• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Konsep Umum Metode Pembelajaran Bahasa Arab

4. Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Metode dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang penting. Terdapat beberapa macam metode yang dapat dignakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab yang dianggap efektif dan efesien. Setiap metode tentunya mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Namun, apabila pendidik mampu menyelesaikan pemilihan kondisi dan situasi pengajaran, tentunya kekurangan tersebut bisa diminimalkan.

Secara sederhana, metode pembelajaran bahasa Arab dapat dibagi menjadi dua yaitu metode klasikal atau tradisional dan metode modern. Metode pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pembelajaran yang memfokuskan bahasa sebagai budaya ilmu, sehingga belajar bahasa Arab berarti mempelajari seluk-beluk ilmu bahasa Arab secara mendalam, baik dari segi gramatika nahwu, ṣarf, ataupun sastra. Sedangkan metode pembelajaran bahasa Arab modern adalah metode pembelajaran yang menjadikan tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dinyatakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern. Oleh karena itu, inti

mempelajari bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa secara aktif dan mampu memahami ungkapan-ungkapan atau percakapan yang berbahasa Arab.47

Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab dapat ditentukan dari kreativitas pendidik dalam memilih metode yang cocok dalam setiap pembelajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran sesuai dengan minat dan sikap siswa terhadap materi yang diajarkan.

Adapun macam-macam metode pembelajaran bahasa Arab antara lain sebagai berikut:

a. Metode qawᾱ`id dan tarjamah

Metode qawᾱ`id dan tarjamah adalah metode yang menggunakan metode tradisional yang memfokuskan pada analisa gramatikal, penghafalan kosa kata, penerjemahan bacaan dan latihan menulis. Jadi, yang pertama diajarkan kepada peserta didik adalah tata bahasa.48 Dari pendapat para ahli, baik yang menentang ataupun yang mendukung penggunaan qawᾱ`id dalam pembelajaran bahasa Arab masih tetap menganggap perlu metode ini untuk dipakai dalam pembelajaran karena mereka sepakat bahwa qawᾱ`id merupakan suatu alat untuk memperbaiki kemampuan berbahasa.

b. Metode audiolingual

Metode audiolingual adalah metode yang menekankan suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulainya dari sistem bunyi kemudian sistem pembentukan kata dan sistem pembentukan kalimat. Pada dasarnya metode ini tidak hanya

47A. fajar Awaluddin, “Pengaruh Metode Pembelajaran Elektik terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah Ma`had Hadis Al-Junaidiyah Biru Bone”, Didaktika Jurnal Kependidikan 12, no. 2 (2018): h. 155.

48Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2011), h. 104.

menekankan latihan dan pembiasaan para peserta didik untuk membentuk kecakapan berbahasa, tetapi juga kecermatan pendidik dalam membimbing mereka sangat diperhatikan. 49 Metode ini berpendirian bahwa jika pada tahap awal peserta didik belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya tidak dianggap sebagai hal yang meresahkan.

c. Metode qirᾱah (membaca)

Metode qirᾱah adalah metode yang menyajikan pelajaran dengan mengutamakan membaca terlebih dahulu. Pendidik membacakan bacaan kemudian diikuti oleh peserta didik. Pendidik juga dapat menunjuk langsung peserta didik untuk membacakan terlebih dahulu dan peserta didik yang lain memperhatikan dan mengikutinya.

Metode qirᾱah lebih menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mengucapkan kalimat dengan benar dan lancar. Sedangkan makna kalimat kadang kurang diperhatikan, pembelajaran sering terasa membosankan terutama jika pendidik tidak menerapkan metode yang menarik.50 Penggunaan metode qirᾱah membuat peserta didik dapat membaca dengan lancar dan memahami bacaan dengan baik dan benar serta dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar.51 Akan tetapi, metode qirᾱah sulit diterapkan pada tingkat pemula karena peserta didik masih sangat asing untuk membiasakan lidahnya,

49Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 191.

50Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya (Yogyakarta: Ombak, 2016), h. 164.

51Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab; Media dan Metode-metodenya (Yogyakarta: TERAS, 2012), h. 73.

sehingga terkadang harus dituntun dan mengulang kalimat yang sulit ditiru secara berkali-kali, dan tentunya ini akan menyita banyak waktu.

d. Metode mubāsyaroh (direct method)

Metode mubāsyaroh adalah suatu cara menyajikan pelajaran bahasa tanpa menggunakan bahasa ibu dalam pembelajaran, tetapi langsung menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa pengantar. Kemudian, untuk menjelaskan makna suatu kata atau kalimat hanya menggunakan gambar atau peragaan. Metode mubāsyaroh bertujuan agar peserta didik mampu berkomunikasi seperti pemilik bahasa asing. 52 Untuk mencapai kemampuan tersebut, peserta didik banyak diberikan latihan-latihan berupa kata-kata atau kalimat.

e. Metode eclectic

Istilah elektik berasal dari bahasa inggris yaitu “eclectic” yang memiliki arti memilih-milih dan berbagai asal atau sumber.53 Dengan kata lain dapat diartikan suka memilih-milih sesuatu sesuai dengan keinginan. Eclectic juga dapat berarti yang terbaik dan berbagai sumber tentang metode. Dalam bahasa Arab, metode elektik memiliki berbagai macam nama seperti

ةيفيلوتلا ةقيرطلا ,ةراتخلما ةقيرطلا ,ةيئاقتنلإا ةقيرطلا.

Al-`Anati yang dikutip oleh Raswan dalam jurnal pendidikan bahasa Arab dan kebahasaaraban mengatakan bahwa metode elektik adalah suatu metode yang menggabungkan beberapa metode belajar bahasa asing, dan itu mencakup keterampilan dan menulis yang disertai dengan latihan-latihan yang dapat membantu tercapainya keterampilan berbahasa. Jadi, metode elektik adalah cara menyampaikan

52Chaidar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 177.

53John Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Cet. XXIV; Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 35.

materi pelajaran bahasa melalui gabungan atau kombinasi bermacam-macam metode, sehingga pembelajaran banyak ditekankan pada keterampilan berbicara, menulis, membaca dan memahami makna-makna kalimat atau kata tertentu.54

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa al-ṭarῑqah al- inṭiqᾱiyyah (metode eclectic) adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu metode atau metode pembelajaran yang menggunakan kombinasi atau gabungan dari beberapa metode dalam sebuah pembelajaran.

Penggunaan metode elektik dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi sangat variatif dan tidak terfokus pada satu kegiatan. Oleh karena itu, metode elektik diharapkan dapat memacu motivasi para peserta didik dalam belajar bahasa Arab yang tentunya akan berpengaruh terhadap pemahaman mereka tentang bahasa Arab.

Munculnya metode elektik ini berawal dari adanya ketidakpuasan terhadap metode-metode sebelumnya dan metode yang lain. Berbagai macam metode datang dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Disamping itu, pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab pasti menghadapi kondisi objektif yang berbeda-beda, antara satu negara dengan negara yang lain, antara satu lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya. Kondisi tersebut meliputi keadaan pendidik, keadaan peserta didik, keadaan sarana prasarana, tujuan pengajaran, dan lain-lain.55

Metode elektik mempunyai karakteristik yang berbeda, tidak seperti metode sebelumnya yang dikembangkan atas dasar-dasar teori bahasa atau teori psikologi tertentu. Metode ini pun lahir bukan sebagai pengganti dari metode-metode

54Raswan, “Pengaruh Metode Pembelajaran Elektik terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa”, Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 5, no.1 (2018): h. 129.

55Baiq Tuhfanul Unsi, “Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Model Pembelajaran Komunikatif-elektik”, Murobbi: Jurnal Ilmu Pendidikan 1, no. 1 (2017): h. 105.

sebelumnya melainkan sebuah bentuk penggabungan dan pemilihan dari unsur beberapa metode yang telah ada. Jadi, anggapan-anggapan yang mendukung metode ini lebih bersifat pragmatis atau realistis daripada teoritis.

Dari beberapa metode pembelajaran bahasa Arab yang telah disebutkan, masih banyak metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab.