• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM MANAJEMEN PROYEK PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM MANAJEMEN PROYEK PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

135

SISTEM MANAJEMEN PROYEK PERUMAHAN

MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

Muhammad Irfan

Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM. Prodi Matematika FMIPA UNLAM Jl. A, Yani KM 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Email: [email protected]

Abstract

Housing projects generally are limited in time, labour and resource. To ensure a successful management approach, it is necessary to have good project planning and management. Since the dinamically changing condition of housing development due to customer’s demand to increase the quality of the building or to precipitate the project. Given the limited labor and time in housing projects, appropriate optimizing solution is required to ensure the continuity of housing development. This research will observe how PERT (Program Evaluation and Review Technique) which is used to analyze optimization of project duration and CPM (Critical Path Method) which is used to find the optimum deadline of project completion, can collaborate to analyze housing projects of PT. Citra Megah Utama to find out the optimum time for a project completion time and to see if there is a chance to accelerate the formerly planned time to meet costumer’s demand with consideration increasing cost for the project.

Keywords: project management, housing, PERT, CPM Abstrak

Proyek perumahan umumnya terbatas dalam waktu, tenaga kerja dan sumber daya. Untuk memastikan pendekatan manajemen yang sukses, dibutuhkan manajemen dan perencanaan proyek yang baik. Karena seringnya terjadi perubahan rencana akibat beberapa kondisi, seperti adanya permintaan peningkatan kualitas bangunan oleh konsumen dan permintaan untuk mempercepat proses pengerjaan. Mengingat keterbatasan sumber daya tenaga kerja dan waktu penyelesaian proyek perumahan dibutuhkan solusi optimalisasi yang tepat demi kelancaran pembangunan proyek perumahan. Penelitian ini akan mengamati bagaimana PERT (Program Evaluation and Review Technique) yang digunakan untuk menganalisis optimasi durasi proyek dan CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk mencari batas waktu optimum penyelesaian proyek, dapat berkolaborasi untuk menganalisis proyek perumahan dari PT. Citra Megah Utama untuk mengetahui waktu optimum penyelesaian suatu proyek dan untuk melihat apakah ada kemungkinan untuk mempercepat waktu proyek dari rencana semula untuk memenuhi permintaan konsumen dengan pertimbangan peningkatan biaya untuk proyek tersebut.

Kata kunci: manajemen proyek, perumahan, PERT, CPM 1. PENDAHULUAN

Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka

waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable

(2)

136

yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas[4].

Proyek-proyek perumahan pada umumnya memiliki waktu dan sumber daya serta pekerja yang terbatas. Untuk menjamin keberhasilan dalam mengelola proyek perumahan di butuhkan manajemen perencanaan dan manajemen proyek yang baik. Hal ini terkait dengan dinamika dalam proyek perumahan dimana sering terjadi perubahan rencana akibat adanya permintaan peningkatan kualitas bangunan oleh customer atau permintaan untuk mempercepat proses pengerjaan[1].

Salah satu metode manajemen proyek yang berfungsi untuk analisis optimalisasi proyek adalah PERT-CPM. PERT (Program Evaluation and Review Technique) berfungsi untuk analisis optimalisasi durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek perumahan tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaannya, dan CPM (Critical Path Method) berfungsi untuk mencari batas waktu penyelesaian proyek. Penggunaan PERT-CPM pada proyek pembangunan perumahan bertujuan untuk meningkatkan kemajuan proyek ke rencana semula sebagai upaya untuk percepatan durasi proyek walaupun di ikuti oleh meningkatnya biaya proyek.[3]

Pokok masalah dalam penelitian ini antara lain adanya perbedaan umur pelaksanaan proyek dengan umur rencana proyek yang telah ditetapkan. Proyek mengalami keterlambatan karena penggunaan waktu dan biaya yang tidak optimal dalam proses pelaksanaannya terkait dengan optimalisasi bangunan. Implementasi metode PERT-CPM disini diharapkan dapat mengoptimalisasi pengerjaan proyek perumahan khususnya di PT. Citra Megah Utama Banjarbaru.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Analisis Data dengan PERT dan CPM

2.1.1 PERT

PERT merupakan metode yang digunakan dalam analisis network. Analisis network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

Cara-cara untuk menentukan analisis data PERT dan CPM melaui adanya perubahan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, menambah sumber daya manusia, melaksanakan kerja lembur, menambah atau mengganti peralatan dan menambah ketersediaan material. Kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat sebagai berikut[6]:

Gambar 1. Kerangka pemikiran Metode PERT dan CPM

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016

PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya[3]

PERT (Program Evaluation and Review Technique) dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian sehingga tidak langsung terlibat dalam optimasi[4].

Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi

(3)

137

mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur. PERT merupakan metode untuk menentukan jadwal dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu pekerjaan yang sudah ditentukan lebih dahulu bisa diselesaikan tepat pada waktunya. PERT merupakan suatu fasilitas komunikasi dalam hal bahwa PERT dapat melaporkan kepada manajer perkembangan yang terjadi baik yang bersifat menguntungkan maupun tidak. PERT dapat menjaga agar manajer mengetahui dan mendapat keterangan ini secara teratur. Lebih dari itu semua PERT merupakan suatu pendekatan yang baik sekali untuk mencapai penyelesaian proyek tepat pada waktunya.

PERT maupun teknik manajemen yang lain tidak dapat memecahkan persoalan yang dihadapi oleh para manajer. Teknik ini membantu seorang manajer untuk menyadari masalah yang dihadapainya. Pemecahannya yang bersifat realistic serta kekuatan dan kelemahannya menilai semua faktor dan pertimbangan yang mempunyai hubungan dengan keputusan mereka. PERT tidak dapat menggantikan kecerdasan dan pengamatan serta pengalaman dan kebijaksanaanya seorang manajer, tetapi dapat menjadi pembantu dan alat yang sangat berarti dalam membuat keputusan.

Karakteristik PERT yaitu adanya sebuah jalur kritis dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi. Sedangkan karakteristik proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dibatasi oleh waktu, biaya, kualitas, sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya, dan biasanya tidak berulang-ulang[5].

2.1.2 Kelebihan dan kekurangan metode PERT

Metode PERT berguna pada tingkat manajemen proyek yang secara matematis tidak terlalu rumit dan menampilkan jaringan proyek secara grafis untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan. Jalur kritis PERT merupakan jalur yang tidak ada slack nya atau halangan, dan digunakan untuk memantau kemajuan proyek dan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.

Kegiatan kritis merupakan kegiatan yang akan menunda proyek jika terlambat dikerjakan, sedangkan kegiatan non-kritis adalah kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat. Dari kegiatan kritis dapat pula mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu, mengetahui biaya yang diperlukan sesuai rencana proyek, serta efisiensi jumlah sumberdaya untuk penyelesaian proyek tepat waktu.

Kekurangan PERT adalah kegiatan-kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas serta hubungan antar kegiatan dan dikaitkan dengan perkiraan waktu yang cenderung subyektif oleh perancang PERT dan terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan[10].

2.1.3 Komponen-komponen dalam pembuatan PERT

Komponen-komponen dalam pembuatan PERT adalah :

1) Kegiatan (activity) Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya, serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi simbol tanda panah.

2) Peristiwa (event) Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi simbol lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor kecil bagi peristiwa yang mendahuluinya. 3) Waktu Kegiatan (activity time)

Activity time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu penyelesaiannya. Ada 3 estimasi waktu yang digunakan dalam penyelesaian suatu kegiatan:

a) Waktu optimistik (a)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik tidak ada hambatan. b) Waktu realistik (m)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan hambatan tertentu yang dapat diterima.

c) Waktu pesimistik (b)

Waktu kegiatan dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari semestinya. 4) Taksiran Waktu Penyelesaian Kegiatan

Ketiga estimasi waktu kemudian digunakan untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus:

(4)

138

…(1)

Untuk menghitung varians waktu penyelesaian kegiatan, maka dihitung dengan rumus:

....(2) PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis :

...(3)

