BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Laporan Keuangan Perusahaan Dan Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atas dasar perhitungan pajak adalah Laporan Laba/ Rugi. dan Neraca. Dimana Laporan Laba/ Rugi perusahaan berisikan informasi, menghasilkan laba sebelum pajak, yaitu laba yang diperoleh dari hasil perbandingan antara pendapatan dengan beban pada Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Berikut ini adalah Laporan Laba/ Rugi PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) untuk tahun buku berakhir 31 Desember 2013.
Tabel 2
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah)
PENDAPATAN OPERASI : Pend. Jasa Kapal
Pend. Pelayanan Jasa Barang Pend. Pengusahaan Alat-alat Pend. Pely. Usaha Terminal Pend. Pely. Terminal Petikemas Pend. Pengusahaan TBL Pend. Kerja Sama Usaha Pend. RS Pelb/Unit Kesehatan Pend. Pelabuhan/Dermaga Khusus Pend. Rupa-rupa Usaha
Jumlah Pendapatan Usaha Kotor Reduksi Pendapatan
Pendapatan Usaha Bersih Pendapatan Diluar Usaha
Jumlah pendapatan BIAYA OPERASI : Biaya Pegawai Biaya Bahan Biaya Pemeliharaan
Biaya Penyusutan dan Amortisasi
470.345.497.594 98.655.829.049 35.209.388.182 224.390.696.274 500.125.392.804 35.680.218.391 24.441.770.910 682.888.319 155.062.188.228 85.973.665.783 1.630.568.075.534 (98.935.580.000) 1.531.632.495.534 63.702.788.578 1.595.335.284.112
28.625.309.405 815.738.304.764 82.506.223.345 62.184.096.966
Biaya Asuransi Biaya Adm Kantor Biaya Kesehatan Biaya Umum
Biaya Operasional PKBL Bina Lingkungan
Jumlah Beban
Laba Sebelum Pos Luar Biasa PEND. DAN BY. POS LUAR BIASA Pendapatan Pos Luar Biasa
Biaya Pos Luar Biasa
Selisih Pendp. dan By. Pos Luar Biasa LABA SEBELUM PAJAK
BEDA WAKTU Penyisihan Piutang
Selisih By. Penyusutan dan Amortisasi Selisih Beban Bonus
Selisih Beban Imbalan Pasca Kerja Total Beda Waktu
LABA KENA PAJAK PPh Tahun Berjalan 25 % X UU PPh pasal 17 PPh Tangguhan
25% X Beda Waktu Total Pajak
LABA BERSIH
5.102.252.622 6.872.944.320 11.345.476.688 50.637.378.378 0 0 1.063.011.986.688 532.323.297.424
0 (27.914.923.093) (27.914.923.093) 504.408.374.331
6.789.287.621 (22.470.990.097)
6.559.827.243 7.382.879.687
(1.738.995.546) 502.669.378.785 125.667.344.696 434.748.886 (126.102.039.582) 376.567.339.203 Sumber PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar (data Olahan 2013)
2. Laporan Keuangan Fiskal
Adanya perbedaan tetap dan perbedaan waktu menyebabkan laba yang dihitung perusahaan dan laba yang dihitung pajak berbeda. Oleh karena itu, dasar penentuan PPh pun berbeda antara perusahaan dan perpajakan. Untuk menghitung besarnya PPh Badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada Negara perlu dilakukan koreksi fiskal terhadap akun-akun yang tidak diakui oleh pajak baik sebagai penghasilan maupun sebagai beban.
B. Keijakan – Kebijakan Yang Diterapkan Perusahaan Dalam Perhitungan PPh Terutang
Dari hasil pengumpulan data di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar, penlis melihat terdapat beberapa kebijakan – kebijakan dalam upaya penerapan perencanaan pajak (tax planning) adalah sebagai berikut :
a) Dalam menjalankan usahanya PT. Pelabuhan Indonesia mempunyai 19 cabang, 1 Unit Terminal Petikemas, 3 Unit Pelayanan Kepelabuhan (UPK), dan 5 Kawasan yaitu Sulawesi, Kalimantan Timur, Gorontalo, Maluku dan Papua. Namun dari segi hokum seluruh cabang tersebut berada dalam satu kesatuan hukum (One Legal Entity).
