• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadwal Ulang Proyek Pembangunan Gedung Kantor 2 Lantai Menggunakan Metode CPM dan PERT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jadwal Ulang Proyek Pembangunan Gedung Kantor 2 Lantai Menggunakan Metode CPM dan PERT"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Contoh bentuk proyek adalah proyek pembangunan perkantoran yang pembangunannya memerlukan kegiatan yang kompleks serta memerlukan pengolahan, pengawasan dan pengendalian yang ketat dan terstruktur. Kegiatan pengolahan, pengawasan dan pengendalian proyek dimulai dengan perancangan yang sangat matang, dengan perencanaan yang detail baik dari segi proyek, jadwal, pengawasan dan rencana pelaksanaannya, dengan harapan dalam pelaksanaannya tidak menemui permasalahan yang lebih serius. Sumber Usaha Sukses merupakan salah satu kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan gedung perkantoran dua lantai.

Hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan, termasuk mencoreng citra perusahaan sehingga menimbulkan kesan tidak mampu menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Selain itu, perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih besar jika tidak tepat dalam melaksanakan suatu proyek pengembangan. Tabel 1.2 merupakan contoh rencana kerja yang disepakati pada saat konstruksi, namun kenyataannya pengerjaan proyek melebihi durasi yang telah ditentukan.

Perusahaan konstruksi ini mendapat proyek pembangunan gedung perkantoran dua lantai yang semula meliputi kegiatan proyek, perencanaan pembangunan dan RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang dihitung secara manual atau umum dalam perhitungan perusahaan. Dalam kesempatan ini, guna mengantisipasi keterlambatan penyelesaian konstruksi, perseroan akan menghitung ulang jadwal proyek agar proyek dapat selesai sesuai waktu yang ditentukan dalam perjanjian awal.

Tabel 1.L Contoh Schedule Pekerjaan Rencana Awal
Tabel 1.L Contoh Schedule Pekerjaan Rencana Awal

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari seluruh pengamatan yang telah dilakukan, pada bab ini juga disampaikan saran-saran yang nantinya dapat dikembangkan untuk proyek-proyek pembangunan di masa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Proyek
    • Karakteristik dan Siklus Proyek
    • Ciri-ciri Proyek
    • Jenis-jenis Proyek
  • Penjadwalan Proyek
    • Metode Penjadwalan Proyek
    • Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal
    • Pengendalian Jadwal
  • Metode Penjadwalan Network Planning
  • PERT/CPM
    • Perbedaan antara PERT dan CPM
  • Percepatan (Crashing Program)
  • Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Pemikiran

Dari Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa proses manajemen proyek dimulai dari perencanaan kegiatan hingga pengendalian yang didasarkan pada masukan-masukan seperti tujuan dan sasaran proyek, informasi dan data yang digunakan, serta penggunaan sumber daya yang benar dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. . . Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinasikan sumber daya yang terdiri dari orang-orang material dengan menggunakan teknik manajemen modern untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu ruang lingkup, kualitas, jadwal dan biaya, serta memenuhi keinginan para pemangku kepentingan yang berkepentingan. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan mengalihkan atau mengatur ulang sumber daya untuk mempengaruhi kebutuhan waktu dan biaya.

Setiap proyek biasanya memiliki karakter tersendiri dalam hal kegiatan yang dilakukan, tujuan dan sasaran serta produk akhirnya. Proyek konstruksi adalah kombinasi sumber daya dan modal/biaya yang dikumpulkan dalam kerangka organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Proses pemantauan dan pemutakhiran selalu dilakukan untuk mencapai jadwal yang paling realistis sehingga alokasi sumber daya dan penentuan durasi konsisten dengan tujuan dan sasaran proyek.

