• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penjadwalan Proyek menggunakan Metode CPM dan PERT pada Pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Penjadwalan Proyek menggunakan Metode CPM dan PERT pada Pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

MAHAKAM SAMARINDA

Analysis of Project Scheduling Using CPM and PERT Methods in the Construction of Flats STIKES Mutiara Mahakam Samarinda

TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

DISUSUN OLEH:

LIANTO NIM: 1911102443020

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2023

(2)

ii

Analysis of Project Scheduling Using CPM and PERT Methods in the Construction of Flats STIKES Mutiara Mahakam Samarinda

TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Disusun Oleh:

Lianto

NIM: 1911102443020

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2023

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

Lianto1 Fitriyati Agustina2

1Mahasiswa Program Studi SI Teknik Sipil

2 Dosen Program Studi SI Teknik Sipil Email liantoanto33@gmail.com

INTISARI

Adanya Rusunawa mahasiswa yang dibangun di setiap kampus selain sebagai fasilitas tempat tinggal yang layak dan dekat dengan lingkungan kampus, bagi mahasiswa tahun pertama, juga bisa menjadi wahana pembelajaran bagi mahasiwa tinggal di hunian vertikal. Dengan tinggal di Rusunawa, mahasiswa secara tuntas dapat menyelesaikan masa transisi perkembangan hidup dan mengenal sosio- budaya perguruan tinggi dan masyarakat kampus. Perencanaan aktivitas-aktivitas proyek merupakan tangung jawab menejemen untuk mengelola seoptimal mungkin segala sumber daya yang tersedia. Penjadwalan proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara aktivitas, serta menunjjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk setiap aktivitas. CPM (Critical Path Method) dan program Evalution and Review Technique (PERT).

Dalam penelitian ini dilakukan survey, pembukaan dokumen serta wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan seperti durasi dan urutan kegiatan pelaksanaan proyek serta perkiraan estimasi waktu. Analisis data untuk metode CPM adalah dengan menganalisis kegiatan mana saja yang termasuk kedalam jalur lintasan kritis agar didapatkan durasi optimal untuk metode tersebut, sementara itu untuk metode PERT dengan menggunakan 3 estimasi waktu yaitu waktu optimis (a), waktu pesimis (b), dan waktu paling memungkinkan (m). Dalam penelitian ini durasi proyek sebesar 26 minggu. Setelah dilakukan analisis perhitungan didapatkan durasi pelaksanaan kegiatan proyek dengan metode CPM sebesar 20 minggu dan PERT sebesar 20,4 minggu.

Kata Kunci: Durasi, CPM, PERT

(7)

vii

Lianto1 Fitriyati Agustina2

1Mahasiswa Program Studi SI Teknik Sipil

2 Dosen Program Studi SI Teknik Sipil Email liantoanto33@gmail.com

ABSTRACT

The existence of student flats built on each campus apart from being a decent living facility and close to the campus environment, for first-year students, can also be a vehicle for learning for students living in vertical housing. By living in Rusunawa, students can completely complete the transition period of life development and get to know the socio-culture of higher education institutions and campus communities. Planning project activities is a management responsibility to optimally manage all available resources. Project scheduling helps show the relationship of each activity to other activities and to the entire project, identify the relationships that should take precedence between activities, and show realistic cost and time estimates for each activity. CPM (Critical Path Method) and the Evaluation and Review Technique (PERT) program.

In this study, surveys, document opening and interviews were conducted to obtain the required data such as the duration and sequence of project implementation activities as well as the estimated time estimates. Data analysis for the CPM method is to analyze which activities are included in the critical trajectory in order to obtain the optimal duration for the method, meanwhile for the PERT method using 3time estimates, namely optimistic time (a), pessimistic time (b), and time most likely (m). In this study the project duration was 26 weeks. After analyzing the calculation, it was found that the duration of the project activity implementation of the CPM was 20 weeks and PERT method was 20,4 weeks.

Keywords: Duration, CPM, PERT

(8)

viii

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan umatnya hingga akhir zaman, aamiin.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat menempuh ujian akhir dalam mencapai gelar Sarjana Teknik, pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih tanpa dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini saya sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Bambang Setiaji M. Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

2. Bapak Prof. Ir. Sartijo, S.T., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Kalimantan Timur.

3. Dr. Eng. Rusandi Noor., S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Kalimantan Timur.

4. Ibu Fitriyati Agustina, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi, bimbingan dan nasehat selama penulisan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran Dosen Program Studi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur yang telah banyak memberikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.

6. Kepada kedua orang tua saya, Bapak Idris dan Ibu Jahriyah serta kakak dan adik saya, saya berterimakasih atas seluruh doa dan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.

7. Seluruh rekan-rekan khususnya mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur yang telah banyak memberikan support kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari yang telah membantu secara

(9)

ix

Penulis beharapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh Allah SWT.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini. oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan pembuatan skripsi yang akan datang. Semoga laporan yang di buat oleh penulis dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis.

Samarinda, 4 Juli 2023

Penulis

Lianto

(10)

xii

DAFTAR ISI

Cover ... ii

Surat Pernyataan Keaslian... iii

Lembar Persetujuan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Abstrak ... vii

Abstact... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Luaran ... 5

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahuu ... 6

2.2 Dasar Teori ... 7

2.2.1 Proyek ... 8

2.2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek ... 8

2.2.1.2 Tujuan Manajemen Proyek ... 10

2.2.1.3 Tahapan Manajemen Proyek ... 10

2.2.1.4 Jenis-jenis Proyek ... 10

2.2.1.5 Ciri-ciri Proyek... 11

2.2.1.6 Tahapan Siklus Proyek ... 12

2.2.2 Penjadwalan Proyek ... 12

2.2.3 Metode Penjadwalan Proyek ... 13

2.2.3.1 Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal ... 10

2.2.3.2 Pengendalian Jadwal ... 11

(11)

xii

2.2.3.3 Metode Penjadwalan Network Planing ... 14

1. Metode CPM (Citical Path Method) ... 15

a. Pengertian CPM ... 15

b. Jaringan Kerja ... 16

c. Durasi Kegiatan Waktu ... 17

d. Jalur Kritis ... 17

e. Jadwal Aktivitas ... 19

2. Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) ... 20

a. Pengertian PERT ... 20

b. Komponen Jaringan PERT ... 21

c. Langkah-langkah Metode PERT ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 24

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.2.1 Pengumpulan data Primer ... 24

3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder ... 24

3.3 Tahap Penelitian ... 25

3.3.1 Wawancara ... 25

3.3.2 Kajian Literatur ... 25

3.3.3 Pengambilan Data ... 25

3.3.4 Analisa Data ... 25

3.4 Flowchart atau Bagan Aliran Penelitian ... 26

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data ... 28

4.2 Work Break Down Structure (WBS) ... 28

4.3 Durasi Aktivitas ... 29

4.4 Data Biaya Aktivitas ... 30

4.5 Pengolaham Data ... 31

4.6 Metode CPM ... 31

4.7 Metode PERT ... 36

4.8 Analisa Data Hasil... 40

4.9 Biaya Percepatan Pada Jalur Kritis CPM ... 41

(12)

xii

4.10 Pembahasan ... 44 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 51 5.2 Saran ... 51

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Work Break Down Structure ... 28

Tabel 4.2 Durasi Setiap Kegiatan ... 29

Tabel 4.3 Anggaran Biaya Setiap Proses ... 30

Tabel 4.4 Data Urutan Kegiatan ... 31

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ES-EF dan LS-LF ... 33

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan FF-IF-TF ... 34

Tabel 4.7 Hasil Analisa Jalur Kritis CPM ... 34

Tabel 4.8 Langkah Awal Metode PERT ... 36

Tabel 4.9 Nilai Te ... 37

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan PERT ... 37

Tabel 4.11 Nilai Standar Deviasi dan Varians Metode PERT ... 39

Table 4.12 Anggaran Biaya Normal Pada Titik Kritis ... 42

Table 4.13 Aspek Untuk Mempercepat Pekerjaan ... 46

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kegiatan A pendahuluan Kegiatan B & kegiatan B pendahuluan

Kegiatan C ... 14

Gambar 2.2 kegiatan A dan B merupakan pendahuluan kegiatan C ... 15

Gambar 2.3 Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D ... 15

Gambar 2.4 Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D ... 16

Gambar 2.5 Kegiatan A, B, dan C Mulai dan Selesai Pada Kejadian Yang Sama ... 17

Gambar 2.6 Gambaran Aktivitas Proyek ... 17

Gambar 3.1 Detail Lokasi ... 22

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian ... 25

Gambar 4.1 Schedule ... 29

Gambar 4.2 Jaringan Kerja ... 32

Gambar 4.3 Hitungan Maju dan Mundur Metode CPM ... 33

Gambar 4.4 Diagram Network Dengan Menggunakan Metode CPM ... 35

Gambar 4.5 Perhitungan Maju dan Mundur Metode PERT ... 38

Gambar 4.6 Jalur Kritis Metode PERT ... 39

Gambar 4.7 Grafik Metode Terhadap Durasi... 40

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring pertumbuhan populasi kota, permintaan akan rumah juga meningkat.

