PENGARUH PENERAPAN METODE MIM-MEM DAN METODE MUHĀDAṠAH TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMPIT AL-FITYAN SCHOOL GOWA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Bahasa Arab pada Pascasarjana
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
WAHIDAENI NIM: 80400218016
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2022
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Wahidaeni
NIM : 80400218016
Tempat/Tgl. Lahir : Sinjai, 15 September 1991 Jurusan/Prodi/Konsentrasi : Pendidikan Bahasa Arab Fakultas/Program : Pascasarjana Program Magister
Alamat : Dusun Barue Gantarang, Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai
Judul : Pengaruh Penerapan Metode Mim-mem dan Metode Muhādaṡah terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bah wa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri, jika dikemudian hari terbukti bahwa ia adalah merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yan g diperoleh karenanya, batal demi hukum.
Makassar, 05 Agustus 2022 Penyusun,
Wahidaeni
NIM. 80400218016
iii
iv
KATA PENGANTAR
ميحرلا نحمرلا الله مسب
للِ ُدحمَحلَْا َلحا لفَرحشَأ ىَلَع ُم َلََّسلاَو ُة َلََّصلاَو , لنحيل دلاَو اَينُّدلا لرحوُمُأ ىَلَع ُحيْلعَتحسَن لهلبَو َحيْلمَلاعلا ل بَر
لءاَيلبحن
.ُدحعَ ب اَّمَأ .َحيْلعَحجَْا لهلبححَصَو لهللَا ىَلَعَو ٍدَّمَُمُ َنَلدل يَس َحيْللَسحرُمحلاَو
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt berkat hidayah, taufik dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Selawat dan salam semoga senantiasa mengalir kepada manusia terbaik, manusia pilihan kekasih sang maha pengasih, Nabi Mulia Muhammad saw beserta para keluarga dan sahabatnya.
Proses penyelesain karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya semua pihak terkhusus kepada Ayahanda Hardin dan Ibunda Nirwana tercinta atas segala dukungan, nasehat, perhatian, pengorbanan dan berkah doa tulusnya.
Terima kasih kepada semua pihak atas segala doa, perhatian, nasehat, dorongan dan pengorbanannya selama dalam pendidikan hingga tesis ini selesai.oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang ditujukan kepada:
1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta jajarannya, yang telah memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat memperoleh ilmu, baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.
v
2. Prof. Dr. H. Muh. Galib, M.A. dan Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A., Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, serta para staf administrasi yang telah memberikan pelayanan yang baik.
3. Dr. Hj. Haniah, Lc., M.Ag. dan Dr. Hamka Ilyas, M.Th.I. Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab atas segala ilmu, petunjuk, serta arahannya selama menempuh perkuliahan di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
4. Prof. Dr. Sitti Mania, M.Ag. dan Dr. Firdaus, M. Ag. Promotor dan Kopromotor yang senantiasa membimbing dan mencurahkan perhatiannya kepada penulis disela-sela kesibukannya, sampai tahap penyelesaian tesis ini.
5. Prof. Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd. dan Dr. Sitti Aisyah Chalik, S.Ag., M.Pd.
Penguji utama 1 dan 2, yang meluangkan waktunya untuk mengarahkan serta menguji dengan sebaik-baiknya.
6. Segenap dosen dan karyawan pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang penuh keikhlasan dan kerendahan hati dalam pengabdiannya telah banyak memberikan pengetahuan dan pelayanan, baik akademik maupun administratif, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Direktur dan kepala sekolah SMPIT Al-Fityan School Gowa, guru dan staf yang telah memberikan data kepada penulis, sehingga penelitian tesis ini dapat berjalan dengan lancar.
8. Teman-teman seperjuangan serta seluruh sahabat yang selama ini memberikan arahan, motivasi dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.
Betapa banyak nama-nama yang telah berjasa yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu. Oleh karena itu, semoga Allah swt memberikan balasan yang
vi
setimpal kepada mereka, dimudahkan segala urusannya serta senantiasa mendapat naungan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya, semoga tesis ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal jariyah dalam studi pendidikan. Aamiin.
Makassar, 05 Agustus 2022 Penyusun,
Wahidaeni
NIM. 80400218016
vii DAFTAR ISI JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... ii
PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiii
ABSTRAK ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 11
D. Kajian Pustaka ... 13
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 25
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 26
A. Konsep Umum Metode Pembelajaran Bahasa Arab ... 26
1. Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Arab ... 26
2. Fungsi Metode dalam Pembelajaran Bahasa ... 28
3. Penentuan Metode Pembelajaran ... 30
4. Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab ... 32
B. Metode Mim-mem ... 37
1. Pengertian Metode Mim-mem ... 37
2. Ciri-ciri Metode Mim-mem ... 39
3. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Metode Mim-mem ... 40
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mim-mem ... 43
5. Perbedaan Metode Mim-mem dan Metode Muhādaṡah... 45
6. Tujuan Metode Pembelajaran Mim-mem ... 45
C. Metode Muhādaṡah ... 46
1. Pengertian Metode Muhādaṡah ... 46
2. Tujuan dan Manfaat Metode Muhādaṡah ... 48
viii
3. Tahap-tahap Penggunaan Metode Muhādaṡah ... 50
4. Langkah-langkah Penerapan Metode Muhādaṡah ... 54
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Muhādaṡah ... 56
D. Keterampilan Berbicara ... 57
1. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 57
2. Tujuan Keterampilan Berbicara ... 58
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 59
4. Tahap-tahap Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 60
5. Teknik-teknik dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara 61 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara 66 E. Kerangka Pikir ... 70
F. Hipotesis ... 72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 74
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 74
1. Jenis Penelitian ... 74
2. Lokasi Penelitian ... 74
B. Populasi dan Sampel ... 75
C. Intsrumen dan Metode Pengumpulan Data ... 78
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 82
1. Analisis Deskriptif ... 82
2. Analisis Inferensial ... 84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 90
