• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yayuk Setyawati1, Firsta Bagus Sugiharto2, Rofik.Jalal.Rosyanafi3, Bagus Cahyanto4, Titis Angga Rini5, Ali Yusuf6

Universitas Narotama1,3, Universitas Tribhuwana Tunggadewi2, Universitas Islam Malang4, Universitas Negeri Malang5, Universitas Negeri Surabaya6 [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3,

[email protected]4, [email protected]5, [email protected]6

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM kewirausahaan. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dan subjek penelitiannya adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Hasilnya, terbukti bahwa pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM dapat merangsang minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Mahasiswa merasa bermanfaat untuk mencapai potensi mereka dalam semangat kerjasama dan gotong royong serta mengembangkan kesadaran peduli terhadap sesama dan lingkungan.

Kata kunci: Minat Berwirausaha, Pendidikan Kewirausahaan, MBKM Kewirausahaan.

ABSTRACT

The purpose of this study is to awaken students' interest in entrepreneurship through entrepreneurship based entrepreneurship education MBKM. This type of study is quasi experimental and focuses on students enrolled in entrepreneurship courses. The results demonstrate that MBKM based entrepreneurship education can stimulate students' interest in entrepreneurship. Students will find it beneficial to develop an understanding of caring for others and their environment, reaching their potential and caring for them in a spirit of collaboration and mutual cooperation.

Keywords: Interest in Entrepreneurship, Entrepreneurship Education, Entrepreneurship MBKM.

PENDAHULUAN

Pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi telah lama menjadi perhatian.

Secara umum, pekerja muda berharap untuk mencari pekerjaan di pegawai negeri sipil atau sektor swasta yang menjanjikan setelah lulus. Ini karena gagasan realistis bahwa tujuan bersekolah adalah untuk mempermudah mencari pekerjaan masih kuat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran publik Indonesia telah menurun selama dekade terakhir, dari 7.244.905 pada 2014 menjadi 7.104.424 pada 2019. Meskipun angka pengangguran telah turun, ini adalah hasil yang positif, tetapi pengangguran masih tetap ada di Indonesia. Secara khusus, tingkat pengangguran untuk sekolah sarjana dan pascasarjana pada tahun 2019 mencapai 746.354, menyumbang 10,78% dari tingkat pengangguran publik di Indonesia.

Pada tahun 2025-2030, Indonesia akan menerima bonus demografi yang merupakan keadaan dimana jumlah penduduk produktif melebihi jumlah penduduk muda dan tua (tua).

Penduduk yang bekerja tanpa kesempatan kerja akan menjadi bencana bagi negara. Oleh karena itu, tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan sumber daya manusia yang melimpah di masa produktif ini tidak terbebani dengan ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan terampil melalui pendidikan.

Salah satu cara untuk menekan tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan terdidik adalah dengan mengembangkan minat berwirausaha sedini mungkin. Minat berwirausaha tersebut dapat

:: MOTORIC ::

(Media of Teaching Oriented and Children) Volume 5 Number 2, Desember 2021

ISSN : 25805851 (ONLINE)

312

ditingkatkan melalui pendidikan kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan harus dirancang secara khusus untuk mendorong pembelajaran kewirausahaan pada usia muda. Kewirausahaan adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan (Fayolle, 2007). Minat dan bakat untuk berwirausaha adalah sesuatu yang dapat diajarkan, dan wirausaha dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan kewirausahaan telah tumbuh secara signifikan selama dua dekade terakhir di

sebagian besar negara industri (Matlay, 2008). Linyan (2004) mengidentifikasi tiga jenis program

pendidikan kewirausahaan, yaitu pendidikan dasar kewirausahaan, pendidikan dinamika kewirausahaan dan pendidikan berkelanjutan bagi wirausahawan. Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi selama ini belum dikaitkan dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan ekonomi yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Semangat yang terkandung dalam Pasal 33 dan 34 berkaitan dengan kewirausahaan, yaitu mengutamakan kepentingan semua pihak berdasarkan semangat gotong royong dan kasih sayang dalam hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan.

Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran untuk mencapai kualitas hidup yang berkelanjutan merupakan tujuan pembangunan ekonomi nasional

(Witjaksono, 2016).