Hal ini disebabkan banyak orang dari daerah sekitarnya yang merantau ke kota untuk mendapatkan pekerjaan dan belajar di kota-kota besar, dan Samarkand merupakan salah satu kota terpadat di negara tersebut. Oleh karena itu, pembangunan rumah susun sangat penting untuk memenuhi permintaan ini, terutama di kota seperti Samarkand, yang memiliki universitas yang sangat maju dan industri yang sangat maju. Banyaknya pendatang, pelajar, dan pekerja dari luar kota meningkatkan kebutuhan akan tempat tinggal, menjadikan Samarkand salah satu tempat tinggal terbaik bagi pelajar dan mahasiswa. Selain dekat dengan kampus, juga membantu menghemat biaya transportasi. Oleh karena itu, Kementerian menciptakan “Program Seribu Menara”.

Program ini termasuk kebijakan strategis yang dinilai cocok karena melihat pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat tinggi setiap tahunnya. Menurut para ahli demografi, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 2,5 persen per tahun, sehingga pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia akan menjadi dua kali lipat dari sekarang. Oleh karena itu, perencanaan jangka panjang sangat diperlukan guna mengantisipasi kebutuhan perumahan atau perumahan penduduk di masa yang akan datang.

Salah satu isu paling kritis dalam setiap proyek adalah isu perencanaan dan pengendalian kegiatan proyek. Dalam hal ini, perencanaan dan pengendalian kegiatan proyek merupakan isu penting dalam setiap proyek. Oleh karena itu, diperlukan rencana untuk memandu pelaksanaan proyek untuk memastikan bahwa proyek dilaksanakan dalam waktu sebaik mungkin dan dengan cara sebaik mungkin sesuai dengan tujuan proyek. Selain sebagai sarana hunian yang layak dan dekat dengan kampus, keberadaan rumah susun mahasiswa di setiap kampus juga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa tahun pertama di hunian vertikal.

Tinggal di Rusunawa memungkinkan mahasiswa untuk sepenuhnya menyelesaikan masa transisi perkembangan kehidupan mereka dan mengenal suasana sosial budaya perguruan tinggi dan komunitas kampus.

(16)

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dibutuhkan perencanaan dan perancangan sarana hunian bagi mahasiswa berupa Rusunawa sebagai fasilitas mahasiswa tersebut, untuk meningkatkan kualitas sarana pembelajaran mahasiswa yang ada sebagai salah satu usaha pengoptimalan potensi intelektual, sosial, emosional, dan spiritual mahasiswa tersebut. Sehingga mahasiswa mampu secara tuntas mengenal dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya termasuk di lingkungan Rusunawa tersebut.

Oleh karena itu, menurut saya, pengadaan fasilitas STIKES oleh pemerintah daerah untuk digunakan sebagai sarana penunjang asrama mahasiswa, merupakan persoalan krusial yang perlu dibenahi oleh pemerintah daerah maupun perguruan tinggi, khususnya untuk kota-kota besar. Dan sejalan dengan kebijakan Pemerintah, lebih tepatnya kebijakan pembangunan Rusunawa Kementerian Perumahan Rakyat, setiap daerah berlomba-lomba membangun rumah susun mahasiswa di setiap perguruan tinggi.

Pembangunan rumah susun STIKES Mutiara mahakam samarinda sangat menguntungkan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa luar kota. Selain biaya sewa yang murah, rusun tersebut terletak berdampingan dengan kampus sehingga mahasiswa tidak perlu membebani diri dengan biaya transportasi.

Merupakan tanggung jawab manajemen untuk merencanakan kegiatan proyek sehingga semua sumber daya dapat dikelola secara efektif. Kami memahami bahwa sumber daya yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan proyek terbatas. Oleh karena itu, perencanaan yang hati-hati dan terencana sangat penting untuk penggunaan sumber daya yang terbatas ini secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, perencanaan yang lebih baik dan terencana sangat berperan penting dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek agar tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Ada beberapa metode untuk mengatasi kesulitan perencanaan. Metode ini termasuk metode perencanaan jaringan.

Perencanaan jaringan menggambarkan keterkaitan antara setiap kegiatan sehingga rencana tersebut dapat disusun dengan cara yang ,ebih terperinci dan berurutan untuk mencapai tujuan, yaitu menjadi efisien waktu dalam pelaksanaan proyek dan efektivitas biaya. Terdapat dua metode dasar yang dapat digunakan dalam network planning yaitu lintas kritis/Critical Path Method (CPM) dan teknik

(17)

menilai dan meninjau kembali program/program Evalution and Review Technique (PERT).

Penjadwalan proyek membantu mengilustrasikan hubungan antara setiap kegiatan dan proyek secara keseluruhan, mengidentifikasi hubungan yang harus diprioritaskan antara kegiatan, dan memberikan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk setiap kegiatan.

Critical Path Method (CPM) dan Evaluation and Review Technology (PERT) adalah dua pendekatan penjadwalan proyek dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Tujuan dari setiap pendekatan adalah sama. Perbedaan utama antara CPM dan PERT adalah bahwa CPM hanya membutuhkan satu faktor waktu untuk setiap aktivitas, sedangkan PERT membutuhkan tiga faktor waktu. Perbedaan utama antara kedua metode tersebut adalah CPM mengasumsikan bahwa waktu aktivitas dapat diketahui dengan pasti, sedangkan PERT menggunakan nilai estimasi dan standar deviasi untuk setiap aktivitas untuk menghitung estimasi waktu.

Salah satu manfaat CPM (Adedeji, Bello, 2014) adalah dapat digunakan untuk merumuskan, menjadwalkan, dan mengelola berbagai kegiatan di semua pekerjaan konstruksi karena menyediakan jadwal yang dibangun secara empiris.Berdasarkan uraian-uraian diatas sudah sangat jelas bahwa sebuah proyek membutuhkan sebuah penjadwalan agar berjalan sesuai dengan keinginan.

Sehingga, penulis melakukan studi terhadap proses penjadalan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Stikes Mutiara Mahakam Menggunakan Metode netwok planning CPM dan PERT Di kota Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian mengenai Analisis Penjadwalan Pembangunan Rumah susun Stikes Mutiara Mahakam Menggunakan Metode netwok planning CPM dan PERT Di kota Samarinda. Oleh karena itu, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penjadwalan pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda dengan metode CPM dan PERT?

2. Berapa total biaya proyek pembangunan rumah susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda dengan metode PERT?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(18)

1. Untuk menganalisa penjadwalan pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda dengan metode CPM dan PERT

2. Untuk menganalisa total biaya proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda dengan metode PERT.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat penelitian bagi para pembaca:

a. Menambah pengetahuan tentang penerapan ilmu Teknik sipil, b. Sebagai refrensi terhadap penelitian yang sejenis dan

c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut 2. Manfaat penelitian bagi bangunan kontraktor proyek:

a. Menambahkan pengetahuan mengenai evaluasi waktu dan biaya pada proyek dan

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan maupun realisasi waktu dan biaya pada pelaksanaan proyek.