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 90
B. Deskripsi Uji Prasyarat Penelitian ... 102
1. Uji Normalitas Data ... 102
2. Uji Homogenitas ... 103
C. Deskripsi Uji hipotesis ... 104
1. Uji Paired Sample T-test ... 104
2. Uji Insependent Sample T-test ... 105
ix
D. Pembahasan ... 106
1. Pengaruh Penerapan Metode Mim-mem terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Peserta Didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa ... 106
2. Pengaruh Penerapan Metode Muhādaṡah terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Peserta Didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa ... 112
3. Perbedaan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Peserta Didik yang Diajar Menggunakan Metode Mim-mem dengan Peserta Didik yang Diajar Menggunakan Metode Muhādaṡah Kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa ... 117
BAB V PENUTUP ... 119
A. Kesimpulan ... 119
B. Implikasi Penelitian ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 3.1 Populasi Penelitian 76
Tabel 3.2 Sampel Penelitian 78
Tabel 4.1 Nilai Standar Deviasi Pre-test Kelas Eksperimen 91 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen 91 Tabel 4.3 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Pre-test Kelas
Eksperimen 92
Tabel 4.4 Kategori Hasil Pre-test Kelas Eksperimen 92 Tabel 4.5 Nilai Standar Deviasi Post-tes Kelas Eksperimen 94 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Post-tes Kelas Eksperimen 94 Tabel 4.7 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Post-tes Kelas
Eksperimen 94
Tabel 4.8 Kategori Hasil Post-tes Kelas Eksperimen 95 Tabel 4.9 Nilai Standar Deviasi Pre-test Kelas Kontrol 97 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol 97 Tabel 4.11 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Pre-test Kelas Kontrol 97 Tabel 4.12 Kategori Hasil Pre-test Kelas Kontrol 98 Tabel 4.13 Nilai Standar Deviasi Post-tes Kelas Kontrol 99 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Post-tes Kelas Kontrol 100 Tabel 4.15 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Post-tes Kelas Kontrol 100 Tabel 4.16 Kategori Hasil Post-tes Kelas Kontrol 101 Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Pre-Test Post-tes pada Kelas Kontrol
dan Kelas Ekspeimen 102
xi
No. Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Pre-test Post-tes pada Kelas
Kontrol dan Kelas Ekspeimen 104
Tabel 4.19 Hasil Uji Paired Sample T-test Pre-test Post-tes pada
Kelas Kontrol 104
Tabel 4.20 Hasil Uji Paired Sample T-test Pre-test Post-tes pada
Kelas Ekspeimen 105
Tabel 4.21 Hasil Uji Independent Sample T-test pada Kelas Kontrol
dan Kelas Ekspeimen 105
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 1 Kerangka Pikir 72
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB -LATIN DAN SINGKATAN A. Transliterasi Arab -Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkanب
ba b beت
ta t teث
ṡa ṡ es (dengan titik di atas)ج
jim j jeح
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)خ
kha kh ka dan haد
dal d deذ
żal ż zet (dengan titik di atas)ر
ra r erز
zai z zetس
sin s esش
syin sy es dan yeص
ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)ض
ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)ط
ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)ظ
ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)ع
‘ain ‘ apostrof terbalikغ
gain g geف
fa f efق
qaf q qiك
kaf k kaل
lam l elم
mim m emن
nun n enو
wau w weه
ha h haء
hamzah ’ apostrofى
ya y Ye
xiv
Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
N Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Contoh:
َف حي َك
: kaifaَل حو َه
: haula3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Contoh:
تاَ م
: mātaNama Huruf Latin Nama
Tanda
fatḥah a a
َ ا
kasrah i iَ ا
ḍammah u uَ ا
Nama Huruf Latin Nama
Tanda
fatḥah dan yā’ ai a dan i
حىَ
fatḥah dan wau au a dan u
حوَ
Nama Harakat dan
Huruf
Huruf dan Tanda
Nama fatḥah dan alif atau yā’
ى َ ... | ا َ ...
ḍammah dan wau
و ُ
a
u
a dan garis di atas kasrah dan yā’ i i dan garis di atas
u dan garis di atas
ى ل
xv
ى َمَر
: ramāَل حي لق
: qiῑlaُتحوُ م َي
: yamūtu 4. Tā’ marbūṭahTransliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan ta’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’
marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
للاَفحطَلا ُ ة َضحوَر
: rauḍah al-atfalةَل لضاَ ف حلَا ُ ة َن حيلد َم حلَا
: al-madῑnah al-faḍῑlah
ة َم حك لحح لَا
: al- ḥikmah
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid ( ـّـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َان َ بَر
: rabbanāَان حيَ ج َن
: najjaināق َح ح لَا
: al- ḥaqqَم ل عُ ن
: nu“imaوُد َع
: ‘aduwwunJika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ّىـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i.
Contoh:
ى لل َع
: ‘Alῑ (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)ُّى ل بَر َع
: ‘Arabῑ (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby) 6. Kata Sandangxvi
Kata sandang dal am sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
لا
(aliflam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari ka ta yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men - datar (-).
Contoh:
ُس حم َّشلَا
: al-syamsu (bukan asy-syamsu)ة َ لَز ح لَّزلَا
: al-zalzalah (az-zalzalah)
ةَف َسحل َف ح لَا
: al-falsafah
ُدَلَ ل ب ح لَا
: al-bilādu 7. HamzahAturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
ُمحأَ ت
َنحوُر
: ta’murūnaُعحو َّن لَا
: al-nau‘ءحي َش
: syai’unُتحر لمُأ
: umirtu8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbenda haraan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’ān), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata - kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli - terasi secara utuh. Contoh:
Fi Zilāl al-Qur’ān
Al-Sunnah qabl al-tadwῑn 9. Lafẓ al-Jalālah (
الله
)xvii
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
لالله ُنح يلد
dῑnullāhللللبِ
billāhAdapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:
لالله لةَم ح حَر حلفِ حم ُه
hum fῑraḥmatillāh 10. Huruf KapitalWalau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf -huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).
Huruf kapital misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri ( orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al -), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al -).