5) Penjadwalan proyek

Untuk menentukan jadwal proyek, harus dihitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan. Adapun dua waktu awal dan dua waktu akhir yaitu:

a) Earliest Start (ES) : early start atau mulai terdahulu adalah waktu paling awal dimana suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua kegiatan pendahulu atau semua kegiatan yang mengawalinya sudah selesai dikerjakan.

b) Earliest Finish (EF) : early finish atau selesai terdahulu adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat selesai. c) Latest Start (LS) : latest start atau mulai

terakhir adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Latest start menunjukkan waktu toleransi terakhir dimana suatu kegiatan harus mulai dilakukan.

d) Latest Finish (LF) : Latest Finish atau selesai terakhir adalah waktu toleransi terakhir suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian kegiatan berikutnya dan keseluruhan proyek.

2.1.4 CPM (Critical Path Method)

CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis dan membuatnya agar dapat menjadi secara manual matematis.

Critical Path Method merupakan suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Jalur Metode Kritis (CPM) adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan menentukan urutan terpanjang tugas atau urutan tugas sesuai dengan tingkat kekenduran melalui jaringan proyek [7].

Metode Jalur Kritis (CPM) adalah salah satu dari beberapa teknik yang saling terkait untuk melakukan perencanaan proyek. CPM adalah proyek-proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulainya, maka proyek menjadi jaringan yang kompleks dari kegiatan.

CPM adalah metode matematis yang berbasis algoritma yang digunakan untuk penjadwalan serangkaian proyek kegiatan. Hal ini penting karena CPM merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif.

Critical Path Method merupakan suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Jalur Metode Kritis (CPM) adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan menentukan urutan terpanjang tugas atau urutan tugas sesuai dengan tingkat kekenduran melalui jaringan proyek.

Waktu penyelesaian rangkaian kegiatan-kegiatan Dalam sebuah proyek akan memberikan gambaran mengenai waktu penyelesaian proyek itu. Namun, karena sebuah proyek terdiri atas rangkaian kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, maka penentuan waktu penyelesaian sebuah proyek ditentukan oleh jalur kritis (critical path), yaitu jalur penyelesaian rangkaian kegiatan terpanjang. Waktu penyelesaian jalur ini akan menandai waktu penyelesaian proyek. Oleh karena itu, istilah jalur kritis juga mengisyaratkan bahwa perubahan waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. t=a+4m+b6 𝜎2𝜌 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 = ∑( 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠) 𝑣 = (𝑏 − 𝑎 6 ) 2

(5)

139

Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau waktu mundur aktivitas, sama dengan LS-ES atau LF-EF. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja. Slack time akan selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis, dan tidak akan pernah muncul pada jalur kritis.

Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin dilakukan oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.

2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan CPM 1. Kelebihan dari Critical Path Method yaitu

menghemat waktu dan biaya proyek, alat komunikasi yang efektif, sangat berguna untuk mengetahui pekerjaan mana yang bersifat kritis, dan dapat digunakan untuk menghitung toleransi keterlambatan suatu pekerjaan yang tidak bersifat kritis.

2. Kelemahan dari Critical Path methody yaitu pekerjaan yang terlalu banyak, penilaian durasi pekerjaan, penilaian interdependensi pekerjaan, dan pembuatan jadwal yang jauh lebih sulit.

2.2 Bahan atau Materi Penelitian

Bahan atau materi penelitian yang digunakan adalah data ataupun informasi yang telah didapatkan dari customer, developer dan tukang bangunan. Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan berupa waktu, biaya, bahan, dan sumber daya tenaga kerja.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Sistem

Optimalisasi peningkatan kualitas bangunan perumahan menggunakan metode PERT-CPM merupakan sistem yang dapat memberikan suatu keputusan berupa sistem yang dibangun menggunakan konsep desktop application menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan MySQL sebagai databasenya. Sistem ini merupakan sistem yang akan memproses inputan data berupa

data peningkatan kualitas bangunan dan menghasilkan suatu informasi pola penjualan produk. Pada awalnya sistem akan menerima inputan berupa data tentang rencana peningkatan kualitas bangunan seperti data item bahan yang dibeli, beserta jumlah barang yang dibeli. Data tersebut akan disimpan kedalam database Microsoft Access untuk diproses dalam optimalisasi peningkatan kualitas bangunan perumahan.[1]