3. Manfaat penelitian bagi penulis:

a. Dapat menambah pemahaman tentang evaluasi pelaksanaan proyek dengan metode CPM dan PERT.

b. Menambah pengetahuan mengenai evaluasi kinerja, waktu dan biaya terhadap keuntungan bagi pemegang proyek.

1.5 Batasan penelitian

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan isi dari laporan Tugas Akhir ini, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun hal yang membatasi penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Penelitian ini merupakan studi kasus pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda.

2. Pengambilan data dilakukan pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda.

3. Data yang diolah dari CV Ar-Rahman Persada dan CV Geosylva Lestari pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda.

4. Penelitian ini hanya menganalisis dalam hal pengendalian waktu pada proyek pembangunan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda.

(19)

5. Analisis proyek menggunakan metode CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Teachniquue).

1.6 Luaran

Luaran dari proposal ini antara lai:

1. Laporan Tugas Akhir 2. Artikel Ilmiah

(20)

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Oleh CV.X, Anenda (2022) telah melakukan analisis perencanaan jaringan proyek pembangunan jalan dengan menggunakan PERT (Program Evaluation Review Technique), Critical path method (CPM), dan metode Crassing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian yang akurat, disertai dengan biaya, untuk mengurangi biaya. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

PERT - CPM - aktivitas pada jalur kritis dengan durasi optimal 115 hari.

Dimana durasi melebihi batas periode kontrak, crash diperlukan. Metode crashing berusaha untuk mengurangi durasi proyek dan untuk mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan. Angeline et al. (2018) Membandingkan durasi proyek dengan metode CPM dan metode PERT, diamati bahwa perencanaan dan pengendalian proyek memainkan peran penting dalam pelaksanaan proyek yang sukses dan efisien.

Kegagalan proyek dapat disebabkan oleh kurangnya perencanaan dan kurangnya kontrol yang menyebabkan keterlambatan. Adapun dalam pelaksanaan proyek diperlukan perencanaan proyek yang optimal dengan menggunakan metode CPM dan juga metode PERT.

Metode CPM membutuhkan waktu 101 hari untuk menyelesaikan sebuah proyek. Metode PERT membutuhkan waktu 102 hari. Metode CPM membutuhkan waktu 34% lebih lama untuk menyelesaikan proyek daripada PERT.

Ada dua metode untuk penjadwalan proyek. Yang pertama dikenal sebagai CPM dan yang kedua dikenal sebagai PERT. CPM adalah singkatan dari metode manajemen proyek dan yang kedua adalah singkatan dari evaluasi program dan teknologi tinjauan.

Menurut Masinambow, penjadwalan proyek dengan metode PERT menunjukkan hubungan antara setiap kegiatan, mengidentifikasi kegiatan mana yang harus didahulukan dari yang lain, dan memberikan perkiraan waktu yang realistis dari setiap kegiatan. PERT menghitung waktu yang diharapkan untuk setiap kegiatan menggunakan tiga perkiraan waktu. Waktu tercepat adalah waktu tercepat. Waktu terlama adalah waktu terlama. Waktu yang paling mungkin adalah

(21)

waktu terpendek.

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi jumlah kegiatan yang menunda-nunda perhitungan ekspektasi waktu dengan metode PERT menghasilkan durasi proyek selama 245 hari untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan, dengan tingkat keberhasilan 99,9%.

Rencana proyek awal membutuhkan waktu 270 hari untuk persiapan, dan perhitungan dengan metode PERT memakan waktu 25 hari lebih cepat dari rencana penjadwalan proyek.

Muhammad ( 2019) Mengontrol Waktu Proyek Antara Jadwal Implementasi Yang Sebenarnya Dan Jadwal Dengan Menggunakan Network Planning Untuk Proses Implementasi Suatu Proyek Membutuhkan Pengawasan Atau Pengendalian Pada Suatu Sektor Untuk Memastikan Terjaganya Standar. Waktu adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pelaksanaan proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterlambatan proyek dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga, bandingkan jadwal pelaksanaan kontraktor dengan jadwal menggunakan perencanaan Jaringan. Hasil dari penggunaan Network planning dengan metode CPM adalah umur proyek meningkat menjadi 153 hari, lebih cepat dari 180 hari untuk kontrak pekerjaan dan 27 hari untuk umur proyek.

Lokajaya(2019) perencanaan waktu proyek menggunakan metode CPM (waktu rencana pelaksanaan proyek) dan PERT (perencanaan waktu pelaksanaan proyek). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: Mencapai waktu jadwal pelaksanaan proyek, Mengoptimalkan durasi pelaksanaan proyek, Dapatkan total biaya pelaksanaan proyek Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan metode CPM dan metode PERT, diketahui bahwa waktu penyelesaian proyek adalah 252 hari. Selisih ini 23 hari dibandingkan dengan waktu yang direncanakan yaitu 275 hari.

Total biaya waktu implementasi pada 275 hari adalah Rs. 24.972.450.794.11, sedangkan total biaya pada 252 hari adalah Rs. Rp. 24.998.294.11, terutama karena percepatan biaya upah dan pengurangan gaji karyawan dan upah operasional.

2.2 Dasar Teori

Landasan teori adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk membangun atau menjelaskan suatu fenomena atau peristiwa tententu. Landasan

(22)

teori adalah dasar yang diperlukan untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

2.2.1 Manajemen Proyek

2.2.1.1 Pengertian Manejemen Proyek

Manajemen proyek adalah ilmu dan praktik pengelolaan dan koordinasi sumber daya (manusia dan fisik) dengan menggunakan teknik manajemen modern untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (lingkup, kualitas, jadwal dan biaya) dan untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan. ( PMI, Suharto 1999).

Schwalbe, 2004, mendefinisikan manajemen proyek sebagai “Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk kegiatan proyek sesuai dengan kebutuhan proyek. Menurut Hughes dan Mike (2002), manajemen proyek adalah “suatu cara untuk mengatasi masalah yang harus dihadirkan pengguna, kebutuhan mereka harus diidentifikasi dengan jelas, dan komunikasi yang baik harus dipertahankan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna.” Peran manajemen proyek dalam struktur organisasi tradisional ditandai dengan tingginya tingkat birokrasi dan kurangnya ketangkasan dalam menanggapi lingkungan yang berubah.

Seperti yang Anda lihat dari atas, manajemen proyek mengacu pada koordinasi sumber daya (sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya teknis, pengetahuan dan pengalaman) untuk mencapai tujuan proyek.

Proyek adalah rangkaian kegiatan yang hanya berlangsung satu kali dan pelaksanaannya dari awal hingga akhir dibatasi oleh kerangka waktu tertentu.

Tampubolon, 2004, mendefinisikan proyek sebagai berikut:

Munawaroh, 2003, mendefinisikan proyek merupakan suatu kegiatan yang merupakan bagian dari program kerja organisasi yang bersifat sementara dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi, baik melalui penggunaan sumber daya manusia maupun sumber daya selain sumber daya manusia. Proyek adalah kegiatan dengan batas waktu.

Sebuah proyek, seperti yang didefinisikan oleh Subagya, (2000), memiliki ciri-ciri unik sebagai berikut:

1. Waktu mulai dan akhir yang dijadwalkan.

(23)

2. Merupakan unit kerja tersendiri.

3. Dalam kebanyakan kasus beban kerjanya tinggi dan keterkaitannya rumit.

Proyek adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan sumber daya untuk tujuan memperoleh manfaat. Misalnya, proyek dapat berupa pembangunan pabrik, jalan atau kereta api, sistem irigasi, bendungan, sekolah atau rumah sakit, perluasan atau peningkatan program yang ada, dll. Sebaliknya, sebuah proyek memiliki serangkaian tugas yang cukup kompleks sehingga diperlukan koordinasi dan kontrol dalam kaitannya dengan waktu, prioritas, biaya, kinerja, dll. Misalnya, proyek dengan serangkaian tugas seperti:

Kontrol waktu, pengendalian biaya, kontrol kinerja.