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al -, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, C DK, dan DR). Contoh:
Wa mā Muḥammadun illā rasūl
Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażῑ bi Bakkata mubārakan Syahru Ramaḍān al-lażῑ unżila fῑh al-Qur’ān
Naṣῑr al-Dῑn al- Ṭūsi Abū Naṣr al-Farābῑ Al-Gazālῑ
Al-Munqiż min al- Ḍalāl
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:
Abū al-Walῑd Muhammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al-Walῑd Muhammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walῑd Muhammad Ibnu)
Naṣr Ḥāmid Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Nasr Ḥāmid (bukan: Zaid, Naṣr Ḥāmid Abū)
xviii B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. = subḥānahū wa ta‘ālā
saw. = ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
QS = Qur`an Surah
SMPIT = Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
dkk = Dan kawan-kawan
Cet = Cetakan
vol = Volume
no = Nomor
h = Halaman
Mim-mem = Mimicry memorization
KTSP = Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PAI = Pendidikan Agama Islam
SPSS = Statistical Product And Service Solution LCD = Liquid Crystal Display
KIM = Kecermatan Indera Manusia SDIT = Sekolah Dasar Islam Terpadu MTS = Madrasah Tsanawiyah
SMP = Sekolah Menengah Pertama UIN = Kecermatan Indera Manusia IAIN = Institut Agama Islam Negeri
xix PBA = Pendidikan Bahasa Arab
UMM = Universitas Muhammadiyah Malang UNNES = Universitas Negeri Semarang
MI = Madrasah Ibtidaiyah
NU = Nahdatul Ulama
UPT = Unit Pelaksana Teknis
xx ABSTRAK
Nama : Wahidaeni Nim : 80400218016
Judul : Pengaruh Penerapan Metode Mim-mem dan Metode Muhādaṡah terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Peserta Didik Kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode mim- mem dan metode muhādaṡah terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa serta perbedaan keterampilan bahasa Arab peserta didik yang diajar menggunakan metode mim-mem dengan peserta didik yang diajar menggunakan metode muhādaṡah.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 427 orang dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi serta menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode mim-mem berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0.000 <
0.05 dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik pada pre-test sebesar 70,90 sedangkan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik pada post-tes sebesar 85,33. 2) Penerapan metode muhādaṡah berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0.000 <
0.05 dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik pada pre-test sebesar 70,86 sedangkan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik pada post-tes sebesar 82,93. 3) Terdapat perbedaan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik yang diajar menggunakan metode mim-mem dengan peserta didik yang diajar menggunakan metode muhādaṡah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0.031 <
0.05 dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik yang diajar menggunakan metode mim-mem pada post-tes sebesar 85,33 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik yang
xxi
diajar menggunakan metode muhādaṡah pada post-tes yang hanya sebesar 82,93. Ini mengandung arti bahwa penerapan metode mim-mem sedikit lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan dengan penerapan metode muhādaṡah. Namun, kedua metode ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam pembelajaran karena keduanya dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik.
Penelitian ini berimplikasi pada keterampilan berbicara bahasa Arab. Oleh karena itu, penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka hendaknya para guru dan pengajar senantiasa menambah pengetahuan, baik dalam bidang ilmu pengetahuan ataupun teknologi sebagai penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
xxii
ديرتج
َ ثحبلا
َ
مسلإا
: نيدحاو
ديقلا مقر :
٨٤٠٠٢۱٨٠۱٦
ةلاسرلا عوضوم
: ةقيرط قيبطت رثأ ةظفالمحاو عامسلا
ثدحتلا تاراهم ىلع ةثدالمحا ةقيرطو
ةغللبِ
اَوُغب نايتفلا ةطسوتلما ةيملَسلإا ةسردلما نم نياثلا لصفلا بلَط ىدل ةيبرعلا
لىإ ةعضاوتلما ةلاسرلا هذه فدته
ةقيرط قيبطت رثأ ةفرعم ةظفالمحاو عامسلا
ىلع ةثدالمحا ةقيرطو
.اَوُغب نايتفلا ةطسوتلما ةيملَسلإا ةسردلما نم نياثلا لصفلا بلَط ىدل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم و فدته مادختسبِ نوسردي نيذلا بلَطلا ىدل ةيبرعلا ةغللا تاراهم فِ تافلَتخلاا ةفرعم لىإ ًاضيأ
لمحيمللا ةقيرط نوسردي نيذلا بلَطلا عم حمَالما -
ةثدالمحا ةقيرط مادختسبِ
َ .
و وه ثحبلا اذه فِ مدختسلما جهنلما ميمصت عم بييرتج هبش ميمصت ثبح بولسبأ بييرتج ثبح
نأ عم اًصخش نورشعو ةعبسو ةئام عبرأ غلبت هيف ةذوخألما ةعوملمجا تناكو .ئفاكتم يرغ مكتح ةعوممج قت للَخ نم لَصحُيُ اًصخش يْ تس لىإ لصت ةيلاجْلإا تاينيعلا عجْ قرط امأو .ةفداه تانيعلا ذخأ ةين
ةبقارلما قاروأ لكش فِ ةمدختسلما تنَايبلا تاودأ عجْ و قيثوتلاو تارابتخلااو ةبقارلما يه تنَايبلا .يجاتنتسلاا ليلحتلاو يفصولا ليلحتلا ةقيرطب تنَايبلا ليلتح لىإ ثحابلا ماق ثم .رابتخلاا ةلئسأو
ترهظأف ثحبلا جئاتن :يلي ام
َالوأ( ََ
ََ)
ََ رثيأ ةقيرط قيبطت ةظفالمحاو عامسلا
تاراهم ىلع
ةجيتن حضوت تيلا تنَايبلا ليلتح جئاتن نم كلذ ةظحلَم نكيم .بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا Sig
(2-Tailed) لىإ لصتو .
0.000 <0.05 ةغللبِ ثدحتلا تاراهم تاجردل ةطسوتم ةجيتن يهو
يلبقلا رابتخلاا فِ بلَطلل ةيبرعلا لىإ هيف ةجيتنلا تلصو يذلا
70.90
ةطسوتم ةجيتن نأ عم .