Di sisi lain, fenomena yang diamati di lapangan adalah rendahnya minat mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 36 mahasiswa ekonomi di Universitas Narotama, hanya 8% yang memiliki minat tinggi untuk memulai bisnis, rata-rata 47%, dan 45% yang minatnya rendah untuk memulai bisnis. Penyebab utama rendahnya minat memulai bisnis antara lain kurangnya rasa percaya diri akan kesuksesan, risiko kegagalan yang tinggi, dan pendapatan yang tidak menentu.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu diperkenalkan model pembelajaran pendidikan kewirausahaan yang dapat merangsang minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terus berupaya mengembangkan dan memperbanyak jumlah mahasiswa wirausaha. Pentingnya program mahasiswa berwirausaha di perguruan tinggi telah disadari oleh pemerintah dan diwujudkan melalui Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa melalui pendidikan

kewirausahaan berbasis MBKM kewirausahaan.

LANDASAN TEORI

Linyan (2004) mengidentifikasi empat jenis program pendidikan kewirausahaan.

Yang pertama, pendidikan kewirausahaan, bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang kewirausahaan dan mempengaruhi hubungan yang dapat mempengaruhi niat.

Yang kedua adalah Pelatihan Startup, biasanya dirancang untuk orang-orang yang sudah memiliki ide kewirausahaan dan perlu memecahkan pertanyaan praktis tentang bagaimana menjadi seorang wirausaha. Ketiga, pelatihan Dinamika Kewirausahaan ditujukan bagi mereka yang sudah berwirausaha dan ingin mempromosikan perilaku dinamis setelah fase peluncuran. “Pembelajaran Seumur Hidup untuk Wirausahawan” keempat menggambarkan program pembelajaran seumur hidup dan ditujukan untuk wirausahawan berpengalaman. Seiring dengan berbagai jenis pendidikan kewirausahaan, kurikulum pendidikan kewirausahaan meliputi (i) penekanan pada peran program kewirausahaan bagi individu dan masyarakat, (ii) pengembangan lingkungan multimedia atau kurikulum (iii) studi isi dan implementasi program kewirausahaan;

(iv) fokus pada kebutuhan peserta individu dalam program kewirausahaan (Bechard et al., 2002).

313

Minat wirausaha didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk terlibat dalam perilaku wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Mcstay, 2008;

Dohse & Walter, 2010). Menurut Byrd (1988), minat berwirausaha mengacu pada ekspresi pemikiran individu yang bertujuan untuk menciptakan bisnis baru, membangun konsep bisnis baru, atau menciptakan nilai baru di perusahaan yang sudah ada.

Minat berwirausaha semakin terlihat di tanah air sebagai sumber pembentukan dan pertumbuhan wirausaha. Pola pikir yang menghindari risiko dan upaya untuk menemukan stabilitas keuangan seringkali

menjadi kendala bagi tumbuhnya minat berwirausaha. Minat berwirausaha di sini didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk menunjukkan perilaku wirausaha, terlibat dalam aktivitas wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Mcstay, 2008; Dohse & Walter, 2010). Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga, teman

sebaya, pendidikan, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan temuan Indarti & Rostiani (2008), menyimpulkan

bahwa beragam kebutuhan untuk persiapan alat, seperti prestasi, self-efficacy dan ketersediaan modal, dan akses ke jaringan sosial dan informasi, mendominasi.

MBKM Kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan yang dipimpin mahasiswa dalam bentuk penelitian yang diakui dalam kurikulum. Model kurikulum MBKM Kewirausahaan merupakan pengembangan kewirausahaan yang dilakukan di luar kurikulum dan secara terencana dan terprogram, mulai dari mempelajari teori-teori dasar kewirausahaan, menyusun rencana bisnis, dan mempresentasikan (pitching) rencana bisnis hingga praktik kewirausahaan dengan bobot total 20,76 SKS. Rincian bobot SKS kurikulum MBKM Kewirausahaan sebagai berikut: 1. Workshop meliputi: Design Thinking dan Noble Purpose (0,18 SKS), Unique Selling Proposition (0,18 SKS), Business Model (0,18 SKS), Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Usaha (0,18 SKS), Analisis Biaya Produksi &

Investasi (0,18 SKS), Digital Marketing dan Visualisasi Produk (0,18 SKS), Pitch Deck dan Presentasi Usaha (0,18 SKS), 2. Kegiatan

Usaha meliputi: Proposal Usaha (1,5 SKS), Perancangan atau pengembangan produk (1,5 SKS), Proses Produksi (1,5 SKS), Manajemen Pemasaran (1,5 SKS), Strategi Penjualan (1,5 SKS), Customer Relationship (1,5 SKS), Manajemen Sumber Daya (1,5 SKS), Quality Control (1,5 SKS), Strategi Usaha (1,5 SKS), Penugasan dan Tanggungjawab TIM (1,5 SKS), Manajemen Keuangan (1,5 SKS), Penyusunan Laporan Kegiatan (1,5 SKS) dan Presentasi Bisnis (1,5 SKS) (Dirjen Dikti, 2021).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental atau quasi-empiris.