Menurut Malik (2010) Sebuah proyek adalah serangkaian kegiatan yang mengubah kumpulan sumber daya menjadi satu produk/layanan bernilai tambah yang dapat diukur dalam sistem siklus tunggal, dengan kesepakatan waktu, biaya, dan batasan kualitas. Sebuah proyek membatasi pemanfaatan sumber daya (biaya, waktu, energi), sehingga manajer proyek harus mampu.

Proyek, menurut beberapa ahli tersebut di atas, adalah rangkaian kegiatan yang direncanakan dari awal sampai akhir dengan memperkirakan waktu, anggaran, dan batasan kualitas untuk menghasilkan produk/jasa yang bernilai tambah. Proyek adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa definisi umum dari proyek meliputi: Proyek adalah serangkaian tugas yang harus dirancang dan dilaksanakan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya dan peralatan yang terbatas. Umumnya, proyek melibatkan banyak pihak yang kegiatannya saling terkait dan sponsor utama proyek biasanya berkaitan dengan implementasi sumber daya yang efisien dan tepat waktu

2.2.1.2 Tujuan Manajemen Proyek

Tujuan manajemen proyek menurut Soeharto (1999) Untuk dapat melaksanakan setiap proyek secara efisien dan efektif untuk memberikan tingkat layanan tertinggi kepada semua klien.

Secara lebih rinci Handoko (1999) menjelaskan tujuan manajemen proyek adalah:

1. Tepat waktu (on time): dalam waktu atau jadwal yang merupakan salah satu

(24)

tujuan utama proyek. Keterlambatan akan menimbulkan kerugian, seperti kenaikan biaya dan hilangnya kesempatan produk untuk mencapai pasar.

2. Sesuai anggaran (on budget): biaya yang harus dibayar dalam anggaran yang ditentukan.

3. Titik yang tepat (on specification) Titik yang tepat (on specification): di mana proyek harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya.

2.2.1.3 Tahapan Manajemen Proyek

Manajemen proyek dilakukan dalam tiga fase (Prasetya dan Fitri, 2009), yaitu:

1. Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan, ruang lingkup proyek dan struktur tim.

2. Perencanaan tahap ini menghubungkan sumber daya (orang, uang, dan material) ke proyek tertentu, dan menghubungkan setiap proyek dengan proyek lainnya.

3. Kontrol dalam Fase ini melibatkan pengelolaan sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran.

2.2.1.4 Jenis-jenis Proyek

Proyek dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis di antaranya yaitu (Malik, 2010).

1. Proyek Rekayasa Konstruksi meliputi perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemeliharaan, renovasi, rehabilitasi dan pemugaran bangunan dan struktur fisik lainnya, termasuk kelengkapan dan peralatannya.

2. Proyek Pengadaan Barang, yang meliputi perolehan barang atau peralatan bergerak atau tidak bergerak dengan jenis dan uraian sebagai berikut: Bahan baku, Barang setengah jadi Barang jadi Tanah dan peralatan, termasuk perlengkapannya.

3. Proyek-proyek teknologi informasi, termasuk pengadaan dan pemasangan peralatan dan jaringan infrastruktur informasi dan telekomunikasi, termasuk audio, video, dan cetak siber.

4. Proyek sumber daya alam dan energi, termasuk eksploitasi, pemanfaatan, pengadaan, pengelolaan, eksploitasi, dan distribusi sumber daya alam.

5. Proyek penelitian dan pengembangan (research and development), seperti kegiatan studi di bidang Ilmu Pengetahuan, Ilmu Sosial, Ekonomi, Budaya,

(25)

Kebijakan, Administrasi, Lingkungan, dan Ilmu Sosial Lainnya.

2.2.1.5 Ciri-ciri Proyek

Ciri-ciri proyek menurut Dannyanti (2010) antara lain:

1. Memiliki visi yang jelas tentang seperti apa produk akhir nantinya.

2. Karena siklus proyek sangat singkat, itu bersifat sementara.

3. Ruang lingkup proyek dibatasi selama tahap implementasi karena kendala waktu dan anggaran, serta kualitas.

4. Kegiatan ini berulang.

5. Katakanlah jika ingin mengubah jenis sumber daya yang kita gunakan.

Nagaraja (2007) menyebutkan ciri-ciri proyek meliputi:

1. Objectives 2. Life cycle

3. Definite time limit 4. Uniqueness 5. Team work 6. Complexity 7. Sub-contracting 8. Risk and uncertainty 9. Customer specific nature 10. Change

11. Response to environments 12. Forecasting

2.2.1.6 Tahapan Siklus Proyek

Menurut Gray, (2007) tahapan proyek disusun sebagai berikut:

1. Tahap Identifikasi

Mengidentifikasi proyek-proyek potensial untuk dipertimbangkan untuk implementasi.

2. Tahap Formulasi

Salah satu cara untuk memulainya adalah dengan melakukan studi pra- keuangan untuk menentukan ruang lingkup implementasi kandidat proyek berdasarkan faktor teknis,kelembagaan dan sosial dan eksternal.

(26)

3. Tahap Analisis

Ini melibatkan pelaksanaan audit atau tinjauan laporan studi kelayakan saat ini untuk memilih alternatif proyek yang paling sesuai. .

4. Tahap Implementasi

Implementasi proyek juga dikenal sebagai fase implementasi.

5. Tahap Operasi

Pada tahap ini kita perlu memikirkan bagaimana kita akan melaporkan kinerjanya.

6. Tahap Evaluasi Hasil

Laporan pelaksanaan proyek dari tahapan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk tahapan evaluasi.

2.2.2 Penjadwalan Proyek

Sebuah proyek melibatkan penjadwalan adalah proses mencari tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas untuk mendapatkan hasil terbaik dengan tetap memperhatikan keterbatasan yang ada. Secara umum, penjadwalan proyek mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Menetapkan batas waktu mulai dan berakhirnya setiap unit kerja atau kegiatan.

2. Membantu memantau perkembangan pekerjaan.

3. Jangan menghabiskan terlalu banyak uang, berharap kita akan menyelesaikan pekerjaan sebelum tanggal jatuh tempo.

4. Ini adalah elemen kunci dalam manajemen proyek.

Penjadwalan melibatkan pemikiran mendalam tentang masalah yang berbeda, menguji solusi logis dan membangun berbagai jenis tugas yang menciptakan keseluruhan aktivitas, serta menulis berbagai aktivitas dalam kerangka kerja yang terstruktur dengan baik dan deret waktu yang sesuai. Penjadwalan melibatkan pengurutan dan penjadwalan waktu untuk semua tindakan atau pekerjaan yang dilakukan. Pada titik ini, ditentukan berapa lama setiap tindakan akan dilakukan dan berapa biayanya.

Pada kenyataannya, terdapat ketidakpastian dalam proses penjadwalan mulai dari tahap perencanaan hingga tahap estimasi. Hal ini sesuai dengan sifat proyek konstruksi: ada tingkat risiko yang tinggi terkait dengan setiap perubahan yang terjadi, apakah itu perubahan kebijakan, perubahan kondisi cuaca, perubahan

(27)

permintaan tenaga kerja, kegagalan konstruksi, ketergantungan pada pihak ketiga, dll. Untuk memprediksi durasi penjadwalan, pendekatan penjadwalan dibuat dengan memperhitungkan ketidakpastian ini.

Ada dua cara untuk menjadwalkan dengan ketidakpastian:

1. Kami mengabaikan ketidakpastian durasi dan menggunakan penjadwalan dengan durasi yang diharapkan (durasi yang paling mungkin). Kelemahan dari penjadwalan dengan durasi optimis adalah durasi tunggal akan menyebabkan jadwal yang kaku (jadwal yang tidak fleksibel). Pemantauan dan pembaruan yang terus menerus dan ketat.