Sistem ini menggunakan metode manajemen proyek yang berfungsi untuk analisis optimalisasi proyek adalah PERT-CPM. PERT (Program Evaluation and Review technique) berfungsi untuk analisis optimalisasi durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek perumahan tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaannya, dan CPM (Critical Path Method) berfungsi untuk mencari batas waktu penyelesaian proyek. Penggunaan PERT-CPM pada proyek pembangunan perumahan bertujuan untuk meningkatkan kemajuan proyek ke rencana semula sebagai upaya untuk percepatan durasi proyek walaupun diikuti oleh meningkatnya biaya proyek.[3]

Setelah dilakukan proses, maka akan didapatkan hasil berupa data perencanaan pembangunan perumahan, seperti total bahan yang digunakan, berapa lama pengerjaan pembangunan, berapa banyak tukang diperlukan, dan lainnya. Sehingga didapat informasi yang merupakan hasil dari peningkatan kualitas bangunan perumahan.

Implementasi dari perancangan sistem yang telah dibuat dihasilkan user interface dalam program yang dibuat menggunakan Delphi yaitu halaman optimasi harga dan waktu pengerjaan proyek seperti terlihat pada gambar di bawah. Halaman hasil optimasi berisi mengenai hasil optimasi proyek yang diminta oleh pelanggan.

(6)

140

Gambar 3. Halaman Hasil Optimasi Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016

3.1 Pembahasan

Pada tahap pembangunan sistem optimalisasi peningkatan kualitas bangunan perumahan menggunaan metode PERT dan CPM peneliti tidak menemukan halangan yang terlalu berat. Pada dasarnya metode pert dan CPM memanglah metode yang baik diperuntukan untuk menganalisa data input yang diharapkan dapat melalui proses optimasi sehingga mendapatkan hasil perhitungan yang baik dan menguntungkan bagi perusahaan kontraktor maupun pembeli[3].

Dari pengimplementasian sistem dapat dilihat bahwa setelah melalui proses optimasi waktu dan biaya proyek mendapat perubahan yang cukup signifikan sehingga system ini benar-benar dapat digunakan untuk melakukan proses optimasi pada proyek pembangunan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor studi kasus ini dilakukan maupun perusahaan lain[2].

3.1.1 Network Percepatan Waktu dan Biaya Optimal

Setelah dilakukan pengurangan waktu dari setiap aktivitas, maka dapat diketahui waktu yang optimal dan biaya yang optimal pula. Network dari percepatan waktu dan lintasan kritis dari percepatan waktu dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 1, Percepatan waktu untuk proyek rumah tipe 36b KEGI ATA N DESKRIPS I KEGIA TAN WA KTU WA KT U WA KTU WAK TU SEBEL UMNY A OPT IMI S (a) PES IMI S (b) NOR MAL (m) PERK IRAA N (t) A Penggalian sumur 0,5 1,5 1,0 1 B Pondasi A 1,0 2,0 1,5 1,5 C Struktur beton B 1,0 2,0 1,5 1,5 D Pasang batako/din ding C 3,0 5,0 4,0 4 E Pasang kusen D 0,5 1,5 1,0 1 F Rangka atap D 2,0 4,0 3,0 3 G Plester dan Aci F 5,0 7,0 6,0 6 H Pemasangan atap D 1,0 2,0 1,5 1,5

I Instalasi listrik G 0,5 1,5 1,0 1 J Pasang plafon I 3,0 5,0 4,0 4 K Pemasangan keramik J 3,0 4,0 3,5 3,5 L Pemasangan kloset K 0,5 1,5 1,0 1 M Pemasangan pintu dan

jendela

J 3,0 4,0 3,5 3,5 N Pengecatan dasar L 1,5 2,5 2,0 2 O Pengecatan lapis N 3,0 4,0 3,5 3,5 P Septic tank O 0,5 1,5 1,0 1 Q Pemasangan pipa air P 0,5 1,5 1,0 1 R Pembersihan/finishin

g Q 0,5 1,5 1,0 1

S Terima kunci R

Keterangan: Data berwarna merah menunjukkan data berada pada lintasan kritis (tidak dapat ditunda). Nilai slack menunjukkan jumlah maksimal (hari) waktu tunda pekerjaan.