Jenis penelitian ini memberikan perlakuan menggunakan semua mata pelajaran dalam kelompok studi daripada mata pelajaran yang dipilih secara acak. Penelitian ini dilakukan dengan satu kelompok mahasiswa (kelompok eksperimen) tanpa kelompok pembanding (kelompok kontrol). Desain penelitian ini dipilih untuk

mengkonfirmasi peningkatan minat mahasiswa dalam berwirausaha sebelum dan sesudah perlakuan.

Pengumpulan Data

Subyek penelitian ini berjumlah 30 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pelatihan kewirausahaan kurikulum ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Keguruan Universitas Narotama. Subyek penelitian selama ini adalah minat wirausaha mahasiswa.

Pengumpulan data minat berwirausaha dilakukan dengan metode survei. Kuesioner tersebut meliputi (1) kemauan menjadi wirausaha yang peduli terhadap sesama dan lingkungan, (2) memiliki tujuan sebagai wirausaha, (3) niat untuk memulai dan menjalankan usaha sendiri, (4) usaha yang tanggap terhadap sosial- tantangan ekonomi dan pendidikan apa yang anda putuskan untuk dibangun, dan (5) serius dalam membangun bisnis anda. Pada

:: MOTORIC ::

(Media of Teaching Oriented and Children) Volume 5 Number 2, Desember 2021

ISSN : 25805851 (ONLINE)

314

tahap persiapan mengajar di kelas eksperimen, guru membuat rencana terkait dengan skenario pembelajaran proyek. Perangkat pendidikan yang sudah jadi antara lain kurikulum, bagian silabus, materi pelatihan, lembar kerja mahasiswa, dan daftar kegiatan mahasiswa. Penyusunan instrumen ini mendahului pengamatan terhadap situasi yang akan dipelajari. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (i) pengamatan, termasuk pengamatan dan catatan rinci dari setiap peristiwa. (ii) Meninjau dan mendokumentasikan arsip milik fakultas, seperti catatan tentang sikap mahasiswa, nilai ujian, kehadiran di kelas, kegiatan kelas.

Penelitian ini mengasumsikan bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha meningkat sejak mengikuti MBKM Kewirausahaan.

HASIL DAN DISKUSI Analisis Hasil

Studi quasi eksperimen diawali dengan perencanaan kegiatan pelatihan kewirausahaan MBKM. Ditemukan bahwa minat berwirausaha mahasiswa tertinggi meningkat dari 3 (10%) pada kategori atas menjadi 9 (30%) setelah mengikuti proses pembelajaran. Biasanya jumlahnya 9 (30%), dan setelah mengikuti kurikulum, jumlahnya meningkat menjadi 17 (56%). Sementara itu, jumlah responden yang termasuk dalam kategori terendah sebelum mengikuti proses pembelajaran berkurang menjadi 18 (60%) dan 4 (14%) setelah mengikuti proses pembelajaran (Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik Minat Berwirausaha Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Mengikuti MBKM

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Karakteristik Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tinggi 3 10 9 30

Sedang 9 30 1

7 56

Rendah 18 60 4 14

Hasil analisis deskriptif pada tabel 1, sebelum perlakukan, mayoritas mahasiswa memiliki minat berwirausaha rendah dengan persentasi sebesar 60%. Setelah adanya perlakuan, proporsi minat berwirausaha bergeser menjadi sebesar 56% mahasiswa memiliki minat berwirausaha sedang. Selain itu, minat berwirausaha tinggi pada sebelum perlakukan hanya 10% sedangkan setelah perlakuan meninggat menjadi 30%.

Maka hasil observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah mengikuti MBKM Kewirausahaan dapat dikatakan meningkat

Tabel 2. Statistik Deskriptif Minat Berwirausaha Mahasiswa

Variabel Mea

n

Std.

Deviation

Std. Error Mean Sebelum Uji Efektifitas 4,27 1,507 0,275 Sesudah Uji Efektifitas 5,60 1,276 0,233

315

Hasil uji beda terhadap variabel minat berwirausaha menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat berwirausaha mahasiswa pada saat sebelum dan sebelum proses pembelajaran. Skor variabel minat berwirausaha mahasiswa sebelum proses pembelajaran sebesar 4,27 sedangkan sebelum proses pembelajaran sebesar 5,60 (Tabel 2). Kedua rerata ini memiliki perbedaan signifikan pada alpha 5 persen dengan tingkat signifikansi 0,000 (sig 2-tailed) seperti tertera pada (Tabel 3).

