• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN AC 3Ø 220V/50Hz

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM MESIN ARUS SEARAH (Halaman 72-99)

MESIN SINKRON

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN AC 3Ø 220V/50Hz

L1 L2 L3

Fig. 14-1-1 Circuit diagram for rotation direction control

L1 U1 X2 1X4 3

V1

5 7 L2 X

X6 8

W1

10 9 L3 X X

1112

202011359

Fig. 14-1-2 Connection diagram for rotation direction control

202011359

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi!

Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakkan Motor Sinkron tiga fasa rotor menonjol pada meja laboratorium. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan. Susun rangkaian sesuai yang tertera pada gambar rangkaian pada gambar 14-1-1 dan hubungkan dengan hubungan diagram pada gambar 14- 1-2. Minta asisten untuk mengecek rangkaian anda yang sudah selesai.

2. Pada reversing switch module, atur agar di posisi STOP

3. Atur knob pengontrol tegangan pada Synchronous Machine Exciter Module ke posisi 0, 4. Secara berurutan hidupkan Three-phase Current Limit Protection Switch, Three- phase

Power Supply, dan Synchronous Machine Exciter,

5. Hidupkan Synchronous Machine Exciter Module, kemudian dengan perlahan putar knob pengontrol tegangan searah jarum jam sehingga tegangan medan (diperoleh dari Digital DCV Meter) menjadi 60Volt. Kemudian matikan Synchronous Machine Exciter,

6. Tahan tombol synchronizing pada Three-phase Salient Pole Synchronous Machine dan nyakakan Synchronous Machine Exciter. Atur reverse switch pada Reversing Switch Module menjadi ke posisi FOR,

7. Setelah sekitar 5 detik, lepaskan tombol start pada panel Three-phase Salient Pole Synchronous Machine. Motor akan berotasi pada kecepatan rata-rata 1.800rpm untuk frekuensi 60Hz (1.500rpm untuk frekuensi 50Hz). Amati dan catat arah dari rotasi motor.

8. Atur reverse switch pada Reversing Switch Module ke posisi STOP. Kemudian matikan Synchronous Machine Exciter.

9. Tahan tombol synchronizing pada Three-phase Salient Pole Synchronous Machine dan nyakakan Synchronous Machine Exciter. Atur reverse switch pada Reversing Switch Module menjadi ke posisi REV,

10. Setelah sekitar 5 detik, lepaskan tombol start pada panel Three-phase Salient Pole Synchronous Machine. Motor akan berotasi pada kecepatan rata-rata 1.800 rpm untuk frekuensi 60Hz (1.500rpm untuk frekuensi 50Hz). Amati dan catat arah dari rotasi motor.

11. Pada Reversing Switch Module, atur reverse switch ke posisi STOP,

12. Secara berurutan matikan Synchronous Machine Exciter, Three-phase Power Supply, dan Three-phase Current Limit Protection Switch Modules,

13. Kamu dapat menghubungkan Digital RPM Meter ke motor untuk membaca kecepatan motor.

202011359 VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 3-1-1

Posisi Forward Posisi Reverse

202011359 VII. PENGOLAHAN DATA

Forward Bias

Reverse Bias

202011359 VIII. TUGAS AKHIR

1. Apakah pada motor sinkron terdapat slip, Jelaskan ! Jawaban :

Tidak ada slip pada motor sinkron, hal ini disebabkan karena tidak adanya perbedaan antara medan stator dan kecepatan rotor.

2. Jelaskan cara mengubah arah putaran motor sinkron tiga fasa ! Jawaban :

Cara mengubah arah putaran motor sinkron tiga fasa adalah dengan membalikan jalur fasa, yang semulanya R S T diubah menjadi R T S atau S R T, dengan hanya mengubah satu jalur saja, sehingga putaran motor sinkron akan berubah.

3. Gambarkan diagram phasor arah putar motor sinkron ! Jawaban :

4. Dari data pengamatan, apakah perbedaan antara forward dan reverse? Jelaskan pengaruhnya pada motor sinkron!

Jawaban :

Perbedaan antara putaran forward dan reverse adalah terletak pada arah putaran, yang mana putaran forward searah jarum jam sedangkan reverse berputar melawan arah jarum jam. Tidak terdapat pengaruh pada motor sinkron

5. Mengapa arus eksitasi diberikan ketika motor sudah dalam putaran nominal ? Apa pengaruhnya ketika arus eksitasi diberikan ketika motor starting ?

