• Tidak ada hasil yang ditemukan

ذلاَا ن ْ

D. Kajian Penelitian yang relevan

1. Manajemen Kurikulum

Dunia pendidikan khususnya sekolah, kegiatan manajemen merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas satu sama lainnya. berasal dari Bahasa Inggris, management merupakan ketatalaksanaanata pimpinan dan pengelolaan. Sehingga manajemen adalah usaha sadar atau proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.14 Berdasarkan uraian di atas Manajemen adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien guna mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan.

Sementara itu kurikulum dari bahasa Prancis, yang mana kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).

Kurikulum berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan.15 Manajemen kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang mempunyai kedudukan utama dalam aspek kegiatan pendidikan dan disusun sesuai dengan konteks pengelolaan sekolah dan kurikulum yang digunakan oleh sekolah, yaitu relevansi antara kurikulum nasional, kebutuhan lingkungan sosial dan dunia kerja serta kondisi sekolah peserta didik.

14 Noer Rohmah dan Zaenal Fanani, Pengantar Manajemen Pendidikan: Konsep dan Aplikasi Fungsi Manajemen Pendidikan Perspektif Islam (Malang: Madani, 2017), hlm. 35-36.

15 Zainal Arifin, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 12.

14 Dalam mencapai tujuan tertentu, kurikulum memiliki unsur atau komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya, komponen- komponen kurikulum menurut Sukmadinata diantaranya adalah sebagai berikut:16

a. Tujuan Kurikulum

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Bloom dalam buku Nana Syaodih mengemukakan tujuan mengajar sesuai dengan domain-domain perilaku individu dibagi menjadi 3, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.17 Aspek kognitif yaitu berhubungan dengan penguasaan kemampuan intelektual atau berfikir. Aspek afektif berkaitan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, minat, sikap, dan nilai- nilai. Sementara itu aspek psikomotor berhubungan dengan penguasaan dan pengembangan ketrampilan-ketrampilan motorik.

b. Bahan Ajar

Menurut Hamalik komponen isi kurikulum haruslah memiliki kriteria diantaranya adalah 1) signifikasi yaitu konten sebaiknya penting bagi suatu disiplin ilmu atau tema studi, 2) validitas yaitu konten sebaiknya otentik dan akurat, 3) relevansi sosial yaitu konten sebaiknya sesuai dengan nilai moral, cita-cita, permasalahan sosial, isu kontroversial, dan sebagainya untuk membantu siswa menjadi anggota masyarakat, 4) kegunaan yaitu

16 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2014).

17 Nana Syaodih Sukmadinata, “Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik...”, hlm. 103

15 konten sebaiknya berguna untuk mempersiapkan siswa menuju kehidupan dewasa, 5) kemampuan, yaitu konten sebaiknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, 6) minat, yaitu konten sebaiknya berkaitan dengan minat siswa.18

c. Strategi Mengajar

Strategi pembelajaran atau organisasi pembelajaran yaitu prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari lima variabel yakni tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode dan teknik mengajar siswa, guru, dan unsur penunjang.19 Pola pengorganisasian kurikulum diantaranya yaitu kurikulum mata pelajaran, kurikulum korelasi, kurikulum terintegrasi, kurikulum inti dan kurikulum pemecahan masalah.

d. Media Mengajar

Media mengajar merupakan sebuah alat yang digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan serta kemampuan dari peserta didik guna mencapai pembelajaran yang efektif. Media mengajar dilakukan dalam pembelajaran yang bertujuan sebagai media perantara atau alat bantu pemahaman dari peserta didik.

Gagne dalam buku Nana Syaodih mengungkapkan lima jenis

18 Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum Cet. IV.., hlm. 178.

19 Ibid,. hlm. 162-163.

16 perangsang belajar dan alat alatnya yaitu20 kata kata yang tertulis;

alat seperti buku pengajaran berprogram, bagan, proyektor slide, poster dan ceklist. Kata-kata lisan; alatnya yaitu guru, tape recording. Gambar dan kata-kata lisan; alatnya yaitu slide-tapes, slide bersuara, ceramah dan poster. Gambar bergerak, kata-kata dan suara lain; proyektor film bergerak, televisi demontrasi.

Konsep-konsep teoritis melalui gambar; alatnya yaitu film bergerak, permainan boneka atau wayang.

e. Evaluasi Pengajaran

Sistem penilaian merupakan komponen penting dari sebuah kurikulum karena membantu menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai setelah kurikulum diimplementasikan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak, serta untuk memberikan umpan balik terhadap teknik yang ditetapkan. Evaluasi pembelajaran biasanya dalam bentuk pertanyaan, dan evaluasi pelaksanaan pengajaran dikaitkan dengan semua aspek pembelajaran. Sebagai penentu kenaikan kelas atau kelulusan, evaluasi pembelajaran terkadang dilakukan di tengah proses pembelajaran (evaluasi formatif) dan di akhir tahun pelajaran (evaluasi sumatif).

f. Penyempurnaan Pengajaran

Penyempurnaan pengajaran yaitu rencana lanjutan dari komponen kurikulum yang telah memiliki tujuan tertentu untuk

20 Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik.