2. Saya memasuki situasi dengan tujuan agar tidak terlalu cepat dari jadwal.

2.2.3 Metode Penjadwalan Proyek

Ada beberapa jenis metode penjadwalan proyek setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing metode ini didasarkan pada kebutuhan dan hasil proyek dalam hal kinerja biaya proyek sehingga memperhitungkan keseluruhan proyek.

Karena variabel-variabel ini juga mempengaruhi aliran proyek, aliran proyek juga dipantau termasuk kualitas ketersediaan perlatan keselamatan kerja, persyaratan material, peserta proyek dll penilaian dan tindakan korekti diterapkan jika terjadi penyimpangan dari rencana awal.

2.2.3.1 Tujuan Dan Manfaat Perencanaan Jadwal Tujuan dari perencanaan penjadwalan proyek adalah:

1. Formulasi masalah proyek lebih mudah.

2. Menentukan metode mana yang sesuai.

3. Melaksanakan rencana secara efektif.

4. Mendapatkan hasil yang lebih optimal

Keuntungan dari perencanaan jadwal proyek sebagai berikut:

1. Ketahui bagaimana kedua aktivitas ini berhubungan satu sama lain.

2. Ketahui apa yang perlu anda lakukan (pekerjaan kritis).

3. Mengetahui kapan harus berhenti dan kapan harus melanjutkannya.

2.2.3.2 Pengendalian jadwal

Integral costing adalah proses perencanaan dan penjadwalan serta penyusunan jadwal pengendalian untuk melaksanakan rencana, yang dimulai pada

(28)

tahap desain dan dialokasikan pada tahap pengadaan kemudian dilaksanakan sebagai pengendalian pada tahap pembelian.

Tinjauan diperlukan setiap kali laporan dibuat dan setiap bulan sebagai berikut:

1. Tanggal akhir terlebih dahulu ditetapkan.

2. Tanggap penutupan ditentukan oleh pasar.

3. Garis waktu yang ditentukan klien.

4. Pemanfaatan jaringan bergantung pada ketergantungan pekerjaan dan ketergantungan sumber daya.

5. Persyaratan khusus uji tuntas.

6. Menggunakan kualitas biaya besar

7. Untuk mendapatkan jadwal gunakan kuantitas produktivitas.

2.2.3.3 Metode Penjadwalan Network Planing

Perencanaan jaringan adalah pendekatan untuk mengelola sejumlah besar operasi yang memiliki ketergantungan yang rumit ini sedikit lebih sulit karena operasi kritis jelas dan terlihat. Dari data perencanaan jaringan pemantauan dan tindakan perbaikan dapat dilakukan misalnya dengan memperbarui jadwal.

Metode jalur kritis (CPM) dan metode evaluasi dan peninjauan kinerja (PERT) (PERT) pertama kali dikembangkan pada awal 1950-an untuk memfasilitasi penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek besar dan kompleks. Baik metode CPM maupun metode PERT mengikuti lima langkah mendasar:

1. Identifikasi apa yang perlu dilakukan dan kembangkan rencana kerja yang koprehensif (WBS).

2. Menjalin keterkaitan, memprioritaskan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan apa yang harus diikuti.

3. Jaringan yang menghubungkan semua kegiatan.

4. Tentukan jalur kritis, juga dikenal sebagai jalur kritis waktu, melalui jarigan.

5. Perencanaan berbasis jaringan,penjadwalan dan pengendalian keseluruhan pekerjaan.

Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan secara terperinci mengenai metode CPM dan PERT sebagai berikut:

(29)

1. Metode CPM (critical Path Method) a. Pengertian CPM

Dari semua sistem yang menggunakan prinsip pembentukan jaringan, metode jalur kritis adalah yang paling populer (Levin dan Kirkpatrick, 1972).

Metode jalur kritis adalah metode perencanaan dan pemantauan proyek.

Metode jalur kritis dapat digunakan dalam industri atau proyek konstruksi selama durasi pekerjaan diketahui dan tidak terlalu bervariasi.

CPM, di sisi lain, didasarkan pada Siswanto, 2007, yang mendefinisikan CPM sebagai “model manajemen proyek yang menekankan pada biaya sebagai pokok analisis”. CPM, pada gilirannya, adalah analisis jaringan yang bertujuan untuk mengurangi biaya proyek secara keseluruhan dengan mengurangi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Metode CPM dapat digunakan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahapan proyek.

b. Jaringan Kerja

Jaringan kerja, di sisi lain, adalah kumpulan kegiatan untuk menyelesaikan tugas. Hal itu didasarkan pada keteraturan dan saling ketergantungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya. Misalnya, tugas tidak dapat dimulai hingga aktivitas sebelumnya selesai. Simbol berikut digunakan untuk menggambarkan jaringan kerja menurut Hayun, (2005):

1. (Panah / busur) menunjukkan proyek apa yang perlu dilakukan. Ini didefinisikan sebagai aktivitas yang perlu dilakukan untuk jangka waktu tertentu. Tidak ada batasan waktu, anak panah hanya menunjuk awal dan akhir kegiatan.

2. (Lingkaran kecil/simpul/node) menyatakan suatu kejadian atau peristiwa.

3. (Panah putus-putus) menunjukkan aktivitas dummy. Aktivitas ini tidak memiliki waktu karena tidak menghabiskan sumber daya (hanya membatasi awal aktivitas). Perbedaan antara aktivitas dummy dan aktivitas biasa adalah bahwa aktivitas dummy tidak menghabiskan waktu dan sumber daya. Oleh karena itu, waktu dan biaya aktivitas adalah nol.

4. Aktivitas di jalur kritis (panah tebal).

Simbol-simbol tersebut digunakan dengan mengikuti aturan-aturan

(30)

sebagai berikut (Hayun, 2005):

1. Hanya satu anak panah yang dapat ditarik diantara dua kejadian yang identik.

2. Nama aktivitas dapat ditulis sebagai huruf atau nomor acara.

3. Pindah dari acara volume rendah ke volume tinggi.

4. Hanya ada acara awal dan acara terminal di diagram.

Langkah-langkah dalam menyusun jaringan kerja CPM menurut Soeharto (1999) yaitu:

1. Tinjau dan tentukan ruang lingkup proyek menjadi kegiatan atau subproyek yang merupakan bagian proyek.

2. Pada poin 1, atur ulang komponen menjadi referensi dalam urutan logika dependensi yang tepat.

3. Perkirakan kerangka waktu untuk setiap kegaiatan berdasarkan perincian ruang lingkup proyek.

4. Tentukan jalur kritis dan apungkan di atas jaringan.

c. Durasi Kegitan Waktu

Dalam metode jaringan, durasi aktivitas adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dari awal hingga akhir.

Durasi biasanya diukur dalam jam, hari, atau minggu. Metode CPM menghitung durasi suatu kegiatan dengan menggunakan perkiraan durasi tunggal untuk memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Metode ini digunakan ketika durasi diketahui akurat dan tidak banyak berubah. Rumus untuk menghitung durasi aktivitas adalah sebagai berikut:

𝐷= 𝑉

𝑃𝑟.𝑁...(2.1) Keterangan:

D = durasi kegiatan V = volume kegiatan Pr = produktivitas kerja rata-rata

N = jumlah tenaga kerja dan peralatan d. Jalur Kritis

Render dan Jay (2006), jalur kritis didefinisikan sebagai rangkaian

(31)

aktivitas yang tidak dapat ditunda dan bagaimana keterkaitannya satu sama laim yang semakin banyak jalur kritis yang dimiliki maka semakin banyak pula aktivitas penting yang perlu dilacak. Total kumulatif waktu yang dihabiskan di jalur kritis adalah apa yang digunakan untuk memperkirakan waktu penyelesaian waktu proyek.

Logika katergantungan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai dan kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan B selesai, hubungan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kegiatan A pendahuluan Kegiatan B & kegiatan B pendahuluan Kegiatan C (Sumber: Rander & Jay, 2006)

2. Kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, hubungan kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 kegiatan A dan B merupakan pendahuluan kegiatan C Sumber: Rander & Jay, 2006

3. Jika kegiatan A dan B harus dimulai sebelum kegiatan C dan D, hubungan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D Sumber: Render & Jay, 2006

A B C

(32)

4. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, hubungan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D Sumber: Render & Jay, 2006

Fungsi dummy ( ) di atas adalah untuk memindahkan seketika itu juga (sesuai dengan arah panah) keterangan tentang selesainya kegiatan B.