Hindari penggunaan sumber daya secara berlebihan dengan harapan proyek dapat diselesaikan lebih cepat dari jadwal. Penjadwalan Netwoek Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar aktivitas yang memiliki ketergantungan kompleks. Langkah 5 menentukan jalur kritis, menentukan jalur kegiatan yang akan menunda kegiatan kecuali kegiatan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu untuk mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan untuk menjadwal ulang, menjadwal ulang dan mendistribusikan tenaga kerja dan biaya.

CPM dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melakukan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang memerlukan perhatian pemantauan secara cermat agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai rencana. Waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat dimulai, dengan mempertimbangkan perkiraan waktu aktivitas dan persyaratan urutan kerja. Waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek, atau sama dengan waktu kegiatan yang diharapkan LS+.

Tujuan dari jalur kritis adalah untuk secara cepat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang mempunyai tingkat sensitivitas tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga sewaktu-waktu dapat ditentukan tingkat prioritas kebijakan manajer proyek apabila kegiatan tersebut terlambat. Artinya dalam menganalisis program penghematan waktu, alternatif yang dipilih tidak dibatasi oleh ketersediaan sumber daya. Jika waktu penyelesaian yang lebih cepat diinginkan untuk kegiatan dengan tujuan yang sama, maka kebutuhan sumber daya akan meningkat.

Sumber daya tersebut dapat berupa tenaga kerja, bahan, peralatan atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam sejumlah dana. Jangka waktu yang dipersingkat (Crash Duration – Dc) merupakan waktu yang paling singkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih memungkinkan, disini dinilai sumber daya tidak menjadi kendala.

Gambar 2.1 Proses Manajemen Proyek (Husen, 2008)
Gambar 2.1 Proses Manajemen Proyek (Husen, 2008)

METODE PENELITIAN

Identifikasi Masalah

Pembuatan jaringan ini menggunakan metode CPM dan PERT untuk menentukan total durasi dari setiap metode yang digunakan. Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat jaringan kerja dengan metode CPM adalah dengan merinci setiap aktivitas, kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan urutan ketergantungan antara aktivitas yang satu dengan aktivitas lainnya, karena dalam pembuatan jaringan kerja dengan menggunakan metode CPM, sebelumnya kegiatan harus diketahui, karena kegiatan yang akan datang dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai. Data urutan kegiatan dapat dilihat pada tabel 4.5. Setelah mengetahui nilai ES-EF dan LS-LF setiap kegiatan, langkah selanjutnya adalah mencari Free Float (FF) dan Total Float (TF) serta Independent Float (IF) untuk mengidentifikasi kegiatan kritis temukan apa yang bisa dapat dilihat pada tabel 4.7 Hasil perhitungan free drift, total drift, independen drift.

Aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis adalah aktivitas yang mempunyai nilai Free Float (FF) dan Total Float (TF) sama dengan nol, sehingga sebenarnya FF=TF=0 aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel diatas menunjukkan aktivitas mana saja yang termasuk dalam jalur kritis untuk aktivitas A, B, D, E, H, I, K, L, M, N, selanjutnya data tersebut akan ditransfer ke diagram jaringan yang telah disesuaikan dengan hasil yang diperoleh. , dibawah ini adalah gambar diagram jaringan dengan metode CPM. Langkah pertama dalam mempersiapkan jaringan dengan menggunakan metode PERT adalah menentukan estimasi durasi optimis (a) dan durasi pesimis (b) dari suatu aktivitas dalam kaitannya dengan durasi yang ada (m).

Kemudian menggambar diagram jaringan kerja dari hasil analisis penjadwalan menggunakan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam perhitungan, maka akan diketahui penyelesaian proyek memakan waktu (te) 118 hari dan pada jalur kritis pekerjaan tersebut akan dilakukan. diperoleh diagram jaringan untuk kegiatan A, B, D, E , H, I, K, L, M, N. Perhitungan dengan metode PERT menunjukkan waktu penyelesaian proyek adalah 118 hari dan jalur kritis adalah A, B , D, E , H, I, K, L, M, N. Berdasarkan Gambar 5.1 Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan gedung perkantoran 2 lantai dengan metode CPM adalah 114 hari, sedangkan dengan metode PERT penyelesaiannya adalah 118 hari.

