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Dengan memperoleh hasil dari perhitungana menggunakan metode CPM dan PERT :
1. Perhitungan CPM diperoleh waktu pengerjaan proyek selama 114 hari dan jalur kritisnya adalah A, B, D, E, H, I, K, L, M, N.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode PERT diperoleh waktu pengerjaan proyek selama 118 hari dan jalur kritisnya adalah A, B, D, E, H, I, K, L, M, N.
Dilihat Dari hasil pengolahan data lalu dibandingkan kedua metode tersebut terdapat perbedaan hasil penyelesaian untuk pengerjaan proyek pembangunan tersebut, perbedaan tersebut dilihat dari hasil totoal durasi yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Jika digambarakan dengan grafik maka dapat dilihat pada gambar 5.1
Gambar 5.1 Grafik Metode Terhadap Durasi
Berdasarkan gambar 5.1 total durasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian pembangunan gedung kantor 2 lantai menggunakan metode CPM yaitu selama 114 hari, sedangkan menggunakan metode PERT yaitu penyelesaiannya selama 118 hari. Artinya teknik perhitungan menggunakan metode CPM lebih cepat 4 hari dibandingkan dengan teknik perhitungan metode PERT.
Maka untuk tahap mempercepat pejadwalan digunakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode CPM karena memiliki total durasi paling cepat.
5.2 Biaya Percepatan Pada Jalur Kritis CPM
Berdasarkan tabel 5.1 total biaya normal penyelesaian kontruksi sebanyak Rp. 414. 737. 770,- dengan durasi 153 hari. Perhitungan crashing hampir selalu berati peningkatan biaya, pertambahan biaya yang diakibatkan percepatan waktu adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan atau melaksanakan kegiatan dengan durasi yang dipercepat.
Kondisi yang paling sering dialami pada suatu proyek kontruksi adalah terbatanya waktu pelaksanaan. Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan, seing
terjasinya perpanjangan waktu pelaksanaan akibat kurang cermatnya perancanaan, kurang rapinya manajeman pelaksanaan, kurang logis dan realistisnya hubungan antara aktivita yang membawa dampak oeroanjangan waktu sera membengkknya biaya penyelesaian proyek.
Dasar pertimbangan seorang manajer proyek dalam memutuskan percepatan waktu dengan menggunakan metode crashing adalah sebagai berikut:
1. Waktu pelaksanaan proyek yang sudah terlamat dari jadwal semula, sehingga perlu dilakukan percepatan waktu.
2. Waktu proyek normal dipercepat dengan menerapkan metode crashing agar waktu penyelesaian lebih awal untuk meningkatkan performance dan profil dari perusahaan kontraktor.
Hasil perhitungan percepatan dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini. Dari setiap aktivitas yang dipercepat dilakukan juga perhitungan biaya percepatan untuk aktivitas tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :
π΅πππ¦π ππππππππ‘ππ = ππππ‘π’ ππππππ
ππππ‘π’ ππππππππ‘ππ x Biaya Normal
Tabel 5.1 Anggaran Biaya Normal Pada Titik Kritis No. Aktivitas Durasi
Kritis Anggaran Biaya Normal Pada Jalur Kritis
1 A 14 Rp 20.440.000
2 B 6 Rp 35.000.000
3 D 14 Rp 77.825.670
4 E 14 Rp 53.203.100
5 H 10 Rp 55.870.000
6 I 8 Rp 50.544.000
7 K 10 Rp 8.190.000
8 L 14 Rp 5.460.000
9 M 10 Rp 3.200.000
10 N 14 Rp 10.760.000
Total 114 Rp 320.492.770
Perhitungan diatas adalah perhitungan pada jalur kritis yang jika dijumlahakan anggaran pada biaya normal sebesar Rp. 320.492.770 selama 114 hari. Maka untuk mengetahui berapa kenaikan biaya percepatan pada titik kritis adalah dengan rumus yang sudah dijelaskan diatas, yaitu dengan perhitungan sebagai beikut :
π΅πππ¦π πππππππ‘ππ =153
114 π₯ 320.492.770 =π π. 430.135.033
Jadi total kenaikan biaya pada jalur kritis CPM jika dihitung menjadi πΉπ. πππ. πππ. πππ
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap proyek pembangunan gedung kantor 2 lantai ini dapat disimpulakn :
- Dari kedua metode yang dugunakan dapat dilihat perbedaan utama nya adalah waktu penyelesaian yang berbeda bahwasannya dengan menggunakan metode CPM yaitu selama 114 hari dan menggunakan metode PERT yaitu selama 118 hari.