5. Jika kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama, maka hubungan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Kegiatan A, B, dan C Mulai dan Selesai Pada Kejadian Yang Sama

Sumber: Render dan Jay, 2006.

e. Jadwal Aktifitas

Untuk mengetahui jalur kritis yang harus dilakukan adalah menghitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan, adalah sebagai berikut:

1. Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.

(33)

2. Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai.

3. Mulai terakhir (lates start – LS), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.

4. Selesai terakhir (lates finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.

Jadwal aktivitas dalam suatu proyek dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Gambaran Aktivitas Proyek(Sumber: Render dan Jay) Keterangan:

A = Nama Aktivitas

D = Durasi Waktu Suatu Aktivitas ES = Earlist Start (Mulai Terdahulu)

LS = Lates Start (Mulai Terakhir)

EF = Eartliest Finish (Selesai Terdahulu) LF = Lates Finish (Selesai Terakhir)

Slack time adalah jumlah waktu luang yang perlu disisihkan untuk setiap kegiatan proyek untuk menghindari keterlambatan proyek karena hambatan kegiatan.. Waktu slack dapat dirumuskan sebagai berikut.

Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF ... (2.2) Keterangan:

Slack = Waktu bebas LS = Latest start ES = Earliest start LF = Latest Finish EF = Earliest finish

(34)

2. Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) a. Pengertian PERT

PERT adalah singkatan dari proyek dan teknologi tinjauan. Ini adalah pendekatan berbasis sains untuk manajemen proyek yang berfokus pada perencanaan dan pengendalian proyek. Istilah “PER” BERASAL DARI KATA Sanskerta untuk “proyek” dan kata bahasa Inggris untuk “review”

(PERT) istilah pert juga berarti teknologi tinjauan evaluasi proyek.

Metode PERT adalah model ilmu manajemen proyek yang berfokus pada manajemen proyel. Ini didasarkan pada prinsip-prinsip Levin (192), yang mendefinisikannya sebagai metode untuk evaluasi dan peninjauan proyek tujuan metodologi PERT adalah untuk mengurangi penundaan, gangguan produksi, dan konflik seminimal mungkin koordinasi dan sinkronisasi harus disetakan dalam keseluruhan pekerjaan, dan proyek harus diselesaikan secepat mungkin.

Render dan Jay (2005), dalam PERT menyatakan baha distribusi probabilitas didasarkan pada tiga estimasi waktu untuk setiap aktivitas: aktu optimis perkiraan aktu dengan peluang yang sangat kecil untuk dicapai, waktu pesimistis waktu dengan peluang realisasi yang sangat rendah, dan waktu realistis yaitu waktu yang berdasarkan pikiran estimator.

b. Komponen Jaringan PERT

Menurut Render dan Jay (2004) komponen-komponen PERT yaitu:

1) Kegiatan (activity) merupakan bagian integral dari pekerjaan yang dilakukan/kegiatan yang memakan waktu dan memiliki tanggal jatuh tempo dan tanggal akhir.

2) Acara (event) merupakan Menandai awal dan akhir suatu tindakan. Acara biasanya diwakili oleh lingkaran atau simpul. Acara yang mendahului acara juga diberi nomor dan dihubungkan dengan panah.

3) Waktu aktivitas (activity time) ini adalah bagian dari pekerjaan yang perlu dilakukan.

4) Waktu mulai dan waktu berakhir, waktu mulai (ES), waktu berakhir (LF), waktu mulai (LS), waktu berakhir (EF).

5) Kegiatan semu (dummy) ini adalah aktivitas dummy yang bukan aktivitas

(35)

nyata dan biasanya ditandai dengan garis putus-putus.

c. Langkah-langkah Metode PERT

Langkah-langkah dalam pembuatan PERT yaitu:

1) Identifikasi tindakan dan kejadian.

2) Menetapkan urutan yang harus dilakukan.

3) Diagram jaringan.

4) Diperkirakan berapa lama waktu yang untuk diperlukan untuk setiap aktivitas.

5) Jalur kritis harus ditentukan.

6) Perbarui diagram saat proyek berlangsung.

Soeharta (1999) mengungkapkan bahwa tujuan dari langkah perencanaan jaringan dengan metodologi PERT adalah untuk menentukan kemungkinan kegiatan proyek, khususnya pada jalur kritis, yang akan selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

1) Menentukan perkiraan waktu aktifitas

Te = a+4m+b ... (2.3) 6

Keterangan:

Te = perkiraan waktu aktifitas a a = waktu paling optimis m = waktu normal b = waktu paling pesimis

2) Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek Deviasi standar kegiatan:

S=1(a-b) ... (2.4) 6

Keterangan:

S = deviasi standar kegiatan a a = waktu optimis

b = waktu pesimis

3) Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek Varian kegiatan:

𝑉(𝑡𝑒) =𝑆2={𝑏𝑎}2 ... (2.5)

6

Keterangan:

V(te) = varian kegiatan

(36)

S = deviasi standar kegiatan a = waktu optimis b = waktu pesimis

4) Memahami kemungkinan pencapaian jadwal target.

Jika untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan mencapai target jadwal, dapat menggunakan rumus untuk menghubungkan perkiraan waktu TE dengan targer jadwal T (d):

𝑧=𝑇(𝑑)−𝑇𝐸 ... (2.6) 𝑠

Keterangan:

Z = angka kemungkinan mencapai target T(d) = target jadwal

TE = jumlah waktu lintasan kritis S = deviasi standar kegiatan

Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z.

(37)

23

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan proyek pembangunaan Rumah Susun STIKES Mutiara Mahakam Samarinda Kalimantan timur. Detail lokasi dapat dilhat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Detail Lokasi 3.2 Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa cara untuk mendapatkan data yang Anda butuhkan terkait dengan masalah penelitian Anda saat melakukan penelitian ini. Cara mendapatkan data antara lain:

3.2.1 Pengumpulan Data Primer

Ini merupakan data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari pengamatan variabel-variabel dalam pelaksanaan proyek pembangunan rumah susun Mutiara malakam samarinda di provinsi kalimantan timur. Ini termasuk wawancara atau wawancara serta dokumentasi foto.

3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang berkaitan langsung dengan proyek yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Ini termasuk rencana biaya proyek serta data lain jika diperlukan untuk tujuan penelitian ini seperti jadwal proyek, pelaporan harian, dan rencana anggaran.

(38)

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian adalah serangkaian langkah atau proses yang peneliti gunakan untuk melakukan penelitian.

3.3.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang terjadi antara peneliti (s) atau pewawancara (s) dan subjek (s) penelitian. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi rinci tentang subjek atau masalah yang diteliti.

Wawancara biasanya akan dilakukan dengan agen kontraktor atau konsultan pengawas lapangan.

3.3.2 Kajian Literatur

Tinjauan pustaka adalah data yang dikumpulkan melalui tinjauan jurnal, penelusuran internet, tinjauan pustaka buku, dan penelitian tinjauan pustaka sebelumnya.

3.3.3 Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menanyakan langsung kepada kontraktor atau konsultan di lapangan untuk mendapatkan informasi atau dokumen.

3.3.4 Analisa Data

Pengolahan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode Critical Path Method (CPM).

Dalam metode Critical Path Method (CPM), setiap node direpresentasikan dengan sebuah panah atau garis yang menunjukkan urutan kegiatan dan hubungannya dengan kegiatan lainnya. Setiap node memiliki waktu mulai, waktu selesai, serta waktu pelaksanaan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.

Berikut langkah-langkah dalam menyusun jaringan kerja Critical Path Method (CPM) menurut Soeharto (1999) adalah sebagai berikut.

1. Tentukan ruang lingkup proyek Anda, jelaskan, dan bagi proyek Anda menjadi kegiatan atau sub proyek yang merupakan bagian proyek.