b) Pada dasarnya setiap cabang menyelenggarakan pembukuan namun hanya bersifat laporan kepada kantor pusat. Kantor pusat bertugas untuk membuat laporan konsilidasi, karena PPh badan ditanggung oleh kantor pusat, sementara kantor cabang hanya bertugas untuk mengurus administrasi kepegawaian, penggajian, dan pengurusan administrasi PPh Pasal 21.
c) Upaya memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan, atau penghasilan yang merupakan penghasilan yang bukan objek pajak dan dikenakan PPh Final. Berdasarkan sumber penghasilan yang ada dalam perusahaan tidak terdapat penghasilan yang dikecualikan. Salah satu penghasilan yang dapat dijadikan alternatif bagi perusahaan untuk memperkecil Penghasilan Kena Pajak adalah penghasilan bunga/ jasa giro serta penghasilan lainnya yang dikenakan atas PPh Final.
d) Upaya perusahaan memaksimalkan biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang dan pemilihan bentuk kesejahteraan bagi karyawan, yakni berupa dimana PPh Pasal 21 Karyawan ditanggung oleh perusahaan yang diberikan dalam bentuk uang dan dimasukkan dalam daftar gaji karyawan, selain itu karyawan diberi tunjangan makan dan transportasi dalam bentuk uang.
e) Keputusan perusahaan untuk membayar premi asuransi karyawannya sesuai aturan dari pemerintah mengenai premi asuransi yang mewajibkan pemberi kerja menanggung premi asuransi karyawan
f) Untuk biaya pemeliharaan dan penyusutan kendaraan. Dimana perusahaan menyediakan kendaraan dinas yang disediakan direktur pemasaran. Biaya perbaikan, pemerliharaan dan penyusutan kendaraan yang dipakai oleh direktur, tidak dapat dikurangkan seluruhnya sebagai biaya perawatan dan penyusutan kendaraan dalam laporan laba rugi perusahaan. Dalam koreksi fiskal tahun 2013, ditemukan biaya sebesar Rp.82.506.223.345,- dan Rp.62.184.096.966,- untuk biaya pemeliharaan dan penyusutan kendaraan.
g) Untuk biaya pengobatan/ kesehatan karyawan, perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawannya dengan bekerja sama dengan pihak rumah sakit tertentu. Dengan demikian karyawan memperoleh fasilitas pengobatan yang tidak diterima dalam bentuk tunai. Maka sesuai dengan aturan pemerintah kenikmatan tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
Dalam koreksi fiskal tahun 2013, ditemukan biaya sebesar Rp.11.345.476.688,- untuk biaya kesehatan.
C. Analisis Kebijakan – Kebijakan Penerapan Tax Planning PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar
Dari uraian diatas maka didapatkan perbandingan rekonsiliasi fiskal seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) PERBANDINGAN REKONSILIASI FISKAL Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013
(Dinyatakan Dalam Rupiah)
KETERANGAN AKUNTANSI
KOREKSI POSITIF
(+)
KOREKSI NEGATIF
(-)
FISKAL PENDAPATAN
OPERASI :
Pend. Jasa Kapal 470.345.497.594 470.345.497.594
Pend. Pelayanan Jasa
Barang 98.655.829.049 98.655.829.049
Pend. Pengusahaan Alat-
alat 35.209.388.182 35.209.388.182
Pend. Pely. Usaha
Terminal 224.390.696.274 224.390.696.274
Pend. Pely. Terminal
Petikemas 500.125.392.804 500.125.392.804
Pend. Pengusahaan TBL 35.680.218.391 35.680.218.391
Pend. Kerja Sama Usaha 24.441.770.910 24.441.770.910
Pend. RS Pelb/Unit
Kesehatan 682.888.319 682.888.319
Pend. Pelabuhan/Dermaga
Khusus 155.062.188.228 155.062.188.228
Pend. Rupa-rupa Usaha 85.973.665.783 85.973.665.783
Jumlah Pendapatan
Usaha Kotor 1.630.568.075.534 1.630.568.075.534
Reduksi Pendapatan (98.935.580.000) (98.935.580.000)
Pendapatan Usaha
Bersih 1.531.632.495.534 1.531.632.495.534
Pendapatan Diluar Usaha 63.702.788.578 63.702.788.578
Jumlah pendapatan 1.595.335.284.112 1.595.335.284.112
BIAYA OPERASI :
Biaya Pegawai 28.625.309.405 28.625.309.405
Biaya Bahan 815.738.304.764 815.738.304.764
Biaya Pemeliharaan
Kendaraan 82.506.223.345 f1 ) 41.253.111.637 (-) 41.253.111.637
Biaya Penyusutan
Kendaraan 62.184.096.966 f2) 31.092.048.483 (-) 31.092.048.483
Biaya Asuransi 5.102.252.622 5.102.252.622
Biaya Adm Kantor 6.872.944.320 6.872.944.320
Biaya Kesehatan 11.345.476.688 g) 11.345.476.688 (-) 0
Biaya Umum 50.637.378.378 50.637.378.378
Jumlah Beban (1.063.011.986.688) (979.321.349.609)
Laba Sebelum Pos Luar
Biasa 532.323.297.424 616.013.934.503
PEND. DAN BY. POS LUAR BIASA Pendapatan Pos Luar
Biasa 0 0
Biaya Pos Luar Biasa (27.914.923.093) (27.914.923.093)
Selisih Pendp. dan By.