- Dengan perbandingan kedua metode ini didapatkan hasil bahwa penjadwalan akan menggunakan metode CPM karena lebih cepat dibandingkan menggunakan metode PERT.
- Dari hasil yang sudah didapat penjadwalan proyek ini menggunakan metode CPM karena memiliki total durasi lebih cepat dari metode PERT. Berdasarkan jaringan kerja CPM tersebut dilakukan perhitungan percepatan pada jalur kritisn total penyelesaian waktu normal yang selama 153 hari menjadi 114 hari dengan kenaikan biaya pada jalur kritis menjadi Rp. 430. 135. 033,-
6.2 Saran
Dari hasil penelitian, diharapkan saran berikut dapat dijadikan sebagai pertimbangan, antara lain:
1. Agar tidak terjadi penundaan dalam melaksanakan pekerjaan proyek, pekerjaan yang diluar jalur kritis perlu diawasi dan dikontrol dengan ketat agar pekerjaan tidak terlambat.
2. Setiap pengerjaan proyek sebaiknya menggunakan metode agar semua penjadwalan dan pembiayaan bisa terperinci dengan benar, jika suatu saat terjadi kesalahan bisa dicari dimana letak dari kesalahannya.
3. Dan untuk supervaisor proyek penentuan waktu dan perkiraan waktu penjadwalan harus dilakukan dan diperhatikan lagi dari setiap aktivitas kegiatan proyek agar penyelesaian tepat pada waktu yang paling optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Bolivar A. Senior. 2009. Critical Path Method Implementation Drawbacks: A Discussion Using Action Theory.
Hamdan, Dimyati, H.A and Nurjanah, Kadar, 2014. Manajemen Proyek, Bandung.
Ervianto, Wulfram I, 2015. Manajemen Proyek Kontruksi (Edisi Revisi), Andi, Yogyakarta.
Hamdan Dimyati. H. A & Nurjanah, K, 2014. Manajemen Proyek, Bandung.
Handoko, T.H, 1999. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Husein, Abrar, 2009. Manajemen Proyek, Andi Offset. Yogyakarta.
Kholil, M. 2007. Modul Kuliah Planning and Production Control. Jakarta.
Universitas Mercubuana.
Kusnindiarta, E.S & Supani,H.D,Wiguna.I.P.A. 2014. Permodelan Schedule Dan Cost Pada Pekerjaan Konstruksi Di Proyek Pembangunan Jalan Tol.
Surabaya β Mojokerto Seksi Iv.
N. Ravi Shankar and B. Pardha Saradhi. 2011. Fuzzy Critical Path Method in Interval-Valued Activity Networks. Vol-3 No. 2
Patumonan, D & Hendra, Taufik. βEvaluasi Keterlambatan Proyek Pembangunan Gedung Kantorβ. 2 Oktober 2015.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/viewFile/7982/765 4 Diakses tanggal : 06 Juni 2017
Peter Stelth (MSc), Professor Guy Le Roy (PhD). 2008. Projectsβ Analysis through CPM (Critical Path Method.
Prianto, C. 2008. TA Proyek Manajemen Pembangunan Gedung Kantor Berdasarkan Metode Penetapan Jalur Kritis (Critical Path Metodh).
Jakarta. Universitas Mercubuana.
Purnomo, Hari, 2004. Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.