Jawaban :

Arus eksitasi diberikan ketika motor dalam putaran nominal karena arus eksitasi akan mempercepat putaran dan mengalami penguncian oleh rotor dengan medan stator sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan sinkron, tetapi jika arus eksitasi berputar saat motor start maka motor hanya akan bergetar karena adanya perubahan fluks

202011359 IX. ANALISA

Pada modul ini berjudul Connecting And Motor Direction Control dengan tujuan praktikan mampu menjelaskan koneksi dari motor tiga fasa rotor menonjol pada motor sinkron dan mengendalikan arah putar dari motor. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Sistem transformator delta ke why, Three-pole Current Limit, Three-phase Power Supply, Synchronous Machine Exciter, Reversing Switch, kemudian Volt meter dan Amper meter , motor 3 phasa yang terdapat tombol damper.

Pada percobaan kali ini alat yang digunakan adalah Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Sistem transformator delta ke why, Three-pole Current Limit, Three-phase Power Supply, Synchronous Machine Exciter, Reversing Switch, kemudian Volt meter dan Amper meter , motor 3 phasa yang terdapat tombol damper. Untuk Sistem transformer yang berguna untuk menurunkan tegangan dari 720v menjadi 220v, kemudian ada Three-pole Current Limit Protection Switch yang berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian. Lalu ada three phase power supply yang berfungsi sebagai supply 3 pasang, DC power supply sebagai sumber DC, Digital Dc Volt meter yang berguna untuk memperlihatkan tegangan yang ada, Digital RPM Meter yang berguna untuk melihat kecepatan motor dan DC permanent magnet mechine sebagai alat yang akan diuji. Kemudian proses rangkaian dari sistem transformer akan dihubungkan ke Three-pole Current Limit Protection Switch yang terhubung dengan three phase power supply dan DC power supply yang positifnya dihubungkan positif volt meter, begitu pula dengan negatifnya. Positif DC power supply juga dihubungkan ke A1 mesin yang diuji, lalu negatifnya dihubungkan ke A2. Pada Three phase salient pole synchronous machine ada Butto damper yang berfungsi sebagai pemberian Arus Dc atau arus eksitasi

Motor Sinkron adalah motor listrik dinamis yang berfungsi mengubah energi listriuk menjadi energi mekanik dimana kecepatan putar rotornya sama dengan kecepatan RMF Stator. Prinsip kerja motor sinkron , yang pertama arus AC dialirkan ke stator atau ke armature dari situ akan timbul medan magnet kemudian timbul fluks dan kemudian timbul GGL yang menginduksi rotor namun disini rotor belum mencapai kecepatan sinkron, untuk mencapai kecepatan sinkron diperlukan adanya arus eksitasi dimana pemberian arus DC untuk muatan medan magnet ke brush yang terhubung ke komutator dan ke hubung ke rotor. Disini ada 2 sumber yang digunakan yaitu untuk arus AC yang dihubungkan ke stator /armature dan arus DC yang terhubung ke bagian rotor. Ketika pemuatan medan magnet tercapai atau terjadi maka rotor ini bisa mencapai kecepatan sinkronnya, kecepatan sinkronnya 1500 RIM.

Secara umum penggunaan motor sinkron difungsikan sebagai generator, akan tetapi motor sinkron tetap digunakan oleh industri yang membutuhkan ketelitian putaran dan putaran konstan. Sebuah motor sinkron selalu beroperasi pada kecepatan konstan, pada kondisi tidak berbeban. Tetapi apabila motor diberi beban, maka motor akan selalu akan berusaha untuk tetap pada putaran konstan. Dan motor akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalu besar. Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana keduanya mempunyai belitan stator yang menghasilkan medan putar.

202011359 Tidak seperti motor induksi, motor sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di luar mesin dan karenanya membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk memberikan arus kepada rotor. Pada motor sinkron, rotor terkunci dengan medan putar dan berputar dengan kecepatan sinkron. Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana rotor ditarik keluar dari keserempakannya dengan medan putar, maka tidak ada torque yang dihasilkan, dan motor akan berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena torque hanya akan muncul ketika motor bekerja pada kecepatan sinkron karenanya motor memerlukan peralatan untuk membawanya kepada kecepatan sinkron. Motor sinkron menggunakan rotor belitan.

Jenis ini mempunyai kumparan yang ditempatkan pada slot rotor. Slip ring dan sikat digunakan untuk mensuplai arus kepada rotor. Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu sumbu ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan dengan menggunakan belitan sangkar tupai yang dipasang di hadapan kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga mencapai –95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque. Motor sinkron tidak dapat distart dengan medan DC yang diberi tenaga. Pada keadaan ini, torsi bolak-balik dihasilkan pada rotor. Pada saat medan stator menyapu pada rotor, cenderung menyebabkan rotor mencoba berputar-pertama kali pada arah yang berlawanan dengan arah putaran medan berputar, dan bergantian dengan arah yang sama. Aksi ini terjadi sedemikian cepat sehingga motor tetap diam.Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi tanpa beban, garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis. Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator. Tidak ada perubahan kecepatan.

Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque .

Konstruksi Susunan mesin sinkron terdiri dari stator, rotor, celah udara, drive shaft, komutator, brush. Stator merupakan benda dalam mesin sinkron yang diam atau tidak bergerak. Rotor dalam benda dalam mesin sinkron yang bergerak atau berputar, komutator disini yang digunakan adalah berbentuk cicin. Kemudian celah udara berada di antara stator dan rotor dan Drive shaft dalah pors pada mesin sinkron. Stator memiliki kerangka dengan bahan dasar besi yang menyangga inti stator yang berbahan besi lunak atau baja silicon. Kemudian rotor terdiri dari dua jenis, yaitu rotor kutub silinder dan kutub sepatu. Rotor dengan kutub silinder diperuntukan untuk mesin dengan RPM tinggi yang terdiri dari alur- alur yang dipasang kumparan medan serta gerigi. Sedangkan rotor dengan kutub sepatu penggunaannya untuk rotor 4 atau lebih kutub , digunakan untuk mesin dengan RPM rendah sampai RPM menengah.

Terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub.

202011359 Dimodul ini adalah untuk mengetahui arah putar atau motor sinkron dimana Cara mengubah arah putaran motor sinkron adalah dengan merubah salah 2 phasa, dimana pada motor sinkron mengubah fasa R,S,dan T, mejadi S,T,R dan sebaliknya. Jadi Ketika menjalankan simulasi rangkaian diatas, Didapatlah posisi forward dimana posisi berputar searah jarum jam dan arah reverse dimana posisi berputar melawan jarum jam. Jadi ketika kita memberikan tegangan sebesar 31 volt, kita juga perlu mencatatkan kecepatan yang dihasilkan oleh motor. Terlihat motor berputar searah dengan jarum jam. Kemudian pada pengujian selanjutnya, kita mengubah arah putar dari motor dengan memberikan tegangan yang sama, lalu motor berputar melawan arah jarum jam.

202011359 X. KESIMPULAN

1. Dalam menjalankan motor sinkron dengan menggunakan 3 phase dapat dilakukan dengan putaran secara forward dan reverse.

2. Kemudian rotor terdiri dari dua jenis, yaitu rotor kutub silinder dan kutub sepatu. Rotor dengan kutub silinder diperuntukan untuk mesin dengan RPM tinggi yang terdiri dari alur-alur yang dipasang kumparan medan serta gerigi. Sedangkan rotor dengan kutub sepatu penggunaannya untuk rotor 4 atau lebih kutub , digunakan untuk mesin dengan RPM rendah sampai RPM menengah. Terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub.

3. Cara mengubah arah putaran motor sinkron tiga fasa adalah dengan membalikan jalur fasa, yang semulanya R S T diubah menjadi R T S atau S R T, dengan hanya mengubah satu jalur saja, sehingga putaran motor sinkron akan berubah.

4. Semua tergantung dari susunan jalur phase, jika berputar serarah jarum jam atau forward dapat disusun jalur R S T secara berurutan, namun jika ingin mengubah putaran, dapat di ubah salah satu jalur menjadi S R T atau R T S dan sebaliknya.

202011359 MOTOR SINKRON

EXCITATION AND LOAD CHARACTERISTIC I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, praktikan mampu memahami karakteristik eksitasi dan karakteristik operasi dari motor sinkron salient pole tiga fasa dalam keadaan berbeban

