• Tidak ada hasil yang ditemukan

bupati klaten

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "bupati klaten"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828; Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 69);

Situasi Tidak Terjadi Bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode

Pada saat Darurat bersifat koordinasi, komando dan pelaksana;

Pada Pascabencana bersifat koordinasi dan pelaksana

Kerentanan ekonomi, merupakan kemampuan ekonomi seseorang atau masyarakat yang dapat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya, dan umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya karena tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk melakukan upaya pencegahan atau penanggulangan bencana; Pemilihan tindakan penanggulangan bencana Pasal 9. 1) Pemilihan tindakan penanggulangan bencana adalah upaya yang harus dilakukan berdasarkan perkiraan ancaman bahaya yang akan timbul dan kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan.

Kesiapsiagaan

Tanggap Darurat

Pemulihan

  • PENDAHULUAN a. Latar Belakang
  • GAMBARAN UMUM WILAYAH a. Kondisi Fisik
  • PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA a. Pra-bencana
  • MEKANISME PENANGGULANGAN BENCANA a. Pra Bencana

Alokasi dan peran pelaku dalam penanggulangan bencana Pasal 14. 1) Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah, dilakukan koordinasi dengan lintas sektor yang memiliki peran dan fungsi sebagai berikut. Kebijakan Tanggap Bencana (Legislasi, Kelembagaan) III. 2) Menyusun rencana tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran.

BUPATI KLATEN, Cap

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klaten.

SRI MULYANI

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN, Cap

JAKA SAWALDI

BERITA DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2019 NOMOR 31

PERATURAN BUPATI KLATEN

TAHUN 2019 Tentang

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA

PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN

Penguatan Kerangka Regulasi dan Kapasitas

PENDAHULUAN

  • RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
  • LATAR BELAKANG
  • TUJUAN
  • SASARAN
  • KEDUDUKAN DOKUMEN
  • LANDASAN HUKUM
  • RUANG LINGKUP
  • PERISTILAHAN

Selanjutnya, Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD) ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Hal ini lebih lanjut dijelaskan dalam ketentuan Pasal 6 ayat 5 Peraturan Nasional Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana.

5) Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten Tahun 2015 – 2020 yang selanjutnya disebut

Kerentanan dapat berupa kerentanan fisik, ekonomi, sosial dan lingkungan yang dapat disebabkan oleh berbagai sebab.

30) Sistem penanganan darurat bencana adalah serangkaian jaringan kerja berdasarkan prosedur-

  • SISTEMATIKA PENULISAN DOKUMEN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
  • PENDAHULUAN
  • ini memuat pengenalan awal dari dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Klaten sebagai sebuah rencana penyelenggaraan
  • GAMBARAN UMUM KEBENCANAAN
  • ini memuat tentang gambaran umum kebencanaan Kabupaten Klaten yang melipuri gambaran umum daerah (penduduk, luas wilayah, dll),
  • PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
  • ini berisi tentang penjelasan mengenai Pengkajian Risiko Bencana ini bersumber dari dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten
  • KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
  • ini menjelskan tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip dasar
  • STRATEGI, SARAN, DAN PROGRAM
  • ini berisi tetang Strategi, Saran, dan Program yang akan dilakukan untuk penanggulangan bencana untuk mewujudkan cita-cita
  • MONITORING DAN EVALUASI
  • ini diuraikan tentang monitoring dan evaluasi dalam Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Klaten. Monitorng yang dimaksudkan adalah
  • PENUTUP
  • ini berisi tentang semangat, komitmen, harapan dan pengaruh yang dibawa RPB terhadap penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
    • GAMBARAN UMUM WILAYAH
    • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
    • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (wilayah DIY) dan
    • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (wilayah DIY)
    • Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan
    • Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah Kecamatan-kecamatan: Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes,
    • Wilayah berbukit/gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan
    • Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi sebagian dari kecamatan-
    • Wilayah dengan ketinggian antara 100 – 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno,
    • Wilayah dengan ketinggian antara 200 – 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Manisrenggo, Jogonalan (di bagian
    • Wilayah dengan ketinggian antara 400 – 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Kemalang (sebagian besar),
    • Wilayah dengan ketinggian 1.000 – 2.000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang

Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten ini disusun menurut metodologi yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana tertuang dalam Pedoman Umum Penyusunan RPB (BNPB, 2013), revisi Perka no. rencana penanggulangan, latar belakang, tujuan, sasaran, kedudukan dokumen, landasan hukum, ruang lingkup, penghentian, dan metodologi penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana (RPB). Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten disusun berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana Kabupaten Klaten, kondisi wilayah Kabupaten Klaten dan sejarah kejadian bencana di Kabupaten Klaten.