2. Pada poin 1, atur ulang komponen menjadi referensi dalam urutan berdasarkan logika dependensi

3. Perkirakan kerangka waktu untuk setiap kegiatan berdasarkan perincian ruang lingkup proyek.

(39)

4. Menentukan jalur kritis jaringan (NCP).

Langkah selanjutnya adalah mempercepat proyek, yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat suatu kegiatan dan perkirakan biaya tambahan yang terkait dengan setiap kegiatan.

2. Mengurangi waktu proyek dengan berfokus pada aktivitas kritis dengan kurva biaya terendah. Jika ingin mempercepat upaya pada aktivitas yang tidak berada di lintasan kritis, total waktu proyek tidak akan berkurang.

3. Penataan ulang jaringan..

4. Ulangi Langkah 2 dan hentikan akselerasi jika jalur kritis bertambah. Jika ada beberapa jalur kritis, upaya percepatan diterapkan secara bersamaan untuk semua aktivitas di jalur kritis tersebut. Hindari menambah atau menghilangkan jalur kritis jika durasi salah satu aktivitas dipercepat.

5. Upaya percepatan berhenti ketika jalur kritis sudah jenuh (tidak bisa lagi dihentikan).

6. Perkirakan total biaya proyek akibat percepatan.

3.4 Flowchart atau Bagan Alir Penelitian

Tujuan dari diagram alir penelitian adalah untuk memberikan gambaran langkah demi langkah proses penelitian dari inisiasi hingga penyelesaian dengan menggunakan tahapan penelitian yang sistematis. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

(40)

Rumusan masalah

Landasan Teori

Mengumpulkan data

Hasil Penelitian

Selesai

Data Sekunder Data Primer

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

(41)

27

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sangat penting untuk kelangsungan atau keberhasilan pelaksanaan penelitian. Data yang akan dikumpulkan meliputi WBS, durasi kegiatan, waktu optimis dan pesimis, realisasi penyelesaian konstruksi, dan semua data ini akan digabungkan ke dalam jaringan.

Wawancara supervisor digunakan untuk mengumpulkan semua data perkiraan biaya proyek juga disertakan.

4.2 Work Break Down Structure (WBS)

Struktur kerja terperinci, atau WBS, adalah cara menyusun proyek ke dalam laporan hierarkis. Ini digunakan untuk memecah atau menyelesaikan setiap proses kerja secara lebih rinci. Tujuan dari WBS adalah untuk meningkatkan proses perencanaan proyek. WBS berasal dari informasi yang terkandung dalam semua dokumen proyek, termasuk kontrak, gambar, dan spesifikasi proyek, dokumen- dokumen tersebut kemudian disusun menjadi item pekerjaan berdasarkan model struktural dan hierarkis.

Tabel 4.1 Work Breakdown structure

NO Keterangan

1 Persiapan dan RK3 2 Pekerjaan Struktur Bawah 3 Pekerjaan Struktur Lantai 1 4 Pekerjaan Struktur Lantai 2 5 Pekerjaan Struktur Dak

6 Pekerjaan Balok ELV + 10,8 Atap 7 Pekerjaan Rangka Atap baja Ringan 8 Pekerjaan Arsitektur Lantai 1 9 Pekerjaan Arsitektur Lantai 2

10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dak dan Atap 11 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Standar

(42)

12 Pekerjaan Septic Tank, Peresapan, Tandon, Rumah Pompa, dan Pekerjaan Pagar

13 Pekerjaan Bagian Luar Bangunan, Drainase Bagian Luar Bangunan, dan Pekerjaan Lain-Lain

14 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Non Standar 4.3 Durasi Aktivitas

Durasi aktivitas adalah elemen pekerjaan yang biasanya termasuk dalam WBS yang diperlukan dalam hal durasi, biaya, dan sumber daya. Kegiatan juga termasuk membuat WBS yang lebih mendalam dan memberikan penjelasan yang membantu Anda memahami bagaimana pekerjaan akan dilakukan sehingga Anda dapat membuat perkiraan biaya dan durasi pekerjaan yang realistis.

4.1 Gambar Schedule

(43)

Berdasarkan schedule tersebut CV. AR RAHMAN PERSADA Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan konstruksi rumah susun mutiara mahakm samarinda stikes selesai dalam waktu 26 minggu sesuai dengan kerangka waktu yang dialokasikan.Agar diagram jaringan lebih mudah dipahami, Anda dapat mengurutkan setiap aktivitas berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya anda dapat melihat detail setiap kegiatan pada tabel di bawah.

Tabel 4.2 Durasi setiap Kegiatan

No Pekerjaan Kode

Kegiatan

Duration (Minggu)

1 Persiapan dan RK3 A 1

2 Pekerjaan Struktur Bawah B 3

3 Pekerjaan Struktur Lantai 1 C 3

4 Pekerjaan Struktur Lantai 2 D 3

5 Pekerjaan Struktur Dak E 2

6 Pekerjaan Balok ELV + 10,8 Atap F 1

7 Pekerjaan Rangka Atap baja Ringan G 1

8 Pekerjaan Arsitektur lantai 1 H 2

9 Pekerjaan Arsitektur lantai 2 I 2

10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dak dan Atap J 1 11 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Standar K

2

12 Pekerjaan Septic Tank, Peresapan, Tandon, Rumah Pompa, dan Pekerjaan Pagar

L 2

13 Pekerjaan Bagian Luar Bangunan, Drainase Bagian Luar Bangunan, dan Pekerjaan Lain-Lain

M

2

14 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Non Standar

N 1

TOTAL 26

(44)

4.4 Data biaya Aktivitas

Data biaya aktivitas merupakan biaya total biaya material dalam pengerjaan pembangunan rumah susun stikes Mutiara Mahakam samarinda Data keseluruhan sebesar Rp.4.590.903.138,37 dengan rincian tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Anggaran biaya Setiap proses

No. Pekerjaan Kode

kegiatan

Duration (minggu)

Anggaran Biaya

1 Persiapan dan RK3 A 1 113.970.000,00

2 Pekerjaan Struktur Bawah B 3 547.859.496,22

3 Pekerjaan Struktur Lantai 1 C 2 424.534.685,05 4 Pekerjaan Struktur Lantai 2 D 3 420.737.404,72

5 Pekerjaan Struktur Dak E 2 263.023.513,95

6 Pekerjaan Balok ELV + 10,8 Atap F 1 66.627.168,74 7 Pekerjaan Rangka Atap baja

Ringan

G 1 82.427.975,90

8 Pekerjaan Arsitektur lantai 1 H 2 620.886.703,36 9 Pekerjaan Arsitektur lantai 2 I 2 542.145.540,03 10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dak

dan Atap

J 1 271.508.631,86

11 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Standar

K 3 435.329.931,50

12 Pekerjaan Septic Tank, Peresapan, Tandon, Rumah Pompa, dan Pekerjaan Pagar

L

3

147.862.475,90

13 Pekerjaan Bagian Luar Bangunan, Drainase Bagian Luar Bangunan, dan Pekerjaan Lain-Lain

M

3

360.219.628,14

14 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Non Standar

N 1 293.769.983,00

Total 26 4.590.903.138,37

(45)

4.5 Pengolahan Data

Semua data yang dikumpulkan kemudian akan digunakan untuk mebangun jaringan yang menguraikan urutan kinstruksi yang dimulai dengan fase prakonstruksi dan diakhiri dengan fase konstruksi di lokasi. Urutan dibuat dengan menerapkan metode CPM dan metode PERT dan total durasi dihitung berdasarkan masing-masing metode.

4.6 Metode CPM

Selanjutnya, Anda perlu membuat jadwal rencana kerja berupa jadwal rencana kerja yang detail. Jadwal rencana kerja yang rinci harus dapat mengatasi setiap masalah dan hambatan yang mungkin timbul, termasuk bagaimana menghitung solusinya. Jadwal rencana kerja yang rinci seperti kerangka induk yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk jadwal, pengadaan bahan dan alat, dan pembayaran tenaga kerja, penagihan, dan presentasi.