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

(7)

141

Gambar 4. Network Proyek Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus PT. Citra Megah Utama, 2016 3.1.2 Data Bagian Bahan, Biaya, dan Jenis

pada Pembangunan Perumahan Di setiap perencanan pembangunan biaya sangat diperlukan dalam total pengeluaran yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan. Untuk mengetahui bagaimana hasil pengerjaan yang di keluarkan dengan bahan, biaya, dan jenis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar bahan, Biaya, dan Jenis

ID_Peke

rjaan ID_Jenis Pekerjaan Satuan Harga_Satuan (Rp)

J01S01 J01 Pember sihan Lapanga n m2 14300 J01S02 J01 Galian Tanah untuk Pondasi m3 36080 J01S03 J01 Timbun Kembali Bekas Galian m3 17292 J02S01 J02 Pekerja an Pondasi 1 Pc : 4 Ps m3 589600 J02S02 J02 Pekerja an Dinding 1 Pc : 4 Ps m2 118976 J02S03 J02 Pekerja an Plestera n bagian Dalam dan Luar m2 41074 J02S04 J02 Acian m2 13735 J03S01 J03 Kolom Beton Mutu K225 m3 1337985 J03S02 J03 Balok Beton m3 1337985 Mutu K225 J03S03 J03 Sloff Beton Mutu K225 m3 1337985 J04S01 J04 Kusen Pintu Jendela Kayu Bengkir ai m3 12601600 J04S02 J04 Kusen Pintu Jendela Kayu Jati Lokal m2 505296 J04S03 J04 Listplang M 75548 J04S04 J04 Kuda-kuda Kayu Bengkir ai m3 8610690 J04S05 J04 Rangka Atap Kayu Kruing m3 95590 J04S06 J04 Rangka Langit-langit / Plafon Kayu Bengkir ai m2 73760 J05S01 J05 Pasang Genteng Beton m2 53845 J05S02 J05 Talang Air Seng M 141702 J05S03 J05 pasang kuda-kuda M 15000 J06S01 J06 Pekerja an langit-langit / Plafon m2 116908 J07S01 J07 Urukan Pasir di bawah Lantai m3 17292 J07S02 J07 Pemasa ngan Lantai Kerami k 30x30 m2 137583 J08S01 J08 Vernis Kusen Pintu Jendela dan Ventilas i m2 36547 J08S02 J08 Daun Pintu Jendela m2 36547 J08S03 J08 Listplang m2 41237

(8)

142 J08S04 J08 Dinding Bagian Dalam dan Luar m2 31042 J08S05 J08 Plafon Asbes 1x1 m m2 41237 J09S01 J09 Pemasa ngan Kaca m2 75999 J09S02 J09 Engsel buah 28204 J09S03 J09 Kunci buah 70180 J10S01 J10 Instalasi Air Bersih Pipa PVC 1/2" M 48174 J10S02 J10 Instalasi Air Kotor Pipa PVC 3" M 59966 J10S03 J10 Tangki Air 1000 Liter (Fiber) buah 1300000 J10S04 J10 Closet Jongkok buah 574860 J10S05 J10 Keran Air buah 26523

J11S01 J11 Pasang Box KWH dan Meter unit 24000 J11S02 J11 MCB 10 Ampere + Box buah 30000 J11S03 J11 Kabel Eterna NYM 3x2.5 M 8460 J11S04 J11 Pipa PVC 1/2" M 3250 J11S05 J11 Saklar Broco buah 20000

J11S06 J11 Lampu SL 23 Watt Philips (termas uk Fitting) buah 55000 J11S07 J11 Stop Kontak Broco buah 17500

