Pertemuan 6 2 x 45 menit) TP 9
C. Manfaat Peta
Beberapa informasi yang dapat diperoleh dalam penggunaan atau membaca peta yaitu:
1. Mengetahui posisi atau lokasi relatif.
2. Letak suatu tempat dapat dilihat dengan menghubungkan objek yang berdekatan di sebelahnya atau letak secara administrasi.
3. Letak astronomis suatu tempat ditemukan dengan arah mata angin atau orientasi pada peta. Secara kartografi, arah utara selalu menghadap ke atas pada media peta. Untuk menunjukkan letak suatu tempat dapat menggunakan orientasi peta tersebut.
4. Suatu lokasi ditemukan berdasarkan garis lintang dan garis bujur secara astronomis.
5. Mengetahui ukuran kenampakan muka bumi. Melalui skala yang ada pada peta, kita dapat mengukur jarak 2 tempat, panjang dan lebar, jalan atau sungai, dan luas suatu wilayah.
6. Mengetahui bentuk-bentuk kenampakan bumi. Fenomena permukaan bumi pada peta mempunyai bentuk yang bermacam-macam, misalnya kota, gunung, pelabuhan, jalan, sungai, danau, rawa, pulau dan sebagainya. Semua perwujudan tersebut digambarkan dalam bentuk simbol pada peta.
7. Mengetahui ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ketinggian tempat atau lokasi dalam suatu wilayah dapat diketahui dengan membaca titik ketinggian
maupun garis kontur. Setiap garis kontur selalu menunjukkan atau disertai angka ketinggian. Selain itu garis kontur juga dapat menunjukkan kenampakan fisik dari suatu wilayah atau relief dan kemiringan relief.
8. Mengetahui pola dan persebaran objek geografi baik bentang alam (pola aliran sungai, persebaran hutan di Indonesia, dan sebagainya) maupun bentang budaya (pola persebaran pemukiman, pola jaringan jalan dan kecenderungan perkembangannya).
9. Mengetahui persebaran sumber daya alam dan hasil produksinya atau potensi suatu daerah.
10. Membantu suatu pekerjaan atau proyek, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan
11. Membantu dalam perencanaan dan pembuatan suatu desain, misalnya desain jalan
12. Membantu dalam menganalisis data spasial seperti perhitungan volume D. Penginderaan Jauh
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Pengertian pengindraan jauh menurut beberapa ahli, antara lain:
a. Lillesan dan Kiefer, pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, ataupun gejala yang dikaji.
b. Lindgren, pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
c. Sabins, pengindraan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dan suatu objek
2. Komponen penginderaan jauh
Pengindraan jauh merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Komponen pengindraan jauh, yaitu:
a. Sumber tenaga
Sumber tenaga dalam proses peninderan jauh terdiri atas:1) Tenaga Alamiah (pasif), yaitu sinar matahari dan 2) Tenaga Buatan (aktif), yang berupa gelombang mikro (baterai/blitz dll). Fungsi tenaga tersebut adalah menyinari dan memantulkannya objek permukaan bumi pada sensor.
ISTILAH PENGINDERAAN JAUH
1. Inggris (Remote sensing) 4. Portugis (Sensoriamento remota) 2. Prancis (Teledetection) 5. Rusia (Distantsionaya)
3. Jerman (Fernerkundung) 6. Spanyol (Perception remota)
b. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi permukaan bumi. Lapisan udara terdiri dari molekul-molekul gas (O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium) dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
c. Interaksi antara tenaga dan obyek
Dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi terlihat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah terlihat gelap pada citra. Contoh : puncak gunung yang tertutup salju terlihat lebih cerah, dari pada puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
d. Objek
Merupakan semua fenomena yang menjadi target sasaran dalam pengindraan jauh (atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer).
e. Sensor
Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi akan diterima dan direkam oleh sensor. Sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
0 Sensor Fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
Sensor Elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetic, diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer.
f. Wahana adalah kendaraan yang membawa alat pemantau dalam pengindraan jauh.
g. Analisis Data, Analisis data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara interpretasi secara visual, numerik dan digital.
h. Perolehan Data, Perolehan data dapat berupa data manual (diperoleh melalui kegiatan interpretasi citra) ataupun data numerik (digital).
i. Pengguna Data, adalah orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil pengineran jauh.
Lembaga yang menggunakan data penginderaan jauh, yaitu: militer, kependudukan, pemetaan dan meteorologi dan klimatologi.