ىلع بلَطلا لصيُ قحلَلا رابتخلاا فِ بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهلم 85.33
)ااينثا( . رثيأ
فِ كلذ ةظحلَم نكيم .بلَطلا ىدل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم ىلع ًاضيأ ةثدالمحا ةقيرط قيبطت نَايبلا ليلتح ةجيتن ةجيتن ملهوصح ىلع حضوت تيلا ت
Sig (2-Tailed) ىلع لصتح يهو .
0.000 <0.05
رابتخلاا فِ بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم تاجردل ةطسوتم ةجيتن يهو
لىإ نولصيُ يذلا يديهمتلا 70.86
فِ بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تراهلم ةطسوتم ةجيتن نأ عم
وه قحلَلا رابتخلاا 82.93
)ااثلثا( .
بلَطلا ىدل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم فِ قرف ةدع دجوت
xxiii
ةقيرطب نوسردي نيذلا ةظفالمحاو عامسلا
نكيم .ةثدالمحا ةقيرط مادختسبِ نوسردي نيذلا بلَطلا عم
نأ حضوت تيلا تنَايبلا ليلتح ةجيتن نم كلذ ةظحلَم Sig. (2-Tailed)
يه 0.031
<
0.05
تم ةجيتن تناك نبأ ةقيرطب نوسردي نيذلا بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهلم ةطسو
عامسلا
ةظفالمحاو ىلع لصيُ قحلَلا رابتخلاا فِ
85.33
ةطسوتم ةجيتن نم ةجيتن ىلعبأ نولصيُ وهو
قحلَلا رابتخلاا فِ ةثدالمحا ةقيرط مادختسبِ نوسردي نيذلا بلَطلل ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهلم ةجيتن ىلع لصيُ وهو 82.93
ةقيرط قيبطت نأ رهظي اذهو .طقف ةظفالمحاو عامسلا
بركأ يرثتأ هل
ليلقب ةثدالمحا ةقيرط قيبطت نم .
عمو نكيم انهل ميلعتلا فِ يْتقيرطلا يْتاه قيبطتب ةيصوتلا نكيم ,كلذ
يْستح فِ امهسي نا ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم
بلَطلل .
ثحبلا اذه هل
رثاآ ىلع ةعونتلما بيلاسلا مادختسا نأ كلذل .ةيبرعلا ةغللبِ ثدحتلا تاراهم
حتل ميلعتلا حانج معد فِ اًمهم اًءزج دعي ميلعتلا فِ
يْملعلماو يْسردلما عيجْ ىلعف ميلعتلا ةدوج يْس
اذله عقوتلما نمو .ميلعتلا فِ حاجنلا معدي يذلا ايجولونكتلا وأ مولعلا لامج فِ ءاوس اًمئاد مهتفرعم ةدياز
.ميلعتلاو ملعتلا فادهأ قيقتح فِ ةهماسمو ةديفم ةساردلا هذه جئاتن نوكت نأ ثحبلا
xxiv ABSTRACT
Name : Wahidaeni ID : 80400218016
Title : The Influence of the Application of the Mim-mem Method and the muhādaṡah Method on the Arabic Speaking Skills of Class VIII Students of SMPIT Al-Fityan School Gowa
This study sought to determine the effect of the mim-mem method and the muhādaṡah method on the Arabic speaking skills of eighth-grade students at SMPIT Al-Fityan School Gowa, as well as the differences between the language skills of Arabic students taught using the mim-mem method and those taught using the muhdaah method.
This study utilized a quasi-experimental design with an unequal control group.
This study's population consisted of 427 individuals, and a sample of 60 participants was obtained using the approach of purposive sampling. Observation, tests, and documentation were employed to collect data, and data collecting devices took the form of observation sheets and test questions. The technique for analyzing the data employed descriptive and inferential analysis.
The results showed that 1) The application of the mim-mem approach altered the Arabic-speaking abilities of the students. This was evident from the findings of the data analysis, which indicated that the value of Sig. (2-Tailed) was 0.000 0.05, with the average value of students' language speaking skills on the pre-test being 70.90 and the average value on the post-test being 85.33. 2) The implementation of the muhdaah method influences the speaking abilities of Arabic language students.
This is evident from the findings of the data analysis, which reveals a value of Sig.
(2-Tailed) of 0.000 0.05, with the average value of students' language speaking skills on the pre-test being 70.86 and the average value on the post-test being 82.93. 3) There are disparities in the Arabic speaking abilities of pupils taught using the mim- mem method and those taught with the muhādaṡah approach. This is evident from the results of the data analysis, which reveals a value of Sig. (2-Tailed) of 0.031 0.05 with the average value of Arabic speaking skills of students taught using the mim- mem method on the post-test being 85.33, which is greater than the average value of Arabic speaking skills of students taught using the muhdaah method on the post-test, which was only 82.93. This indicates that the effectiveness of the mim-mem approach is slightly greater than that of the muhādaṡah method. However, this second strategy
xxv
might be recommended for use in learning because both can help Arabic learners improve their speaking skills.
This study implied Arabic language proficiency. Therefore, the use of methods in learning is an integral aspect of supporting the success of learning, so teachers and teachers should enhance their knowledge in the fields of science and technology. It is anticipated that the outcomes of this study will be beneficial and contribute to the learning objectives.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan selalu dipercayai dengan pola kepercayaan yang sama, dipandang sebagai suatu hal yang penting dan harus ada dalam kehidupan manusia.1 Pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.2 Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan melalui proses pembelajaran, baik di lembaga formal maupun non formal. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membangun peserta didik karena manusia akan menjadi sumber daya pembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendidik diharapkan melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mendidik dengan memahami arti dari pendidikan yang sebenarnya.3
Mengingat pentingnya peran dan fungsi seorang pendidik, maka kompetensi pendidik harus terus dikembangkan dari masa ke masa. Kemampuan mendidik harus terus diasah agar bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mengembangkan kualitas tenaga pendidik. Dengan demikian, tenaga pendidik memiliki peran serta tanggung jawab untuk membantu meningkatkan kualitas
1Teguh Wangsa Gandhi, Filsafat Pendidikan (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 19.
2M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 5.