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016

Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja dan Proyek Perumahan

ID_Peke

rjaan ID_Jenis Pekerjaan Mandor Tukang Pekerja Total

J01S01 J01 Pembers ihan Lapanga n 1 2 2 5 J01S02 J01 Galian Tanah untuk Pondasi 1 2 2 5 J01S03 J01 Timbun Kembali Bekas Galian 1 2 2 5 J02S01 J02 Pekerjaa n Pondasi 1 Pc : 4 Ps 1 2 2 5 J02S02 J02 Pekerjaa n Dinding 1 Pc : 4 Ps 1 2 2 5 J02S03 J02 Pekerjaa n Plestera n bagian Dalam dan Luar 1 2 2 5 J02S04 J02 Acian 1 2 2 5 J03S01 J03 Kolom Beton Mutu K225 1 2 2 5 J03S02 J03 Balok Beton Mutu K225 1 2 2 5 J03S03 J03 Sloff Beton Mutu K225 1 2 2 5 J04S01 J04 Kusen Pintu Jendela Kayu Bengkir ai 1 2 2 5 J04S02 J04 Kusen Pintu Jendela Kayu Jati Lokal 1 2 2 5 J04S03 J04 Listplang 1 2 2 5 J04S04 J04 Kuda-kuda Kayu Bengkir ai 1 2 2 5 J04S05 J04 Rangka Atap Kayu Kruing 1 1 1 3 J04S06 J04 Rangka Langit- 1 1 1 3

(9)

143 langit / Plafon Kayu Bengkir ai J05S01 J05 Pasang Genteng Beton 1 1 1 3 J05S02 J05 Talang Air Seng 1 1 1 3 J05S03 J05 pasang kuda-kuda 1 2 1 4 J06S01 J06 Pekerjaa n langit-langit / Plafon 1 1 1 3 J07S01 J07 Urukan Pasir di bawah Lantai 1 2 1 4 J07S02 J07 Pemasa ngan Lantai Keramik 30x30 1 2 2 5 J08S01 J08 Vernis Kusen Pintu Jendela dan Ventilasi 1 1 1 3 J08S02 J08 Daun Pintu Jendela 1 1 1 3 J08S03 J08 Listplang 1 1 1 3 J08S04 J08 Dinding Bagian Dalam dan Luar 1 1 1 3 J08S05 J08 Plafon Asbes 1x1 m 1 1 1 3 J09S01 J09 Pemasa ngan Kaca 1 1 1 3 J09S02 J09 Engsel 1 1 1 3 J09S03 J09 Kunci 1 1 1 3 J10S01 J10 Instalasi Air Bersih Pipa PVC 1/2" 1 1 1 3 J10S02 J10 Instalasi Air Kotor Pipa PVC 3" 1 1 1 3 J10S03 J10 Tangki Air 1000 Liter (Fiber) 1 1 1 3 J10S04 J10 Closet Jongkok 1 1 1 3 J10S05 J10 Keran Air 1 1 1 3 J11S01 J11 Pasang Box KWH dan Meter 1 1 1 3 J11S02 J11 MCB 10 Ampere + Box 1 1 1 3 J11S03 J11 Kabel Eterna NYM 3x2.5 1 1 1 3 J11S04 J11 Pipa PVC 1/2" 1 1 1 3 J11S05 J11 Saklar Broco 1 1 1 3 J11S06 J11 Lampu SL 23 Watt Philips (termas uk Fitting) 1 1 1 3 J11S07 J11 Stop Kontak Broco 1 1 1 3

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016 Tabel 4. Percepatan Waktu Proyek

KE GIA TA N DESKRI PSI KEGI ATA N W AK TU W AK TU W AK TU WA KTU VA RI AN S E A R LY E A RL Y LA T E LA TE SL A C K SEBE LUM NYA OP TI MI S (a) PE SI MI S (b) NO RM AL (m ) PER KIR AAN (t) ST A R T FI NI S H ST A R T FI NI S H A Penggali an sumur 0,5 1,5 1,0 1 0,03 0 1 0 1 0 B Pondasi A 1,0 2,0 1,5 1,5 0,03 1 2,5 1 2,5 0 C Struktur beton B 1,0 2,0 1,5 1,5 0,03 2,5 4 2,5 4 0 D Pasang batako/ dinding C 3,0 5,0 4,0 4 0,1 1 4 8 4 8 0 E Pasang kusen D 0,5 1,5 1,0 1 0,03 8 9 8 9 0 F Rangka atap D 2,0 4,0 3,0 3 0,11 8 11 9 12 1 G Plester dan Aci F 5,0 7,0 6,0 6 0,11 12 18 12 18 0 H Pemasangan atap D 1,0 2,0 1,5 1,5 0,03 8 9,5 18 19,5 10 I Instalasi listrik G 0,5 1,5 1,0 1 0,03 18 19 19,5 20,5 1,5 J Pasang plafon I 3,0 5,0 4,0 4 0,11 20,5 24,5 20,5 24,5 0 K Pemasangan keramik J 3,0 4,0 3,5 3,5 0,0 3 24 ,5 28 24,5 28 0 L Pemasangan kloset K 0,5 1,5 1,0 1 0,03 28 29 28 29 0 M Pemasangan J 3,0 4,0 3,5 3,5 0,03 24,5 28 29 32,5 4,5