Hasil kajian risiko bencana Kabupaten Klaten digunakan sebagai acuan dasar dalam merumuskan arah kebijakan dan fokus intervensi daerah dalam penanggulangan bencana. Bab ini memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan penanggulangan bencana daerah di Kabupaten Klaten, antara lain: Visi dan misi penanggulangan bencana daerah;

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan. Sumber : Bappeda Kab.Klaten
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan. Sumber : Bappeda Kab.Klaten

Kabupaten Klaten beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, suhu antara 28-30 derajat Celcius dan kecepatan angin rata-rata 20-25 km/jam. Jenis tanah di Kabupaten Klaten dapat dibedakan menjadi 5 (lima) jenis, yaitu: (i) tanah Litosol; (ii) tanah Regosol kelabu; (iii) Tanah Regosol coklat keabu-abuan; (iv) Lahan Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua; (v) Tanah Gromosol berwarna abu-abu tua. Dari segi penggunaan lahan di Kabupaten Klaten telah terjadi perubahan pola penggunaan lahan pada tahun 2017, dengan penurunan penggunaan lahan pertanian selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Sementara penggunaan lahan dan jenis pengairan mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir, Selengkapnya lihat tabel di bawah ini:

JENIS PENGGUNAAN LAHAN

Luas Penggunaan Lahan (Ha)

JENIS PENGGUNAAN

LAHAN Luas Penggunaan Lahan (Ha)

Aspek Demografi

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2017 adalah Kecamatan Trucuk yang berjumlah 71.058 jiwa atau sekitar 6,08% dari total jumlah penduduk Kabupaten Klaten. Dilihat dari pertumbuhan penduduk, yang tertinggi terdapat di Kabupaten Prambanan yaitu sekitar 1,01%; diikuti oleh Kabupaten Klaten Utara sebesar 0,86%; dan Kemalang sekitar 0,85. Laju pertumbuhan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Karangnongko yaitu -0,43%; diikuti oleh Kabupaten Pedan sebesar -0,12%; dan Kecamatan Cawas sebesar -0,06.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2015 – 2017 (dalam Jiwa)
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2015 – 2017 (dalam Jiwa)

No Kecamatan Tahun

1.163.218 1.167.401 Sumber: Klaten Dalam Angka 2018

  • SEJARAH KEJADIAN BENCANA
  • Tanah longsor
    • Perubahan-perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat atau kenaikan ketinggian permukaan air
    • Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi akibat erosi, proses pelongsoran terdahulu, pembangunan, penggalian,
    • Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras, salju, penumpukan batu-batu lepas atau bahan-bahan yang
    • Pengairan atau tindakan fisik / kimiawi lainnya yang dapat merunkan kekuatan tanah dan bebatuan setelah jangka waktu tertentu
  • Banjir
  • Letusan Gunung Api
  • Gempa Bumi
  • Kekeringan
  • Cuaca Ekstrim
    • ANALISIS KECENDERUNGAN 1. Kecenderungan Tanah Longsor
    • Kecenderungan Banjir
    • Kecenderungan Letusan Gunungapi
    • Kecenderungan Gempabumi
    • Kecenderungan Kekeringan
    • Kecenderungan Cuaca Ekstrem (Puting Beliung)
    • Kejadian Angin Puting Beliung memiliki kecenderungan meningkat, dengan puncaknya pada Tahun 2017
    • Kejadian Banjir cenderung meningkat, dengan puncaknya pada Tahun 2011
    • Kekeringan dan tanah longsor cenderung meningkat, di tahun 2018 terjadi 2 kejadian
    • Gempa bumi dan gunungapi cenderung tetap

Kejadian longsor di Kabupaten Klaten menurut tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Kejadian banjir di Kabupaten Klaten dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. Kejadian gempa di Kabupaten Klaten tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Kejadian kekeringan di Kabupaten Klaten dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Peristiwa letusan gunung api di Kabupaten Klaten ini berasal dari Leusan/letusan Gunung Merapi yang terjadi setiap 4 tahun sekali (berdasarkan sejarah kejadian).