Pos Luar Biasa (27.914.923.093) (27.914.923.093)
LABA SEBELUM
PAJAK 504.408.374.331 588.099.011.410
BEDA WAKTU
Penyisihan Piutang 6.789.287.621 6.789.287.621
Selisih By. Penyusutan
dan Amortisasi (22.470.990.097) (22.470.990.097)
Selisih Beban Bonus 6.559.827.243 6.559.827.243
Selisih Beban Imbalan
Pasca Kerja 7.382.879.687 7.382.879.687
Total Beda Waktu (1.738.995.546) (1.738.995.546)
LABA KENA PAJAK 502.669.378.785 586.360.015.864
PPh Tahun Berjalan 125.667.344.696 146.590.003.966
PPh Tangguhan 434.748.886 434.748.886
Total Pajak (126.102.039.582) (147.024.752.852)
LABA BERSIH 376.567.339.203 439.335.263.012
Sumber PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar (data Olahan 2013)
Dari hasil rekonsiliasi fiskal diatas, maka diperoleh pula perubahan atas beban pajak penghasilan badan, sebagai berikut :
Tabel 4
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) PAJAK PENGHASILAN & LABA BERSIH
(Dinyatakan Dalam Rupiah) Sebelum Tax Planning
Laba Kena Pajak 502.669.378.785
Pajak Tahun Berjalan 125.667.344.696
Pajak Tangguhan 434.748.886
Jumlah PPh (126.102.039.582)
Laba Bersih 376.567.339.203
Sesudah Tax Planning
Laba Kena Pajak 586.360.015.864
Pajak Tahun Berjalan 146.590.003.966
Pajak Tangguhan 434.748.886
Jumlah PPh (147.024.752.852)
Laba Bersih 439.335.263.012
Sumber Rekonsiliasi Fiskal (Data Olahan 2013)
D. Hasil Penelitian
Dari uraian – uraian hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa penerapan tax planning bagi perusahaan adalah berkurangnya jumlah koreksi fiskal positif perusahaan, sehingga menyebabkan perubahan pada laba kena pajak.
Untuk laba kena pajak sebelum tax planning sebesar Rp.502.669.378.785,- maka setelah tax planning laba kena pajak sebesar Rp.586.360.015.864,-
Selain dari pada itu, secara otomatis Jumlah PPh terutang juga mengalami perubahan, jika pada sebelum tax planning jumlah PPh terutang perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.126.102.039.582,- maka setelah dilakukan tax planning jumlah PPh terutang perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.147.024.752.852,- Hal ini menunjukkan bahwa besarnya efisiensi pajak tersebut adalah sebagai berikut :
PPh Sebelum Tax Planning Rp 126.102.039.582,- PPh Sesudah Tax Planning Rp 147.024.752.852,- Efisiensi Beban PPh Rp 20.992.713.270
Maka, efisiensi beban pajak dalam persentase (%) :
= ̇ %
T = Rp126.102.039.582–Rp 147.024.752.852 X 100 %
= Rp 147.024.752.852 + Rp126.102.039.582 T = 7,686 %
Selisih atau penghematan beban pajak penghasilan badan perusahaan sebesar Rp 20.992.713.270,- atau dengan kata lain terdapat penghematan pajak perusahaan sebesar 7,686 %. Dengan demikian, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan tax planning mempunyai efek guna untuk mengefesienkan beban PPh badan Pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar. Oleh karena itu, hipotesis diterima.