(10)

144 pintu dan jendela N Pengecatan dasar L 1,5 2,5 2,0 2 0,03 29 31 32,5 34,5 3,5

O Pengecatan lapis N 3,0 4,0 3,5 3,5 0,03 34,5 38 34,5 38 0 P Septic tank O 0,5 1,5 1,0 1 0,03 38 39 38 39 0 Q Pemasa ngan pipa air P 0,5 1,5 1,0 1 0,03 39 40 39 40 0 R Pembersihan/fini shing Q 0,5 1,5 1,0 1 0,03 40 41 40 41 0 S Terima kunci R

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016

Gambar 5. Network Berdasarkan Perhitungan PERT

Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus

PT. Citra Megah Utama, 2016

Dalam percepatan proyek untuk alternatif penambahan jam kerja ini hanya berlaku pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis (pada tabel ditandai dengan warna merah) karena kegiatan pada lintasan kritis adalah kegiatan yang tidak boleh tertunda. Maka akan diambil salah satu lintasan kritis yang didapat dari pembuatan penjadwalan proyek.

Jika dibandingkan dengan metode PERT yang menggunakan konsep probabilitas (kemungkinan), metode CPM lebih valid untuk digunakan dalam mempercepat waktu penyelesaian proyek. Adapun lintasan kritis yang didapat pada metode CPM tersebut terletak pada kegiatan B-C-D-G-N-O-R (lihat gambar 5). Hanya ketujuh kegiatan yang berada pada lintasan kritis diatas yang

dipercepat dengan alternatif penambahan waktu kerja.

Alternatif mulai proyek dari titik 0 adalah titik A atau P kemudian dilanjutkan dengan titik C pada hari ke 2,5 (early start) atau hari ke 4 (late start), dengan alternatif pilihan selanjutnya ke titik E atau titik kritis D pada hari ke 8. Selanjutnya dari titik kritis D dapat dilanjutkan ke titik F atau melanjutkan ke titik kritis G pada hari ke 12. Jika melanjutkan ke titik F maka jalur kritisnya putus karena melanjutkannya ke titik H, I , K, dan Q yang waktu mulainya masing-masing adalah hari ke 8/9.5, 18/19, 24.5/28, dan 39/40. Dengan alternatif jalur setelah titik H adalah titik J pada hari 20.5/24.5. Kemudian dari titik K dapat dilanjutkan ke titik Q pada hari 39/40 atau titik L pada hari 28/29. Setelah itu dapat kembali dilanjutkan ke jalur kritis R pada hari 40/41 dan ke titik kritis akhir S pada hari 40/41.

Tabel 14. Lintasan kritis waktu normal untuk proyek rumah tipe 36b

Tabel 15. Lintasan kritis yang sudah dipercepat untuk proyek rumah tipe 36b dari tabel 14. 20/08/2 015 Critic al path 20/08/2 015 Critic al path 1 1 2 A 2 A 3 B 3 B 4 C 4 C 5 D 5 D 6 D 6 D 7 F 7 F 8 D 8 D 9 G 9 G 10 I 10 I 11 J 11 J 12 K 12 K 13 J 13 J 14 L 14 L 15 N 15 N 16 O 17 P 18 Q 19 R Completio

n time 42 Completion time 40 Sumber: Aplikasi PERT-CPM untuk

Optimalisasi Proyek Perumahan: Studi Kasus PT. Citra Megah Utama, 2016

(11)