17 menciptakan keefektifan belajar. Guru atau sekolah menerima masukan dari segala pihak pada kegiatan evaluasi sebelumnya.

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management dikutif dalam buku Sukarna memaparkan bahwa manajemen dibagi menjadi empat fungsi dalam didalamnya yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian) Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).21 Sejalan dengan itu pengelolaan manajemen kurikulum dijabarkan dalam ruang lingkup manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.22 Pokok-pokok kegiatan dalam manajemen kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan menurut Veithzal Rivai dan Sylviana Murni sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin dan Aminuddin adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.23 Perencanaan memiliki peran penting dan merupakan langkah awal melakukan kegiatan guna untuk tercapainya tujuan tertetu.

Hamalik dalam buku Syafaruddin dan Aminuddin menyatakan bahwa dalam perencanaan kurikulum hal pertama

21 Sukarna, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: CV. Mandar Maju, 2011), hlm. 10.

22 Tim Dosen A.P, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2010), hlm. 41.

23 Syafaruddin dan Amiruddin, Manajemen Kurikulum (Medan: Perdana Publishing, 2017), https://doi.org/10.31227/osf.io/wnvxp, hlm. 54

18 yang dikemukakan ialah berkenaan dengan kenyataan adanya gap atau jurang antara ide-ide strategi dan pendekatan yang dikandung oleh suatu kurikulum dengan usaha-usaha implementasinya. Gap ini disebabkan oleh masalah keterlibatan personal dalam perencanaan kurikulum yang banyak bergantung pada pendekatan perencanaan kurikulum yang dianut.24

Berkaitan dengan itu terdapat dua pendekatan yang disampaikan oleh Hamalik dalam perencanaan kurikulum, yaitu

1) Pendekatan yang bersifat “administrative approach

Pendekatan ini kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi from the top down, dari atas ke bawah atas inisiatif para administrator. Dalam hal ini tidak banyak yang dapat dilakukan oleh bawahan dalam melakukan perencanaan kurikulum, karena atasanlah yang memiliki kuasa penuh dalam melakukan perencanaan tersebut.

2) Pendekatan yang bersifat “grass roots approach

Pendekatan ini menekankan pada perencanaan kurikulum yang melibatkan bawahan bahkan pada tingkat guru-guru untuk dapat bersama-sama memikirkan ide baru mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya untuk meningkatkan mutu pelajaran.25

24 Ibid., hlm. 149

25 Ibid., hlm. 150.

19 Menetapkan tujuan kurikulum, memeriksa lingkungan (sumber dan hambatan) dalam proses mencapai tujuan, dan menentukan pendekatan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan merupakan bagian penting dari perencanaan kurikulum.

Perencanaan, menurut Hadari Nawawi dalam buku Imam Machali dan Ara Hidayat, harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut: (a) pemikiran, (b) perkiraan, (c) persiapan, (d) efisiensi dan efektivitas, dan (e) operasional.26 Langkah-langkah yang dikerjakan dalam tahapan perencanaan kurikulum menurut Rohmah dan Fanani adalah:27

1) Goal/setting objectives (membuat formulasi dan menetapkan tujuan)

2) Environmental analist (menganalisis lingkungan)

3) Strategic plan decision making (pembuatan keputusan rencana strategis)

4) Develop operational plan (pengembangan rencana operasional)

5) Implement the plan and evaluate result (Implementasi rencana dan evaluasi hasil)

Perencanaan kurikulum juga memerlukan penggunaan a) kalender pendidikan, b) silabus, c) program tahunan, d) program semester, e) catatan pengajaran, dan f) rencana pelajaran.

26 Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018), hlm. 20.

27 Noer Rohmah dan Zaenal Fanani, Pengantar Manajemen Pendidikan: Konsep dan Aplikasi Fungsi Manajemen Pendidikan Perspektif Islam (Malang: Madani, 2017), hlm. 35-36.

20 b. Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian menurut Husaini Usman adalah menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, proses perencanaan dan pengembangan suatu organisasi yang akan mendapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.28 Pengorganisasian merupakan cara terbaik yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan bersama dengan sumber daya organisasi yang ada guna mencapai tujuan tertentu.

Ruang lingkup (scope), urutan materi (sequence), keberlanjutan (continuousity), keseimbangan (balance), dan keterpaduan (integration) adalah semua karakteristik yang harus diperhatikan saat mengatur atau menyusun komponen kurikuler.29

Oemar Hamalik memaparkan bentuk-bentuk organisasi kurikulum meliputi:30 kurikulum mata pelajaran (subject matter curriculum), kurikulum mata pelajaran berkorelasi (correlated curriculum), kurikulum bidang studi (broadfield curriculum), kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), kurikulum inti (core curriculum). Pada tahap pengorganisasian dan koordinasi ini

28 Usman Husaini, Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 171

29 Rusman, Manajemen Kurikulu..., hlm. 60

30 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 155-161

21 merupakan tahap yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh kepala madrasah. Kepala madrasah berkewajiban untuk mengelola dan mengatur kegiatan manajemen kurikulum dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada sehingga terwujud kerja sama dalam mencapai tujuan melalui pelaksanaan rencana.

Dikutip Rohmah dan Fanani proses pengorganisasian Menurut Ernest Dale meliputi:31

1) Pemerincian pekerjaan dan tugas-tugas dengan jelas

2) Pembagian kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang memungkinkan

3) Penyatuan pekerjaan secara rasional dan efisien

4) Koordinasi dan kerja sama dalam melakukan pekerjaan

5) Monitoring untuk menjaga konsistensi, efisiensi, dan efektivitas

6) Reorganizing, sebab organisasi merupakan sistem yang bergerak secara dinamis dan berkesinambungan

c. Pelaksanaan Kurikulum

Menurut Sri Minarti pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.32 Pelaksanaan kurikulum merupakan perwujudan dari rencana yang

31 Noer Rohmah dan Zaenal Fanani, Pengantar Manajemen Pendidikan...., hlm. 50-55

32 Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), hlm. 97

22 telah direncanakan kedalam pelaksanaan pembelajaran pada sebuah kegiatan pembelajaran.

Nana yang dikutip oleh Rusman, mengemukakan bahwa untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan.

Sebagus apapun desain kurikulum yang dibuat semua tergantung kepada guru. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum.33 keberhasilan dari implementasi kurikulum tidak lepas dari kerja sama semua sumber daya yang ada.

Oemar Hamalik berpendapat bahwa, pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan34 yaitu

1) Pelaksanaan kurikulum tingkat madrasah

Pada tingkatan sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.

2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas.

Pada tingkat kelas, guru sangat berperan dalam pelaksanaannya. Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi (terstruktur) untuk menjamin kelancaran

33 Rusman, Manajemen Kurikulum.., hlm. 61

34 Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum Cet. IV.., hlm. 172

23 pelaksanaan kurikulum tingkat kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu 1) Pembagian tugas mengajar 2) Pembagian tugas pembinaan ekstra kurikuler dan 3) Pembagian tugas bimbingan belajar.

Menurut Oemar Hamalik dalam implementasi kurikulum terdapat tiga tahapan pokok yang dilaksanakan, diantaranya yaitu:

1) Pengembangan program, mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian.

Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.

2) Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

3) Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.35

35 Ibid., hlm. 172

24 Berikut ini adalah unsur-unsur dalam implementasi kurikulum yaitu:

1) Pelaksanaan kurikulum berdasarkan prinsip kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.

2) Bahasa pengantar yaitu bahasa utama Bahasa Indonesia.

3) Ketetapan tentang jumlah jam belajar dan hari pada satu tahun pelajaran.

4) Kegiatan kurikulum meliputi kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang berupaya meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa melalui pengalaman kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang berlangsung di luar kelas dan layanan konseling dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi, kemampuan, dan minatnya.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti remedial, pengayaan, dan pembelajaran akselerasi dilakukan di luar jam pelajaran untuk mengoptimalkan kemampuan siswa.

5) Untuk membantu pencapaian kompetensi lulusan, tenaga kependidikan harus memiliki kualifikasi dan kompetensi khusus. Hal ini berlaku untuk guru, jajaran pimpinan sekolah, maupun pengawas sekolah.

6) Sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi tuntutan pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik, serta

25 kecerdasan intelektual, sosial, emosional, spiritual, dan psikologisnya.

7) Bimbingan dan konseling dalam konteks pengembangan kepribadian, sosial, karir, dan belajar peserta didik.

8) Pengembangan atau penyusunan silabus khusus untuk melayani peserta didik yang memiliki kesulitan tertentu atau kecerdasan di atas rata-rata.

9) Pengelolaan kurikulum dengan memberdayakan seluruh unsur penyelenggara pendidikan

d. Evaluasi Kurikulum

Menurut Oemar Hamalik, evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis, yang bertujuan untuk membantu pendidik memahami dan menilai suatu kurikulum, serta memperbaiki metode pendidikan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.36

Sementara itu menurut Tyler dikutip oleh Ibrahim, evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar. Hasil belajar tersebut biasanya diukur dengan tes. Tujuan evaluasi menurut tyler, untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi, baik secara statistic, maupun secara edukatif.37 Evaluasi kurikulum penting dilakukan guna

36 Ibid., hlm. 253.

37 Nasbi, “Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis.".., hlm. 328

26 menyesuaikan berkembangnya ilmu pengetahuan bersama kemajuan teknologi dan kebutuhan kebutuhan yang berubah.

Evaluasi mampu menjadi tolak ukur dan penilain terhadap tingkat pencapaian tujuan pendidikan melalui kurikulum yang bersangkutan.

Menurut Din Wahyuddin, pada tahap penilaian dilakukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilaian kurikulum dapat mencakup diantaranya berikut:38

1) Penilaian kontek memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang.

2) Penilaian input adalah mefokuskan pada kemampuan sistem, strategi, pencapaian tujuan, implementasi desain dan cost benefit dari rancangan.

3) Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.

4) Penilaian produk berfokus pada mengukur pencapiaan proses dan akhir program.

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

38 Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014).

27 Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Dokumen terkait