• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna dalam interaksi sosial antara IMM dan HW

Dalam dokumen melakukannya dengan baik. (Halaman 100-116)

BAB V HASIL PENELITIAN

C. Simbol dan makna dalam interaksi sosial antara IMM dan HW

2. Makna dalam interaksi sosial antara IMM dan HW

a. Pemaknaan HW Terhadap IMM

Makna yang muncul berasal dari sebuah simbol yang ada, mereka berusaha untuk memaknai sebuah simbol yang diberikan oleh orang lain sehingga dapat dengan mudah untuk merespon. Begitu pula dengan organisasi yang ada dalam kampus maupun organisasi yang ada diuar kampus. Mereka saling memaknai satu sama lain agar dapat saling mengerti perbedaan diantara mereka.

Seperti halnya HW dengan IMM, mereka saling memaknai satu sama lain. HW memaknai IMM begitupula sebaliknya. Seperti yang diungkapkan oleh informan mantan ketua HW bahwa:

“kalau menurut pandanganku dari HW, apapun itu baik IMM, IPM, dan semua ortom muhammadiyah sama-sama berdakwah Cuma ada spesialisnya masing-masing, kalu pemahamanku IMM berdakwahnya lebih kependidikan kayak ceramah menyebarkan islam dengan knowlod tapi HW from scout”.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh informan departemen bidang hikmah bahwa:

“menurut saya, saya sebagai anggota HW, memaknai IMM. IMM sebagai jembatan atau penengah bagi HW dalam hal teori keislaman. Karena HW dikenal sebagai organisasi otonom muhammadiyah yang bergerak dibidang kepanduan, sedangkan IMM ini sangat dikenal sebagai organisasi yang mengedapankanilmu agama atau wawasan ilmu agamanya sudah jelas lebih luas. Tapi tak dapat dapat dipungkiri kami HW ialah kepanduan yang berbasis islami IMM bisa bersinergi dengan HW karena dari kami HW jika ada kajian sering melibatkan kakanda yang ada di IMM”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa HW memaknai IMM sebagai jembatan atau penengah bagi HW dalam hal keislaman. Karena IMM lebih memiliki wawasan tentang keislaman dan ceramah menyebarkan islam. Ilmu

agamanya sudah lebih luas dari pada organisasi ortom muhammadiyah yang lainnya.

b. Pemaknaan IMM terhadap HW

Pemaknaan yang ada, timbal balik anta keduanya. Setelah HW memaknai IMM maka begitupun sebaliknya IMM memaknai HW untuk berinterkasi melalui simbol-simbol yang ada. Dari pemaknaan tersebut sehingga mereka dapat berinteraksi dengan baik sesama ortom muhammadiyah. Seperti yang diungkapkan oleh informan bendahara 1 IMM bahwa:

“memaknai HW, menurut saya HW adalah organisasi ortom muhammadiyah yang bergerak dibidang kepanduan tapi juga tidak melupakan nilai-nilai keislamannya. HW lebih kepada penyatuan terhadap alam, pergi mendaki dan berkemah sedangkan IMM lebih fokus kepada dakwah”.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh informan departemen bidang hikmah bahwa:

“menurut saya dalam memaknai HW, HW itu organisasi yang berkepanduan yang sama seperti pramuka. Kalau IMM lebih kepada dakwah, tapi HW tetap dalam ranah keislamannya”.

Dari pernyataan tersebut bahwa IMM memaknai HW bahwa HW adalah organisasi yang bergerak dibidang kepanduan. Akan tetapi tidak melupakan nilai- nilai keislamannya tetap dalam ranah kemuhammadiyahan. Sedangkan IMM lebih kepada dakwahnya.

3. Interaksi Sosial Antar Pelaku Organisasi Mahasiswa di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Begitu pula dengan interaksi antar pelaku organisasi IMM dan HW yang merupakan organisasi Muhammadiyah yang tergabung dalam ortom Muhammadiyah. Kedua organisasi ini melahirkan kader-kader yang berkualitas, salah satunya ialah kampus Universitas Muhammadiyah Makassar. Organisasi besar ini mempunyai ciri khas tersendiri untuk berlomba-lomba mencari mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama yang belum bergabung didalamnya untuk generasi selanjutnya yang bisa meneruskan dan perjuangkan organisasi tersebut.

Dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan melalui wawancara dan observasi di lapangan, begitu banyak pelajaran yang dapat memberikan inspirasi peneliti dan mahasiswa untuk melihat keadaan dan budaya interaksi sosial antar anggota kedua organisasi ini di dalam kampus. Ternyata ada moment-moment tertentu yang membuat mereka bersatu demi kemaslahatan umat bersama.

Manusia pada dasarnya memiliki sifat tolong-menolong antar sesama manusia, yang mempunyai kesulitan atau terkena musibah. Di dalam kedua organisasi ini sering sekali bekerja sama untuk membantu masyarakat secara umum. Kedua organisasi ini pun sering terlibat dalam suatu kegiatan-kegiatan besar muhammadiyah seperti adanya kajian-kajian yang dilakukan, pesantren mahasiswa baru, tabligh akbar, sampai kegiatan besar seperti buka bersama yang menghadirkan 10 pilar organisasi yang tergabung dalam organisasi yang dinaungi

muhammadiyah. Kegiatan tersebut untuk menjalin silatuhmi yang baik kepada semua organisasi. Seperti yang disampaikan oleh salah satu informan dari Bendahara 1 IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) bahwa:

“Kami ikut berpartisipasi ketika ada kegiatan besar muhammadiyah tidak lain hanya untuk senantiasa menjalin dan mempererat silatuhmi kami antar organisasi lain”.

Seperti halnya juga yang diungkapkan oleh seorang informan dari Ketua Bidang Tekpan HW (Hizbul Wathan) bahwa:

“Kami ikut bergabung dan bekerja sama dengan organisasi lain ataupun dengan organisasi IMM itu pada saat ada kegiatan besar muhammadiyah dan kegiatan-kegiatan lainnya”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa mereka saling bertemu dan bekerja sama hanya pada saat ada sebuah kegiatan kampus ataupun kegiatan besar yang diadakan oleh muhammadiyah, dan itu artinya bahwa proses interaksi mereka dalam hal kerja sama dan tolong menolong itu terbatas. Namun dalam hal kerja sama yang mereka lakukan dalam lingkup antar organisasi seperti halnya ketika ada kegiatan yang akan dilakukan organisasi HW dan IMM, maupun dengan organisasi yang lain harus mengadakan sebuah perjanjian antar kedua belah pihak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan oleh kedua organisasi tersebut pada saat menjalankan kegiatan atau acara tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Sekbid SPM dan Kabid Immawati Fikom FKIP IMM bahwa:

“sebenarnya bukan perjanjian yang bagaimana, namun dalam organisasi kami (IMM) ada sebuah kegiatan yang bernama kemah kader dan pada saat itu kami meminta bantuan kepada HW untuk melatih anggota kami karena HW tahu masalah perkemahan dan pada saat itulah ada sebuah perjanjian antara HW dan IMM untuk membantu kelancaran acara kami”.

Dari pernyataan informan di atas karena kepentingan yang sama antar kedua organisasi yang memungkinkan untuk bergabung dan bekerja sama, asalkan ada kesepakatan yang diinginkan oleh kedua belah-pihak supaya tidak adanya kecurangan yang merugikan dari salah satu organisasi tersebut. Namun dalam berorganisasi terkadang ada sebuah permasalahan-permasalahan yang terjadi baik itu permasalahan antar individu, individu dengan organisasi, organisasi dengan organisasi. Oleh karena itu permasalahan yang terjadi harus memiliki sifat transparansi serta memiliki hati yang tenang dan kepala yang dingin sehingga permasalahan dapat terselesaikan dengan mencari solusi secara bersama-sama dan berusaha jangan sampai terselesaikan dengan adu fisik. Seperti yang diungkapkan oleh informan Sekbid Keilmuwan dan Kabid Emas IMM bahwa:

“jika terjadi sebuah konflik antar organisasi, maka permasalahan yang terjadi antar organisasi agar dapat di musyawarahkan dengan baik untuk menyelesaikannya”.