Artinya teknik perhitungan dengan metode CPM lebih cepat 4 hari dibandingkan dengan teknik perhitungan metode PERT. Untuk mempercepat tahap perencanaan digunakan hasil perhitungan menggunakan metode CPM karena memiliki total durasi tercepat. Dari kedua metode yang digunakan, terlihat perbedaan utama terletak pada lead time yang berbeda yaitu penggunaan metode CPM yaitu 114 hari dan penggunaan metode PERT yaitu 118 hari.

Jika dibandingkan dengan kedua metode ini, maka hasilnya penjadwalan akan menggunakan metode CPM karena lebih cepat dibandingkan menggunakan metode PERT. Dari hasil yang diperoleh perencanaan proyek ini menggunakan metode CPM karena mempunyai total durasi yang lebih cepat dibandingkan dengan metode PERT. Setiap pengerjaan proyek sebaiknya menggunakan metode agar semua perencanaan dan pembiayaan dapat terinci dengan benar, jika suatu saat terjadi kesalahan maka dapat diketahui letak kesalahannya.

Jenis-jenis dan Sumber Data

  • Jenis Data
  • Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengolahan Data

Analisa Hasil

Kesimpulan dan Saran

Langkah-Langkah dalam Penelitian

Dari jaringan yang dibuat seperti pada Gambar 4.1, dilakukan penghitungan maju dan mundur seperti pada Gambar 4.2 di bawah ini. Metode jaringan perencanaan proyek, yang dikenal sebagai metode PERT, pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh kantor khusus angkatan laut bekerja sama dengan Booz, Allen dan Hamilton. Menggunakan nilai te (durasi yang diharapkan), diagram jaringan proyek dibuat.

Perhitungan di atas merupakan perhitungan jalur kritis yaitu IDR jika dijumlahkan anggaran dengan biaya normal. Berdasarkan jaringan CPM dilakukan perhitungan percepatan pada jalur kritis, total waktu penyelesaian normal yang tadinya 153 hari menjadi 114 hari dengan peningkatan biaya pada jalur kritis menjadi Rp. Untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek, pekerjaan di luar jalur kritis harus diawasi dan dikendalikan secara ketat untuk memastikan pekerjaan tidak tertunda.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi

PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA

Gambar Umum Perusahaan

  • Sejarah Perusahaan
  • Visi dan Misi
    • Visi
    • Misi
  • Lokasi Perusahaan
  • Struktur Organisasi

Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jadwal kegiatan atau WBS, durasi kegiatan, optimis dan pesimis, waktu penyelesaian konstruksi riil. Semua informasi ini akan digunakan untuk membuat jaringan kerja.Informasi keseluruhan diperoleh dari wawancara dengan supervisor dan perkiraan biaya proyek.

Work Breakdown Structure (WBS)

Durasi Aktivitas

Data Biaya Aktivitas

Pengolahan Data

Metode CPM

Dengan perencanaan yang baik diharapkan waktu penyelesaian suatu proyek akan sesuai dengan tujuan waktu yang diharapkan. Selain itu, dengan perencanaan yang baik, diharapkan proyek dapat selesai secara hemat biaya dan kualitas yang sesuai harapan. Mengacu pada diagram jaringan di atas, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan maju dan mundur. Perhitungan ke depan dilakukan untuk mendeteksi Bintang Paling Awal (ES) dan Terminasi Paling Awal (EF) sedangkan perhitungan ke belakang akan mendeteksi Bintang Terlambat (LS) dan Terminasi Akhir (LF).