3Umar Tirtarahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan (Cet .I: Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 77.
1
pendidikan. Dalam hal ini, pendidik harus mampu mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik. Adakalanya seorang pendidik tidak mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya karena pendidik tersebut terlalu menoton dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang termotivasi dalam belajar. Salah satu faktor yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik adalah metode mengajar yang digunakan pendidik dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, seorang pendidik harus menguasai beberapa metode mengajar yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa asing seperti pembelajaran bahasa Arab.
Dalam al-Qur`an, bahasa digambarkan sebagai suatu anugrah Allah yang diberikan kepada umat manusia. Ini berarti bahwa kemampuan berbahasa termasuk di antara cara-cara untuk mengenal Allah dan mengapresiasi ciptaan-Nya serta digunakan seseorang untuk berinteraksi, saling mengenal antara individu, masyarakat, suku, dan bangsa-bangsa yang lain. Allah swt dalam QS al-Rum /30: 22.
ُقلَخ هلتٰيآ نلمَو َيْلمَلاَعلل ل ٍتٰي َٰلا َكللاَٰذ لفِ َّنلا مُكلناَولَاَو مُكلتَنلسلَا ُفَلَلتخاَو لضحرَلاو لتومَّسلا
Terjemahnya:
Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.4
Bahasa Arab merupakan ilmu linguistik yang memiliki ciri khas dan keistimewaan yang banyak dari bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Arab memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pengembangan ilmu-ilmu keislaman.5 Kebanyakan buku-buku yang membahas permasalahan agama khususnya agama
4Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Terjemahnya (PT. Sigma Exagrafika, 2019), h. 406.
5Asma Andriani, “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Ta`allum 03, no. 2 (2015): h. 40.
Islam adalah buku yang berbahasa Arab. Oleh karena itu, bahasa Arab sangat penting untuk dipelajari dan dipahami terutama bagi umat Islam. Bahkan, para ulama dan para sahabat pun menganjurkan untuk mempelajari bahasa Arab karena merupakan bahasa utama dari agama Islam.
Salah satu perkataan Umar bin Khattab yang dikutip oleh Burhanuddin Ridwan dalam jurnal bahasa Arab dan pendidikan, mengisyaratkan perlunya seseorang untuk mempelajari bahasa Arab adalah:
َا حح ُص ح لر َع َل وا َ ت ى َع ُّل لم ُّلا َغل لة حلا َع َ ر لب َّي َف لإ لة ََّنه ُج ا حز ء حن لم لد حي لن حم ُك
Artinya:
“Hendaklah kamu sekalian tamak mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab itu bagian dari agamamu”.6
Pernyataan Umar bin Khattab di atas dapat dipahami bahwa adanya seruan untuk mempelajari bahasa Arab dengan penuh kesungguhan, terus mempelajari sedalam-dalamnya tanpa merasa puas sekalipun, karena belajar merupakan bagian dari tugas seorang muslim.
Belajar merupakan aktivitas sadar yang dilakukan untuk membuat peserta didik belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Salah satunya adalah terjadinya perubahan tingkah laku dan pengetahuan pada peserta didik setelah belajar.7 Ada dua unsur yang perlu mendapat perhatian dalam proses pelaksanaan pembelajaran yaitu metode mengajar dan media pempelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan, pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai.
6Burhanuddin Ridwan, “Pentingnya al-Qur`an bagi Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal Bahasa Arab dan Pendidikan 2, no. 1 (2021): h. 244.
7Moh. Uzer Usman, Menjadi Pendidik Profesional (Cet. 29; Bandung Remaja Rosda Karya, 2017), h. 5.
Aspek lain dalam memilih media, antara lain: Tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan peserta didik dalam menguasai pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pembelajaran bahasa Arab memiliki empat mahārah yang ingin dicapai yaitu istimā`, kalām, qirāah dan kitābah. Mahārah istimā` dan qirāah merupakan keterampilan reseptif (al-mahārāt al –istiqbāliyyah), sedangkan mahārah kalām dan kitābah merupakan keterampilan produktif (al-mahārāt al-intājiyyah).8 Setiap mahārah atau keterampilan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada masa kecil misalnya, seseorang mempelajari bahasa mulai dari mendengar, kemudian berbicara, lalu belajar membaca dan menulis. Berbicara merupakan bagian penting dalam berbahasa, baik praktik ataupun penggunaannya karena, berbicara merupakan alat komunikasi manusia yang lebih banyak digunakan daripada menulis.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab. Adanya keterampilan berbicara yang dimiliki, seseorang dapat berinteraksi dengan baik terhadap sesama. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya karena keterampilan berbahasa antara satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Keterampilan berbicara tidak datang begitu saja melainkan harus melalui proses pelatihan yang sungguh-sungguh dan terus menerus. Semakin sering berlatih, akan semakin besar pula kemungkinan peserta didik mampu berbicara dengan baik.
8Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 129.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Secara umum, peserta didik diharapkan mampu berbicara atau berkomunikasi bahasa Arab secara lisan dengan baik. Subyakto mengatakan bahwa hal ini bukanlah perkara yang mudah bagi pembelajaran bahasa Arab sebab harus melakukan sesuatu yang dapat mengarahkan peserta didik pada kemampuan tersebut.9 Penilaian hasil belajar merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui pencapaian tujuan dari pembelajaran yang yang telah dilakukan. Perkataan Hordward Kingsley yang dikutip oleh Nana Sudjana dalam buku penilaian hasil proses belajar mengajar, mengatakan bahwa ada tiga macam hasil belajar yaitu; cita-cita dan sikap, pengertian dan pengetahuan, serta kebiasaan dan keterampilan.10
Untuk mencapai salah satu dari keempat mahārah dalam pembelajaran bahasa Arab tentunya diperlukan sarana dan prasarana yang dapat mendukung atau mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran bahasa Arab seperti metode, strategi, dan media pembelajaran serta kecakapan seorang pendidik dalam mengelola kelas saat pembelajaran.
Perkataan Ibrahim yang dikutip oleh Nunu Mahnun dalam jurnal pemikiran islam, mengatakan bahwa media sangat penting digunakan dalam pembelajaran, karena dapat membangkitkan rasa senang dan gembira kepada peserta didik, serta
9Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 135-136.
10Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. 21; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), h. 22.
dapat memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada diri peserta didik serta menghidupkan proses pembelajaran.11
Media dan metode pembelajaran sangat berperan penting dalam pembelajaran bahasa Arab. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari metode yang digunakan dalam pembelajaran karena metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Media dan metode pembelajaran bukan saja baik untuk pembelajaran anak-anak, orang dewasa, orang tua, tetapi juga untuk semua usia. Memanfaatkan media dan metode yang cocok tentunya akan menghadirkan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat membantu peserta didik untuk bisa memaksimalkan belajarnya terutama keterampilan berbicara.12
Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan kebutuhan ataupun situasi dan kondisi masing-masing, seperti metode mim-mem dan metode muhādaṡah. Metode mim-mem merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode mim-mem merupakan singkatan dari mimicry yang berarti meniru dan memorization yang berarti menghafal. Metode ini merupakan metode yang digunakan oleh pendidik dengan cara peserta didik mendengarkan apa yang disajikan oleh pendidik kemudian ditiru oleh peserta didik.13 Menurut metode ini, dengan adanya latihan pengucapan kosakata, struktur kalimat dengan cara menirukan pendidik
11Nunu Mahnun, “Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran)”, Jurnal Pemikiran Islam 37, no. 1 (2012). h.27.
12Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran (Cet. III; Malang: UIN Maliki Press, 2017), h.
16.
13Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang:
UIN Maliki Press, 2016), h. 63.
ataupun penutur asli, maka akan membuat peserta didik terbiasa dan mudah dalam mengingatnya karena langsung dipraktikkan.14
Untuk menguasai sebuah bahasa utamanya bahasa asing seperti bahasa Arab maka diperlukan pelafalan kosakata yang baik dan benar. Seorang pendidik perlu mencontohkan pelafalannya kemudian diikuti oleh peserta didik secara berulang- ulang hingga pelafalannya benar.
Penerapan metode mim-mem dalam pembelajaran bahasa Arab dapat mewujudkan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik karena pendidik lebih sering memberikan rangsangan atau stimulus dan akan membuat peserta didik tidak mudah lupa terhadap materi yang disampaikan karena dipraktikkan langsung secara berulang-ulang. Mihaela Mocanu mengatakan bahwa metode mim-mem bertujuan untuk mengembangkan komunikasi atau keterampilan berbicara yang sudah menjadi salah satu target dalam berbahasa.15
Kemudian selanjutnya adalah metode muhādaṡah. Metode muhādaṡah merupakan cara yang dilakukan pendidik dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, baik percakapan itu terjadi antara pendidik dengan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik lainnya sehingga dapat memperkaya pengetahuan kosakata.16 Metode ini juga berkaitan dengan struktur bahasa secara keseluruhan, menekankan sistem penekanan dalam ucapan, nada dan lain-lain. Bahasa diajarkan dengan memfokuskan perhatian pada pelafalan kata dan
14Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 64.
15Mihaela Mocanu, “A Brief History of English Language Teaching Methods”, Curomentor Journal Studies About Education 6, no. 1 (2015): h. 75.
16Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya (Cet. II;
Yogyakarta: Teras, 2012), h. 55.
latihan berulang-ulang secara sunguh-sungguh.17 Prof. Dr. Rusdi Ahmad Tu`aimah yang dikutip oleh Yazid Hady dalam jurnal pendidikan bahasa Arab mengatakan bahwa salah satu tujuan dan manfaat metode muhādaṡah adalah dapat meningkatkan pengetahuan kosakata dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi atau berbicara.18 Oleh karena itu, metode mim-mem dan metode muhādaṡah bisa menjadi salah satu pilihan atau alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa asing, tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Arab dengan harapan bahwa metode mim-mem dan metode muhādaṡah dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik.
Seiring berkembangnya zaman, bahasa Arab mengalami perkembangan dalam pembelajarannya, baik dari segi metode atapun yang lainnya. Akan tetapi, keberhasilan pembelajaran bahasa Arab masih dikatakan rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya mutu hasil pembelajaran dari berbagai jenjang pendidikan.
Sebagai contoh, pada sekolah tingkat tsanawiyah atau sederajat untuk kelas delapan, jika disesuaikan dengan standar kompotensi lulusan nasional, seharusnya mereka mampu berkomunikasi atau berbahasa Arab percakapan sederhana tentang jam, aktivitas di sekolah, aktivitas di rumah dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya mereka masih kesulitan melakukan hal tersebut. Tentunya ini merupakan salah satu problematika pembelajaran bahasa Arab.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis di SMPIT Al-Fityan School Gowa, maka diperoleh data tentang adanya problematika pada keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik. Peserta didik masih kesulitan dalam berkomunikasi atau
17Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 185.
18Yazid Hady, “Pembelajaran Māhārah al-Kalām Menurut Rusdy Ahmad Thu`aimah dan Mahmud Kamil al-Nāqah”, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 5, no. 1 (2019): h. 64.
berbicara bahasa Arab dan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyan berbahasa Arab secara lisan dengan baik. Jika disesuaikan dengan standar kompotensi lulusan nasional, pada sekolah tingkat tsanawiyah atau sederajat untuk kelas delapan, seharusnya sudah mampu berkomunikasi atau berbahasa Arab percakapan sederhana tentang jam, aktivitas di sekolah, aktivitas di rumah dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya mereka masih kesulitan berbahasa Arab percakapan sederhana dengan baik dan lancar.
Problematika tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya pengetahuan dan hafalan kosakata bahasa Arab peserta didik, kurangnya pengulangan, kurangnya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, serta metode mengajar guru yang cenderung menggunakan metode ceramah dan metode qirā`ah.
Imbasnya, peserta didik merasa kesulitan jika diminta berbicara bahasa Arab dan kesulitan menjawab jika diberikan pertanyaan-pertanyan yang berbahasa Arab tentang aktivitas di sekolah, aktivitas di rumah serta kesulitan memahami kalimat- kalimat yang berbahasa Arab. Oleh karena itu, diperlukan sebuah cara atau solusi yang dapat menunjang kemampuan berbicara bahasa Arab peserta didik.