Hal ini berarti minat berwirausaha mahasiswa mengalami peningkatan dengan penerapannya pembelajaran kewirausahaan berbasis MBKM Kewirausahaan.

Tabel 3. Uji Beda Minat Berwirausaha Mahasiswa

Variabel T df Sig. (2 tailed

sebelum uji efektifitas - sesudah uji efektifitas -

5,637 29 0,000

Pada proses pembelajaran MBKM Kewirausahaan, mahasiswa menjalankan beberapa kegiatan secara online. Kegiatan dimulai dengan melakukan observasi pada lingkungan sekitar tempat tinggal atau kampus untuk mengamati kegiatan bisnis yang ada dan menemukan adanya permasalahan sosial, ekonomi, dan pendidikan di sekitarnya. Setiap kelompok diminta melakukan wawancara mendalam dengan para pelaku usaha untuk menggali informasi terkait awal ketertarikan para pelaku usaha menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya mahasiswa membuat laporan kegiatan tertulis hasil observasi tersebut dan mempresentasikan rencana bisnis di kelas. Tahap selanjutnya setiap kelompok diminta menerapkan bisnis usaha kreatif yang dapat ikut serta mengatasi masalah sosial, ekonomi dan pendidikan di masyarakat. Pada akhir eksperimen mahasiswa dimintai refleksi atas apa yang telah dilakukan dalam proyek-proyek tersebut. Secara umum mahasiswa merasa terbantu untuk dapat mengenali potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Selama proses mengikuti mata kuliah MBKM Kewirausahaan, mahasiswa melakukan beberapa kegiatan secara online. Kegiatan dimulai dengan mengamati lingkungan sekitar tempat tinggal atau kampus untuk mengamati kegiatan bisnis yang ada dan mengidentifikasi masalah sosial, ekonomi dan pendidikan. Setiap kelompok diminta untuk melakukan wawancara rinci dengan perwakilan bisnis untuk mendapatkan informasi tentang minat awal para pelaku bisnis menjalankan bisnis. Mahasiswa kemudian membuat laporan kegiatan berdasarkan pengamatan tersebut dan mempresentasikan rencana bisnis mereka di depan kelas. Langkah selanjutnya adalah mengajak setiap kelompok untuk menerapkan bisnis kreatif yang dapat berpartisipasi dalam mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan pendidikan masyarakat. Pada akhir pembelajaran MBKM Kewirausahaan, mahasiswa diminta untuk merefleksikan pekerjaan yang sudah dilakukan. Pada umumnya mahasiswa merasa terbantu dengan mengenali potensi yang ada pada dirinya untuk merangsang minat mahasiswa dalam berwirausaha.

Pembahasan

Pembelajaran MBKM kewirausahaan dirancang khusus untuk membantu kaum muda mengembangkan potensi kewirausahaan mereka. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa kewirausahaan adalah

keterampilan yang benar-benar dapat dipelajari dan dikembangkan (Fayolle, 2007; Khalifa &

Dhiaf, 2016; BarbaSánchez & Atienza Sahuquillo, 2018; Fayolle & Gailly, 2015).

Pengalaman Jerman dalam pendidikan kewirausahaan menunjukkan hasil yang baik.

Struktur kurikulum secara keseluruhan untuk Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (VET) dikembangkan oleh Kultusministerkonferenz (Dewan Tetap Menteri Pendidikan) dan semua lembaga pendidikan kejuruan harus memberikan wawasan tentang

berbagai jenis pekerjaan, termasuk kewirausahaan, untuk tujuan mendukung mereka.

Perencanaan Karir

:: MOTORIC ::

(Media of Teaching Oriented and Children) Volume 5 Number 2, Desember 2021

ISSN : 25805851 (ONLINE)

316

dan Kehidupan Wirausaha (European Commission, 2009). Hasil ini mendukung pandangan bahwa minat dan kemampuan wirausaha dapat diajarkan dan wirausaha dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan (European Commission, 2015).