Seperti halnya yang di ungkapkan oleh mantan Ketua Umum HW bahwa:

“setiap permasalahan yang terjadi antar organisasi masalah apapun itu, untuk menyelesaikannya harus melakukan rapat dan dimusyawarahkan antar organisasi, serta melakukan komunikasi secara langsung antar kedua organisasi yang bermasalah”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa antara organisasi IMM dengan HW dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi diantara mereka yaitu dengan melakukan sebuah rapat khusus dan melakukan sebuah musyawarah antar organisasi yang bertikai. Terkadang juga melakukan komunikasi secara langsung.

Sebagai seorang mahasiswa dan berkecimpung dalam sebuah organisasi harus memiliki intelektual yang tinggi dan ketenangan berfikir dalam menyikapi sebuah problema yang ada. Apabila terjadi sebuah permasalahan oranisasi harus dimusyawarahkan agar menghasilkan sebuah solusi yang baik dan mengedepankan kepentingan bersama. Namun, ketika terjadi sebuah permasalahan yang begitu sulit untuk menemukan titik temu dan diantara organisasi satu dengan organisasi yang lainnya tidak ada yang mau mengalah maka memanggil pihak ketiga menjadi solusinya.

Seperti yang diungkapkan oleh anggota HW (Hizbul Wathan) bahwa:

“ketika terjadi konflik yang berkepanjangan daan tidak menemukan titik terang maka langkah yang dilakukan ialah mencari seseorang yang bisa menengahi antara dua organisasi yang berkonflik dan tidak memihak dari kedua organisasi tersebut”

Adapun yang menjadi pihak ketiga dari permasalahan atau konflik yang terjadi yaitu pimpinan-pimpinan yang direktorat yang memiliki tingkat sosial yang tinggi terhadap organisasi manapun dan juga ketua dari masing-masing organisasi yang berupaya untuk menenangkan permasalahan atau konflik tersebut.

Seperti yang diucapkan oleh informan Sekbid SPM Dan Kabid Immawati Fikom FKIP IMM bahwa:

“sebelumnya kita harus melihat dulu tingkat permasalahan yang ada, jika memang masalah tersebut tidak menemukan titik terang maka untuk mengatasinya kita meminta bantuan kepada pimpinan-pimpinan direktorat untuk menjadi pihak ketiga juga dari ketua-ketua dari masing-masing organisasinya”.

Dari pernyataan diatas bahwa setiap permasalahan yang terjadi jika tidak dapat diselesaikan dengan duduk bersama atau musyawarah menyelesaikan dengan kepala dingin tanpa emosi maka dapat ditempuh langkah selanjutnya yaitu

dengan menunjuk seseorang untuk menjadi pihak ketiga untuk menyelesaikannya.

Dari pihak ketiga itulah yang akan memberikan solusi terbaik untuk penyelesaian masalah diantara kedua organisasi yang bertikai. Konflik-konflik yang terjadi mungkin saja akan mempengaruhi pergaulan antar anggota setiap organisasi.

Membahas mengenai pergaulan, suasana bergaulnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar sama halnya dengan kampus-kampus lainnya, mahasiswa harus pandai bergaul dan bersosialisasi dengan mahasiswa yang lainnya agar bisa bertukar pikiran dan mencari pengalaman dari masing- masing mahasiswa tersebut. Selain itu juga mahasiswa tidak ada paksaan untuk membatasi pertemanan dalam kehidupannya apalagi berbedanya organisasi.

Di dalam organisasi yang ada di Universitas Muhammadiyah Makassar pun tidak ada paksaan bagi anggotanya untuk bergaul dengan orang lain maupun kelompok lain dan tidak ada paksaan pula untuk masuk di dalam organisasi mana pun. Karena bagi mereka bergaul sangat penting untuk bisa mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Sehingga pengaruh pergaulan antara anggota organisasi IMM dan HW sangat besar dan tidak terlalu dipentingkan asalkan anggotanya mengetahui etika di dalam organisasinya.