3. Jenis Citra Pengindraan Jauh
Citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor (optic, elekrooptik, dan elektronik). Citra dibedakan menjadi dua, yaitu:
1). Citra Foto (photographic image)
Citra foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. Hasil pemotreran yang menggunakan wahana layang - layang, balon udara, atau pesawat terbang disebut foto udara, sedangkan pemotretan menggunakan satelit disebut foto satelit.
2). Citra Nonfoto (nonphotographic image)
Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera dengan cara memindai (scanning).
Tabel 2.2 Perbedaan citra foto dengan citra nonfoto
No Variabel Pembeda Jenis Citra
Citra Foto Citra Nonfoto
1 Sensor Kamera Non kamera, atas dasar pemindaian
(scaning). Kamera yang detektornya bukan
film
2 Detektor Film Pita magnetic, termistor, foto konduktif dan
foto voltaic.
3 Proses perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik
4 Mekanisme Perekaman Serentak Parsial
5 Spektrum Elektromagnetik Tampak dan Perluasannya Tampak dan perluasannya, termal, serta gelombang mikro.
4. Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, mengenali objek pada citra, dan menilai arti penting dari objek. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data, yaitu:
a. Deteksi, adalah kegiatan mendeteksi obyek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit.
b. Identifikasi, adalah mengidentifikai obyek berdasarkan ciri-ciri spektral (rona), spasial (bentuk, ukuran pola, bayangan, tekstur, situs dan asosiasi) dan temporal (waktu).
c. Pengenalan, bertujuan untuk mengklasifikasikan obyek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu.
d. Analisis, bertujuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
e. Deduksi, merupakan proses penyimpulan berdasarkan bukti-bukti.
a. Unsur Interpretasi Citra
Pengenalan terhadap objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra.
Berbagai karakteristik untuk mengenali objek pada citra disebut unsur interpretasi citra, terdiri dari delapan unsur, yaitu:
1. Rona dan Warna, Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
2. Bentuk, bentuk mencerminkan konfigurasi atau kerangka objek, baik bentuk umum (shape) maupun bentuk rinci (form) untuk mempermudah pengenalan benda. Objek stadion sepak bola berbentuk persegi panjang, gunung api berbentuk cembung dan sekolah berbentuk I, L, U, atau kotak.
3. Ukuran merupakan ciri objek yang berupa jarak, luas, ketinggian tempat, kemiringan dan volume. Contohnya, ukuran rumah pemukiman berbeda dengan kantor atau daerah industri.
4. Tekstur adalah frekuensi perubahan atau pengulangan rona pada citra. Tekstur dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu halus, sedang, dan kasar. Contohnya, hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, sedangkan semak-semak bertekstur halus.
5. Pola adalah susunan keruangan bentuk suatu objek bentukan manusia dan objek alamiah, misalnya pola aliran sungai, pola permukiman penduduk, dan pola jaringan jalan.
6. Bayangan yang berbentuk pada suatu objek sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar Matahari. Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara.
7. Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman penduduk biasanya memanjang pantai, jalan dan sungai.
8. Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api.
5. Manfaat Penginderaan Jauh
Tujuan utama penginderaan jauh adalah merekam objek untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Hingga saat ini penginderaan jauh semakin banyak dimanfaatkan, antara lain:
1. Bidang hidrologi
a. Penginderaan jauh senantiasanya bermanfaat untuk proses pemetaan daerah aliran sungai (DAS) dan kawasan konšervasi sekitar sungai.
b.Pemantauan sedimentasi sungai, misalnya di wilayah muara sungai.
c. Pemetaan luas wilayah yang terkena dampak genangan sungai atau banjir.
d.Pemantauan proses perubahan bentuk atau alur sungai.
2. Bidang oseanografi (kelautan)
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan ketebalan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
e. Menganalisis kelayakan tempat berpotensi sumber daya alam.
f. Citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengatur jalur pelayaran.
g. Citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk mendeteksi letak kapal nelayan.
h. Citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk pemetaan jalur tol laut.
3. Bidang meteorologi dan klimatologi
a. Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang pergerakan tekanan udara.
b. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.
c. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
d. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
e. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
4. Bidang ilmu bumi (geofisika, geologi, dan geodesi)
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitasgunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.
5. Bidang geomorfologi
a. Mengamati bentuk, panjang, dan arah lereng.
b. Mengamati kekasaran lereng.
c. Mengamati gerak massa batuan.
d. Mengamati beda ketinggian.
e. Mengamati bentuk lembah.
6. Bidang pertanian
a. Mengetahui persebaran jenis tanah.
b. Mengetahui sifat fisik tanah.
c. Mengetahui tanaman yang terserang hama.
d. Mengetahui kandungan air dalam tanaman.