Tabel 2.5 Kejadian Tanah longsor di Kabupaten Klaten Tahun 2008 – 2018 TAHU N
Tabel 2.5 Kejadian Tanah longsor di Kabupaten Klaten Tahun 2008 – 2018 TAHU N

KAJIAN RISIKO BENCANA

  • METODOLOGI
  • Pengkajian Ancaman
  • Pengkajian Kerentanan
  • Pengkajian Kapasitas
  • Pengkajian Risiko
  • Prasyarat Umum
  • Metode Umum
  • Metode Pemetaan Risiko Bencana
  • Metode Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana
  • Korelasi Peta dan Dokumen Kajian Risiko Bencana
    • PENGKAJIAN RISIKO BENCANA DI KABUPATEN KLATEN
  • Tingkat Ancaman
    • Tingkat Ancaman Tanah Longsor

Kajian risiko bencana ini merupakan hasil interaksi antara ancaman, kerentanan dan kapasitas di suatu wilayah. Dengan mengukur parameter-parameter di atas (ancaman, kapasitas dan kerentanan) akan diperoleh tingkat risiko bencana di suatu wilayah. Penting untuk dicatat bahwa peta risiko bencana dibuat untuk setiap jenis bahaya yang ada di suatu daerah.

Mengkorelasikan persiapan peta dan dokumen penilaian risiko bencana adalah metode umum penilaian risiko bencana di Indonesia. Ketentuan mengenai Indeks Bahaya dan Indeks Paparan Penduduk selengkapnya dapat dilihat pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 tentang Pedoman Penilaian Risiko Bencana.

POTENSI BENCANA DI KABUPATEN KLATEN 1. Banjir

  • Gempa bumi 3. Gunung Api
  • Kekeringan 5. Tanah Longsor
  • Cuaca Ekstrim (Puting Beliung)
  • Tingkat Ancaman Banjir
  • Tingkat Ancaman Kekeringan
  • Tingkat Ancaman Gempabumi
  • Tingkat Ancaman Letusan Gunungapi
  • Tingkat Ancaman cuaca ekstrem (puting beliung)

Tingkat ancaman diperoleh dengan menggabungkan indeks ancaman pada kolom dengan indeks populasi paparan pada kolom. Tingkat ancaman tiap jenis bencana di Kabupaten Klaten berdasarkan indeks ancaman tiap jenis bencana dan indeks keterpaparan penduduk di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Gambar 3.5. Banjir dan cuaca ekstrim memiliki tingkat ancaman yang TINGGI dengan indeks ancaman yang tinggi dan indeks populasi keterpaparan yang tinggi.

Gunungapi memiliki tingkat ancaman TINGGI dengan indeks ancaman sedang dan indeks populasi keterpaparan tinggi. Gempa bumi, tanah longsor dan kekeringan memiliki tingkat ancaman SEDANG dengan indeks bahaya sedang dan indeks populasi keterpaparan sedang.

Matriks Penentuan Tingkat Ancaman Kabupaten Klaten

Tingkat Kerugian

Sedangkan tingkat kerugian dapat dihitung dengan menggabungkan tingkat ancaman dan indeks kerugian yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis bencana. Warna titik temu antara Tingkat Bahaya dan Indeks Kerugian menunjukkan Tingkat Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana di wilayah tersebut. Cuaca ekstrim memiliki tingkat kerugian SEDANG dengan tingkat ancaman yang tinggi dan indeks kerugian yang rendah; Dan.

Tingkat Kapasitas

Selain itu, penilaian ketahanan desa di Kabupaten Klaten dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang merujuk pada kerangka masyarakat tangguh internasional yang dikembangkan dari HFA, yang mencakup aspek tata kelola;