Seperti yang diungkapkan oleh informan Ketua Bidang Tekpen HW bahwa:

“kalau di bilang membatasi dalam bergaul kami tidak membatasi anggota organisasi kami, tapi memang ada etika yang mesti kita pahami dalam bergaul dilingkungan organisasi ini (HW)”.

Seperti juga yang dituturkan oleh informan Departemen Bidang Hikmah IMM bahwa:

“ya tentu tidak, dalam organisasi kami tidak membatasi pergaulan antar anggotanya. Kami memberikan kebebasan anggota kami untuk

bersosialisasi dengan sypa saja karena disitulah anggota kami dapat bertukar pikiran dan bisa berbagi ilmu pengetahuan”.

Dari hasil wawancara tersebut diatas bahwa antara anggota IMM dan HW dapat bergaul dan berinteraksi dengan baik karena dari masing-masing organisasi tidak menutup diri dalam hal pergaulan. Namun, harus memperhatikan etika-etika bergaul dalam lingkungan organisasi mereka. Hal ini terbukti dari hasil observasi mengenai pergaulan antara HW dan IMM. Sering kita jumpai saat berada di kantin, taman kampus, dan saat mengerjakan tugas kuliah. Mereka tidak menutup kemungkinan untuk bergabung dan bercanda sesame teman kelas ataupun dengan fakultas lain yang berbedaa organisasi. Bahkan ada yang anggota yang masuk dalam organisasi IMM juga menjadi anggota HW. Namun, terkadang ada anggota dari salah satu organisasi takut dan menutup diri untuk bergaul dengan organisasi lain dan lebih memilih untuk bergabung dengan teman-teman organisasinya.

Dalam pergaulan antar manusia atau interaksi antar sesama baik antar individu maupun kelompok terkadang muncul keinginan untuk menjadi lebih dari yang lain, menginginkan sebuah pengakuan bahwa saya lebih baik dari mereka.

Namun, manusia pada dasarnya selalu merasa tidak pernah puas selalu menginginkan yang dan mempunyai keinginan untuk pengakuan dilingkungan sekitarnya. Untuk mendapatkan pengakuan itu tidak mudah untuk dilakukan, karena harus bersaing dengan orang lain yang menginginkan pengakuannya juga.

Adapun persaingan yang terjadi antar organisasi didalam kampus, karena adanya dorongan yang membuat mereka untuk mempertahankan eksistensi organisasi. Apabila anggota tidak memiliki keberanian dan pemikiran yang kritis untuk bersaing maka organisasi itu akan ditindas oleh salah satu dari organisasi

tersebut. Oleh sebab itu, mahasiswa yang mengikuti organisasi harus meningkatkan kemampuannya di dalam berorganisasi.

Seperti yang di ungkapkan oleh informan Ketua HW bahwa:

“ya persaingan itu hal yang wajar dalam berorganisasi, akan tetapi lagi-lagi saya bahasakan bahwa persaingan yang terjadi adalah persaingan yang secara sehat tanpa ada kecurangan sedikit pun”.

Seperti halnya juga yang di ungkapkan oleh informan Bendahara 1 IMM bahwa:

“kalau persaingan antar organisasi itu hal yang lumrah, persaingan yang terjadi pun hanya persaingan intelektual saja”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya dalam setiap organisasi pasti terjadi sebuah persaingan. Namun, persaingan yang terjadi antara organisasi IMM dan HW hanya persaingan yang biasa saja seperti persaingan intelektual dan persaingan dalam hal prestasi kader. Dalam persaingan antara organisasi IMM dan HW di lakukan persaingan secara sehat tanpa adanya sebuah kecurangan yang terjadi. Mahasiswa harus sadar atas komitmen yang dibangun untuk mewujudkan kepentingan bersama dan menjaga nilai-nilai yang berlaku di setiap organisasinya.

4. Dampak-dampak dari Adanya Interaksi Sosial Antar Pelaku Organisasi Mahasiswa di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar

Interaksi sosial yang terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya akan berdampak bagi pelakunya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Seperti halnya dalam interaksi antar kelompok dalam hal ini adalah antar organisasi

dalam kampus di universitas muhammadiyah Makassar. Setiap organisasi tentunya mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai ataupun dikembangkan, selain itu dalam organisasi juga menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik antara organisasi lainnya seperti yang di ungkapkan oleh informan anggota HW bahwa:

“komunikasi dengan organisasi yang ada dalam kampus unismuh Makassar berjalan dengan baik dan tidak ada penyimpangan atau konflik yang terjadi dalam organisasi kampus”.