Langkah pertama dalam membuat jaringan menggunakan CPM adalah menyelesaikan setiap aktivitas. Langkah selanjutnya adalah mencari tahu urutan dependensi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Karena dalam membuat jaringan dengan metode CPM perlu diketahui kegiatan mana yang mendahului kegiatan selanjutnya, karena kegiatan selanjutnya bisa datang setelah kegiatan sebelumnya.

Anda dapat melihat urutan dependensi pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Urutan Kegiatan

NO Keterangan Aktivitas Prodecessors Duration (minggu)

1 Persiapan dan RK3 A - 1

2 Pekerjaan Struktur Bawah B A 3

3 Pekerjaan Struktur Lantai 1

C B 3

4 Pekerjaan Struktur Lantai 2

D B 3

5 Pekerjaan Struktur Dak E D 2

6 Pekerjaan Balok ELV + 10,8 Atap

F C,E 1

(46)

7 Pekerjaan Rangka Atap baja Ringan

G C,E 1

8 Pekerjaan Arsitektur lantai 1

H C,E 2

9 Pekerjaan Arsitektur lantai 2

I G,H 2

10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dak dan Atap

J F,I 1

11 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Standar

K F,I 2

12 Pekerjaan Septic Tank, Peresapan, Tandon, Rumah Pompa, dan Pekerjaan Pagar

L K

2

13 Pekerjaan Bagian Luar Bangunan, Drainase Bagian Luar Bangunan, dan Pekerjaan Lain-Lain

M L

2

14 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Non Standar

N J,M 1

Total 26

Tabel 4.4 diatas menunjukkan urutan kegiatan, durasi waktu dan kegiatan yang mendahului untuk selanjutnya akan membentuk jaringan kerja seperti yang terlihat pada Diagram 4.2

(47)

Gambar 4.2 Jaringan kerja

Dengan perencanaan yang tepat, suatu proyek dapat diselesaikan tepat waktu, dan dengan perencanaan yang tepat, Anda dapat mengharapkan proyek selesai tepat waktu dan dengan harga yang terjangkau, serta dengan kualitas yang sesuai dengan harapan Anda.

Merujuk kembali pada pelening jaringan tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah perhitungan maju dan mundur. Perhitungan maju digunakan untuk menghitung Eariest Start (ES) dan Eariest Finish (EF) sedangkan perhitungan mundur menentukan Late Star (LS) dan Leats Finet (LF).

Waktu mulai adalah waktu dimana suatu kegiatan selesai. Itu ditentukan dengan menambahkan finet awal ke finet awal. (ES+D) atau K-I terdari = ES(k-I + D). Dari network pellening yang telah dibuat pada gambar 4.2 kemudian dilakukan hitungan maju dan hitungan mundur seperti gambar diagram 4.3 dibawah ini:

(48)

Gambar 4.3 Hitungan Maju dan Hitungan Mundur Metode CPM Setelah perhitungan ini selesai, informasi akan diatur dalam format berikut tabel seperti tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ES-EF dan LS-LF

NO Aktivity Prodecessor Duration (minggu)

Early Latest

ES EF LS LF

A B C E

1 A - 1 0 1 0 1

2 B A 3 1 4 1 4

3 C B 3 4 7 4 9

4 D B 3 4 7 4 7

5 E D 2 7 9 7 9

6 F C,E 1 9 10 9 13

7 G C,E 1 9 10 9 11

8 H C,E 2 9 11 9 11

9 I G,H 2 11 13 11 13

10 J F,I 1 13 15 13 19

11 K F,I 2 13 15 13 15

12 L K 2 15 17 15 17

13 M L 2 17 19 17 19

14 N J,M 1 19 20 19 20

(49)

Keterangan :

ES : Earlies star (waktu paling awal tercepat)

EF : Earlies Finish (waktu paling awal pekerjaan dapat diselesaikan) LS : Lates Star (waktu paling lambat kegiatan)

LF : Lates Finish (waktu paling lambat untuk menyelesaikan pekerjaan) Setelah mengetahui ES-EF, LS-LF untuk masing-masing aktivitas, mari kita lihat free float (FF), total float (TF), dan Independent Float (IF), untuk mengidentifikasi aktivitas kritis, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: 4.6 perhitungan free float

Tabel 4.6 Hasil Hitung Float

Sekarang kita mengetahui FTL (Free Float) dan TFTL (Total Float) untuk setiap aktivitas, kita dapat melihat aktivitas mana yang berada di bawah jalur kritis dan seharusnya tidak ada penundaan atau penundaan dalam penyelesaian aktivitas.

Ada beberapa jenis Float di CPM yang dapat Anda gunakan untuk melihat proyek yang sedang berjalan atau untuk merencanakan cara menggunakan sumber daya

NO Aktivity Prodecessor Duration (minggu)

Early Latest Float

ES EF LS LF FF IF TF

A B C E B-A- D B-C-D E-A-D

1 A - 1 0 1 0 1 0 0 0

2 B A 3 1 4 1 4 0 0 0

3 C B 3 4 7 4 9 0 0 2

4 D B 3 4 7 4 7 0 0 0

5 E D 2 7 9 7 9 0 0 0

6 F C,E 1 9 10 9 13 0 0 3

7 G C,E 1 9 10 9 11 0 0 1

8 H C,E 2 9 11 9 11 0 0 0

9 I G,H 2 11 13 11 13 0 0 0

10 J F,I 1 13 15 13 19 0 0 5

11 K F,I 2 13 15 13 15 0 0 0

12 L K 2 15 17 15 17 0 0 0

13 M L 2 17 19 17 19 0 0 0

N J,M 1 19 20 19 20 0 0 0

(50)

proyek. Aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis antara lain yang memiliki Free Float (FF).

Dan karena total float adalah 0, hal berikut berlaku: FF = TF = 0 Kegiatan yang termasuk dalam jalur kritis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Analisa Jalur Kritis CPM

NO Aktivit y Prodecesso r Duration (minggu)

Early Latest Float Keterangan

ES EF LS LF FF IF TF

A B C E B-A-D B-C-D E-A-D

1 A - 1 0 1 0 1 0 0 0 KRITIS

2 B A 3 1 4 1 4 0 0 0 KRITIS

3 C B 3 4 7 4 9 0 0 2 KRITIS

4 D B 3 4 7 4 7 0 0 0 KRITIS

5 E D 2 7 9 7 9 0 0 0 KRITIS

6 F C,E 1 9 10 9 13 0 0 3 KRITIS

7 G C,E 1 9 10 9 11 0 0 1 KRITIS

8 H C,E 2 9 11 9 11 0 0 0 KRITIS

9 I G,H 2 11 13 11 13 0 0 0 KRITIS

10 J F,I 1 13 15 13 19 0 0 5 KRITIS

11 K F,I 2 13 15 13 15 0 0 0 KRITIS

12 L K

2

15 17 15 17 0 0 0 KRITIS

13 M L

2

17 19 17 19 0 0 0 KRITIS

14 N J,M

1

19 20 19 20 0 0 0 KRITIS

Seperti yang Anda lihat dari tabel di atas, jalur kritis ada di aktivitas A,B,D,E,H,I,K,L,M,N. Data tersebut kemudian diubah menjadi diagram jaringan yang disesuaikan berdasarkan hasil. Di bawah ini adalah contoh diagram jaringan yang dikonversi dengan CPM.

Gambar

Gambar 2.2 kegiatan A dan B merupakan pendahuluan kegiatan C  Sumber: Rander & Jay, 2006
Gambar 2.1 Kegiatan A pendahuluan Kegiatan B & kegiatan B  pendahuluan Kegiatan C (Sumber: Rander & Jay, 2006)
Gambar 2.5 Kegiatan A, B, dan C Mulai dan Selesai Pada Kejadian  Yang Sama
Gambar 2.4 Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D  Sumber: Render & Jay, 2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demi kelengkapan tugas akhir ini akan diperluas untuk memasukkan teknik percepatan durasi proyek tambahan yang tidak termasuk dalam tugas akhir ini untuk digunakan sebagai bahan