MBKM kewirausahaan terbukti dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk

berwirausaha. Mahasiswa merasa bermanfaat untuk mengeluarkan potensi mereka dan menginspirasi mereka untuk bekerja dalam kewirausahaan, terutama di bidang

kewirausahaan sosial. Hal ini juga sesuai dengan temuan sebelumnya oleh Darmavan dan Soetjipto (2016). Minat berwirausaha semakin terlihat di tanah air sebagai sumber pembentukan dan pertumbuhan wirausaha. Memang, dampak jangka panjang dari pengembangan minat berwirausaha akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Di sisi lain, bagi mereka yang ingin menjadi pengusaha sejak dini, pengalaman kerja di negara lain saja tidak cukup. Pola pikir yang menghindari risiko dan upaya untuk menemukan stabilitas keuangan seringkali menjadi kendala bagi tumbuhnya minat berwirausaha. Minat berwirausaha dalam hal ini didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk menunjukkan perilaku wirausaha, terlibat dalam aktivitas wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Dohse &

Walter, 2010; Mcstay, 2008; Farouk et al., 2014; Hattab, 2014, Khalifa dan Diaf, 2016).

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga, teman sebaya, pendidikan, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan temuan Indarti & Rostiani (2008) yang menyimpulkan bahwa tuntutan yang beragam pada persiapan alat seperti prestasi, efikasi diri, modal, media sosial, dan akses informasi adalah penting. Variabel dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Elemen pendidikan yang dikembangkan terbukti meningkatkan niat berwirausaha di banyak tempat (Tentama et al., 2019; Rani et al., 2019).

Mahasiswa yang telah menyelesaikan MBKM Kewirausahaan akhirnya memahami tujuan profesional seorang wirausahawan dan menyatakan siap menjadi wirausahawan yang peduli terhadap sesama dan lingkungan. Pada prinsipnya, mereka telah menyatakan komitmen mereka untuk membangun bisnis yang di masa depan memenuhi tantangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dalam merencanakan masa depan, ada yang tertarik membangun bisnis bersama keluarga atau teman. Mahasiswa sebagai pebelajar dewasa juga penting untuk dipahami secara karakteristik belajarnya.

Andragogy as an adult learning approach along with its principles based on Kowles' opinion, is certainly different from the practice of andragogy in general. Andragogy, in observing the practical dimension, tends to be implemented in sectors of society or adult learners with the Early adopter and Early Majority categories when viewed from an innovation diffusion perspective, such as seminars, workshops, training and courses (Rosyanafi, 2021).

Melalui MBKM, kewirausahaan akan memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya potensi kreatif dan inovatif mahasiswa. Nilai-nilai kewirausahaan menjadi ciri-ciri yang dapat digunakan peserta didik untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Bagaimanapun, orang-orang dengan kepribadian yang kreatif, inovatif, bertanggung jawab, disiplin dan konsisten dapat berkontribusi untuk memecahkan masalah sosial ekonomi dan pendidikan Indonesia.

317

Usulan Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran yang berbeda untuk aspek lain dari pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM, seperti ide dan peluang bisnis, studi kelayakan bisnis, desain produk, desain pemasaran, dan banyak lagi. Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan tingkat atas akan diperkaya dengan pembelajaran berbasis penelitian dan akan semakin meningkatkan minat siswa untuk berwirausaha.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa. Sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk tidak hanya memiliki kesempatan untuk mencapai potensinya, tetapi juga memiliki kesempatan untuk membangkitkan semangat mereka untuk bekerja di bidang kewirausahaan dan memperoleh profitalibilitas yang diharapakan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengintegrasikan aspek skenario pembelajaran MBKM kewirausahaan dapat menumbuhkan rasa peduli sesama dan lingkungan dalam semangat gotong royong. Temuan kunci dari penelitian ini tentang pengembangan minat siswa dalam berwirausaha meliputi: motivasi untuk membangun bisnis di bidang Kewirausahaan sosial bersama keluarga dan teman.

DAFTAR PUSTAKA

Barba-Sánchez, V., & Atienza-Sahuquillo, C. Entrepreneurial intention among engineering students: The role of entrepreneurship education. European Research on Management and Business Economics, 24(1), 53–61. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2017.04.001, 2018 Bechard, J., Gregoire, D., & Grégoire, D. Entrepreneurship Education Revisited  : The Case of

Higher Education. Academy of Management Learning and Education, 4(September),

840–853, 2002. http://citeseerx.ist.

psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.92&rep=rep1&type=pdf

Bird, B. Implementing Entrepreneurial Idea: The Case for Intention (p. Volume 13 Number 3 pages 442-453). Academy of Management Review, 1988.