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang tejalin antar organisasi yang ada di dalam kampus Universitas Muhammadiyah Makassar baik itu organisasi IMM dengan organisasi HW terjalin dengan baik. Setiap organisasi yang ada di dalam kampus berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan organisasi yang lainnya. Ketika salah satu organisasi mengadakan sebuah kegiatan maka mereka mengundang organisasi lain untuk turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut juga ikut menyaksikan acaranya berjalan dengan lancar. Begitu pula sebaliknya, mereka membangun hubungan timbal balik yang sangat baik. Seperti yang diungkapkan oleh informan sekbid keilmuan dan kabid emas IMM bahwa:

“hubungan IMM dengan HW dan organisasi lainnya cukup tejalin dengan baik karena setiap organisasi lain mengadakan kegiatan ataupun organisasi kami yang mengadakan kegiatan pasti kami mengikutsertakan organisasi lainnya demi kelancaran sebuah kegiatan”.

Hubungan yang baik tidak hanya tejalin antara organisasi yang ada di dalam kampus universitas muhammadiyah Makassar saja, akan tetapi mereka juga membangun sebuah komunikasi yang baik juga dengan organisasi yang berada

diluar kampus universitas muhammadiyah Makassar. Demi kemajuan dan perkembangan sebuah organisasi dibutuhkan dorongan dari pihak luar atau organisasi yang berada diluar kampus. Seperti yang diungkapkan oleh informan ketua HW bahwa:

“kalau masalah membangun sebuah komunikasi dengan organisasi lain, itu merupakan sebuah kebutuhan dalam organisasi kami yaitu Hizbul Wathan yang kami sangat cintai ini. Maka dari itu kami dari HW membangun komunikasi mulai dari internal kampus sampai eksternal kampus”.

Dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam organisasi seperti organisasi HW dan organisasi-organisasi lainnya menjadikan sebuah komunikasi yang baik sebagai sebuah kebutuhan untuk organisasinya.

Sebuah komunikasi yang terjalin dengan baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi organisasi tersebut. Walaupun terkadang ada salah satu organisasi yang kurang membuka diri untuk bergaul dan menjalin sebuah kerjasama yang baik dengan organisasi lainnya. Namun, hal itu juga akan memberikan dampak yang buruk karena dalam berinteraksi atau dalam sebuah kehidupan manusia kita tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Begitu pula dengan organisasi mau tidak mau akan membutuhkan bantuan dari organisasi lainnya.

Ketika kita melihat kembali interaksi antara organisasi IMM dan HW sebagai ortom muhammadiyah terlihat seperti baik-baik saja karena ketika melakukan sebuah observasi yang terlihat adalah ada beberapa anggota yang awalnya bergabung dengan organisasi HW, namun anggota tersebut menjadi anggota di organisasi IMM bahkan menjadi pengurus inti. Seperti yang diungkapkan oleh informan departemen bidang hikmah IMM bahwa:

“kalau berbicara mengenai hubungan antara IMM dengan HW sebenarnya sangat baik. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Karena semenjak saya bergabung kedalam organisasi ini saya tidak pernah melihat ada konflik antara HW dan IMM. Bahkan ada beberapa anggota yang berkecimpung dalam dua organisasi ortom muhammadiyah ini dan itu sangat menyengkan karena itu dapat menambah wawasannya”.

Dari pernyataan informan tersebut dapat dikatakan bahwa interaksi yang terjalin antara IMM dan HW sangat baik dan dapat memberikan sebuah dampak positif bagi anggota-anggotanya. Dapat dilihat dari pernyataan diatas bahwa adanya salah satu anggota yang memutuskan untuk bergabung kedalam dua organisasi muhammadiyah yaitu IMM dan HW akan lebih mempererat silaturahmi antar kedua organisasi tersebut.