Berdasarkan pada permasalahan dan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memilih untuk menggunakan metode mim-mem dan metode muhādaṡah untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VIII SMPIT Al- Fityan School Gowa. Pemilihan metode mim-mem ini berdasarkan pada teori yang dikatakan oleh Mihaela Mocanu bahwa metode mim-mem bertujuan untuk mengembangkan komunikasi atau keterampilan berbicara yang sudah menjadi salah satu target dalam berbahasa.19 Kemudian, pemilihan metode muhādaṡah berdasarkan
19Mihaela Mocanu, “A Brief History of English Language Teaching Methods”, Curomentor Journal Studies About Education 6, no. 1 (2015): h. 75.
pada teori yang dikatakan oleh Prof. Dr. Rusdi Ahmad Tu`aimah yang dikutip oleh Yazid Hady dalam jurnal pendidikan bahasa Arab mengatakan bahwa salah satu tujuan dan manfaat metode muhādaṡah adalah dapat meningkatkan pengetahuan kosakata dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi atau berbicara.20 Dengan harapan bahwa, metode mim-mem dan metode muhādaṡah dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh penerapan metode mim-mem dan metode muhādaṡah terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode mim-mem berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa?
2. Apakah penerapan metode muhādaṡah berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa?
3. Apakah ada perbedaan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik yang diajar menggunakan metode mim-mem dengan yang diajar menggunakan metode muhādaṡah kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa?
20Yazid Hady, “Pembelajaran Māhārah al-Kalām Menurut Rusdy Ahmad Thu`aimah dan Mahmud Kamil al-Nāqah”, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 5, no. 1 (2019): h. 64.
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Definisi Operasional
Penelitian ini perlu dikemukakan definisi operasionalnya untuk menjaga agar tetap terarah, menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda dan kesalah pahaman antara penulis dan pembaca dalam memahami beberapa istilah tentang judul tesis ini. Adapun batasan definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Metode mim-mem
Metode mim-mem yang dimaksud dalam penetian ini adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode mim-mem ini bertujuan agar dapat merangsang peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berbicara mereka tentang percakapan bahasa Arab sederhana seperti aktivitas di sekolah, dan aktivitas di rumah, walaupun pada awalnya dilakukan berdasarkan peniruan dan hafalan.
b. Metode muhādaṡah
Metode muhādaṡah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa dengan menekankan pada empat indikator. Keempat indikator yang dimaksud adalah pengucapan, struktur kalimat (tata bahasa), kelancaran, dan pemahaman.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode muhādaṡah ini bertujuan agar dapat merangsang, mendorong, dan meningkatkan keaktifan serta keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik melalui percakapan seperti pertanyaan, sapaan, perintah ataupun intruksi berbahasa Arab tentang jam, aktivitas di sekolah, dan aktivitas di rumah. Hal seperti ini dapat membiasakan peserta didik
untuk menjawab pertanyaan, bertanya ataupun menyampaikan idenya dengan menggunakan bahasa Arab.
c. Keterampilan berbicara
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya karena keterampilan berbahasa antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Keterampilan berbicara tidak datang begitu saja melainkan harus melalui proses pelatihan yang sungguh- sungguh dan terus menerus. Semakin sering seseorang berlatih, akan semakin besar pula kemungkinan seseorang mampu berbicara dengan baik.
Adapun keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan atau keterampilan peserta didik dalam mengungkapkan ide, pikiran dan merespon pertanyaan atau pembicaraan dengan berbahasa Arab tentang aktivitas di rumah dan aktivitas di sekolah setelah diberikan perlakuan yaitu pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode mim-mem dan metode muhādaṡah.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Arab.
b. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMPIT Al-Fityan School Gowa.
c. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode mim-mem dengan metode muhādaṡah.
d. Perbedaan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik yang diajar menggunakan metode mim-mem dengan peserta didik yang diajar menggunakan metode muhādaṡah berdasarkan hasil tes.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah tinjauan tentang sebuah literatur yang terkait dengan bidang atau topik tertentu yang telah dibicarakan atau dibahas oleh penulis-penulis sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, ada beberapa sumber dan hasil penulisan yang memiliki kemiripan atau hampir sama dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut;
Dalam jurnal Muhammad Iqbal yang berjudul “Penggunaan metode mim-mem untuk mengembangkan keterampilan berbicara”. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian eksperimen pre-test post-test control group design dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan instrumen wawancara dan instrumen tes yang terdiri dari pre-test dan post-tes. Pre- test diberikan sebelum perlakuan dan post-tet diberikan setelah perlakuan pada masing-masing kelas yang menjadi subjek penelitian, baik kelas kontrol ataupun kelas eksperimen. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induksi statistik dengan rumus pengujian hipotesis menggunakan t-test independent pada aplikasi SPSS 13. Penelitian ini dilakukan di MTs Lampihong. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, penggunaan metode mim-mem untuk meningkatkan pengembangan keterampilan berbicara sangat efektif dengan nilai rata- rata pada kelas eksperimen sebesar 83 dan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 66,76.21
21Muhammad Iqbal, “Penggunaan Metode Mim-mem untuk Mengembangkan Keterampilan Berbicara”, Jurnal al-Mi`yar 1, no. 2 (2018): h. 113.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal dengan tesis ini adalah salah satu variabelnya sama-sama menggunakan metode mim-mem dan fokus pada keterampilan berbicara. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut hanya dua variabel, satu X yaitu metode mim-mem dan satu Y yaitu keterampilan berbicara, sedangkan tesis ini memiliki tiga variabel, dua X yaitu metode mim-mem dan metode muhādaṡah dan satu Y yaitu keterampilan berbicara.
Irma Faradhiba dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh penerapan kecermatan indera manusia dengan menggunakan mim-mem (mimicry and memorization) untuk meningkatkan mahārah al-kalām pada siswa kelas VII di MTs Negeri 1 Bojonegoro”. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian eksperimen one-group pre-test post-test design dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi.