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1

Three-phase SalienrPole Synchronous

Machine EM-3330-3A

1 Magnetic Powder Break Unit EM-3320-1A

1 Break Controller EM-3320-1N

1 Three-Phase Power Supply Module EM-3310-1B

1 Synchronous Machine Exciter EM-3310-1C

1

Three Pole-Current Limit Protection Switch

Modul EM-3310-2A

1 Four-Pole Switch Module EM-3310-2B

1 Digital DCA Meter EM-3310-3A

1 Digital DCV Meter EM-3310-3B

1

Digital Power Analysis Meter or Digital ACA

EM 3310-3H Meter

1 Digital Three-Phase Watt Meter EM 3310-3E

1 Digital Power Factor Meter EM 3310-3F

1 Laboratory Table EM 3380-1A

1 Experimental Frame EM 3380-2B

1 Or Experimental Frame EM 3380-2A

1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A

1 Coupling EM 3390-2A

1 Coupling Guard EM 3390-2B

1 Shaft End Guard EM 3390-2C

1 Connecting Leads Set EM 3390-3A

1 Safety Bridging Plugs Set EM 3390-4A

202011359 III. TEORI MODUL

Sistem eksitasi merupakan suatu sistem penguatan yang terdapat pada motor, dengan cara memberikan arus penguat pada kumparan medan motor yang muncul karena adanya medan magnet yang disebabkan oleh bantuan arus searah (DC). Arus eksitasi sendiri adalah suatu arus yang diberikan pada kutub magnetik, berfungsi sebagai pembangkit dan penguat medan magnet pada motor. Dengan mengatur besar kecil dari nilai arus eksitasi tersebut maka dapat memperoleh nilai tegangan output motor yang diinginkan serta daya reaktifnya

Karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak- balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor, maka ketika arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks yang diperlukan motor, stator tidak perlu membangkitkan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat berkurang), stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan ( IF ).

Karakteristik Eksitasi

• Untuk membangkitkan fuks dibutuhkan daya reaktif yang bersifat induktif.

• Pada motor sinkron, ggm dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan rotor. Jika arus medan ini cukup, maka motor tidak membutuhkan suplai energi reaktif dari sisi stator yang bersumber dari jaringan listrik. Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.

• Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat induktif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya (pf) terbelakang (lagging). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif.

• Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.

202011359 Karakteristik Beban

Kurva Karakteristik Hubungan Torsi dengan Sudut Daya pada Mesin Sinkron Gambar diatas memperlihatkan bahwa Torsi adalah fungsi sin δ, dengan δ adalah sudut daya. Pada motor sinkron nilai δ negatif dan nilainya positif pada generator sinkron. Torsi maksimum dicapai pada δ= +/- 90o. Jika melebihi batas itu, maka motor atau generator akan kehilangan stabilitas dan sinkronisasi dan pada akhirnya akan berhenti.

REVERENSI

Berahim, Hamzah. 1996. Pengantar Teknik Tenaga Listrik Teori Ringkas dan Penyelesaian Soal.

Yogyakarta: Andi Offset.

Pujotomo, Isworo. 2017. Motor AC Sinkron. Jakarta

Supardi, A., Prasetya D.A, and J. Susilo, Pengaruh Ukuran Kapasitor Terhadap Karakteristik Keluaran Generator Induksi 1 Fase, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014, Yogyakarta, 15 November 2014, ISSN: 1979-911X, pp

202011359 IV. TEORI TAMBAHAN

Sistem eksitasi adalah suatu perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan pada rotor generator utama sinkron arus bolak – balik (AC) yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan magnet dengan bantuan arus searah (DC). Arus eksitasi adalah pemberian arus listrik pada kutub magnetik generator. Dengan mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut akan mengatur besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang terhubung paralel dengan sistem jaringan luar. Komponen utama dari rotor sebuah generator adalah magnet. Magnet ini dapat berupa magnet permanen maupun magnet yang dibangkitkan dengan menggunakan kumparan.

Pada generator yang menggunakan kumparan sebagai magnet buatan, maka dibutuhkan arus listrik yang mengalir ke kumparan tersebut. Proses dari pembangkitan medan magnet secara buatan pada generator inilah yang disebut dengan proses eksitasi. Sistem eksitasi dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu, sistem eksitasi dengan menggunakan sikat dan sistem eksitasi tanpa sikat.

SISTEM EKSITASI DENGAN SIKAT (BRUSH EXCITATION)

Sistem eksitasi dengan sikat adalah sistem eksitasi generator disuplai dari eksiter dengan melewati sikat arang (brush). Sebagai eksiternya menggunakan generator DC atau sumber AC yang kemudian disearahkan menggunakan penyearah. Keuntungan sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation) adalah desainnya tidak rumit karena hanya menggunakan satu generator, tidak seperti sistem eksitasi tanpa sikat yang menggunakan pilot eksiter dan eksiter utama. Untuk mengalirkan arus eksitasi dari penguat utama ke rotor generator digunakan cincin geser (slip ring) dan sikat arang (carbon brush), demikian juga penyaluran arus yang berasal dari penguat pilot ke penguat utama.

A. Kerugian sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation), antara lain adalah:

1. Perlu perawatan, pemeliharaan rutin dan penggantian arang.

2. Dapat menimbulkan percikan api.

3. Arus yang dialirkan oleh sikat relatif kecil. Generator dengan kapasitas besar tidak bisa mengalirkan arus eksitasi dengan sikat dan slip ring.