145

Dari tabel lintasan kritis normal (tabel 14) di sebelah kiri, dengan menggunakan jalur kritis normal tanpa penambahan waktu kerja maka diperlukan biaya untuk menyelesaikan satu buah rumah tipe 36b pada proyek perumahan PT. Citra Megah Utama selama 42 hari sebesar Rp 29.818.552,- (hasil perhitungan program). Namun apabila kita perhatikan pada tabel sebelah kanan (tabel 15) jika proyek dikerjakan dengan mengikuti lintasan jalur kritis B-C-D-G-N-O-R-S maka proyek dapat dipercepat dari 42 hari menjadi 40 hari, dengan penambahan alternatif waktu kerja pada titik-titik kritis tersebut. Namun dengan konsekuensi setelah melakukan penambahan waktu kerja, terjadi percepatan waktu dan dapat dilihat dari tabel lintasan kritis berdasarkan percepatan waktu yang dikerjakan dalam 40 hari dengan biaya sebesar Rp 31.309.446,- (hasil perhitungan program)[1].

4. KESIMPULAN

Dari analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Dalam mencari lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM mempunyai beberapa langkah yaitu pertama membuat tabel rencana kegiatan, kedua membuat network, ketiga menghitung maju dan mundur dan terakhir menghitung kelonggaran waktu.

2. Langkah mencari lintasan kritis dalam Excel yaitu pertama membuat tabel rencana kegiatan, kedua membuat network, ketiga membuat model

matamatika dan terakhir

mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam Excel dengan cara Solver. Dengan metode PERT-CPM yaitu membutuhkan waktu 40 hari sedangkan perhitungan yang dilakukan PT Citra Megah Utama membutuhkan waktu 42 hari.

3. Waktu optimal yang dikerjakan dalam

proyek pembangunan digunakan dalam 40 hari dengan biaya sebesar Rp 31.309.446,-. Ketika dalam penggunaan percepatan waktu maka waktu tersebut dari pengerjaan berkurang selama 2 hari. Sehingga dapat mengefisiensikan waktu dengan menghemat waktu sehingga

proyek pembangunan dilakukan dengan waktu sepercepat mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Irfan, Muhammad. Aplikasi PERT-CPM

untuk Optimalisasi Proyek

Perumahan: Studi Kasus PT. Citra Megah Utama. Skripsi Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.2016

[2] Dimyati, T dan Dimyati, A. 1999. Operation Research Model-model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.1999.

[3] Handoko, T.H.. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Pertama. BPFE : Yogyakarta. [4] Levin, Richard I. dan Charles A

Kirkpatrick. 1972. Perentjanaan dan Pengawasan Dengan PERT dan CPM. Jakarta : Bhratara.

[5] Sandyavitri, Ari. “Pengendalian Dampak Perubahan Desain Terhadap Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi”. Jurnal Tehnik

Sipil, h.57-70. Diakses tanggal 9 November 2013, dari PDF Search Engine. 2008.

[6] Soeharto, Iman. (1995). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga. [7] Yudha, Bagus. (2011). Fungsi CPM

Gambar

Diagram  jaringan  ini  terdiri  dari  beberapa  titik  (nodes)  yang  merepresentasikan  kejadian  (event)
Tabel 2. Daftar bahan, Biaya, dan Jenis
Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja  dan Proyek Perumahan
Tabel 4. Percepatan Waktu Proyek
+2

Referensi

Dokumen terkait

Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan

Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang saling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Badri, 1997 : 23). Pada proyek pembangunan rusunawa berbasis

Kegiatan proyek – dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu yang harus dipenuhi – dibedakan dari kegiatan operasional, hal tersebut karena

Manajemen proyek adalah ilmu dan seni ya ng berkaitan denga n memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa dengan penggunaan metode PERT dan CPM dalam melakukan penjadwalan proyek dapat membantu

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan

Selain itu, agar proses produksi lebih efektif dan efisien perlu diadakannya perbaikan manajemen proyek meliputi perbaikan metode kerja dengan cara tidak melakukan penundaan pekerjaan