Instrumen pengumpulan datanya menggunakan instrumen wawancara dan instrumen tes yang terdiri dari pre-test dan post-tes. Pre-test diberikan sebelum perlakuan dan post-tes diberikan setelah perlakuan. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah program aplikasi SPSS 22 dengan analisis paired sample t-test.
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 1 Bojonegoro. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah penerapan kecermatan indera manusia dengan menggunakan mim-mem (mimicry and memorization), memiliki perbedaan yang signifikan dengan hasil –t hitung sebesar 132234 lebih besar dari –t tabel (22232).22
22Irma Faradhiba, “Pengaruh Penerapan Kecermatan Indera Manusia dengan Menggunakan Mim-mem (Mimicry and Memorization) untuk Meningkatkan Mahārah al-Kalām pada Siswa Kelas VII di MTs Negeri 1 Bojonegoro”. Tesis.(Surabaya: Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel, 2015):
h. 105.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Irma Faradhiba dengan tesis ini adalah salah satu variabelnya sama-sama menggunakan metode mim-mem dan fokus pada keterampilan berbicara. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian eksperimen one-group pre-test post-test design dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi, sedangkan tesis ini termasuk pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian quasi eksperimental design dengan desain penelitian nonequivalent control group design dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi.
Jurnal Nurrohmah yang berjudul “Efektivitas metode mim-mem (mimicry memorization) untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Ma`arif NU 04 Tamansari Purbalingga”. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian quasi eksperimen jenis nonequivalent control group design dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes yang berupa tes lisan dan tes tertulis, dan non tes yang berupa observasi, angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan angket dan instrumen tes yang terdiri dari pre-test dan post-test. Pre-test diberikan sebelum perlakuan dan post-tes diberikan setelah perlakuan pada masing-masing kelas yang menjadi subjek penelitian, baik kelas kontrol ataupun kelas eksperimen.
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang mencakup pencarian nilai rata-rata, uji normalitas, uji homogenitas dan penghitungan data menggunakan uji t-test. Penelitian ini dilakukan di MTs Ma`arif NU 04 Tamansari Purbalingga. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode mim-mem (mimicry memorization) efektif untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Ma`arif NU 04 Tamansari Purbalingga dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 75,33 dan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 71,50.23
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nurrohmah dengan tesis ini adalah sama-sama mempunyai tiga variabel dan salah satu variabelnya sama-sama menggunakan metode mim-mem sebagai variabel X dan keterampilan berbicara sebagai variabel Y. sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut berfokus pada keterampilan berbicara dan membaca, sedangkan tesis ini hanya fokus pada keterampilan berbicara.
Emma Noviana dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh mimicry memorization (mim-mem methods) terhadap tingkat kemampuan pembelajaran bahasa Arab kelas 7 dan 8 di MTs Negeri Magowoharjo Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian eksperimen pre-test post-test control group design dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes, dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan instrumen tes yang terdiri dari pre-test dan post-tes. Pre-test diberikan sebelum perlakuan dan post-tes diberikan setelah perlakuan pada masing-masing kelas yang menjadi subjek penelitian, baik kelas kontrol ataupun kelas eksperimen. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis menggunakan t-test independent. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Magowoharjo Yogyakarta. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, metode mim-mem sangat berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa Arab dengan
23Nurrohmah, “Efektivitas Metode Mim-mem (Mimicry Memorization) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs Ma`arif NU 04 Tamansari Purbalingga”, Jurnal of Arabic Learning and Teaching 9, no. 2 (2020): h. 95.
nilai signifikansi t-test sebesar 0,048 <0,05 dengan nilai post-tes pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai post-tes pada kelas kontrol.24
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Emma Noviana dengan tesis ini adalah salah satu variabelnya sama-sama menggunakan metode mim-mem, sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut fokus pada kemampuan pembelajaran bahasa Arab secara umum. Kemudian, pendekatan penelitiannya adalah kuantitatif dengan jenis desain penelitian eksperimen one-group pre-test post-test design serta teknik pengumpulan data menggunakan tes, dan dokumentasi.
Sedangkan tesis ini fokus pada keterampilan berbicara dan termasuk pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis desain penelitian quasi eksperimental design, desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi.
Siti Hasiseh dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan metode muhādaṡah dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Arab di MTs Negeri 02 Bondowoso”.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitiannya dapat dibuktikan bahwa penerapan metode muhādaṡah tidak hanya berefek pada keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, keterampilan menyimak sehingga tidak hanya mampu membuat peserta didik dapat berbicara bahasa Arab tetapi juga memiliki dampak pada aspek lainnya.25 Ada peningkatan keterampilan berbahasa Arab peserta didik pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode muhādaṡah dibandingkan kelas kontrol. Sehingga
24Emma Noviana, “Pengaruh Mimicry Memorization (Mim-mem Methods) terhadap Tingkat Kemampuan Pembelajaran Bahasa Arab kelas 7 dan 8 di MTs Negeri Magowoharjo Yogyakarta”, Jurnal Islamic Education 1, no. 2 (2018): h. 41
25Siti Hasiseh, “Penerapan Metode Muhādaṡah dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Arab di MTs Negeri 02 Bondowoso”, Jurnal of Arabic Learning and Teaching 5, no. 1 (2016): h. 33.
dapat dikatakan bahwa metode muhādaṡah memiliki berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa Arab peserta didik.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Siti Hasiseh dengan tesis ini adalah salah satu variabelnya sama-sama menggunakan metode muhādaṡah, sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut fokus pada kemampuan berbahasa Arab peserta didik secara umum, sedangkan tesis ini hanya fokus pada keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik.
Ahmad Muflihin dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh penerapan metode muhādaṡah terhadap hasil belajar bahasa Arab peserta didik kelas 8 MTs Darusy Syifa Kudus”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket dan hasil rapor semester. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan instrumen angket.
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan rumus korelasi product moment. Penelitian ini dilakukan di MTs Darusy Syifa Kudus. Dari hasil penelitiannya dapat dis