2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari hasil pekerjaan.
3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah dietahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan digambar rencana. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan (deviasi).
4. Tindakan korektif, yaitu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek.
Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan cara pemecahannya dan pelaksanaan yang harus dilakukan selanjutnya.
Manajemen proyek (Project Management) adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Selain itu manajemen proyek juga merupakan usaha pada suatu kegiatan agar tujuan pada kegiatan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain.
Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa manajemen suatu proyek konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan (baik berupa biaya, waktu maupun kualitas).
Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik proyek pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.
Pengendalian Proyek merupakan salah satu tahapan dalam proses manajemen proyek. Arti dari pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal hingga akhir pekerjaan proyek yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu
rencana dengan hasil kerja serta melakukan tindakan-tindakan korektif terhadap penyimpangan yang dijumpai dalam pelaksanaan baik mengenai mutu, waktu, maupun biaya.
Pengendalian mutu (Quality Control) adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dari pegendalian mutu adalah untuk menjamin kekuatan struktur yang telah dirancang oleh konsultan perencana. Dengan adanya pengendalian mutu yang baik, maka akan dihasilkan struktur yang sesuai standar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memperoleh hasil tersebut, mutu bahan yang digunakan untuk struktur dan finishing bangunan tersebut harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam pengendalian mutu adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu Material
Pengendalian mutu bahan sangat erat kaitannya dengan mutu bahan ataupun material yang digunakan dalam pebangunan suatu proyek.
Pengawasan perlu dilakukan guna mengetahui sesuai atau tidaknya mutu bahan yang digunakan dengan spesifikasi mutu bahan yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Pengendalian mutu dilapangan meliputi inspeksi dan test, pengendalian produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu.
Material yang perlu diawasi untuk mengendalikan mutu berupa material beton.
2. Pengendalian Peralatan
Peralatan merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan struktur, kerusakan alat dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan.
Oleh karena itu, mekanik mempunyai tanggungjawab besar untuk menjaga, merawat dan mengatur penggunaanya. Semua peralatan diproyek ini menjadi tanggung jawab kontraktor. Sehingga setiap kerusakan yang terjadi adalah tanggung jawab dari pihak kontraktor, termasuk servis dan perbaikan bila ada kerusakan.
3. Pengendalian Mutu Pekerjaan
Pengendalian mutu pekerjaan berfungsi untuk mengontrol hasil pelaksanaan pekerjaan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan atau belum. Sehingga akan segera diperbaiki jika terjadi kesalahan atau kekurangan, dan hal ini juga untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi selanjutnya.
Metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pengawasan mutu pekerjaan adalah:
a. Pengawasan langsung secara visual, fisik material atau hasil pekerjaan, b. Pengukuran langsung dilapangan,
c. Pengujian dilapangan, d. Uji laboratorium
Pengendalian terhadap mutu pekerjaan meliputi tiga hal, yaitu:
a. Pengendalian terhadap kualitas fisik meliputi kepadatan, stabilitas,kuat tekan, dan sebagainya, dimana apabila tidak memenuhi persyaratan harus dilakukan perbaikan (sesuai standarisasi).
b. Pengendalian mutu tentang dimensi, misalnya panjang, lebar, dan tebal yang tidak sesuai rencana atau tidak memenuhi syarat, makaharus diperbaiki.
c. Pengendalian terhadap pekerjaan terpasang, seperti agregat yang telah tergelar padat, bila setelah dilakukan pengujian dan hasilnya tidak memenuhi syarat maka dilakukan perbaikan atau penggantian, baik material maupun peralatan.
Pemeriksaan mutu pekerjaan dilakukan setiap satu pekerjaan telah selesai dikerjakan. Selama masa pelaksanaan proyek, kontraktor membuat gambar- gambar, catatan perhitungan mengenai proses kemajuan proyek. Hasil tersebut kemudian diperiksa oleh konsultan pengawas, untuk kemudian dapat diketahui sejauh mana prestasi kerja kontraktor. Prestasi kerja inilah yang menjadi dasar untuk pembayaran.