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah jangka waktu kegiatan yang bersangkutan. Langkah selanjutnya setelah mengetahui nilai Free Float (FF) dan Toll Float (TF) pada setiap kegiatan, adalah mengetahui kegiatan mana yang termasuk dalam kegiatan kritis dan tidak boleh mengalami keterlambatan atau keterlambatan dalam penyelesaian kegiatan tersebut.

Tabel 4.4 Data Urutan Kegiatan
Tabel 4.4 Data Urutan Kegiatan

Metode PERT

Hitung mundur untuk menampilkan waktu mulai aktivitas terkini tanpa menunda waktu berakhir aktivitas secara keseluruhan. Dilihat dari hasil pengolahan data dan perbandingan kedua metode tersebut, terdapat perbedaan hasil akhir pekerjaan proyek pembangunan, perbedaan tersebut terlihat dari hasil total durasi yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Perhitungan kecelakaan hampir selalu menyiratkan peningkatan biaya, peningkatan biaya yang disebabkan oleh percepatan waktu merupakan penjumlahan dari biaya langsung untuk menyelesaikan atau melakukan aktivitas dengan durasi yang dipercepat.

Waktu normal proyek dipercepat dengan menerapkan metode crash agar waktu penyelesaian lebih awal untuk meningkatkan kinerja dan profil perusahaan kontraktor. Nah untuk mengetahui seberapa besar kenaikan biaya percepatan pada titik kritis tersebut maka digunakan rumus yang telah dijelaskan diatas yaitu perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.9 Nilai waktu yang diharapkan
Tabel 4.9 Nilai waktu yang diharapkan

ANALISA DAN HASIL

Analisa dan Hasil

Biaya Percepatan Pada Jalur Kritis CPM

Untuk setiap kegiatan yang dipercepat, biaya percepatan kegiatan tersebut juga dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut. Dan bagi manajer proyek, perkiraan waktu dan waktu perencanaan harus dilakukan dan dipertimbangkan kembali untuk setiap kegiatan proyek agar dapat diselesaikan pada waktu yang paling optimal.

Tabel 5.1 Anggaran Biaya Normal Pada Titik Kritis  No.  Aktivitas  Durasi
Tabel 5.1 Anggaran Biaya Normal Pada Titik Kritis No. Aktivitas Durasi

KESIMPULSN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 1.L Contoh Schedule Pekerjaan Rencana Awal
Tabel 1.L Contoh Schedule Akhir Penyelesaian Proyek
Tabel 1.3 Kegiatan Proyek dan RAB (Rencana Anggaran Biaya)  No.  Keterangan  Aktivitas  Duration   Anggaran Biaya
Tabel 1.4 Schedule Rencana Pembangunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

langsung, semakin banyak pengurangan durasinya, maka biaya tidak langsungnya akan semakin kecil. 1) Setelah dilakukan crash program, maka waktu dan biaya proyek

Percepatan yang akan dilakukan pada lintasan kritis disini adalah selama 8 hari, dimana akan dilihat penambahan biaya yang minimum dengan percepatan waktu

Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang saling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Badri, 1997 : 23). Pada proyek pembangunan rusunawa berbasis

Pentingnya penjadwalan dalam proyek merupakan hal yang krusial, mengingat dalam penjadwalan tersebut terdapat informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek

Penulis tertarik untuk meneliti tentang penjadwalan pada proyek tersebut dengan menerapkan metode barchart, CPM, PERT dan Crashing Project dalam Penjadwalan dan

Ruang lingkup analisis pengendalian proyek dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Mapolda Sumatera Selatan yang ditinjau pada minggu ke-1 sampai minggu ke-12, dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: Mencapai waktu jadwal pelaksanaan proyek, Mengoptimalkan durasi pelaksanaan proyek, Dapatkan total biaya pelaksanaan proyek Setelah dilakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: Mencapai waktu jadwal pelaksanaan proyek, Mengoptimalkan durasi pelaksanaan proyek, Dapatkan total biaya pelaksanaan proyek Setelah dilakukan