• Tidak ada hasil yang ditemukan

Master-plan Pengembangan Kawasan Minapolitan Tahun 2015-2020, dll

Dalam dokumen bupati klaten (Halaman 79-82)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

Misi 8 Meningkatkan kapasitas pelayanan publik

9) Master-plan Pengembangan Kawasan Minapolitan Tahun 2015-2020, dll

4.4. MAKSUD DAN TUJUAN 4.4.1. MAKSUD

Maksud dari penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

a. Memberikan arah pembangunan jangka menengah Kabupaten Klaten pada periode 2016─2021;

b. Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Klaten yang selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

c. Menjadi landasan penyusunan Renstra SKPD;

d. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati;

e. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan di wilayah Kabupaten Klaten;

f. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam

mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan

menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan

sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD.

4.4.2. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

a. Menjabarkan visi dan misi dalam agenda pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun ke depan, sehingga rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat terwujud, sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran, dan arah kebijakan yang telah ditetapkan;

b. Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

c. Mendukung upaya pencapaian kesejahteraan bersama melalui sinergitas, koordinasi dan sinkronisasi oleh masing-masing pelaku pembangunan didalam satu pola sikap dan tindak;

d. Mewujudkan keseimbangan lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam pembangunan yang berkelanjutan;

e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan daerah antara Pemerintah Kabupaten Klaten dengan daerah sekitar dan pemerintah pusat; dan

f. Mewujudkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.

4.5. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

Kebijakan penanggulangan bencana di Indonesia diatur terutama melalui Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan presiden serta turunan-turunannya. Khusus untuk Jawa Tengah, penyelenggaraan penanggulangan bencana diatur juga melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Regulasi yang menjadi dasar pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Klaten sejalan dengan landasan hukum yang tertera pada Bab I Sub Bab LANDASAN HUKUM.

Regulasi yang terkait dengan penanggulangan bencana di Kabupaten Klaten baru sebatas pembentukan kelembagaan yakni Peraturan Daerah Kabupaten Klaten nomor 8 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten.

4.6. KELEMBAGAAN

Kabupaten Klaten telah membentuk Badan Penanggulangan Bencana melalui Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten. Di dalam pasal 4 ayat (1), disebutkan bahwa BPBD Kabupaten Klaten mempunyai tugas:

a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara;

b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;

d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pada ayat (2) disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, BPBD mempunyai fungsi:

a) perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; dan

b) pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2011, BPBD Kabupaten Klaten terbagi menjadi empat bidang, yaitu Bidang Sekretariat, Kedaruratan dan Logistik, Pencegahan dan Kesiapsiagaan, serta Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Bagan Organisasi terlampir).

Dalam situasi normal, BPBD Kabupaten Klaten lebih menjalankan fungsi koordinasi yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana. Dalam situasi darurat BPBD Kabupaten Klaten menjalankan fungsi komando yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.

4.7. STRATEGI DAN SASARAN

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 44 Tahun 2014 tentang Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa strategi yang ditempuh dalam rangka penanggulangan bencana di Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1.

Pencegahan, dilakukan melalui tindakan-tindakan:

a.

Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana.

b.

Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba- tiba dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana.

c.

Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau sumber bahaya.

d.

Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

e.

Penguatan ketahanan sosial masyarakat.

2.

Mitigasi, tindakan yang dilakukan meliputi:

a. Pelaksanaan penataan ruang.

b. Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan.

c. Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern.

3.

Pengalihan, yaitu tindakan yang dilakukan adalah mengalihkan sebagian risiko kepada pihak lain (asuransi) dengan tujuan:

f. Menyediakan perlindungan asuransi bencana.

g. Sebagai jaring pengaman sosial.

h. Membebaskan atau mengurangi kewajiban pemerintahan untuk menanggung biaya rekonstruksi paska bencana.

i. Menghemat dana penanggulangan bencana.

j. Pemberdayaan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar.

4.

Kesiapsiagaan, tindakan yang dilakukan adalah:

a.

Penyusunan dan ujicoba rencana penanggulangan kedaruratan bencana.

b.

Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini.

c.

Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar.

d.

Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat.

e.

Penyiapan lokasi evakuasi.

f.

Penyusunan data akurat, informasi dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana.

g.

Penyediaan dan penyiapan lahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan sarana dan prasarana.

Pemerintah Kabupaten Klaten memandang bahwa strategi yang telah dirancang oleh Pemerintah Provinsi perlu ditindaklanjuti di tingkat kabupaten. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Klaten menetapkan strategi penanggulangan bencana yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

I. Penguatan Kerangka Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan

Dalam dokumen bupati klaten (Halaman 79-82)

Dokumen terkait