https://doi.org/https://doi.org/10.5465/amr.1988.4306970

Darmawan, I., & Soetjipto, B. E. The implementation of project-based learning to improve entrepreneurial intention and entrepreneurship learning outcome of economics education students. Journal of Business and Management,

18(10), 98–102. https://doi.org/10.9790/487X- 18100798102, 2016

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan Program Kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,

2021

Dohse, D., & Walter, S. G. The role of entrepreneurship education and regional Context in forming entrepreneurial intentions (Working Paper Present at Document de Treball de IIEB). https://hdl.handle.net/

10419/59753, 2010

European Commission. Entrepreneurship in Vocational Education and Training. 1–46, 2009 European Commission. Entrepreneurship education: a road to success. A compilation of evidence on the impact of entrepreneurship education strategies and measures. In Belgium, European Commission (Vol. 115), 2015

:: MOTORIC ::

(Media of Teaching Oriented and Children) Volume 5 Number 2, Desember 2021

ISSN : 25805851 (ONLINE)

318

Farouk, A., Ikram, A., & Sami, B. The Influence of Individual Factors on the Entrepreneurial Intention. International Journal of Managing Value and Supply Chains, 5(4), 47– 57. https://doi.org/10.5121/ijmvsc.

2014.5404, 2014

Fayolle, A. Handbook of Research in Entrepreneurship Education: Volume 2. Edward Elgar Publising, Inc. https://doi.org/10.1108/17506200810861276, 2007

Rosyanafi, R. J. (2021). Reconstruction of Andragogical Principles in Porang Farming Community. İlköğretim Online, 20(3), 521–535.

https://doi.org/10.17051/ilkonline.2021.03.52

Fayolle, A., & Gailly, B. The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial attitudes and intention: Hysteresis and persistence. Journal of Small Business Management, 53(1), 75–93. https://doi.org/10.1111/ jsbm.12065, 2015.

Hattab, H. W. Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intentions of University Students in Egypt. Journal of Entrepreneurship, 23(1), 1–18.

https://doi.org/10.1177/0971355713513346, 2014

Indarti, N., & Rostiani, R. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang Dan Norwegia. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada), 23(4), 369–384.

https://doi.org/10.22146/jieb.6316, 2008

Jones, B., Rasmussen, C., & Moffitt, M. Real-Life Problem Solving: A Collaborative approach to interdisciplinary learning. American Psychological Association, 1997

Khalifa, A. H., & Dhiaf, M. M. The Impact of Entrepreneurship Education on

Entrepreneurial Intention: The UAE Context. Polish Journal of Management Studies, 14(1), 119–128. https://doi.org/10.17512/pjms.

2016.14.1.11, 2016

Liñán, F. Intention-based models of entrepreneurship education. Piccola Impresa / Small Business, 2004(3), 11–35,2004

Matlay, H. The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial outcomes. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(2), 382–396.

https://doi.org/10.1108/14626000810871745, 2008

Mcstay, D. An investigation of undergraduate student self-employment intention and the impact of entrepreneurship education and previous entrepreneurial experience Presented By [School

of BusinessUniversity The Australia].

https://pure.bond.edu.au/ws/portalfiles/portal/18371119, 2008 Osch, T. van. Towards a Caring Economic Approach. May, 1–29, 2013

Rani, N. S. A., Krishnan, K. S., Saidun, Z., & Ahmad, H. The relationship between entrepreneurship education and entrepreneurial intention of Universiti Kuala Lumpur – teknoputra alumni. Humanities and Social Sciences Reviews, 7(1), 147–155.

https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7118, 2019

Rosyanafi, R. J. (2018). Pengaruh Media Jigsaw Puzzle Terhadap Minat Belajar Huruf Hijaiyah Anak Usia Dini. Ijaz Arabi Journal of Arabic Learning, 1(1).

Tentama, F., Mulasari, S. A., Subardjo, & Widiasari, S. Entrepreneurship education to improve entrepreneurship intention. Humanities and Social Sciences Reviews, 7(3), 162–

168. https://doi.org/10.18510/hssr.2019. 7325, 2019

Witjaksono, M. Analisis Kritis dan Pragmatis MBKM Kewirausahaan sebagai Paradigma baruKajian Ekonomi. Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Studi Pembangunan, 8(2), 217–244.

https://doi.org/10.17977/um002v8i220 16p 217, 2016

Dalam dokumen Vol 5. No.2 DESEMBER 2021 ISSN: 25805851 (Halaman 30-38)

Dokumen terkait