58 A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada bab – bab sebelumnya, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, sebagai berikut :
1. Strategi dalam penerapan tax planning sangatlah penting dalam menyusun laporan keuangan fiskal yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Penerapan tax planning yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini telah sesuai dengan aturan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghsilan.
3. Dalam menerapkan tax planning harus pula diperhatikan segi pajak dan segi akuntansinya. Dari segi pajak, tax planning dikatakan berhasil jika pajak penghasilan yang harus dibayar menjadi lebih kecil dan dari segi akuntansi laba setelah pajak lebih meningkat.
4. Dengan mengoptimalkan penerapan tax planning Maka PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar dapat melakukan penghematan pajak. Hal ini akan menguntungkan perusahaan dimana kas hasil penghematan tersebut dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasional lainnya.
B. Saran
Dari hasil yang didapat tersebut, disarankan sebagai berikut :
1. Agar penerapan tax planning pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar dilaksanakan, karena adanya keuntungan yang
diperoleh perusahaan dengan terjadinya penghematan pajak dan peningkatan laba komersial serta diharapkan pada peningkatan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
2. Dan yang paling penting perusahaan harus senangtiasa, mengikuti perkembangan peraturan – peraturan perpajakan ataupun isu – isu tentang perpajakan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menghitung pajak terutang perusahaan.
60
Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank Sul-Sel Skripsi. Makassar : Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP– 57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pengasilan Pasal 21, dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP –51/PJ/2009 tentang Tata Cara Pemberian dan Penetapan Besaran Kupon Makanan dan/atau Minuman Bagi Pegawai, Kriteria dan tata Cara Penetapan Daerah Tertentu dan Batasan Mengenai Saran dan Fasilitas di Lokasi Kerja.
Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pajak. 1998. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP–281/PJ/1998 tentang Objek PPh yang Dikecualikan. Jakarta:
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Dewan Standar Akuntasi Keuangan. 2011. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ED PSAK 16, Revisi 2011). Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia
Laowe, Jeanie. 2013. Sistem Pemungutan Pajak (Online).
(http://pajakkoe.blogspot.com/2013/01/sistem-pemungutan-pajak.html).
diakses 22 Februari 2014. Pukul 10:05 Wita
Nurjannah. 2013. Implementasi Perencanaan Pajak (Tax Planning) Untuk Penghematan Jumlah Pajak Penghasilan Pada PT. Semen Bosowa Maros Skripsi. Makassar : Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Prabowo, Yusdianto. 2006. Akuntansi Perpajakan Terapan. Jakarta : Penerbit PT.
Grasindo
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Subagyo, Pangestu. 2009. Statistik Induktif. Yogyakarta : Badan Percetakan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
Supramono, Woro Damayanti. 2010. Perpajakan Indonesia - Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Undang-undang RI No 36. 2008. Pajak Penghasilan Perubahan keempat atas Undang-undang No 7 Tahun 1983. Jakarta : Kementrian Keuangan Republik Indonesia
Undang-undang RI No 28. 2007. Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang UU KUP. Jakarta : Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat.