Tingkat Risiko

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

  • VISI
  • Klaten, diartikan sebagai suatu daerah otonom, yang mempunyai batas- batas wilayah yang diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus
  • Sejahtera, yang dimaksud sejahtera adalah kondisi bahwa masyarakat Kabupaten Klaten dapat tercukupi kebutuhan hidupnya secara adil dan
    • MISI
  • Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung keberadaan masyarakat Klaten yang beriman dan
  • Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada Agropolitan dengan sumber daya yang bersifat potensial, andalan dan unggulan
  • Mewujudkan otonomi daerah bersendikan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab dan
  • Mewujudkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan
  • Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang sejahtera, aman dan damai, yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran dalam
  • Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lestari dan bersinar, yang ditandai dengan meningkatnya
  • Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berbudaya;
  • Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih;
  • Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing berlandaskan ekonomi
  • Meningkatkan kapasitas infrastruktur publik dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana dasar sosial masyarakat;
  • Meningkatkan kapasitas pengelolaan dan kelestarian sumber daya alam yang selaras dengan tata ruang wilayah;
  • Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berkepribadian;
  • Meningkatkan kapasitas pengarusutamaan gender dan perlindungan anak; dan
  • Meningkatkan kapasitas pelayanan publik
    • RENCANA STRATEGIS SKPD
    • Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Rencana Aksi Daerah Pendidikan Untuk Semua (RAD-PUS) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak (RAD-KLA) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Klaten Tahun 2015-2020,
    • Rencana Umum Penanaman Modal Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2015–2020,
    • Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan,dan
    • Master-plan Pengembangan Kawasan Minapolitan Tahun 2015-2020, dll
    • Penguatan Kerangka Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana
    • Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
    • Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan
    • Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana
    • Pencegahan dan Mitigasi Bencana
    • Kesiapsiagaan Bencana
    • Tanggap Darurat
    • Rehabilitasi dan Rekonstruksi
    • Keterlibatan

Peraturan yang menjadi dasar penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah Klaten sesuai dengan landasan hukum yang tercantum dalam bab I sub bab LANDASAN HUKUM. Penguatan regulasi dan mekanisme pendukung pelaksanaan penanggulangan bencana daerah dilakukan dengan membuat peraturan daerah tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah Klaten, standar prosedur (SOP) dan rencana penanggulangan bencana di wilayah Klaten. Sehingga dengan adanya dana penanggulangan bencana yang dialokasikan dalam jumlah yang tepat dapat membantu percepatan pelaksanaan penanggulangan bencana di wilayah Klaten.

Kami berharap pemerintah dapat mendorong para pemangku kepentingan di wilayah Klaten untuk menyusun dokumen penilaian risiko bencana sebagai dasar perencanaan pembangunan terkait pelaksanaan penanggulangan bencana. Pelaksanaan Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten merupakan tanggung jawab bersama dengan pemerintah sebagai penanggung jawab utama.

STRATEGI, SASARAN, DAN PROGRAM

STRATEGI PENANGGULANGAN BENCANA

Kegiatan prabencana/prabencana sering disebut sebagai pengurangan risiko bencana, sehingga hanya enam (enam) dari strategi tersebut yang digunakan saat menyusun rencana aksi pengurangan risiko bencana. Untuk melaksanakan program-program tersebut, perlu melibatkan beberapa SKPD dari instansi utama dan instansi terkait lainnya. Kantor induk dalam program yang bersifat generik/umum ini berlaku untuk semua jenis bencana yang terdiri dari 1 (satu) kantor.

Instansi utama dalam program yang berlaku secara umum/umum untuk semua jenis bencana adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten. Semangat bahwa penanggulangan bencana merupakan penyebab bersama diwujudkan dalam penyusunan RPBD, sehingga RPBD merupakan bentuk kesepakatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam lima tahun ke depan.

SASARAN DAN PROGRAM

Jika mitigasi risiko telah dilakukan dan risiko masih ada, maka risiko dialihkan ke pihak lain, misalnya melalui skema asuransi bencana. Jika ketiga tindakan tersebut telah dilakukan tetapi masih terdapat risiko, maka yang terakhir dilakukan adalah menerima risiko dan melakukan tindakan kesiapsiagaan Tindakan dalam manajemen risiko di atas dijabarkan dalam strategi yaitu: 5) pencegahan dan mitigasi bencana; dan 6) kesiapan. Selain itu, agar lebih terarah, strategi dijabarkan sebagai tujuan dan kemudian dirinci dalam program-program.

BPBD sebagai perpanjangan tangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sesuai dengan pasal 4 huruf b Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2011 bahwa BPBD mempunyai fungsi mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. cara . Hal terpenting dalam pelaksanaan program RPBD adalah kesepakatan dan keterlibatan seluruh instansi, sehingga masing-masing instansi memegang peranan penting dalam penyusunan RPBD.

Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan

Apabila potensi bencana dan unsur risiko tidak dapat dipisahkan (harus dipenuhi), maka upaya yang dilakukan adalah pengurangan risiko atau disebut juga dengan mitigasi.

Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu

Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan

Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana

  • Banjir

Program pengembangan wawasan kebangsaan Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Lingkungan Perumahan Sehat.

Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan Program peningkatan partisipasi dan kesetaraan gender dalam pembangunan. Berikut pendekatan yang diterapkan dalam strategi, sasaran dan program berdasarkan 4 prioritas bencana di Kabupaten Klaten.

Pencegahan dan Mitigasi Banjir

Kesiapsiagaan Banjir

Tanggap Darurat Banjir

Program Pencegahan Dini dan Penanganan Korban Bencana Alam Program Inspeksi Program Promosi Kondisi Jalan dan Jembatan.

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Banjir

  • Tanah longsor

Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Program untuk meningkatkan peran perempuan di perdesaan Program untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Pencegahan dan Mitigasi Tanah longsor

Kesiapsiagaan Tanah longsor

Tanggap Darurat Tanah longsor

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tanah longsor

  • Gempa Bumi

Mitigasi Gempa Bumi

Kesiapsiagaan Gempa Bumi

Tanggap Darurat Gempa Bumi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa Bumi

  • Letusan Gunung Api

Mitigasi Letusan Gunung Api

Tanggap Darurat Letusan Gunung Api Tabel 5.19

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Letusan Gunung Api Tabel 5.20

  • ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

Program Peningkatan Partisipasi Pemuda Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan. Anggaran kegiatan penanggulangan bencana mengikuti strategi penganggaran yang membagi anggaran penanggulangan bencana menjadi dua bagian. Anggaran pertama merupakan anggaran berkala yang merupakan beban tahunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Klaten, sedangkan anggaran kedua merupakan anggaran khusus untuk penanggulangan kedaruratan dan pemulihan bencana.

Anggaran pertama adalah untuk pelaksanaan penanggulangan bencana prabencana atau yang lebih dikenal dengan pengurangan risiko bencana. Apabila hasil kajian cepat bencana menunjukkan bahwa anggaran tanggap darurat dan pemulihan bencana melebihi kapasitas anggaran kontinjensi daerah, situasi bencana provinsi atau nasional akan direkomendasikan kepada kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah dan kepala BNPB.

MONITORING DAN EVALUASI

  • MONITORING DAN EVALUASI
  • Efisiensi, yakni derajat hubungan antara barang/jasa yang dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dan sumber daya yang
  • Efektivitas, yakni tingkat seberapa jauh program/kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan; dan
  • Kemanfaatan, yaitu kondisi yang diharapkan akan dicapai bila keluaran (output) dapat diselesaikan tepat waktu, tepat lokasi dan
  • ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengamanatkan agar “Rencana
    • PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan RPB Kabupaten Klaten dilakukan terhadap hasil kegiatan yang dapat berupa barang atau jasa, dan hasil program yang dapat berupa efek atau manfaat bagi masyarakat dan/atau pemerintah. Selain membandingkan tujuan dan pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam RPBD daerah Klaten, evaluasi juga dapat dilakukan dengan mempelajari dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan RPBD daerah Klaten tersebut. Kedua metode ini dapat saling mendukung satu sama lain dalam memberikan informasi yang berguna untuk keperluan perencanaan dan pemantauan pelaksanaan RPBD Kabupaten Klaten.

Seperti halnya monitoring, evaluasi pelaksanaan RPB Daerah Kabupaten Klaten juga dilakukan oleh pimpinan lembaga sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Diharapkan semua laporan terkait penanggulangan bencana dapat terdokumentasi dengan baik dan dikeluarkan secara resmi oleh BPBD.

PENUTUP

Gambar

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Klaten berdasar
Gambar 2.2 Jumlah Kejadian Tanah Longsor di Kabupaten Klaten
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan. Sumber : Bappeda Kab.Klaten
Tabel 2.1 Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam Ha dan meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memahami peristiwa alam yang terjadi dan dampaknya terhadap makhluk hidup dan lingkungan Kompetensi dasar :10.2 Menjelaskan dampak peristiwa alam terhadap makhluk hidup dan lingkungan