4. Terdapat hilangnya listrik yang disebabkan oleh arang

PRINSIP KERJA SISTEM EKSITASI DENGAN SIKAT (BRUSH EXCITATION) Pengaturan besarnya arus eksitasi generator utama dilakukan dengan pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan ke generator konstan. Pengaturan tegangan otomatis ini pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi elektronik menggunakan

202011359 yang menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan pemutusan arus eksitasi generator utama harus dibuang ke dalam tahanan. Sistem eksitasi menggunakan sikat memiliki perbedaan dengan system eksitasi tanpa sikat yaitu pada penggunaan komutator, slip ring, dan sikat.

Slip ring digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat utama ke medan penguat generator utama sedangkan komutator sebagai alat penyearah dengan proses komutasi bersama sikat. Nilai arus eksitasi kecil sehingga penggunaan slip ring tidak menimbulkan masalah. Perbedaan dengan system eksitasi tanpa sikat yaitu pada system ini tidak perlu adanya penyearah karena arus yang dihasilkan oleh penguat utama berupa arus searah yang sebelumnya sudah melalui proses komutasi oleh komutator dan hasil arus searah dapat langsung disalurkan menuju generator sinkron tiga fasa utama untuk digunakan sebagai arus penguat. Kinerja dari sistem ini berawal dari baterai sebagai sumber tegangan untuk penguat pilot berupa arus searah (DC) kemudian diatur besaran arusnya oleh AVR.

Setelah itu tegangan searah (DC) disalurkan ke kumparan stator yang akan menghasilkan fluks medan magnet dan ketika rotor berputar maka akan dihasilkan tegangan arus bolak-balik (AC) yang kemudian akan melewati komutator dimana bersama dengan sikat membentuk suatu kerjasama bernama komutasi yaitu peristiwa pergesekan/perpindahan sikat dari satu komutator ke komutator berikutnya. Lebih jelasnya komutator 1 dihubungkan dengan kumparan 1 dan komutator 2 dihubungkan dengan kumparan 2, apabila kumparan berputar maka sikat komutator akan bergesekan dengan komutator lainnya secara bergantian dan peristiwa inilah yang menyebabkan terjadinya penyearahan. Jadi tegangan arus bolak-balik setelah melalui proses komutasi akan dihasilkan tegangan arus searah (DC) berupa arus penguat untuk generator sinkron tiga fasa utama yang dialiri melalui slip ring. Sistem Eksitasi dengan sikat arang dibagi menjadi dua yaitu Sistem Eksitasi Dinamis dan Sistem Eksitasi Statis.

1) Sistem Eksitasi Dinamis dengan Sikat

Sistem eksitasi dinamis adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya menggunakan generator DC atau dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan penyearah. Slip ring digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.

2) Sistem Eksitasi Statis dengan Sikat

Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi generator dengan menggunakan peralatan eksitasi yang tidak bergerak, yang berarti bahwa peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama rotor generator sinkron. Sistem eksitasi ini disebut juga sistem eksitasi sendiri merupakan sistem

202011359 eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan penyearah. Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa ini akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk ke dalam penyearah dan dimasukkan kembali ke rotor, akibatnya medan magnet yang dihasilkan semakin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat diatur konstan menggunakan pengatur tegangan otomatis atau Automatic Voltage Regulator (AVR).

SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT (BRUSHLESS EXCITATION)

Sistem eksitasi pada generator sinkron menggunakan sistem eksitasi tanpa sikat dikarenakan kelemahan sikat dapat menimbulkan percikan api pada putaran tinggi, maka dari itu untuk menghindari hal tersebut perlu dihilangkan penggunaan sikat dengan menggunakan dioda putar yang dipasang pada jangkar. Penggunaan sikat arang untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor juga mempunyai kelemahan yaitu besar arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relatif kecil.

A. Kelebihan sistem eksitasi tanpa sikat, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama sehingga keandalan cukup tinggi.

2. Biaya perawatan lebih hemat karena pada sistem eksitasi tanpa sikat ini tidak terdapat sikat arang, slip ring, dan komutator.

3. Pada sistem eksitasi tanpa sikat tidak terjadi kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada pernis akibat sikat arang.

4. Mengurangi kerusakan akibat udara buruk karena semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup.

5. Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat arang, sehingga meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.

6. Tidak membutuhkan pemutus medan generator, field generator dan bus exciter atau kabel karena tidak diperlukan lagi.

7. Biaya pondasi berkurang karena aliran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan pondasi.

Sumber ; http://repository.umy.ac.id ›

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM MESIN ARUS SEARAH (Halaman 72-99)

Dokumen terkait