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah)
PENDAPATAN OPERASI : Pend. Jasa Kapal
Pend. Pelayanan Jasa Barang Pend. Pengusahaan Alat-alat Pend. Pely. Usaha Terminal Pend. Pely. Terminal Petikemas Pend. Pengusahaan TBL Pend. Kerja Sama Usaha Pend. RS Pelb/Unit Kesehatan Pend. Pelabuhan/Dermaga Khusus Pend. Rupa-rupa Usaha
Jumlah Pendapatan Usaha Kotor Reduksi Pendapatan
Pendapatan Usaha Bersih Pendapatan Diluar Usaha
Jumlah pendapatan BIAYA OPERASI : Biaya Pegawai Biaya Bahan Biaya Pemeliharaan
Biaya Penyusutan dan Amortisasi Biaya Asuransi
Biaya Adm Kantor Biaya Kesehatan Biaya Umum
Biaya Operasional PKBL Bina Lingkungan
Jumlah Beban
Laba Sebelum Pos Luar Biasa PEND. DAN BY. POS LUAR BIASA Pendapatan Pos Luar Biasa
Biaya Pos Luar Biasa
Selisih Pendp. dan By. Pos Luar Biasa LABA SEBELUM PAJAK
BEDA WAKTU Penyisihan Piutang
Selisih By. Penyusutan dan Amortisasi Selisih Beban Bonus
Selisih Beban Imbalan Pasca Kerja Total Beda Waktu
LABA KENA PAJAK PPh Tahun Berjalan 25 % X UU PPh pasal 17 PPh Tangguhan
25% X Beda Waktu Total Pajak LABA BERSIH
470.345.497.594 98.655.829.049 35.209.388.182 224.390.696.274 500.125.392.804 35.680.218.391 24.441.770.910 682.888.319 155.062.188.228 85.973.665.783 1.630.568.075.534 (98.935.580.000) 1.531.632.495.534 63.702.788.578 1.595.335.284.112
28.625.309.405 815.738.304.764 82.506.223.345 62.184.096.966 5.102.252.622 6.872.944.320 11.345.476.688 50.637.378.378 0 0 1.063.011.986.688 532.323.297.424
0 (27.914.923.093) (27.914.923.093) 504.408.374.331
6.789.287.621 (22.470.990.097)
6.559.827.243 7.382.879.687
(1.738.995.546) 502.669.378.785 125.667.344.696 434.748.886 (126.102.039.582) 376.567.339.203 Sumber PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis, yaitu Ulfah Hadaming dan lahir di Ujung Pandang, 17 September 1992. Merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara dari pasangan pernikahan Bapak Hadaming Hamid dan Ibu Dra. Hasriaty. Penulis berkembangsaan Indonesia, dan beragama Islam. Kini penulis beralamat tinggal di Jalan Malino km.30 Kompleks P.U Bili – Bili, Dusun Sarite’ne, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi – Selatan. Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2004 Lulus SD Inpres Sarite’ne, dan tahun 2007 Lulus dari SMP Negeri 1 Bontomarannu. Melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Bontomarannu, Lulus tahun 2010. Kemudian kuliah keperguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Lulus dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Tax Planning Untuk Mengefesienkan Beban PPh Badan Pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar”,di semester akhir pada tahun 2014.
SUBDIT.
PERENCANAAN
SUBDIT. SUBDIT. SUBDIT.
PERENCANAAN
DIREKTUR UTAMA Jajaran Direksi
SEKRETARIS PERUSAHAAN
DIREKTUR OPERASI DAN
KOMERSIAL
DIREKTUR FASILITAS DAN
PERALATAN
DIREKTUR SDM DAN UMUM
DIREKTUR KEUANGAN
SATUAN PENGAWASAN
INTERN (SPI)
BIRO PERENCANAAN DAN STRATEGI
PERUSAHAAN
BIRO HUKUM
BIRO LOGISTIK
PELAYANAN KAPAL
SUBDIT.
PELAYANAN TERMINAL
SUBDIT.
PENGEMBANGAN USAHA DAN PENTARIFAN
DAN REKAYASA FASLATPEL
SUBDIT.
FASILITAS PELABUHAN
SUBDIT.
PERALATAN PELABUHAN
ORGANISASI, SDM DAN KESRA
SUBDIT. KARIER DAN PENGEMBANGAN
SDM
SUBDIT.
UMUM
AKUNTANSI MANAJEMEN
SUBDIT.
AKUNTANSI KEUANGAN DAN MANAJEMEN ASET
SUBDIT.
TRESURI DAN KEUANGAN
PERUSAHAAN
BIRO TEKNOLOGI
INFORMASI
SATUAN PENGELOLAAN
PROYEK
SUBDIT. ANEKA USAHA DAN
PROPERTI
SUBDIT.
LINGKUNGAN HIDUP DAN
FASILITAS PENUNJANG
GM. CABANG GM. UPK
DIREKSI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DIREKTUR UTAMA,
M U L Y O N O