Hubungan-hubungan yang terjalin antar kedua organisasi ini yang memberikan dampak positif bagi anggotanya. Dari interaksi yang baik yang mereka bangun sehingga memberikan sebuah manfaat bagi setiap pelaku organisasi itu sendiri. Dari manfaat itulah sehingga setiap anggota yang ada didalamnya dapat beriteraksi dan berani tampil didepan umum. Orang yang berorganisasi dengan orang yang tidak pernah masuk dalam sebuah organisasi akan terlihat berbeda ketika berhadapan dengan orang banyak. Seseorang yang pernah yang berkecimpung dalam sebuah organisasi telah terlatih untuk mengemukakan pendapat didepan orang banyak. Seperti yang diungkapkan oleh informan ketua bidang tekpen HW bahwa:

“selama saya bergabung dalam organisasi Hizbul Wathan banyak manfaat yang saya dapatkan, mulai dari mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah yang berbeda-beda jurusan dan beda fakultas, retorika berbicara kami dilatih untuk berani berbicara didepan umum mengemukakan pendapat, melatih mental, dan masih banyak lagi tidak dapat saya utarakan satu persatu”.

Dari pernyataan diatas bahwa berkecimpung dalam sebuah organisasi tidak akan berdampak negative bagi pelakunya. Namun, ada berbagai dampak positif yang didapatkan. Seperti halnya yang diungkapkan juga oleh informan sekretaris bidang SPM IMM bahwa:

“ketika saya masuk kedalam organisasi IMM ini yang saya dapatkan ialah saya mampu untu memahami kajian secara murni dan mampu memahami sebuah kepemimpinan dan mengajarkan kita untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijaksana”.

Dari hasil wawancara diatas bahwa organisasi IMM dan HW ini memberikan sebuah dampak positif yang begitu bermanfaat bagi para pelakunya.

Terbukti dari manfaat yang innforman diatas dapatkan yaitu dalam organisasi mereka diajarkan untuk mampu memahami sebuah arti kepemimpinan yang sebenarnya.

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa setiap organisasi memberikan dampak negatif dan positif dalam beriteraksi satu sama lain. Namun, antara oerganisasi IMM dengan HW kebanyakan memberikan sebuah dampak positif dan mengarah kehal-hal yang lebih baik untuk setiap anggotanya. Sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antar setiap anggota yang berkecimpung didalam organisasi tersebut.

D. Pembahasan Teoritik

1. Sinergitas teori interaksionis simbolik terhadap interaksi sosial antar pelaku organisasi mahasiswa

Seperti yang diungkapkan oleh Blumer bahwa Interaksi merupakan proses dimana kemampuan berpikir dikembangkan dan diperlihatkan. Semua jenis interaksi memperbesar kemampuan kita untuk berpikir. Dalam kebanyakan interaksi, aktor harus memperhatikan orang lain dan menentukan kapan dan bagaimana cara menyesuaikan aktivitasnya terhadap orang lain.

Teori interaksionisme simbolik merupakan sebuah teori yang berusaha menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis makna. Adanya reaksi yang menimbulkan makna dari individu satu dengan yang lain dapat timbulkan karena adanya suatu interaksi sosial. bagi seseorang, makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu itu.

Tindakan-tindakan yang mereka lakukan itu akan melahirkan batasan-batasan bagi orang lain. Manusia dilihat saling menafsikan atau membatasi masing- masing tindakan mereka dan bukan hanya saling bereaksi kepada setiap tindakan itu menururt mode stimulus-respon. Seseorang tidak langsung memberi respon pada orang lain, tetapi didasari oleh pengertian yang diberikan kepada tindakan individu.

Begitu pula dengan interaksi sosial yang terjadi antar setiap kelompok mereka saling member sebuah reaksi terhadap kelompok lain sehingga kelompok lain memberikan sebuah respon terhadap setiap reaksi yang diberikan oleh kelompok lain. Dari hal tersebut dapat kita dari interaksi sosial yang terjadi antar

Dalam dokumen melakukannya dengan baik. (Halaman 100-116)

Dokumen terkait