4. Pengendalian Waktu
Setiap proyek pasti membutuhkan suatu penjadwalan atau schedule dalam tahapan perencanaan, secara singkat penjadwalan atau schedule konstruksi merupakan suatu cara untuk menentukan dan menetapkan waktu pelaksanaan item pekerjaan serta alokasi sumber daya yang akandigunakan. Pengendalian waktu di proyek ini didasarkan pada Time Schedule dan Kurva S. Keterlambatan waktu pada suatu proyek akan sangat berpengaruh pada anggaran biaya proyek. Agar dapat berjalan tepat waktu, maka dibuatlah Time Schedule, sehingga dapat menghindari keterlambatan pekerjaan.
5. Pengendalian Teknis
Pengendalian teknis dilapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan didalam proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pada proyek.
6. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksana (RAP) yangtelah disusun. Perbandingan inilah yang nantinya akan dapat digunakan untuk mengevaluasi apabila terjadi pembengkakan biaya dalam proyek yang telah dikerjakan. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan.Rekapitulasi ini dibuat oleh pihak logistik yang telah melakukan pencatatan besarnya biaya yang dikeluarkan setiap kali ada pembelianmaterial. Sedangkan untuk pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang keluar untuk membayar gaji pekerja. Jumlah total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, jumlah biaya ini juga bisa digunakan sebagai dasar untuk meyusun Kurva S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai. Adapun dalam pengendalian biaya meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengendalian Biaya Material
Salah satu tugas logistik adalah untuk menangani segala kebutuhan barang atau material dalam proyek. Pengendalian harga tergantung dari seberapa cakapnya seorang logistik untuk memperoleh harga yang serendah-rendahnya, namun sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan dengan tetap mengacu pada RAB yang telah disusun.
b. Pengendalian Biaya Peralatan
Sebagian besar alat yang digunakan pada proyek ini adalah milik pribadi tukang, dan kontraktor. Ada beberapa alat yang di gunakan dengan cara menyewa, sehingga untuk biaya penyewaan alat tersebut diperhitungkan.
c. Pengendalian Upah Pekerja
Ada tiga kategori pembayaran yang terdapat dalam proyek ini, kategori tersebut dibedakan dari status dan kedudukan karyawan dan tenaga kerja, berikut adalah kategori cara pembayaran gaji tenaga kerja dan karyawan dalam proyek ini:
• Gaji Bulanan adalah sistem pembayaran yang dilakukan setiap bulan.
Cara pembayaran ini biasanya berlaku untuk karyawan tetap.
• Gaji mingguan ini diberikan setiap satu minggu sekali, pada harisabtu.
Upah mingguan ini berlaku bagi karyawan harian, tenaga kerja tak tetap dan buruh borongan.
• Upah lembur adalah upah yang diberikan bagi karyawan dan atau pekerja tetap maupun harian yang melakukan kerja lembur.
7. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Perlindungan tenaga kerja adalah salah satu hal penting dalam menjamin keamanan dalam pekerjaan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan fisik yang mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan dari kecelakaan kerja serta adanya pemeliharaan kerja dan perlakuan yang sesuai denganmartabat manusia dan moral agama.
Adapun sistem Manajemen K3 yang diterapkan pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Ponpes Nahdlatul Athfal adalah sebagai berikut:
a. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri atau APD adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan kerja.Perlengkapan pelindung diri ini biasanya digunakan oleh para pekerja untuk menghindari risiko kecelakaan. Seseorang yang bekerja dengan risiko kecelakaan tinggi sering kali diwajibkan untukmenggunakan APD. Adapun APD yang dibagikan kepada pekerja pada proyek ini berupa masker, rompi, sepatu boot dan sarungtangan.
Gambar 4.75 Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) 8. Pengendalian Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan kemampuannya akan semakin menunjang efisiensi pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian mutu tenaga kerja yang cukup bagus. Pada proyek ini, pengadaan tenaga kerja diserahkan sepenuhnya kepada pelaksana dan mandor. Mandor dan pelaksana harus menyediakan tenaga kerja yang cakap, terampil dan berpengalaman demi tercapainya efisiensi waktu pelaksanaan. Adapun tingkatan dalam tenaga kerja dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala Tukang atau Mandor
Mandor adalah tenaga yang mengawasi langsung dilapangan dan juga mengoordinasi para pekerja dilapangan sesuai dengan bidangnya.
b. Tukang
Tukang adalah tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan dalam bidang tertentu, misalnya tukang besi dan tukang kayu.